PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett
and Doulss, 1995 ). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas kerusakan, cedera, pada
organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi
substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme
terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan
terhadap organisme.
Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang
menggunakan keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang
(manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan). Suatu Industri identik dengan
tempat dimana berlangsungnya suatu perindustrian yaitu pabrik, dalam arti luas pabrik
adalah tempat manusia, mesin atau teknologi, material, energi, modal dan sumberdaya
dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi dengan tujuan menghasilkan suatu
produk dan jasa yang efektif, efisien dan aman.
B. Perumusan Masalah
a. Menganalisis Tiga Faktor Toksikologi Lingkungan Pada Industri Bengkel Motor
Fisik,Kimia,Biologi
b. Menganalisis Dampak Toksikologi Lingkungan Pada Manusia
c. Menganalisis Dampak Yang di Timbulkan Dilingkungan Biotik dan Abiotik Pada
Industri Bengkel Motor
d. Dampak Negatif Yang Ditimbulkan Bagi Perusahaan Atau Industri
e. Regulasi Atau Peraturan Yang Diberlakukan Di Industri Bengkel Motor
2
f. Penegakan SOP Dan Alur Kerja Bagi Kariawan Dilingkungan Pada Indsutri
Bengkel Motor
g. Bagaimana Menegakan Aturan Sefty ( APD ) Bagi Para Pekerja Agar Terhindar
Dari Bahan Toksik Dilingkungan Kerja Pada Industri Bengkel Motor
C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Tiga Faktor Toksikologi Lingkungan Pada Industri Bengkel
Motor Fisik,Kimia,Biologi
b. Untuk Mengetahui Dampak Toksikologi Lingkungan Pada Manusia
c. Untuk Mengetahui Dampak Yang di Timbulkan Dilingkungan Biotik dan Abiotik
Pada Industri Bengkel Motor
d. Untuk Mengetahui Dampak Negatif Yang Ditimbulkan Bagi Perusahaan Atau
Industri
e. Untuk Mengetahui Regulasi Atau Peraturan Yang Diberlakukan Di Industri
Bengkel Motor
f. Untuk Mengetahui Penegakan SOP Dan Alur Kerja Bagi Kariawan Dilingkungan
Pada Indsutri Bengkel Motor
g. Untuk Mengetahui Bagaimana Menegakan Aturan Sefty ( APD ) Bagi Para
Pekerja Agar Terhindar Dari Bahan Toksik Dilingkungan Kerja Pada Industri
Bengkel Motor
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tiga Faktor
a. Faktor fisika
Merupakan faktor didalam tempat kerja yang bersifat fisika. Faktor fisik
yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan, getaran,
radiasi, dan temperatir ekstrim.
1. Noise (Kebisingan)
dapat diartikan sebagai bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yaitu dalam
bentuk gelombang yang disalurkan melalui benda padat, cair dan gas. Bunyi
dapat didengar oleh telinga karena ada rangsangan pada telinga oleh getaran.
3. Radiasi
Radiasi adalah hazard kesehatan di lingkungan tempat kerja dan dibagi
menjadi 2 golongan yaitu radiasi mengion dan radiasi tidak mengion.
4. Temperatur Ekstrim
Suhu ekstrim merupakan hazard kesehatan ditempat kerja yang disebabkan
karena suhu sangat rendah atau suhu sangat tinggi. Keadaan ini biasa
disebabkan karena iklim yang ada, juga dapat ditimbulkan karena dalam
proses produksi memerlukan temperatur ekstrim.
4
5. Iklim (Cuaca) Kerja
b. Faktor Kimia
Hazards kimia adalah zat yang jumlahnya banyak beredar di sektor
industri. Sehingga maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat bervariasi.
Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai menimbulkan
penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang masuk ke dalam
tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.
1. Dust (Debu)
Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan, penghancuran,
pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan
anorganik, seperti batu, biji besi, metal, batubara, kayu, dan biji-bijian.
3. Smoke (asap)
Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya kurang
dari 0.1 mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari benda
yang mengandung karbon seperti batu bara dan minyak. Asap umumnya
mengandung titik-titik (droplets) partikel kering.
5
4. Mists (Kabut)
Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquiddroplets) yang terbentuk dari
kondensasi uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan dari bentuk cair
menjadi tingkat terdepresi, seperti proses deburan air (spashing, forming,
pemecahan atom cairan/atomizing)
5. Gas
Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan
mengisi ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya
dapat berubah menjadi cair pada kondisi suhu dan tekanan yang tinggi.
6. Vaspors (uap)
Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan
normal dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari sautu
bentuk cair ke bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya.
c. Faktor Biologi
Bahaya biologi dapat di definisikan sebagai debu organik yang berasal
dari sumber sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein
dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Menyebabkan infeksi dan
Menyebabkan non-infeksi.
1. Bakteri
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang
buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak
dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan
6
oleh bakteri: anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit
kepala, atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan
sebagainya.
2. Bahaya infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja
yang potensial mengalaminya yaitu.: pekerja dirumah sakit, laboratorium,
jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll.
Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella,t etanus, salmonella,
chlamydia, psittaci.
3. Virus
4. Parasit
5. Jamur
6. Hewan
7. Tumbuhan
7
B. Menganalisis Dampak Toksikologi Lingkungan Pada Manusia
a. Debu
Yang dihasilkan dari proses pembersihan atau perbaikan motor pada saat service.
Mekanisme kerja debu masuk melalui saluran pernapasan yang dapat
membahayakan karena dapat menembus ke dalam paru-paru.
b. Oli
Yang dihasilkan dari proses pembersihan atau perbaikan motor pada saat service.
Mekanisme kerja melalui kontak silang yang bersentuhan langsung dengan
makanan.
c. Asap
Yang dihasilkan dari paparan asap rokok yang terhirup langsung
Yang dihasilkan dari sisa gas buangan knalpot
Mekanisme kerja melalui saluran pernapasan yang berbahaya terhadap
kesehatan manusia
8
C. Menganalisis Dampak Yang di Timbulkan Dilingkungan Biotik dan Abiotik
Pada Industri Bengkel Motor
Bengkel sepeda motor utntuk saat ini memang sangat berguna dan sangat
membantu bagi yang mempunyai kendaraan sepeda motor,namun disamping itu
bengkel motor juga dapat menghasilkan limbah serta kebisingan sebagai berikut:
1. Oli bekas (limbah cair)
2. Sekrap besi,busi bekas,kampas rem dll (limbah padat)
3. Karbon monoksida limbah gas (asap knalpot)
Pencemaran suara adalah bunyi atau suara yang dikeluarkan oleh suatu
benda dan dikeluarkan dengan suara yang sangat keras sehingga dapat
mengganggu lingkungan dan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan tersebut.
Tingkat kebisingan yang tinggi ini yang dapat mengganggu lingkungan sehingga
menjadi pencemaran suara. Sejauh ini pencemaran suara di dunia paling banyak
disebabkan oleh kebisingan dari suara pesawat udara. Tetapi selain itu
pencemaran suara juga dapat diakibatkan dari suara kendaraan bermotor.
9
E. Regulasi Atau Peraturan Yang Diberlakukan Di Industri Bengkel Motor
Ada beberapa regulasi atau peraturan dalam industry bengkel (otomotif) yang
berhubungan dengan lingkungan hidup dan masyarakat, yaitu :
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-51/MENLH/10/1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengolahan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perijinan Serta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air
4. Menurut KEPMENNAKER Nomor KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai
Ambang Batas Kebisingan
5. Kemenkes Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Nilai Konsentrasi
Maksimal Karbon Dioksida dan Karbon Monoksida.
6. Kemenkes Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Nilai Ambang Batas
Bedu Total
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
10
8. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Ambang Batas Buang
Kendaraan Bermotor tipe Baru
9. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Ambang Batas
Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru.
2. Saat Pengerjaan
Pemahaman surat perintah kerja
Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
Mempergunakan bikelift
Proses pengerjaan
Bekerja sesuai SOP
Pemeriksaan hasil kerja
Merapikan peralatan dan membersihkan motor
11
3. Setelah Pengerjaan
Pemeriksaan akhir seluruh pekerjaan
Melakukan final chack (tekanan ban, RPM, dan kekencangan)
Melepas pelindung motor
Tes fungsi dan laik jalan
Penjelasan hasil kerja dan penyerahan part bekas
Menyelesaikan administrasi.
Alata pelindu diri atau di singkat APD adalah suatu alat atau pengaman yang
digunakan untuk melindungi diri atau meminimalisir kecelakaan atau terpapar
langsung pada tubuh yang terjadi di tempat kerja.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13