Anda di halaman 1dari 15

Upaya Bidan untuk Menigkatkan Kesadaran Masyarakat

Terhadap Masalah Sosial


Dosen pengampu :

Disusun oleh :
Cindi Puspita Maulani P13374246170012

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


DIII KEBIDANAN BLORA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Menjadi seorang bidan adalah suatu pekerjan yang mulia. Banyak diluar negri
yang bekerja menjadi bidan, laki laki maupun perempuan tetapi di indonesia pada
umumnya yang menjadi bidan adalah seorang perempuan. Bidan bukan hanya
menolong proses persalinan, banyak sekali tugas seorang bidan yaitu menangani
masalah kesehatan, sosial, budaya dan lain – lain.
Pada zaman sekarang banyak masalah sosial yang dilakukan oleh banyak orang
yang disebabkan oleh banyaknya orang yang tidak tau atau mengabaikan
masalah sosial. Dalam praktik kebidanan seorang bidan juga berperan aktif dalam
masalah sosial, diantaranya adalah masalah tentang masa pranikah, kehamilan,
bersalin, nifas dan pemberian asi.
Bidan melaukan promosi tentan masa pranikah, kehamilan, bersalin, nifas dan
pemberian asi yaitu untuk menurunkan masalah sosial terhadap ketidakpahaman
seseorang tentang pentingnya pengetahuan masa pranikah, kehamilan, bersalin,
nifas dan pemberian asi untuk menjadikan keturunan sebagai generasi penerus
bangsa yang sesuai dengan yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah.
a. Apa Hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada masa
pranikah ?
b. Apa Hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada masa
Kehamilan ?
c. Apa Hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada masa
bersalin ?
d. Apa Hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada masa nifas ?
e. Apa Hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan dalam pemberian
asi ?
C. Tujuan Penulisan.
a. Untuk mengetahui hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada
masa pranikah.
b. Untuk mengetahui hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada
masa Kehamilan.
c. Untuk mengetahui hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada
masa bersalin.
d. Untuk mengetahui hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan pada
masa nifas.
e. Untuk mengetahui hubungan pancasila dengan pentingnya pengetahuan
dalam pemberian asi.
BAB II

ISI

A. PENGETAHUAN PADA MASA PRANIKAH.


a. Promosi Kesehatan Pranikah.
Proosi kesehtan pranikah adalah suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang ditunjukan pada masyarakat reproduktif pranikah.
Pelayanan kebidanan dengan pemeliharaan kesehatan pada calon ibu.
Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan
seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan
pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan
kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok
remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat
tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat
intelektual para calon ibu. Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa
yang mudah di mengerti karena informasi yang di berikan bersifat pribadi dan
sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan
sistem reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak
berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi
psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan
remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang relevan
atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitas pelayanannya lebih
lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para
remaja yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat
menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam
memasuki masa perkawinan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah di anjurkan. Tujuan
dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang
kondisi kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di
dalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila
penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka di upayakan agar remaja
tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat
atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja yang menderita penyakit
jantung, bila hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada
dokter. Remaja yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak
terkena virus HIV.
Caranya adalah agar menggunakan kondom saat besrsenggama, bila
menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat
dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna,
pramuka, organisaai wanita remaja dan sebagainya. Para remaja yang
terhimpu di dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar
pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi untuk menjadi istri
dapat si lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan
semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi).
Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina
kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan
psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja
yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan
kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri
mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan.
Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan
terhadap remaja antara lain mencakup :
1. Perkawinan yang Sehat.
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi
perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar
hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk
menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat
dan direncanakan.
2. Keluarga yang Sehat.
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan
serta membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki
norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal
adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang
aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga
sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung kehidupan
anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa depan.
Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong
peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem Reproduksi dan Masalahnya.
Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia.
Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan
remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa
kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan juga
diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang
dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan
penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-
penyakit hubungan seksual, HIV / AIDS dan tumor.
4. Penyakit yang Berpengaruh Terhadap Kehamilan dan Persalinan atau
Sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit
yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang
akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-
penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan
bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM,
anemia, tumor.
5. Sikap dan Perilaku Pada Masa Kehamilan dan Persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan
persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu
kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi
misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi
yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa
persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan
dikaitkan dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan
bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau memberikan penyuluhan.
Bila masalah remaja menyangkut bidang alin maka dapat dirujuk pada
yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat
dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke
psikolog.
Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang
taruna, pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
b. Hubungan Pancasila Dengan Pentingnya Pengetahuan Pada Masa Pranikah.
Hubungan pentingnya pengetahuan pada masa pranikah dengan pancasila
terdapat pada sila ke-2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradap yang artinya
setiap manusia harus di perlakukan adil sesama manusia dan tidak boleh
berat sebelah ataupun pilih kasih dan setiap manusia harus memiliki adap
yang baik. Hubunganya dengan pentingnya pengetahuan pada masa pranikah
adalah setiap manusia harus beradap maksudnya dalam hal promosi
kesehatan pranikah menjelaskan bahwa hubungan seksual sebelum menikah
itu adalah perbuatan yang tidak beradap dan pernikahan yang dilakukan
sebelum usia produktiv akan menyebabkan gangguan atau penyakit sistem
reproduksi yang diakibatkan karena organ reproduksi belum bekerja secara
optimal.

B. PENGETAHUAN PADA MASA KEHAMILAN.


a. Promosi Kesehatan Saat Hamil.
Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data ibu
hamil yang berada diwilayah kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari pencatatan
yang dilakukan sendiri atua dari kantor desa/ kelurahan. Dari data tersebut
dapat diatur strategi pemelihraan kesehtan ibu hamil.
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini
mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok
ibu-ibu atau pemimpn desa. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali,
yaitu pada Trimester pertama 1 kali, Trimester dua 1 kali dan pada Trimester
tiga 2 kali.
Pada ibu hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering dan
intensif. Untuk itu bidan harus mengadakan pendekatan langsung kepada ibu
hamil atau pendekatan dapat dilakukan melalui dukun terlatih, kader
posyandu, atau peminat KIA.
Melalui pemeriksaan teratur dapat diketahui perkembangan kesehatan ibu.
Bila ditemukan adanya gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan
sesegera mungkin.
Pemeriksaan kesehatan ibu dilakukan dengan menggunnakan pendekatan
menajemen kebidaanan. Didalam menajemen kebidanan pemeriksaan
kesehatan mencakup langkah identifikasi dan analisa masalah serta
penentuan diagnosa.
Pemeriksaan dimulai dengan pengumpulan data subyektif yang dilakukan
dengan wawancara atau anamnesa, lalu dilanjutka pengumpulan data obyektif
yang dilakukan dengan pemeriksaan fisik, melakukan diagnosa, rencana
asuhan dan tindakan.
b. Hubungan Pancasila Dengan Pentingnya Pengetahuan Pada Masa
Kehamilan.
Hubungan pentingnya pengetahuan pada masa kehamilan dengan pancasila
terdapat pada sila ke-3 yaitu persatuan indonesia yang artinya dalam setiap
warga indonesia harus bersatu dan tidak boleh terpecah belah. Hubungan
dengan pentingnya pengetahuan pada masa kehamilan adalah nilai nilai
persatuan yang artinya hubungan antara bidan pasin atau kliennya harus
bersatu sehingga perlu adanya pendekatan antara bidan dan pasien / klien
agar terciptanya persatuan yang diharapkan sehingga saat bidan melakukan
pemberian informasi pada kliennya bisa dterima dengan baik dan klien juga
mau melaksanakan apa yang di jelaskan oleh bidan karena antara bidan dan
klien sudah ada kepercayaan satu sama lain.

C. PENGETAHUAN PADA MASA PERSALINAN.


a. Promosi Kesehatan Persalinan.
Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam
masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu
dalam masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui
bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam
kondisi lingkungan yang sehat.
1. Kala Pertama.
Awal kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit
mulai dari punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya
terjadi setiap 10 sampai 15 menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari
vagina keluar cairan berlendir dan campuran sedikit darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut
jantung bayi. Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu
juga diperiksa setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai dan
upayakan agar ibu tenang.
Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan
pekerjaan biasa. Bila kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit.
Pemeriksaan dalam dilakukan. Dalam kondisi demikian serviks membuka
dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa apakah ketuban sudah pecah.
Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada
panggul bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu
ditenangkan, diajari bernafas dengan dada selama kontraksi. Ibu
dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat
persalinan disediakan, demikian pula tempat tidur dan tempat tidur untuk
bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang
tungkai dan tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat,
muka kemerah-merahan. Dalam kondisi demikian ibu diminta bernafas
dengan dada.
2. Kala Dua.
Pada kala du bidan melakukan tindakan sebagai berikut :
a. Ibu mengajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi.
b. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut,
kepala diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat
bersamaan ibu diminta mengendorkan otot dasar panggul, ibu mengedan
selama kontraksi dan beristirahat bila kontraksi berhenti.
c. Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala
tersebut sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga
berlangsungnya peredaran darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut
bayi.
d. Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan
diatas perut ibu untuk melakukan IMD.
e. Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan
jenisnya.
3. Kala Tiga.
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit,
kontraksi rahim dan tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah
uterus berkontraksi dan berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh
mengedan bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah
keluar dari vagina.
4. Kala Empat.
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala,
perdarahan dari vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan.
Dalam fase ini, ibu istirahat total ditempat tidur dan beri minum bila
kehausan. Perdarahan pervagina selalu diamati, demikian pula tanda-
tanda vital.
b. Hubungan Pancasila Dengan Pentingnya Pengetahuan Pada Masa
Persalinan.
Hubungan pentingnya pengetahuan pada masa kehamilan dengan pancasila
terdapat pada sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa yang artinya
dalam melakukan segala sesuatu kita harus memiliki pedoman atau keyakinan
terhadap tuhan jika kita tidak memiliki keyakinan dan pedoman maka kita akan
merasa bahwa hidup yang dijalani tidak berlangsung dengan baik dan sulit.
Hubungan dengan pentingnya pengetahuan pada masa persalinan adalah
saat proses persalinan hendaknya kita mengajarkan atau memberitahu ibu
yang melahirkan untuk istiqfar dan berdoa jika ibu yang beragama islam, jika
agama ibu yang melahirkan adalah non islam beritahu ibu untuk berdoa
menurut keyakinan ibu. Tujuan dari hal tersebut adalah semoga ibu dibri
kemudahan dan kelancaran saat sedang dalam proses melahirkan, maka
sangat penting untuk selalu menginggat adanya tuhan.
D. PENGETAHUAN PADA MASA NIFAS.
a. Promosi Kesehatan Nifas.
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan
keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga
dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan
keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.

Tujuan promosi kesehatan nifas :


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya
dan perawatan bayi sehat.
Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan
memantau ibu terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam
pasca persalinan rentan akan komplikasi-komplikasi pada ibu. Dalam masa
nifas, tanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemah.
Keadaan fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan daerah
vagina. Bila keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi. Ibu
dan bayi diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun
bila mau kencing, bayi tidak boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan
agar menjaga kesehatan perineum terutama waktu buang air kecil dan air
besar.
Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan
4 kali kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan
keluarga diberitahu untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari
setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan.
b. Hubungan Pancasila Dengan Pentingnya Pengetahuan Pada Masa Nifas.
Hubungan pentingnya pengetahuan pada masa kehamilan dengan pancasila
terdapat pada sila ke-4 yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan yang artinya adanya
kebebasan yang disertai dengan tanggung jawab dan menjunjung tinggi asas
musyawarah sebagai moral kemanusiaan. Hubungan dengan pentingnya
pengetahuan pada masa nifas adalah dalam melakukan tindakan kepada ibu
nifas kita mempunyai kebebasan untuk memberi tahu ibu apa yang
seharusnya dilakukan ibu pada masa nifas tapi kita juga harus bertanggung
jawab atas apa yang kita sampaikan kepada ibu. Dalam memberikan
pelayanan pemeriksaan fisik bidan pun harus bermusyawarah kepada klien
dan keluarga klien agar terciptanya suatu keputusan yang disetujui oleh
semua orang yang bersangkutan. Bidan tidak boleh mengambil keputusan
sendiri karena itu bisa saja membahayakan klien atau pasien.

E. PENGETAHUAN DALAM PEMBERIAN ASI.


a. Promosi Kesehatan Menyusui.
Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat
menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau menyusui anak-
anaknya segera stelah lahir.
Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi dukungan
dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI, komposisi gizi
dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup
ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini ), cara menyusui yang benar,
dan masalahnya dalam menyusui beserta cara mengatasinya.
Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan tingkat
kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan
manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit
(meningkatkan antibodi bayi).
b. Hubungan Pancasila Dengan Pentingnya Pengetahuan Dalam Pemberian Asi.
Hubungan pentingnya pengetahuan pada masa kehamilan dengan pancasila
terdapat pada sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
yang artinya adalah setiap manusia harus di perlakukan adil sesama manusia
dan tidak boleh berat sebelah ataupun pilih kasih serta tidak menghalangi hak
dari setiap manusia. Hubungan dengan pentingnya pengetahuan pada masa
nifas adalah menyusui adalah kewjiban seorang ibu terhadap anaknya kecuali
jika terdapat masalah pada payudara ibu. Jika sorang ibu tidak mau menyusui
anaknya tanpa alasan yang jelas maka ibu termasuk orang yang tidak
melakukan sila ke-5 pada pancasila. Pada dasarnya susu yang diberikan ibu
itu adalah hak seorang anak jika ibu tidak memberikan Asinya sama saja ibu
tidak adil terhadap anaknya dan dirinya sendiri. Tidak adil pada dirinya sendiri
karena ibu itu melakukan kewajiban yang seharusnya dilakukan, tidak adil
bagi anak karna anak tidak mendapatkan hak untuk menyusu pada ibunya.
BAB III
PENUTUP

Dalam kasus di atas telah menjelaskan bahwa setiap bidan memiliki kewajiban
untuk melakukan promosi kesehatan diantaranya adalah promosi kesehatan
pranikah, kehamilan, persalinan, nifas dan pemberian asi. Upaya tersebut
dilakukan agar masyarakat tau bahwa pentingnya pengetahuan tentan masa
pranikah, kehamilan, persalinan, nifas, dan pemberian asi dan untuk
mencegah adanya kesalahan tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Setelah menjabarkan masalah sosial yang dilakukan bidan kita tau bahwa
pentingnya pengetahuan tersebut. Pengetahuan sangat penting untuk
mencegah adanya kesalahan ataupun ketidakbenaran suatu informasi.
Masalah masalah sosial tentang masa pranikah, kehamilan, bersalin, nifas,
serta pemberian asi ternyata ada hubunganya dengan sila – sila yang terdapat
dalam pancasila. Hal itu yang membuat kita paham bahwa pengamalan
pancasila dalam praktik kebidanan itu ada serta adanya hubungan antara
pancasila dan masalah tentang pranikah, kehamilan, persalinan, nifas dan
pemberian asi.

A. Kesimpulan.
1. Dalam masalah sosial tentang masa pranikah ada kaitanya dengan sila ke-2
yaitu kemanusian yang adil dan beradap maksudya yaitu setiap manusia harus
di perlakukan adil sesama manusia dan tidak boleh berat sebelah ataupun pilih
kasih dan setiap manusia harus memiliki adap yang baik.
2. Dalam masalah sosial tentang masa kehamilan ada kaitannya dengan sila ke-
3 yaitu persatuan indonesia yang artinya dalam setiap warga indonesia harus
bersatu dan tidak boleh terpecah belah.
3. Dalam masalah sosial masa kehamilan ada kaitannya dengan sila pertama
yaitu ketuhanan yang maha esa yang artinya dalam melakukan segala
sesuatu kita harus memiliki pedoman atau keyakinan terhadap tuhan jika kita
tidak memiliki keyakinan dan pedoman maka kita akan merasa bahwa hidup
yang dijalani tidak berlangsung dengan baik dan sulit.
4. Dalam masalah sosial masa nifas ada kaitannya dengan sila ke-4 yaitu
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan yang artinya adanya kebebasan yang disertai
dengan tanggung jawab dan menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai
moral kemanusiaan.
5. Dalam masalah sosial masa nifas ada kaitannya dengan sila ke-5 yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia yang artinya adalah setiap
manusia harus di perlakukan adil sesama manusia dan tidak boleh berat
sebelah ataupun pilih kasih serta tidak menghalangi hak dari setiap manusia.

B. Saran.
1. Seorang bidan hendaklah mampu melakukan praktik kebidanan yang
berkaitan tentang masalah sosial.
2. Menjadi seorang bidan mempunyai kewajiban menjalankan promosi kesehatan
pranikah, kehamilan, persalinan, nifas, dan pemberian asi.
3. Seorang bidan hendaklah mampu mengamalkan sila-sila yang terdapat pada
pancasila serta mengaplikasikannya dalam praktik kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai