27
Kegiatan Belajar 2
Difraksi Sinar-X
Catatan:
Jika salah satu dari hkl negatif maka indeks bidang tersebut dapat dituliskan
dengan tanda setrip di atasnya seperti ( k l) artinya h bertanda negatif.
2.28 Pengantar Fisika Zat Padat
Contoh :
Tentukan Indeks Miller bidang ABC seperti pada gambar berikut.
Gambar 2.13
𝟏 𝟏 𝟏
Bidang ABC ( , , )
𝟑 𝟐 𝟐
Jawab:
a. Bidang-bidang ABC akan memotong sumbu 𝑎1 di 3𝑎1 memotong sumbu
𝑎2 di 2𝑎2 dan memotong sumbu 𝑎3 di 2𝑎3 .
b. Apabila |𝑎1 | = |𝑎2 | = |𝑎3 | = 1 maka kebalikan dari bilangan-bilangan
𝟏 𝟏 𝟏
tersebut adalah , , .
𝟑 𝟐 𝟐
c. Jadi, ketiga bilangan bulat yang mempunyai perbandingan yang sama
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
dari: , , adalah 2,3,3 didapat dari ( , , ) × 6.
𝟑 𝟐 𝟐 𝟑 𝟐 𝟐
d. Dengan demikian, indeks Miller bidang ABC adalah (hkl) senilai (233).
Catatan:
Perhatikan bahwa dalam penulisan indeks bidang, kita tidak menggunakan
tanda koma. Kelompok bidang ini tergantung pada sistem kristal, dua bidang
atau lebih dapat tergolong dalam kelompok bidang yang sama. Kelompok
bidang identik karena simetri biasanya dituliskan dalam kurung kurawal
{hkl}. Termasuk kelompok bidang {100} mempunyai 6 kemungkinan bidang
hkl yaitu 100 , 010 , 001 , 100 , 010 , (001).
Gambar 2.14
a) (010), b) L (001)
Dari Gambar 2.13 arah dari bidang [100 ] adalah a1. Dari Gambar 2.13
arah dari bidang [100 ] adalah –a. Dalam krisrtal kubus. arah [ hkl ] adalah
tegak lurus dengan bidang (hkl). Jarak antara dua bidang berturut-turut
dilambangkan sebagai dm. Untuk sistem kubus dengan jarak antara 2 bidang
kristal, besarnya dirumuskan sebagai:
𝑎
𝑑𝑘𝑙 (1)
2 +𝑘 2 +𝑙 2
dengan :
a = sisi kubus (Ao)
dhkl = jarak antar 2 bidang Kristal (Ao)
h, k, l = indeks Miller bidang Kristal
Contoh:
Carilah jarak antar bidang (dhkl) untuk bidang (200) dari kristal NaCl.
Sederhana yang mempunyai kisi kubus sebesar 0,5 Å!
2.30 Pengantar Fisika Zat Padat
Gambar 2.15
Jawab:
Dengan menggunakan rumus 1
𝑎 0.5 𝐴𝑜 1 𝑜
𝑑𝑘𝑙 = 2 = 4𝐴
2 + 𝑘 2 + 𝑙 2 2
Ada cara lain yang dapat digunakan untuk mencari jarak antar 2 bidang
kristal selain dengan indeks Miller dan persamaan Bragg yaitu berdasarkan
definisi kerapatan suatu sel unit yaitu:
dengan persamaan:
1 3
𝑑 = 𝑀 (2𝑁𝑎 𝜌) (2)
dengan:
M = massa molekul, kg/kmol
Na = bilangan avogadro = 6.02 . 1026 molekul/kmol
ρ = rapat massa, kg/m3
d = jarak antar 2 muka kristal, m atau Ao
PEFI4315/MODUL 2 2.31
Contoh:
Hitunglah jarak antar 2 bidang kristal KCl yang massa molekulnya 74,6
kg/kmol dan rapat massanya 1980 kg/m3! (Na =6.02 × 1026 mol/kmol).
Jawab:
d = [ 74.6/(2.6,02 × 1026.1980)]1/3 = 3.14 Ao
diperbaharui, dapat diketahui struktur Kristal dari NaCl, KCl, KBr, dan KI,
ini merupakan penemuan struktrur kristal terlengkap.
Kita mulai pelajaran mengenai struktur kristal melalui difraksi oleh
foton, netron, dan elektron (Gambar 2.16). Difraksi bergantung terhadap
struktur kristal dan panjang gelombang. Pada panjang gelombang sebesar
5000 maka akan terjadi superposisi dari gelombang yang dihamburkan secara
elastik oleh masing-masing atom dari sebuah kristal melalui pemantulan
optik biasa. Ketika panjang gelombang yang dipancarkan sebanding dengan
atau lebih kecil dibandingkan dengan konstanta kisi, kita mungkin dapat
menemukan berkas yang didifraksikan pada arah yang benar-benar berbeda
dengan arah berkas datang.
W. L. Bragg menyajikan sebuah penjelasan sederhana dari sebuah berkas
yang didifraksikan dari sebuah kristal. Penurunan Bragg sangat sederhana,
namun dapat menjelaskan hasil eksperimen dengan ketepatan yang tinggi.
Anggaplah terdapat sebuah gelombang datang yang direfleksikan dari atom-
atom yang terletak pada bidang-bidang yang sejajar dalam kristal, dengan
masing-masing bidang merefleksikan hanya sebagian kecil dari berkas yang
dipancarkan seperti halnya berkas yang dipantulkan oleh sebuah cermin.
Gambar 2.16
Grafik Panjang Gelombang terhadap Energi Partikel
untuk Foton, Netron, dan Elektron
PEFI4315/MODUL 2 2.33
Sumber:
http://chemwiki.ucdavis.edu/index.php?title=Analytical_Chemistry/Instrum
ental_Analysis/Diffraction/Powder_X-ray_Diffraction&bc=0
Gambar 2.17
Difraksi Sinar-X oleh Kristal
Pada refleksi spekuler (seperti kaca) sudut dari berkas datang sama
dengan sudut refleksi. Kita dapat menemukan berkas difraksi ketika refleksi
dari masing-masing bidang atom yang sejajar saling berinterferensi secara
konstruktif seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.17. Kita perlakukan
seperti halnya hamburan elastik manakala energi dari sinar-X tidak berubah
akibat refleksi.
Sekarang kita tinjau sebuah bidang kisi sejajar yang terpisah sejauh d.
Berkas sinar masuk kedalam bidang dari kertas. Beda jalur yang ditempuh
untuk sinar-sinar yang direfleksikan dari bidang yang berdekatan adalah
sebesar 2𝑑 sin𝜃 manakala θ diukur dari bidang terhadap sinar datang.
Interferensi konstruktif dari berkas yang dipantulkan oleh bidang-bidang
hanya terjadi jika beda jalur yang ditempuh merupakan kelipatan bulat dari
panjang gelombang λ sehingga
2𝑑 sin𝜃 = 𝑛𝜆 (3)
Ini adalah hukum Bragg. Refleksi Bragg hanya dapat terjadi untuk
panjang gelombang yang sangat kecil, itulah sebabnya kita tidak dapat
menggunakan cahaya tampak.
Meskipun refleksi dari masing-masing bidang bersifat spekular, namun
hanya terdapat beberapa nilai sudut refleksi tertentu yang sefasa dari semua
2.34 Pengantar Fisika Zat Padat
Gambar 2.18
Hasil Analisis untuk Sampel Kristal Cesium Chloride dengan Menggunakan
Berkas Neutron dengan Panjang Gelombang 1.16Å
dengan:
𝑃 = faktor perkalian
𝐹 = faktor struktur = hasil penjumlahan gelombang-gelombang yang
dihamburkan dalam kristal.
𝑒 −2𝑀 = faktor temperatur
PEFI4315/MODUL 2 2.35
𝐼𝑒 = 𝐼𝑜 . 𝑒 4 . 𝑠𝑖𝑛2 𝛼 / 𝑟 2 . 𝑚2 . 𝑐 2 (5)
dengan:
Ie = intensitas sinar yang dihamburkan
I0 = intensitas sinar yang datang (watt/m2)
e = muatan elektron= 1,6 10-19 C
m = massa elektron = 9,1 10-31 kg
c = laju cahaya = 3.108 m/s
r = jarak elektron ke titik pengamatan intensitas
α = sudut antara arah penghamburan dengan arah percepatan elekrton (0)
2.36 Pengantar Fisika Zat Padat
Gambar 2.19
Interaksi Sinar-X dengan Elektron
dengan:
k = e4/m2.c4
Ie = Intensitas sesudah dihamburkan, (watt/m2)
I0 = Intensitas sebelum dihamburkan, (watt/m2)
PEFI4315/MODUL 2 2.37
Gambar 2.20
Penguraian Vektor Sinar X atas Komponen-komponen Y dan Z
Untuk posisi tertentu maka r juga konstan, demikian juga halnya dengan
I0 yang hanya bergantung pada jenis logam target, parameter (l + cos22θ)/2
disebut faktor polarisasi yang hanya bergantung pada sudut difraksinya.
𝐼𝑎 = 𝑍 2 . 𝐼𝑒 (7)
Pada kondisi yang sebenamya, ukuran atom hampir sama dengan ukuran
panjang gelombangnya. Oleh karena itu, sinar-X yang dihamburkan oleh
dektron-telektron yang tidak sefase dengan berkas yang dihamburkan oleh
atom sehingga intensitas sinar-X yang dihamburkan oleh atom jauh lebih
2.38 Pengantar Fisika Zat Padat
kecil dari yang dihitung dengan persamaan di atas. Proses hamburan sinar-X
oleh atom dapat dilihat pada Gambar 2.21.
Apabila faktor hamburan atom (f) dinyatakan sebagai perbandingan
antara ampiitudo gelombang yang dihamburkan atom dengan gelombang
yang dihamburkan oleh satu elektron.
Gambar 2.21
Hamburan Sinar X oleh Atom
𝑓 2 = 𝐼𝑎 /𝐼𝑒 (8)
𝑓 2 = 𝐴𝑎 /𝐴𝑒 (9)
Gambar 2.22
Pengaruh Sudut Difraksi terhadap Faktor Penghamburan Atom
𝛹 = 𝐴. 𝑒 𝑖Ф = 𝐴 (𝑐𝑜𝑠 Ф + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 Ф)
Sedangkan fase Ф adalah fungsi susunan dan posisi atom pada sel satuan
yang dapat dinyatakan sebagai:
Ф = 2𝜋 ( . 𝑢 + 𝑘. 𝑣 + 𝑘. 𝑤)
𝛹 = 𝐴. 𝑒 𝑖Ф = 𝐴 (𝑐𝑜𝑠 Ф + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 Ф)
Tabel 2.1
Faktor Hamburan oleh Atom
Contoh Soal:
1) Gypsum mempunyai jarak pisah antara 2 bidang kristal sebesar 7.600
Ao pada 180C. Tentukan panjang gelombang Karaktristik Kα dari sodium
yang digunakan dan saat terjadi orde 1 pemantulan Bragg pada sudut
510 ,35!
Jawab:
2𝑑 sin𝜃 = 𝑛𝜆
2(7.600)(sin 500 ,35) 1( λ)
𝜆 = 11.9 𝐴𝑜