Adanya inti Atom pertama kali diketahui oleh Rutherford (1911), dari
eksperimen yang dilakukan oleh Geiger dan Marsden (1909). Setelah
penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian
penembakan lempang tipis emas. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans
Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom Percobaan
Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.
Atom terdiri atas inti yang bermuatan listrik positif yang mengandung hampir
seluruh massa atom. Elektron bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti
atom seperti lintasan tata surya.
Atom bersifat netral, jumlah muatan inti = jumlah muatan elektron yang
mengelilingi inti Dalam Reaksi kimia, hanya elektron pada kulit terluar saja
yang saling mempengaruhi, sedangkan inti atom tidak mengalami perubahan
Hingga saat ini tidak ada teori mendasar yang dapat menjelaskan semua sifat
inti atom yang diamati. Tapi beberapa model telah dikembangkan, yang
masing-masing hanya mampu menjelaskan beberapa dari semua sifat inti
atom.
Model tetes cairan bagi inti menghasilkan rumus massa semi empiris,
M = Zmp+ (A-Z)mn c2 – EI
b2 = 13,0 MeV
b3 = 0,58 MeV
b4 = 19,3 MeV
A Z B5
Genap
-33,5 MeV
Genap 0
Ganjil
ganjil
33,5 MeV
Genap
Dengan mengabaikan energi ikatnya, maka taksiran massa inti yang tersusun
dari Z proton, dan N= A-Z netron akan sama dengan Zmp +(A-Z)mp.
Anggapan yang disebut bahwa energi ikat per nukleon adalah b1,setara
dengan menganggap bahwa semua nukleon dikelilingi oleh jumlah nukleon
lainnya yang sama banyak. Energi coulumb positif antara proton-proton
Ec (yang setara dengan energi ikat –Ec ) menambahkan massa inti
sebanyak Ec/c².
ENERGI ASIMETRI
Semakin besar jumlah nucleon dalam inti, lebih kecil jarak selang energi ,
dengan berbanding lurus dengan 1/A. Ini berarti energi asimetri Ea yang timbul
dari perbedaan antara N dan Z dapat dinyatakan:
ENERGI PASANGAN
Genap
Genap He42 0
– Li47 1
Ganjil
Ganjil Li37 2 (1 netron dan 1 proton)
Genap
Jadi,
Energi Coulomb negatif karena energi ini timbul dari efek yang menantang
kemantapan inti.
Rumus akhir untuk menyatakan energi ikat sebuah inti bernomor atom Z dan
bernomor massa A yang pertama kali dikemukakan oleh C.F Von Weizsacker
pada tahun 1935 ialah:
2. MODEL KULIT
Ada suatu perubahan mencolok dalam sifat-sifat inti yakni bilangan ajaib
(magic number).Misal N atau Z sama dengan 2, 8, 20, 28,50, 82, atau 126.
Pada bilangan ajaib ini inti diketahui stabil dan jumlahnya banyak, dan
nukleon-nukleon terakhir atau ajaib yang mengisi penuh “kulit-kulit”
ini memiliki energi ikat yang tinggi.
Tentunya dengan =
Besaran bilangan kuantum momentum sudut orbital (l) mengambil nilai-
nilai 0,1,2,3, . . . Bilangan n adalah suatu bilangan bulat yang
mengambil nilai-nilai 1,2,3,4, …dan
Pada notasi spektroskopik, keadaan-keadaan momentum sudut orbital
nukleon ditunjukkan nilai momentum sudut orbital (l) adalah 0, 1, 2,
3…dan lambang huruf s p d f g ..
Menurut M. Mayer dan J. Jensen, secara terpisah mengusulkan
kehadiran interaksi spin-orbit (1. s) di
samping potensial osilator Karena nukleon-nukleon memiliki nilai
tunggal s = untuk bilangan kuantum spinnya, maka efek spin-orbit
akan menyebabkan tiap-tiap keadaan momentum sudut orbital dengan l
> 0 pecah dalam dua orbit, maka bilangan kuantum momentum sudut
totalnya j = l + s atau j = l – s.
Tampak bahwa pemisahan energi antara kedua orbit sebanding lurus dengan
2l + 1, maka dengan demikian menjadi semakin lebar begitu l bertambah.
Orbit-orbit pecahan yang baru ini diberi nama dengan menambahkan
penulisan nilai j sebagai indeks bawah susun pada lambang keadaan
momentum sudut.
Pada orbit yang sama proton-proton dan (netron-netron) dalam orbit yang
sama cenderung berpasangan membentuk keadaan-keadaan yang
momentum sudutnya nol. Maka, inti-inti genap-genap akan memiliki
momentum sudut total J = j, sama dengan nol, sedangkan jika intinya memiliki
jumlah proton atau netron yang ganjil, maka momentum sudut totalnya adalah
momentum sudut nukleon yang terakhir (yang ganjil). Untuk inti-inti ganjil
maka keadaannya ternyata lebih rumit.