Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SEBAGAI UPAYA MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Disusun Oleh:

Kelompok Mesuji

1. Daniel Fremont (9915)

2. Darwin Juliansya (10049)

3. Selamat Hariyadi (10094)

4. Synthia Adellia A.P (9925)

Kelas: XI IPS – 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGRI 11

MALANG

2018
DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SEBAGAI UPAYA MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH

Makalah ini di buat untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh:

Kelompok Mesuji

1. Daniel Fremont (9915)

2. Darwin Juliansya (10049)

3. Selamat Hariyadi (10094)

4. Synthia Adellia A.P (9925)

Kelas: XI IPS – 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

TANJUNG SELOR

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Sebagai Upaya Menjaga dan
Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Nama Kelompok : Mesuji

1. Daniel Fremont (9915)

2. Darwin Juliansya (10049)

3. Selamat Hariyadi (10094)

4. Synthia Adellia A.P (9925)

Kelas : XI IPS– 1

Makalah ini disetujui di Tanjung Selor, Pada Tanggal ...... Maret 2018 Mengesahkan;

Pem Bimbing Kebahasaan,

Rita Junianti, S.Pd.

Pembimbing Isi Makalah,

Zubair, S.Pd.

NIP 19821030 200604 1 004


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Persatuan dan Kesatuan adalah hal yang mutlak bagi bangsa indonesia, Persatuan dan kesatuan
merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik dalam rangka merebut,
mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan.

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan terima kasih, kami persembahkan makalah ini kepada:

1. Guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas dan membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.

2. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses penyelesaian
makalah.

3. Teman–teman yang telah memberikan motivasi selama proses pembuatan makalah ini.

4. Orang tua serta teman-teman yang telah memberikan saran-saran dan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga
makalah yang berjudul “Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Sebagai Upaya Menjaga dan
Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia” sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, memberikan dukungan dan
motifasinya, dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada:

1. Bapak Zubair, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
telah memberikan arahan dan membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

2. Ibu Rita Junianti, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing
serta mengarahkan kami dalam penggunaan bahasa maupun dalam penggunaan EYD yang baik dan
benar dalam penulisan makalah ini.

3. Bapak Rachmad Hidayat, S.Sos., selaku guru pembimbing pengetikan yang telah membimbing
kami dalam sistematika penyusunan makalah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, kami harapkan kritik dan
saran dari pembaca agar kedepannya kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi. semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Tanjung Selor,....Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... iii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2

1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia........................................... 3

2.1.1 Tujuan NKRI.................................................................................... 4

2.1.2 Fungsi NKRI.................................................................................... 4

2.1.3 Sifat Negara...................................................................................... 5

2.1.4 Unsur-Unsur Negara......................................................................... 6

2.1.5 Bentuk Negara.................................................................................. 8

2.2 Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa............... 10

2.2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan................................................ 11

2.2.2 Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa............... 12

2.2.3 Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa............................. 13

2.2.4 Pengamalan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan............................ 14

2.2.5 Makna Bhinneka Tunggal Ika......................................................... 16

2.2.6 Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa...................... 17

2.2.7Menampilkan Sikap Cinta Tanah Air dengan Memahami


Sejarah............................................................................................ 19
2.2.8 Sikap dan Perilaku dalam Mempertahankan NKRI....................... 24

2.2.9 Memupuk Sikap Cinta Tanah Air dalam Berbagai


Kehidupan...................................................................................... 26

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 28

3.2 Saran.......................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 30

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik dalam rangka
merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan mengandung arti bersatunya
macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. Persatuan
Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia Persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena
persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya
masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempuh dalam jangkauan waktu yang lama sekali.

Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur
itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.
Masuknya kebudayaan dari luar terjadi melalui proses akulturasi (percampuran kebudayaan).
Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen, dan unsur-unsur kebudayaan lain
yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan yang datang dari luar diseleksi oleh bangsa
Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Untuk mengetahui persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat khusus penyusunan makalah ini yaitu:

a. Agar dapat mengetahui hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Agar dapat mengetahui persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

Untuk memahami mengenai negara, maka terlebih dahulu akan diawali dengan penelusuran kata negara
secara literal. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni state(bahasa Inggris),
staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa Prancis). Kata staat, state, etat diambil dari bahasa
Latin statusatau satum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat
yang tegak dan tetap.

Kata status atau satum lazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan). Istilah ini dihubungkan
dengan kedudukan persekutuan hidup manusia, yang juga sama dengan istilah status civitasi atau status
republicae.Dari pengertian yang terakhir inilah, kata status pada abad ke-16 dikaitkan dengan kata
negara. (Hartati, Atik., Sarwono. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia)

Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kebangsaan modern. Pembentukan
negara kebangsaan modern didasarkan pada semangat kebangsaan atau disebut nasionalisme.
Nasionalisme merupakan tekad dari orang-orang yang ada di wilayah itu (masyarakat bangsa) untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat itu
berbeda dalam ras, etnik, budaya, agama, bahkan dalam sejarah sekalipun.Istilah negara di ambil dari
bahasa Inggris, yakni state istilah ini sudah di gunakan sejak zaman Yunani kuno. Aristoteles dalam
bukunya Politica sudah merumuskan pengertian negara. Saat itu, Polisyang berarti sebagai negara kota
yang berfungsi sebagai tempat tinggal bersama warga negara dengan pemerintah dan benteng untuk
menjaga keamanan dari serangan musuh. Selain itu, Plato memandang bahwa negara timbul karena
adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan mendorong mereka untuk bekerja
sama dalam memenuhi kebutuhan.

Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan kekuasaan tersebut secara sah
pada semua orang yang ada didalam wilayahnya, mengatur hubungan, menyelanggarakan ketertiban dan
menetapkan tujuan bersama. (https://www.scribd.com/document/362113057/dinamika-persatuan-dan-
kesatuan-bangsa-sebagai-upaya-menjaga-dan-mempertahankan-nkri-docx).

2.1.1 Tujuan NKRI

Charles E. Merriam, dalam bukunya A History Of American PoliticalTheories mengemukakan lima tujuan
yang ingin dicapai oleh negara kesatuan, yaitu keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan,
kesejahteraan, dan kebebasan. Kelima tujuan tersebut dapat direduksi menjadi kesejahteraan atau
kemakmuran bersama. (Erwin, Muhammad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Bandung: Refika Aditama).
Tujuan dibentuknya negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 di alinea IV. Terdapat empat
tujuan nasional negara Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

2.1.2 Fungsi NKRI

Sejalan dengan tujuan nasional dan tujuan pembangunan nasional bangsa, NKRI memiliki fungsi-fungsi
antara lain:

a. Fungsi pertahanan, yaitu menyelenggarakan pertahanan dalam rangka menjaga kedaulatan


wilayah dan kemerdekaan bangsa.

b. Fungsi keamanan, yaitu menyelenggarakan tindakan pengaman dan penertiban untuk


menciptakan tertib kehidupan yang aman.

c. Fungsi pemerintahan, yaitu menyelenggarakan dan menjalankan tugas-tugas pemerintah,


birokrasi, dan pelayanan kepada masyarakat.

d. Fungsi kesejahteraan, yaitu menyelenggarakan pembangunan di berbagai bidang untuk


kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

e. Fungsi keadilan, yaitu membuat dan melaksanakan peraturan dalam kebijakan secara adil serta
memberi rasa keadilan kepada masyarakat.

2.1.3 Sifat Negara

Negara sebagai organisasi kekuasaan memiliki beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya.
Menurut Miriam Budiarjo, masing-masing negara memiliki sifat-sifat antara lain:

a. Memaksa, peraturan perundangan yang telah ditetapkan harus ditaati oleh seluruh warga negara
maupun aparatur negara. Karena apabila dilanggar alat-alat negara dapat memaksa dengan menerapkan
sanksi hukum yang tegas.

b. Memonopoli, negara dapat memonopoli tujuan bersama dalam negara. Seperti contoh negara
dapat melarang pendirian organisasi atau agama baru yang dilarang oleh Undang-undang.
c. Mencakup semua, hal ini mengandung maksud bahwa peraturan perundang-undangan berlaku
pada semua orang.

2.1.4 Unsur-Unsur Negara

Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang diselenggarakan oleh negara-negara Pan-Amerika di
kota Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur :

a. Rakyat adalah semua orang yang berada diwilayah suatu negara. Rakyat dalam suatu negara
meliputi penduduk atau bukan penduduk atau orang asing. Penduduk terdiri atas warga negara dan
bukan warga negara. Warga negara ada dua, yaitu warga negara asing atau warga negara keturunan atau
warga negara yang ditetapkan dengan undang-undang. Penduduk adalah setiap orang yang mempunyai
tempat tinggal tetap disuatu negara. Penduduk terdiri atas warga negara (Mayoritas) atau bukan warga
negara (Minoritas). Warga negara adalah setiap orang yang terikat dengan peraturan negara dan
penduduk terikat karena tempat tinggal.

b. Wilayah Negara

Suatu yang disebut dengan negara harus memiliki wilayah. Wilayah adalah seluruh tempat baik berupa
daratan, lautan, dan juga udara yang ada diatasnya yang memiliki batas-batas tertentu. Wilayah negara
terdiri atas daratan, perairan, udara dan wilayah ekstra teritorial.

c. Pemerintah yang Berdaulat

Pemerintah adalah seluruh perangkat atau alat perlengkapan negara sesuai dengan yang ditentukan
dalam undang-undang dasar negara tersebut. Secara teori bentuk pemerintahan dapat dikelompokkan
atas bentuk republik dan bentuk kerajaan.

Bentuk pemerintahan menunjuk pada bagaimana pemerintahan diangkat atau dipilih.

d. Pengakuan dari negara lain

Pengakuan dari suatu negara lain memiliki dampak positif antara lain akan memberi kemudahan dalam
pergaulan internasional, terbinanya persahabatan dan terpenuhinya kebutuhan. Pengakuan dari negara
lain ada dua macam, yaitu:

1. Pengakuan De Facto, adalah pengakuan secara kenyataan bahwa secara fisik di sebuah wilayah
telah berdiri sebuah negara.

2. Pengakuan De Jure, yaitu pernyataan secara resmi menurut hukum tentang berdirinya sebuah
negara.(https://www.scribd.com/document/362113057/dinamikpersatuan-dan-kesatuan-bangsa-
sebagai-upaya-menjaga-dan-mempertahankan-nkri-docx.)

2.1.5 Bentuk Negara


Bentuk negara adalah pengelompokkan negara berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan antara berbagai
tingkat pemerintahan dalam suatu negara. Semua negara bebas menentukan bentuk negaranya masing-
masing. Bentuk negara secara umum dibagi atas negara kesatuan dan negara serikat (Federasi).

a. Negara Kesatuan

Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di mana di seluruh negara yang berkuasa
hanyalah satu pemerintah yang mengatur seluruh daerah.

b. Negara Serikat

negara serikat ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, yang disebut negara
bagian. Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli tetap ada di negara bagian.

berikut ini adalah tabel mengenai Hakikat Negara Indonesia

No Aspek Informasi Uraian

1 Pengertian negara Negara adalah sekumpulan


orang yang menempati wilayah
tertentu dan di organisasi oleh
pemerintah negara yang sah,
yang umumnya memiliki
kedaulatan, baik kedaulatan
kedalam maupun kedaulatan
keluar.

2 Unsur-unsur Menurut Konvensi Montevideo


tahun 1933, yang
negara diselenggarakan oleh negara-
negara Pan-Amerika di kota
Montevideo, bahwa negara
harus memiliki unsur :

a. Penduduk yang tetap.

b. Wilayah tertentu.

c. Pemerintah.

d. Kemampuan mengadakan
hubungan dengan negara lain.

3 Bentuk negara a. Negara kesatuan ialah


negara yang merdeka dan
berdaulat di mana di seluruh
negara yang berkuasa hanyalah
satu pemerintah yang mengatur
seluruh daerah.

b. Negara Serikat ialah suatu


negara yang merupakan
gabungan dari beberapa negara,
yang disebut negara bagian.

4 Tujuan negara Tujuan negara merupakan


pedoman dalam menyusun dan
mengendalikan alat
perlengkapan negara serta
mengatur kehidupan rakyatnya.

5 Tujuan Negara Dari Pembukaan Alinea keempat


tersebut, tujuan Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia
terdiri dari:

1. Melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia

Memajukan kesejahteraan
umum

Mencerdaskan kehidupan
bangsa

Ikut melaksanakan ketertiban


dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial

2.2 Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis, suku, agama,
budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat
multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya (cultural background)
beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara
benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola
secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.

Nation And Character Building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan nasional sebagai wahana
pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-akhir ini semangat yang menjurus pada
kesukubangsaan semakin bertambah besar sepertinya semangat mengutamakan paham suku bangsa
lebih beradab dan maju ketimbang suku bangsa yang lainnya cenderung tumbuh.

Padahal semangat Kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran suku-bangsanya di tengah-


tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan paham kebangsaan yang
dikembangkan sejak negara ini berdiri.

Pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan itikad menjaga, melindungi,
mempersatukan dan membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab, setara dengan bangsa-
bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang yang sudah ditinggalkan. Manifesto
kultural Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan tekat untuk membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial,
serta menyiratkan landasan mutualisme (kebersamaan, dalam perasaan maupun perilaku) dan
kerjasama yang didasarkan atas kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itu pun semakin
pudar. Padahal makna dari manifesto kultural itu adalah tertanamnya perasaan saling memiliki dan
menghargai sesama warganegara Indonesia, meski dengan latar belakang etnik dan kebudayaan yang
berbeda-beda.

2.2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan
dan kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi.” Indonesia. Mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia
ditinjau dari segi geografis dan dari segi bangsa. Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang
membentang dari 95° sampai

141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11° Lintang Selatan atau wilayah yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke.

Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan sepenanggungan yang
bermukim di dalam wilayah itu. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam
wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
2.2.2 Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Cita-cita bangsa indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Penjabaran
secara terperinci tentang tujuan negara Indonesia adalah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alineia
keempat, yaitu:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

Penjabaran selanjutnya mengenai tujuan negara Indonesia terdapat dalam tujuan pembangunan
nasional Indonesia, penetapan visi, misi, strategis, dan agenda pembangunan nasional untuk tiap lima
tahun ke depan akan dituangkan dalam tiap rencana pembangunan jangka menengah (rpjm) tiap lima
tahun sekali. (Hartati, Atik., Sarwono. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia).

Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan
berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari
unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang
lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong.
Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan
kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses Akulturasi (percampuran
kebudayaan).

Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang
beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa Indonesia.
Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan
bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalanmusyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong
terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya. Tahap-
tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:

a. Perasaan senasib.

b. Kebangkitan Nasional.

c. Sumpah Pemuda.

d. Proklamasi.
2.2.3 Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh, terdapat
beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan. Prinsip-prinsip itu
adalah:

a. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk.
Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.

b. Prinsip Nasionalisme Indonesia, kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-
agungkan bangsa kita sendiri.Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul
daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan
semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan
sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.

c. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. yang memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap
sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.

d. Prinsip Wawasan Nusantara, dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan
dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan
wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta
mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita nasional.

e. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Reformasi, dengan semangat persatuan


Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat
yang adil dan makmur.

2.2.4 Pengamalan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan

Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan antara lain Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan
Wilayah Indonesia. Pepatah mengatakan “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”. Oleh karena itu
yang perlu kita tegakkan dan lakukan adalah:

a. Meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah. Meningkatkan kualitas


hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

b. Pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Memberikan otonomi daerah.

d. Memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hukum.

e. perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.


f. Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa terlindungi.

g. Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

h. Mengembangkan semangat kekeluargaan, yang perlu kita lakukan setiap hari usahakan atau
“budayakan saling bertegur sapa”.

i. Menghindari penonjolan sara dan perbedaan. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku, bahasa, agama serta adat istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, maka kita tidak boleh
melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu yang harus kita hindari
antara lain, egoisme, ekstrimisme, sukuisme, profinsialisme, acuh tak acuh tidak peduli terhadap
lingkungan, fanatisme yang berlebih-lebihan dan lain sebagainya.

2.2.5 Makna Bhinneka Tunggal Ika

Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau Kitab
Sutasoma karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di
Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap
satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata
uang, bahasa dan lain-lain yang sama. Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang
negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila
mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula
diartikan Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno
dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan
kutipan dari sebuah Kakawin Jawa Kuno, yaitu Kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antar umat.

Sejak Negara Republik Indonesia ini didirikan (merdeka), para pendiri bangsa dengan dukungan penuh
seluruh rakyat telah sepakat mencantumkan kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” pada lambang negara
Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari falsafah Nusantara yang sejak jaman Kerajaan
Majapahit juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu wilayah di kawasan Nusantara. Ini artinya, bahwa
sudah sejak dulu sekali, jauh sebelum jaman menjadi modern seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini
menjadi terdidik dengan tingkat intelektualitas tinggi seperti sekarang, kesadaran akan hidup bersama di
dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak banga di negeri ini.

Tetapi memasuki abad 21, di mana anak-anak bangsa Indonesia telah menjadi bangsa yang terdidik,
bangsa yang banyak sekali punya orang pintar alias kaum inteletual yang ilmunya bahkan diperoleh dari
sekolah-sekolah tinggi di luar negeri, sebuah kata, yaitu “pluralisme” yang artinya sama dengan
keberagaman, tiba-tiba saja menjadi istilah yang begitu gencar disebut. Setiap orang seakan kurang yakin
dengan keintelekannya bila tidak menyebut kata pluralisme setiap kali bicara, berdiskusi, berpidato dan
lain sebagainya.

2.2.6 Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah menyebarluaskan rasa kasih
sayang, kerukunan, kedamaian, persatuan dan kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga
pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain
sebagainya. Karena itu sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha
mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang
berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai.

Tetapi menyatakan Islam berarti salam damai saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan
tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum
Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri dengan cara damai pula. merupakan
perintah Islam yang harus dilakukan dengan cara-cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan
dan pengajaran yang baik. bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti
pemaksaan, kekerasan, apalagi terorisme.

Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari
hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya
menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri,
agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:

a. Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan.

b. Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja.

c. Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.

d. Selalu membuat perencanaan.

e. Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi.

f. Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain.

g. Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek.

h. Menjunjung tinggi keadilan.

i. Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi..

2.2.7 Menampilkan Sikap Cinta Tanah Air dengan Memahami Sejarah NKRI

Cinta tanah air berarti cinta pada negeri tempat kita memperoleh penghidupan dan mengalami
kehidupan semenjak lahir sampai akhir hayat. Seseorang yang cinta kepada tanah aimya senantiasa
berusaha agar negerinya tetap aman, sentosa, dan sejahtera.Cinta tanah air dan bangsa adalah suatu
sikap yang ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk kejayaan tanah air dan
kebahagiaan bangsanya. Sebagaiwarga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah air dan bangsa, yaitu dengan cara :

a. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.


b. Tidak akan melakukan perbuatan dan tindakan yang merugikan tanah air.

c. Setia dan taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bangsa yang cinta kepada tanah airnya akan selalu tanggap dan waspada terhadap setiap kemungkinan
adanya unsur-unsur yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Unsur-unsur tersebut dapat
berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang dapat membahayakan keamanan negara serta
kelangsungan hidup bangsa. Oleh karena itu sebagai warga negarayang baik, rasa kebanggaan itu
hendaknya diwujudkan dalam karsa dan karya yang baik untuk kemajuan bangsanya. Setiap warga
negara harus merasa terpanggil untuk memelihara dan mempertahankan jengkal demi jengkal tanah air
apabila ada bangsa-bangsa lain yang mencoba menjajah kembali negara kita.

Dikemukakan dalam Pasal 26 Ayat (1) UUD 1945 bahwa,yang menjadi warga negara Indonesia ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Yang dimaksud dengan penduduk Republik Indonesia ialahwarga negara Republik
Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia dan orarrg asing yang menetap atau bertempat tinggal
dan bekerja di Indonesia.Isi pasal di atas menyatakan bahwa warga negara Indonesia sudah selayaknya
tidak memandang suku atau melihat dari mana asalnya.

Sikap membeda-bedakan itu dapat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Sebagai
warga negara Republik Indonesia harus mampu menggalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara dalam mengisi kemerdekaan. Dalam hubungan itu, perasaan cinta tanah air dapat diwujudkan
dengan cara menjaga nama baik bangsa dan tanah air Indonesia, berjiwa dan berkepribadian Indonesia,
bangga bertanah air Indonesia, dengan penduduk dan adat istiadat yangberbhinneka, tidak akan
melakukan perbuatan dan tindakan yang merugikan tanah air dan bangsa, serta setia dan taat kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pula, adanya Ikrar Sumpah Pemuda yang mengakui bahwa kita. Bertanah air satu, tanah air
Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, kita harus bangga mempunyai tanah air
Indonesia, di mana pun kita berada. Keberadaan Indonesia dalam hubungannya dengan bangsa lain
dapat kita lihat di antaranya adanya kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara-negara lain,
baik di kawasan ASEAN maupun tingkat dunia.

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya negara bangsaIndonesia. Sejak saat itu,
Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak menentukan nasib dan arah bangsanya
sendiri.Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia pernah terjadi upaya untuk menggantikan bentuk negara.
Misalnyamenggantikan bentuk negara kesatuan menjadi negara serikat. Hal ini terjadi pada tahun 1949
sampai dengan tahun 1950. Akan tetapi, upaya untuk menggantikan bentuk negara itu selalu tidak
bertahan lama. Indonesia kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap
dipertahankan.
Daerah juga memiliki peranan yang penting dalam perjuangan merebut dan mempertahankan
kemerdekaan. Sejarah telah membuktikan bahwa tanpa peran rakyat di seluruh daerah belum tentu
tercapai perjuangan kemerdekaan. Demikian juga peran daerah pada saat ini memiliki peran yang sangat
penting. Kekayaan alam yang dimiliki daerah merupakan kekayaan bersama seluruh rakyat Indonesia dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih
berkeadilan dan lebih merata, maka prinsip desentralisasi atau otonomi daerah diharapkan mampu
mengatasi persoalan yang muncul dalam kerangka NKRI.

Sejarah perjuangan bangsa dan peran daerah dalam perjuangan berdiri NKRI mengandung nilai-nilai
yang sangat penting diwarisi oleh generasi muda, seperti Perjuangan melawan penjajah oleh daerah
memiliki arah tujuan yang sama, yaitu kemerdekaan Indonesia. Tokoh pejuang daerah merupakan tokoh
pejuang bangsa Indonesia, persatuan dan kesatuan telah terbukti menjadi kekuatan bagi
bangsaIndonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, Bangsa Indonesia telah sepakat
membentuk negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pilihan yang tepat. Mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan dan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara.

Kebanggaan terhadap daerah masing-masing perlu terus ditanamkan dan ditumbuhkembangkan dalam
masyarakat. Kekhususan dan keragaman daerah tetap terus dipelihara baik di bidang politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Namun, dikembangkan sesuai perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini mengandung makna kebanggaan dan kemandirian tidak
mengakibatkan proses perpecahanbangsa dan negara.

Kewenangan mengurus urusan pemerintahan sendiri tidak berarti tidak mentaati peraturan pemerintah
pusat, apalagi mengarah pada pemisahan daerah dari negara kesatuan.Sikap etnosentrisme yang
mengandung makna sikap yang menganggap budaya daerahnya sebagai budaya yang tertinggi secara
berlebihan dan budaya daerah lain dianggap lebih rendah. Sikap ini dalam kehidupan nampak antara lain
sikap mengutamakan kelompok daerahnya, memilih pemimpin atas dasar asal daerah, memaksakan
budaya daerah kepada orang lain, dan sebagainya.

Beberapa kerusuhan dalam masyarakat terkadang dapat dipengaruhi oleh faktor kedaerahan, seperti
kerusuhan antarpenonton sepakbola, antarwarga dalam masyarakat, dan sebagainya. Oleh karena itu
sikap etnosentrisme yang sempit harus di hindari.Upaya bela negara danpertahanan keamanan negara
ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Setiap warga negara,
tanpa kecuali sesuai dengan kedudukannya masing-masing memiliki hak dan kewajiban untuk turut serta
dalam upaya bela negara, pertahanan, dan keamanan negara. Kita sebagai pelajar dan generasi muda
berkewajiban mewujudkan nilai-nilai perjuangan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam berbagai lingkungan kehidupan secara nyata.

2.2.8 Sikap dan Perilaku dalam Mempertahankan NKRI


Bangsa Indonesia dalam kehidupan negaranya memiliki sesuatu wawasan nasional yang disebut
Wawasan Nusantara. Hakikat Wawasan Nusantara adalah cara pandang yang utuh dan menyeluruh
dalam lingkup Nusantara demi kepentingan nasional Indonesia. Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia megenai diri dan lingkungannya yang serba beragan dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan dengan tetap menghargai dan menghormati
ke-Bhinnekaan di dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional Indonesia.

Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan
Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan
Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat
wawasan nusantara di wujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantasa sebagai satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. (Nugroho Suryo., Pangalih Fajar., Dkk. 2013.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: Pratama Mitra Aksara).

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan perpecahan di tubuh
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keragaman tersebut seharusnya dapat menjadi sebuah
kekuatanuntuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa
sebagai ketahanan nasional. Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI.

a.Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, yang artinyamenjaga seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya.

b. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan negara,
dan mempererat persatuan bangsa.

c. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan,
dan tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah
Putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

d. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan
dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat. Wawasan Nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
keadilan, solidaritas, kerja sama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

e. Memiliki Wawasan Nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati,
dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain Pancasila sebagai
landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-
peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.

2.2.9 Memupuk Sikap Cinta Tanah Air dalam Berbagai Kehidupan


Sebagai generasi muda, hal yang seharusnya dilakukan saat ini sebagai persiapan untuk menggantikan
generasi tua di masa yang akan datang, yaitu dengan membina persatuan dan kesatuan. Dalam rangka
membina persatuan dan kesatuan bangsa, berbagai cara dapat dilakukan untuk menumbuhkan sikap
cinta tanah air. Rasa cinta terhadap tanah air diawali dengan rasa memiliki sense of belongingterhadap
negara kita. Hal ini didasarkan atas rasa bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia. Sebagai bangsa
yang berbudaya dan beradab, tentunya kita harus memelihara dan mengembangkan kebudayaan
warisan nenek moyang.

Rasa semangat kebangsaan menyuburkan rasa cinta tanah air yang akan membangkitkan kemauan untuk
membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar negara Pancasila dan
UUD 1945. Kecintaan tersebut akan menghapuskan rasa kesukuan yang sempit dan mendorong usaha
untuk meratakan pembangunan.Semuanya itu akan menjadi benteng kemungkinan tumbuhnya pikiran-
pikiran yang berbau separatisme (memisahkan diri dan mendirikan negara baru) ataupun rasialisme
(menonjolkan suku sendiri).

Cinta tanah air dan semangat kebangsaan adalah suatu sikap yang berlandaskaan ketulusan dan
keikhlasan hati dengan perwujudan tindakanyang nyata demi terbentuknya keutuhan dan kemakmuran
bangsa. Maka dari itu, warga negara memiliki kewajiban berperilaku cinta tanah air di antaranya adalah
sebagai berikut:

a. Berusaha menjaga dan mengharumkan nama baik negara dengan memberikan kontribusi nyata
melalui prestasi-prestasi yang dihasilkan serta tidak mencemarkan nama baik negara.

b. Memberikan bantuan, baik moral maupun materil demi kepentingan negara, salah satu contohnya
adalah dengan membayar pajak.

c. Mencintai dan senantiasa menggunakan produk dalam negeri.

d. Selalu bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD.

e. Senantiasa berusaha menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan budayaIndonesia hingga


tataraninternasional.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan
berdaulat. Makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan,
jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Nasionalisme
Indonesia, kebebasan bertanggung jawab, wawasan nusantara dan prinsip untuk mewujudkan cita-cita
pada era reformasi.

Meningkatkan keadilan dan tidak membeda bedakan antar suku bangsa. Arti Bhinneka Tunggal Ika
adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau Kitab Sutasoma karangan Empu
Tantular. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak
suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa
dan setanah air. Membangun persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi
kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat
sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif.
Bangsa Indonesia terdiri dari kolektifitas kelompok-kelompok masyarakat yang bersifat majemuk. Dari
segi etnitasnya terdapat 656 suku bangsa (Hidayat, 1997) dengan tidak kurang dari 300 jenis bahasa-
bahasa daerah, dan di Irian Jaya saja lebih 200 bahasa-bahasa suku bangsa (Koentjaraningrat,1993).
Penduduknya sudah mencapai 200 juta, yang menempatkan Indonesia pada urutan keempat dunia.
Suatu masyarakat yang multikultural tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki unit-unit
kekerabatan yang bersifat segmenter, akan tetapi sekaligus juga tidak dapat disamakan pula dengan
masyarakat yang memiliki diferensiasi atau spesialiasi yang tinggi.

Multikultural bangsa sebagai sesuatu yang lebih dari hanya keragaman kebudayaan. Masyarakat yang
benar-benar bersifat plural hanyalah apabila ada sesuatu keanekaragaman yang resmi diakui di dalam
sistem dasar dari kelembagaan-kelembagaan yang diwajibkan. Multikultural dapat terjadi di Indonesia
karena Letak geografis Indonesia, perkawinan campur dan iklim.

3.2 Saran

Indonesia memang suatu bangsa yang multicultural, bangsa yang berdiri dari bebagai macam suku,
budaya, ras dan berbagai bahasa. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi kita sebagai
bangsa indonesia untuk bersatu dan berjuang untuk bangsa yang terdiri dari bermacam-macam kultur
ini. Kita harus bersatu dengan bangsa yang lain dan bersama-sama, bergotong royong untuk mengangkat
martabat bangsa Indonesia di mata dunia.

DAFTAR PUSTAKA
http://civicpedia.blogspot.co.id/2017/03sika-tanahair-dengan-memahami sejarah.html .Diakses pada
tanggal 13 Januari 2020, pukul 11:00 WIB.

https://www.scribd.com/document/362113057/dinamika-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-sebagai-
upaya-menjaga-dan-mempertahankan-nkri-docx .Diakses pada tanggal 13 Januari 2020, pukul 11:30
WIB.

http://www.mikirbae.com/2017/01/hakikat-negara-kesatuan-republik.html .Diakses pada tanggal 13


Januari 2020, pukul 15:45 WIB.

http://www.lebahganteng.com/2017/01/makna-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html .Diakses pada


tanggal 14 Januari 2020, pukul 09:05 WIB.

http://kamuspkn.upi.edu/materi-148-memahami-makna-negarakesatuan-republik indonesiankri.html
.Diakses pada tanggal 14 Januari 2020. pukul 18:30 WIB.

http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html .Diakses
pada tanggal 13 Januari 2020, pukul 16:07 WIB.

http://nurnazilahpkn.blogspot.co.id/2010/07/hakekat-fungsi-tujuan-dansifat-negara.html Diakses pada


tanggal 13 Januari 2020, pukul 16:00 WIB.

http://noviaasti.blogspot.co.id/2010/12/negara-kesatuan-republik-indonesia-nkri.html .Diakses pada


tanggal 14 Januari 2020, pukul 15:50 WIB.

http://www.aguscs.com/2016/11/arti-penting-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html .Diakses pada


tanggal 14 Januari 2020, pukul 09:00 WIB.

http://www.markijar.com/2015/11/persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html Diakses pada tanggal 14


Januari 2020, pukul 16:05 WIB.

https://nurutamidarojah.wordpress.com/sesi-3/bab-3-memelihara-semengat-persatuan/b-arti-penting-
persatuan-dan-kesatuan-indonesia/ . Diakses pada tanggal 14 Januari 2020, pukul 16:06 WIB.

LAMPIRAN
Gambar 1 : Bentuk Persatuan Dan Kesatuan

Sumber : weekendnot.com

Gambar 2 : Bukti Menjunjung Tinggi Kebudayaan

Sumber :www.dindanuransyah.wordpress.com

Gambar 3 : Bukti Ketahanan Nasional

Sumber : www.hendrawan.com

Gambar 4 : Bukti Kecintaan Terhadap Tanah Air

Sumber : www.semangatgotongroyang.com
Gambar 5 : Bukti Semangat Persatuan Dan Kesatuan

Sumber : www.unknow.blogspot.com

Gambar 6 : Bukti Semangat Persatuan Dan Kesatuan

Anda mungkin juga menyukai