Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah populasi masyarakat yang mengalami peningkatan setiap tahunnya akan


berdampak pada peningkatan akan kebutuhan transportasi. Alat transportasi yang umum
digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor, hal ini dikarenakan sepeda motor
cukup terjangkau dan lebih fleksibel untuk masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas
yang cukup tinggi. Peningkatan permintaan akan sepeda motor harus diimbangi dengan
penambahan pelayanan untuk sepeda motor tersebut seperti bengkel. Dari kegiatan
bengkel tersebut juga dihasilkan limbah yang berupa limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) seperti oli bekas, accu bekas dan juga lap yang sudah terkontaminasi oleh
pelarut atau pelumas. Walaupun oli bekas masih bisa dimanfaatkan, bila tidak dikelola
dengan baik, maka akan membahayakan bagi lingkungan. Sejalan dengan perkembangan
kota dan daerah, volume oli bekas terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
kendaraan bermotor dan mesin-mesin bermotor. Di daerah pedesaan sekalipun, sudah
bisa ditemukan bengkel-bengkel sepi, yang salah satu limbahnya adalah oli bekas.
Dengan kata lain, keberadaan oli bekas sudah sangat luas dari kota besar sampai ke
wilayah pedesaan di seluruh Indonesia. Dari persebaran tersebut haruslah dilakukan
pengawasan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh limbah oli bekas
tersebut. Oli bekas merupakan senyawa hidrokarbon yang dapat merubah struktur dan
fungsi tanah sehingga produktifitas tanah menjadi menurun. Pencemaran oli bekas dapat
terjadi dikarenakan tidak adanya 2 sistem yang baku mengenai pengelolaan minyak
pelumas bekas terutama dari bengkel-bengkel kendaraan bermotor (Hertien dan Wahyu,
2004).

Kemajuan teknologi meningkat maka penggunaan bahan kimia dalam industri


maupun kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Disamping bermanfaat bahan kimia
juga berpengaruh negatif terhadap manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun
lingkungan.

1
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett
and Doulss, 1995 ). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas kerusakan, cedera, pada
organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi
substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme
terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan
terhadap organisme.

Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang
menggunakan keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang
(manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan). Suatu Industri identik dengan
tempat dimana berlangsungnya suatu perindustrian yaitu pabrik, dalam arti luas pabrik
adalah tempat manusia, mesin atau teknologi, material, energi, modal dan sumberdaya
dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi dengan tujuan menghasilkan suatu
produk dan jasa yang efektif, efisien dan aman.

Salah satu cakupanya yaitu industri dibidang otomotif. Industri otomotif


merupakan industri yang berkembang pesat dan terdiri dari beberapa jenis industri mulai
dari industri kecil hingga industri besar. Industri otomotif merupakan industri yang erat
kaitanya dengan kebutuhan masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu bagi
mahasiswa Pendidikkan Teknik Otomotif mengetahui apa saja jenis-jenis industri
otmotif guna menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang industri otomotif,
karena tidak menutup kemungkinan nantinya mahasiswa Pendidikkan Teknik Otomotif
akan menjadi subjek yang menangani industri otomotif.

B. Perumusan Masalah
a. Menganalisis Tiga Faktor Toksikologi Lingkungan Pada Industri Bengkel Motor
Fisik,Kimia,Biologi
b. Menganalisis Dampak Toksikologi Lingkungan Pada Manusia
c. Menganalisis Dampak Yang di Timbulkan Dilingkungan Biotik dan Abiotik Pada
Industri Bengkel Motor
d. Dampak Negatif Yang Ditimbulkan Bagi Perusahaan Atau Industri
e. Regulasi Atau Peraturan Yang Diberlakukan Di Industri Bengkel Motor

2
f. Penegakan SOP Dan Alur Kerja Bagi Kariawan Dilingkungan Pada Indsutri
Bengkel Motor
g. Bagaimana Menegakan Aturan Sefty ( APD ) Bagi Para Pekerja Agar Terhindar
Dari Bahan Toksik Dilingkungan Kerja Pada Industri Bengkel Motor

C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Tiga Faktor Toksikologi Lingkungan Pada Industri Bengkel
Motor Fisik,Kimia,Biologi
b. Untuk Mengetahui Dampak Toksikologi Lingkungan Pada Manusia
c. Untuk Mengetahui Dampak Yang di Timbulkan Dilingkungan Biotik dan Abiotik
Pada Industri Bengkel Motor
d. Untuk Mengetahui Dampak Negatif Yang Ditimbulkan Bagi Perusahaan Atau
Industri
e. Untuk Mengetahui Regulasi Atau Peraturan Yang Diberlakukan Di Industri
Bengkel Motor
f. Untuk Mengetahui Penegakan SOP Dan Alur Kerja Bagi Kariawan Dilingkungan
Pada Indsutri Bengkel Motor
g. Untuk Mengetahui Bagaimana Menegakan Aturan Sefty ( APD ) Bagi Para
Pekerja Agar Terhindar Dari Bahan Toksik Dilingkungan Kerja Pada Industri
Bengkel Motor

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tiga Faktor
a. Faktor fisika
Merupakan faktor didalam tempat kerja yang bersifat fisika. Faktor fisik
yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan, getaran,
radiasi, dan temperatir ekstrim.

1. Noise (Kebisingan)
dapat diartikan sebagai bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yaitu dalam
bentuk gelombang yang disalurkan melalui benda padat, cair dan gas. Bunyi
dapat didengar oleh telinga karena ada rangsangan pada telinga oleh getaran.

2. Fibrasi (Getaran Mekanis)


Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya.

3. Radiasi
Radiasi adalah hazard kesehatan di lingkungan tempat kerja dan dibagi
menjadi 2 golongan yaitu radiasi mengion dan radiasi tidak mengion.

4. Temperatur Ekstrim
Suhu ekstrim merupakan hazard kesehatan ditempat kerja yang disebabkan
karena suhu sangat rendah atau suhu sangat tinggi. Keadaan ini biasa
disebabkan karena iklim yang ada, juga dapat ditimbulkan karena dalam
proses produksi memerlukan temperatur ekstrim.

4
5. Iklim (Cuaca) Kerja

6. Tekanan Udara Tinggi dan Rendah

7. Penerangan di Tempat Kerja.

8. Bau-bauan di Tempat Kerja

b. Faktor Kimia
Hazards kimia adalah zat yang jumlahnya banyak beredar di sektor
industri. Sehingga maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat bervariasi.
Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai menimbulkan
penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang masuk ke dalam
tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.

1. Dust (Debu)
Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan, penghancuran,
pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan
anorganik, seperti batu, biji besi, metal, batubara, kayu, dan biji-bijian.

2. Fumes (uap cair)


Fumes adalah partikel zat kimia padat yang terbentuk dari kondensasi tahap
gas, umumnya terjadi karena penguapan setelah benda terlebur dan diameter
kurang dari 1.0 mikrometer. Pengelasan (welbing), penyolderan yang tidak
cukup panas dan pekerjaan lainnya akan menghasilkan fumes, dan biasanya
disertai dengan oksidasi kimiawi sehingga terjadi zat seperti ZnO, PbO, dll.

3. Smoke (asap)
Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya kurang
dari 0.1 mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari benda
yang mengandung karbon seperti batu bara dan minyak. Asap umumnya
mengandung titik-titik (droplets) partikel kering.

5
4. Mists (Kabut)
Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquiddroplets) yang terbentuk dari
kondensasi uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan dari bentuk cair
menjadi tingkat terdepresi, seperti proses deburan air (spashing, forming,
pemecahan atom cairan/atomizing)

5. Gas
Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan
mengisi ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya
dapat berubah menjadi cair pada kondisi suhu dan tekanan yang tinggi.

6. Vaspors (uap)
Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan
normal dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari sautu
bentuk cair ke bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya.

7. Zat Kimia dan Racun


Racun adalah zat kimia, tunggal atau campuran, yang dalam jumlah yang
relatif sedikit berbahaya bagi kesehatan, bahkan jiwa manusia

c. Faktor Biologi
Bahaya biologi dapat di definisikan sebagai debu organik yang berasal
dari sumber sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein
dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
 Menyebabkan infeksi dan
 Menyebabkan non-infeksi.

1. Bakteri
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang
buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak
dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan

6
oleh bakteri: anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit
kepala, atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan
sebagainya.

2. Bahaya infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja
yang potensial mengalaminya yaitu.: pekerja dirumah sakit, laboratorium,
jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll.
Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella,t etanus, salmonella,
chlamydia, psittaci.

3. Virus

4. Parasit

5. Jamur

6. Hewan

7. Tumbuhan

Penanggulangan bahaya biologi:


 Menengenal bahaya–bahaya biologi yang ada di tempat
 Menghindari kontak langsung dengan sumber
 Melakukan tindakan aseptis
 Menjaga kebersihan diri
 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai

7
B. Menganalisis Dampak Toksikologi Lingkungan Pada Manusia

Dari analisis kelompok kami terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi


kesehatan manusia anatara lain :

a. Debu
Yang dihasilkan dari proses pembersihan atau perbaikan motor pada saat service.
Mekanisme kerja debu masuk melalui saluran pernapasan yang dapat
membahayakan karena dapat menembus ke dalam paru-paru.

b. Oli
Yang dihasilkan dari proses pembersihan atau perbaikan motor pada saat service.
Mekanisme kerja melalui kontak silang yang bersentuhan langsung dengan
makanan.

c. Asap
 Yang dihasilkan dari paparan asap rokok yang terhirup langsung
 Yang dihasilkan dari sisa gas buangan knalpot
 Mekanisme kerja melalui saluran pernapasan yang berbahaya terhadap
kesehatan manusia

Didalam video yang kami analisis ini dalam proses pengerjaannya


terbilang sangat tidak sefty dikarena para mekanik yang bekerja dibengkel
tersebut tidak menerapkan SOP guna terhindar dari toksik yang ada yang berada
dilingkungan sekitar, seperti yang kita lihat oli yang berserahkan
dilantai,menggunakan celana/baju sebagai tumpuhan mesin yang terkontak
langsung dengan oli,merokok pada saat bekerja dan alat-alat yang berserahkan di
lantai.

8
C. Menganalisis Dampak Yang di Timbulkan Dilingkungan Biotik dan Abiotik
Pada Industri Bengkel Motor

Bengkel sepeda motor utntuk saat ini memang sangat berguna dan sangat
membantu bagi yang mempunyai kendaraan sepeda motor,namun disamping itu
bengkel motor juga dapat menghasilkan limbah serta kebisingan sebagai berikut:
1. Oli bekas (limbah cair)
2. Sekrap besi,busi bekas,kampas rem dll (limbah padat)
3. Karbon monoksida limbah gas (asap knalpot)

Dibengkel –bengkel resmi limbah yang dihasilkan sama persis dengan


limbah yang dihasilkan oleh bengkel biasa,yanag membedakan adalah dari cara
memperlakukan limbah itu sendiri. Dibengkel biasa limbah oli biasa tercecer
dimana-mana sehingga tanah lantai/tanah tercemar limbah padat sering
bertebaran dimana-mana sehingga lantai atau tanah tercemar limbah logam dan
untuk limbah gas yang berupa gas CO sering tidak diperhatikan karena tak
berbentuk, padahal gas tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan,
disamping limbah yang ditimbulkan tadi terdapat juga polusi suara yang
dihasilkan kendaraan yang sangat mengganggu lingkungan boitik dan abiotik.

D. Dampak Negatif Yang Ditimbulkan Bagi Perusahaan Atau Industri

Pencemaran suara adalah bunyi atau suara yang dikeluarkan oleh suatu
benda dan dikeluarkan dengan suara yang sangat keras sehingga dapat
mengganggu lingkungan dan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan tersebut.
Tingkat kebisingan yang tinggi ini yang dapat mengganggu lingkungan sehingga
menjadi pencemaran suara. Sejauh ini pencemaran suara di dunia paling banyak
disebabkan oleh kebisingan dari suara pesawat udara. Tetapi selain itu
pencemaran suara juga dapat diakibatkan dari suara kendaraan bermotor.

9
E. Regulasi Atau Peraturan Yang Diberlakukan Di Industri Bengkel Motor

Regulasi adalah suatu peraturan yang dibuat untuk membantu


mengendalikan suatu kelompok, lembaga/organisasi dan untuk masyarakat demi
mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersama, masyarakat, dan
bersosialisasi.
Tujuan dibuatnya regulasi atau aturan adalah untuk mengendalikan
manusia atau masyarakat dengan batasan-batasan tertentu. Regulasi atau
peraturan diberlakukan pada berbagai lembaga masyarakat, baik untuk keperluan
masyarakat umum ataupun untuk bisnis.
Regulasi atau aturan bisnis sendiri adalah aturan atau etika yang harus
dipenuhi oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya.

Ada beberapa regulasi atau peraturan dalam industry bengkel (otomotif) yang
berhubungan dengan lingkungan hidup dan masyarakat, yaitu :
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-51/MENLH/10/1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengolahan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perijinan Serta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air
4. Menurut KEPMENNAKER Nomor KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai
Ambang Batas Kebisingan
5. Kemenkes Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Nilai Konsentrasi
Maksimal Karbon Dioksida dan Karbon Monoksida.
6. Kemenkes Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Nilai Ambang Batas
Bedu Total
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara

10
8. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Ambang Batas Buang
Kendaraan Bermotor tipe Baru
9. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Ambang Batas
Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru.

F. Penegakan SOP Dan Alur Kerja Bagi Kariawan Dilingkungan Pada


Indsutri Bengkel Motor

Standard Operating Prosedur atau yang sering dikenal dengan sebutan


SOP merupakan kumpulan peraturan yang dibuat untuk mempermudah tugas
yang akan dikerjakan.
Dalam dunia perusahaan atau industry, SOP sangat dibutuhkan supaya setiap
karyawan, kepala bagian dan pemimpin perusahaan tersebut mengetahui arah dan
tujuan yang hendak dicapai.
Pada Prosedur Kerja atau SOP, ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu :
1. Sebelum Pengerjaan
 Mengatur parkiran motor
 Pemberian nomor urut servis
 Memasang pelindung motor
 Pendaftaran Servis
 Pengecekan awal (SP7) dan pemasangan SOP-Card
 Persilahkan konsumen ke ruang tunggu
 Koordinasi pekerjaan dengan teknisi

2. Saat Pengerjaan
 Pemahaman surat perintah kerja
 Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
 Mempergunakan bikelift
 Proses pengerjaan
 Bekerja sesuai SOP
 Pemeriksaan hasil kerja
 Merapikan peralatan dan membersihkan motor

11
3. Setelah Pengerjaan
 Pemeriksaan akhir seluruh pekerjaan
 Melakukan final chack (tekanan ban, RPM, dan kekencangan)
 Melepas pelindung motor
 Tes fungsi dan laik jalan
 Penjelasan hasil kerja dan penyerahan part bekas
 Menyelesaikan administrasi.

G. Bagaimana Menegakan Aturan Sefty ( APD ) Bagi Para Pekerja Agar


Terhindar Dari Bahan Toksik Dilingkungan Kerja Pada Industri Bengkel
Motor

Alata pelindu diri atau di singkat APD adalah suatu alat atau pengaman yang
digunakan untuk melindungi diri atau meminimalisir kecelakaan atau terpapar
langsung pada tubuh yang terjadi di tempat kerja.

Jenis – jenis APD :


1. Alat Pelindung Kepala ( Helm )
2. Alat Pelindung Mata ( Kaca mata pelindung )
3. Alat Pelindung Pernapasan ( Masker )
4. Alat Pelindung Telinga ( Ear plug )
5. Alat Pelindung Kaki ( Sepatu karet/safety )
6. Alat Pelindung Tangan ( Sarung Tangan )
7. Alat Pelindung Badan ( Wearpack )

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

13

Anda mungkin juga menyukai