Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari beberapa jenis zat diantaranya zat padat, cair dan gas ternyata dan
keunikan tersendiri dari susunan zat ini.Disini kita mengkerucut membahas
tentang zat padat, di mana zat padat ini terdiri dari atom-atom, ion atau
molekul yang sangat bedekatan dan menempati kedudukan tertentu disekitar
posisi keseimbangannya.Secara umum zat padat itu memiliki sifat bentuk dan
volume yang sukar berubah.Zat padat yang kita bahas kali ini adalah
berhubungan dengan Kristal, dimana dalam Kristal ini ada beberapa hal yang
dapat kita analisis dan harus kita pahami. Untuk mengetahui lebih jauh lagi
tentang Kristal ini maka harus kita kupas tuntas materi tentang difraksi Kristal
dan kisi resiprok yang menyimpan banyak pernyataan didalamnya dan
menyimpan banyak pelajaran juga. Ada 4 sub bab pokok bahasan disini yaitu:
1) difraksi gelombang oleh Kristal, 2) amplitude gelombang terhambur, 3)
kawasan brillouin dan kisi resiprok, 4) analisis fourier pada basis, factor
struktur dan factor atomik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. apa itu difraksi gelombang oleh Kristal ?
2. apa itu amplitudo gelombang terhambur ?
3. apa itu kawasan brillouin dan kisi resiprok ?
4. apa itu analisis fourier pada basis : factor struktur dan factor bentuk atomik
?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk:
1. Menjelaskan difraksi gelombang oleh Kristal.
2. Menjelaskan amplitudo gelombang terhambur.
3. Menjelaskan kawasan brillouin dan kisi resiprok.
4. Menjelaskan analisis fourier pada basis : factor struktur dan factor bentuk
atomik.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahuidifraksi gelombang oleh Kristal.
2. Dapat mengetahuiamplitudo gelombang terhambur.
3. Dapat mengetahuikawasan brillouin dan kisi resiprok.
4. Dapat mengetahuianalisis fourier pada basis : factor struktur dan factor
bentuk atomik.
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DALAM PENULISAN

A. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini adalah dengan menggunakan
metode Pustaka. Metode Pustaka adalah metode yang dilakukan dengan
mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan
materi tentang Kisi Resiprok berupa buku dan informasi dari internet.
B. Ruang Lingkup Kajian dan Pembahasan
Ruang lingkup kajian dan pembahasan pada makalah ini terkait dengan Kisi
Resiprok.
C. Sumber Data dan Informasi
Sumber data dan informasi dalam penyusunan makalah ini diperoleh dari
buku-buku tentang Getaran dan Gelombang, metode penelitian pendidikan,
artikel terkait materi dari buku yang membahas tentang Kisi Resiprok.
D. Teknik Pengumpulan dan Penyajian Data dan Informasi
Teknik pengumpulan data dan informasi pada makalah ini dilakukan
dengan studi dokumenter yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis buku-buku, baik tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumen atau buku yang telah diperoleh dapat diuraikan, dibandingkan dan
dipadukan (sintesis) guna membentuk satu hasil kajian yang sistematis.
Penyajian data informasi pada makalah ini menggunakan penyajian data
verbal. Penyajian data verbal itu sendiri merupakan penyajian data dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat berupa narasi, dengan memperhatikan
hal-hal seperti penggunaan bahasa yang tajam, tegas dan jelas.
E. Peta Konsep Kajian dan Pembahasan
GELOMBANG DIFRAKSI DAN KISI TIMBAL BALIK

GELOMBANG DIFRAKSI PADA KRISTAL


Hukum Bragg

GLOMBANG AMPLITUDO BERCECERAN


Analisis Forir
Vektor Kisi Timbal Balik
Keadaan difraksi
Persamaan Laue

KAWASAN BRILOUIN
Kisi timbal-balik ke ke SC
Kisi timbal-balik ke BCC
Kisi timbal-balik ke FCC

ANALISIS BASIS FORIR


Faktor struktur Kisi bcc
Faktor struktur kisi-kisi
Faktor bentuk atomik

RINGKASAN
PERMASALAHAN
1. Interplanar Separasi
2. Kekisi Ruang Bersudut enam
3. Volume Zone Brilouin
4. Lebar Maksimum Difraksi
5. Faktor Struktur Intan
6. Bentuk Faktor Hidrogen Atomis
7. Garis Diatomik
BAB III
KAJIAN DAN PEMBAHASAN

A. GELOMBANG DIFRAKSI PADA KRISTAL

Gambar 1. Panjang gelombang berlawanan dengan energi partikel unsur


untuk satuan energi dalam cahaya, netron dan elektron.

Gambar 2. Asal usul Persamaan Bragg d ini adalah pengaturan jarak


bidang atom paralel
Yang membedakan tahap hasil dari pemantulan pesawat terbang.
Pemantulan menjauhi wahana permukaan itu yang membatasi spesimen
tertentu.

Hukum Bragg

Kita belajar struktur hablur melalui difraksi satuan energi dalam

cahaya, neutron, dan elktron ( gambar . 1). Difraksi tergantung pada struktur

hablur itu yang terpasang pada panjang gelombang]. Pada panjang gelombang

dapat dilihat dengan mata seperti 5000 Angstrom, berimpit seperti ombak

berserak secara elastis oleh atom seperti kristal yang biasa mengakibatkan

pada mata. Ketika panjang gelombang radiasi dapat iperbandingkan dengan

atau lebih kecil dibanding tetapan kekisi, kita boleh temukan berkas cahaya

terdifraksipada arah yang sungguh berbeda dari arah peristiwa.

W. L. Bragg memperkenalkan suatu penjelasan yang sederhana

tentang berkas cahaya yang terdifraksi dari sebuah kristal. Asal usul Bragg

adalah sederhana tetapi sedang meyakinkan hanya sebab itu hasil reproduksi

yang benar. Hal ini dinyatakan bahwa gelombang masuk itu dicerminkan

secara spekular dari arah atom paralel didalam kristal, dengan wahana masing-

masing yang mencerminkan radiasi suatu pecahan yang sangat kecil, seperti

cermin yang silver. Didalam specular (milTorHke) pemantulan sudut masuk

memadai;sama dengan sudut pemantulan. Berkas cahaya yang terdifraksi

ditemukan ketika pemantulan dari atom yang paralel secara konstruktif,

seperti pada gambar 2. Kita perlakukan hamburan elastik, di mana energi sinar

x tidaklah diubah setelah dipertimbangkan.


Pertimbangkan wahana kisi-kisi paralel dengan jarak d yang terpisah.

Radiasi adalah peristiwa didalam wahana kertas itu. Beda lintasan untuk sinar

yang mencerminkan dari arah bersebelahan adalah 2d sin ᶿ, di mana terukur

dari wahana itu. Interferensi konstruktif tentang radiasi dari arah berurutan

terjadi ketika beda lintasan adalah suatu bilangan penuh n panjang gelombang

A. Demikian, sehingga :

2d sin   n ..........................................................(1)

Ini adalah Hukum Bragg, Yang dapat dipakai hanya untuk panjang

gelombang A : λ ≤ 2d.

Walaupun pemantulan dari arah masing-masing adalah specular,

untuk pemantulan dari semua arah hanya nilai-nilai tertentu yang dapat

dikehendaki karena pemantulan dari semua bersifat paralel dan secara berkala

memberi suatu berkas cahaya cermin yang kuat. Jika arah masing-masing

dengan sempurna mencerminkan, hanya yang arah sebelumnya radiasinya

terlihat paralel dan panjang gelombang manapun akan terdifraksi. Tetapi

masing-masing arah mencerminkan 10-3 sampai 10-5


peristiwa radiasi,

sedemikian sehingga pemantulan tersebut boleh berperan untuk membentuk

berkas cahaya yang Bragg-refleksi didalam suatu cristal pemantulan

sempurna oleh pemantulan atom yang tunggal seperti pada perlakuan Bab 17

pada asas permukaan ilmu fisika.


Hukum Bragg adalah suatu konsekwensi kecenderungan waktu

tertentu kisi-kisi. Hukum ini tidak mengacu pada komposisi basis atom

berhubungan.

Gambar 3. Sketsa suatu monokromator oleh Pantulan Bragg pada suatu


spektrum panjang gelombang neutron atau sinar x yang sempit
dari suatu berkas cahaya masuk ke spektrum lebar.
Gambarbagian atas menunjukkan analisa. Pemantulan yang
diperoleh dari suatu kristal tentang kemurnian berkas cahaya
seperti pada 1.16. Neutron dari suatu monokromator kalsium
klorida (After G. Bacon).

Gambar 4. Didraktometer Penyinaran Recording silisium berbubuk,


mempertunjukkan suatu perekaman berkas cahaya yang
terdifraksi. ( Courtesy W. Parrish).
Dengan tiap-tiap titik kekisi. Kita akan lihat, bagaimanapun, basis
komposisi menentukan intensitas yang relatif dari berbagai order difraksi
(yang ditandai dengan n di atas) yang ditentukan dari satuan arah paralel.
Pantulan Bragg dari kristal tunggal ditunjukkan pada gambar 3 didalam
gambar 4.

B. GELOMBANG AMPLITUDO BERHAMBURAN

Asal usul Bragg dengan syarat lenturan suatu status yang rapi.
Keadaan interferensi konstruktif gelombang berserak dari titik kekisi itu. Kita
memerlukan suatu intensitas dari basis atom yang besar dari distribusi
elektron yang mengenai ruang di dalam bagian masing-masing.

1. Analisis Forir
Kita sudah melihat bahwa suatu kristal adalah translasi dari T= µ
1a1+ µ 2a2+ µ 3a3, dimana µ1, µ2, µ3 adalah bilangan bulat dan a1, a2,
a3 adalah kampak kristal. Sifat fisis lokal kristal manapun, seperti
konsentrasi beban, rapat bilangan elektron, atau rapat momen magnet
adalah invarian di bawah T. Yang paling utama adalah jumlah kekentalan
elektron n ( r) adalah suatu fungsi yang perodik r, dengan periode a1, a2,
a3 didalam arah tiga kampak kristal, yang berturut-turut. Seperti itu :

(r  T )  n(r ) ..........................................................(2)

Oleh karena itu, kecenderungan waktu tertentu menciptakan suatu


situasi ideal untuk Analisis Forir. Kekayaan kristal yang menarik secara
langsung dihubungkan dengan komponen Forir rapat elektron.

Pertama kita mempertimbangkan suatu fungsi n ( x) didalam satu


dimensi dengan periode arah x. Kita memperluas n(x) didalam suatu
rangkaian Fouries sinus dan kosinus:

 
n( x)  n0   C pCos(2px / a) ...........................(3)
p 0

Jika p adalah bilangan bulat positif dari Cp, Sp adalah tetap riil,
koefisien Fourier perluasan itu. Didalam argumentasi memastikan bahwa
n(x) mempunyai periode a:


n( x  a)  n0   C p cos( 2px / a  2p)  S p sin( 2px / a  2p) 
 n   C 
...............(4)
0 p cos( 2px / a)  S p sin( 2px / a)
P/a itu adalah suatu titik i kekisi timbal-balik atau Forir kristal
didalam satu dimensi poin-poin yang sejajar. Poin-Poin Kekisi timbal-
balik menyatakan terminologi yang layak didalam deret Forir (4) atau (5).
Suatu istilah adalah syarat kecenderungan waktu tertentu pada kristal,
seperti pada gambar 5; lain poin-poin didalam ruang timbal balik tidaklah
dinyatakan sebagai perluasan Fourier suatu fungsi periodik.

Hal tersebut dapat menyenangkan untuk menentuan rangkaian didalam


format yang ringkas.

n( x)   n p exp( i 2px / a ) ....................................(5)


p

Di mana, jika pennjumlahan di atas semua bilangan bulat p: positif,


negatif, dan nol. Koefisien Np menjadi kompleks. Untuk memastikan
bahwa n(x) adalah suatu fungsi riil, kita memerlukan

n _ p  n p ..............................................(6)

Karena penjumlahan dalam istilah p dan - p adalah riil. Tanda


bintang pada n-p menandakan bilangan kompleks yang menghubungkan
n-p dengan px/a, pen;jumlahan istilah p dan - p didalam ( 5) adalah riil jika
(6) dicukupi. PenJumlahan adalah sebagai berikut :

n p (cos   i sin  )  n p (cos   i sin  )


.............................(7)
 (n p  n p ) cos  i(n p  n p ) sin 

Yang mana pada waktu yang memadai, sama dengan fungsi yang riil

2 Re( n p ) cos   2im (n p ) sin  ...........................................(8)


Jika (6) dicukupi. Di sini Re (Np) Adn Im(Np) adalah riil dan
menandakan bagian-bagian dari khayal dan bilangan riil np. Dengan
begitu, rapat bilangan n(x) adalah suatu fungsi riil, yang diinginkan
Perluasan Analisis Forir ke fungsi periodik n(r) didalam tiga
dimensi adalah secara langsung. Kita harus temukan satu set panah/garis
vektor G . seperti berikut :
n(r )   nG exp (iG  r ) .............................(9)
G
Invarian dibawah semua terjemahan kristal T itu ditinggalkan dari
invarian kristal itu. Jadi akan ditunjukkan bahwa satuan yang Forir pada
koefisien nG menentukan amplitudo hamburan sinar x.
Rangkaian pembalikan Forir. Kita Sekarang menunjukkan bahwa
Koefisien Forir Np didalam rangkaian (5) yang diberi oleh :
a
n p  a 1  dx n( x) exp (i 2px / a) ..........................(10)
0

Subtitusi persamaan 5 didalam persamaan 10 untuk memperoleh :


a
n p  a 1  n p '  dx exp i 2 ( p' p) x / a ...........................(11)
p 0

Jika p' dan p nilai yang integral adalah

a
(ei 2 ( p ' p )  1)  0
i 2 ( p' pP

Sebab p' - p adalah suatu bilangan bulat dan exp i2 integral = 1.


Karena istilah p'= p integral nd adalah exp ( i0)= 1, dan nilai yang integral
a. Demikian, sehingga np= a-1npa= np, yang mana identitasnya, menjadi
persamaan 10. Pembalikan 10 dan persamaan 9 memberi :

nG  Vc1  dV n(r ) exp( iG  r ) .............................(12)


cc

Di sini Vc adalah volume suatu sel kristal. Panah/Garis vektor


Kekisi Timbal-Balik. Untuk berproses lebih lanjut dengan Analisis Forir,
konsentrasi elektron yang harus digunakan adalah panah/garis vektor G.
Forir penjumlahan nG exp (iG. r) seperti i pada persamaan 9. Prosedur
membentuk basis yang teoritis untuk banyak ilmu fisika zat padat, jika
analisis Fourier adalah menggunakan cara ini. Kita membangun
panah/garis vektor poros b1, b2, b3 kekisi timbal-balik:
a2  a3 a3 a1 a1 a2
b1  2 ; b2  2 ; b3  2 ...........(13)
a1  a2  a3 a1  a2 a3 a1  a2 a3

Faktor 2 tidaklah digunakan oleh grafik kristal tetapi adalah


menggunakan ilmu fisika pada status zat padat.
Jika a1, a2, a3 adalah panah/garis vektor yang primitif kisi-kisi
kristal, kemudian b1, b2, b3 adalah panah/garis vektor yang primitif kekisi
timbal-balik itu. Masing-Masing panah/garis vektor yang digambarkan
oleh persamaan 13 ortogonal pada dua panah/garis vektor poros kisi-kisi
kristal. Dengan begitu, b1, b2, dan b3 mempunyai properti :
b1  a j  2ij ..........................................(14)

Hal ini menunjukkan kekisi timbal-balik dipetakan oleh satuan panah/garis


vektor.

G  v1b1  v2b2  v3b3 ..........................(15)

Di mana v1, v2, v3 adalah bilangan bulat. Suatu panah/garis vektor


G ini adalah suatu panah/garis vektor kekisi timbal-balik. Arah vektor G
didalam Deret Fourier (9) hanya panah/garis vektor kekisi timbal-balik
(15), karena penyajian Deret Fourier elektron pada rapat elektron
mempunyai perbedaan yang diinginkan di bawah yang terletak pada
kristal T= µ 1a1+ µ 2a2+ µ 3a3. Dari ( 9),

n(r  T )   nG exp( iG  r ) exp( iG  T ) .........................(16)


G

Tetapi exp ( iG. T) = 1, sebab :


exp( iG  T )  exp i(v1b1  v2b2  v3b3 )  (v1a1  v2a2  v3a3) 
..........(17)
 exp i 2 (v1u1  v2u2  v3u3 

Argumentasi yang bersifat exponen mempunyai format 2i adalah


suatu bilangan bulat, sebab v1u1+ v2u2 + v3u3 adalah suatu bilangan
bulat, yang disebut dengan penjumlahan produk bilangan bulat. Dengan
begitu persamaan ( 9) mempunyai invarians yang diinginkan berupa n(r+
T)= n(r)= ? nG exp ( iG. r).
Tiap-Tiap struktur hablur mempunyai dua kisi-kisi berhubungan
dengan itu, kristal memberi kisi dan kekisi timbal-balik itu. Suatu pola
difraksi pada suatu kristal adalah akan ditunjukkan, suatu peta kekisi
timbal-balik kristal itu. Suatu gambaran mikroskop, jika bisa dipecahkan
pada suatu skala cukup bagus, suatu peta struktur hablur didalam bilangan
riil. Dua kisi-kisi terkait oleh definisi (13). Dengan begitu, ketika kita
berputar suatu kristal di (dalam) suatu pemilik, kita berputar kedua-
duanya kekisi langsung dan kekisi timbal-balik.
Garis vektor di (dalam) kekisi langsung mempunyai dimensi
lenght]; panah/garis vektor di (dalam) kekisi timbal-balik mempunyai
dimensi 1/lenght]. Kekisi timbal-balik adalah suatu kisi-kisi di (dalam)
Fourier [ruang;spasi] berhubungan ith kristal [itu]. Istilah termotivasi di
bawah. Wavevectors selalu diseret masuk Fourier [ruang;spasi],
sedemikian sehingga tiap-tiap posisi di (dalam) Fourier [ruang;spasi]
mungkin punya suatu maksud/arti sebagai descprition suatu
[gelombang/lambaian], tetapi ada suatu arti khusus langsung yang
digambarkan oleh satuan g dihubungkan Dengan suatu struktur hablur.
Syarat Lenturan Theorema. Satuan vektor kekisi timbal-balik G
menentukan cerminan/pemantulan sinar x yang mungkin. Kita melihat
Buah ara. 6 [bahwa/yang] perbedaan di (dalam) faktor fase adalah exp[i(k-
k')]. r] antar[a] [balok/berkas cahaya] berserak dari unsur-unsur volume r
terpisah. Wavevectors [balok/berkas cahaya] ramah dan yang
[datang/berikutnya] k dan k'. Kita mengira bahwa amplitudo [itu].

Gambar 6 Perbedaan di (dalam) alur lenght gelombang masuk k di poin-


poin O, r berdosa?, dan perbedaan di (dalam) sudut fase adalah
( 2?r berdosa?)/?, yang mana [adalah] sepadan dengan k.r.
Karena [gelombang/lambaian] yang diffracted perbedaan di
(dalam) sudut fase adalah - k'.r. Total perbedaan di (dalam)
sudut fase adalah ( k- k'). r, dan [gelombang/lambaian]
berserak dari dV pada r mempunyai faktor fase [itu] exp[i(k-
k')]. r] sehubungan dengan [gelombang/lambaian] [itu]
berserak dari suatu unsur volume di asal O.
Gambar 7. Definisi vektor hamburan k memjadi k  k  k ' .
Dalam amburan elastis, besarannya memuaskan k '  k .
Selanjutny, dalam Bragg scattering dari sebuah kisi periodik,
ada yang diperbolehkan musk sama dengan vektor kisi
timbal balik G.
Gelombang yang tersebar dari elemen volume sebanding dengan
konsentrasi elektron local n (r). Amplitudo total gelombang yang tersebar
ke arah k ' sebanding dengan integral di atas kristal n ( r ) dV fase faktor
exp [ i ( k  k  k ' ). r ].

Dengan kata lain, amplitudo dari listrik atau magnet, factor medan
pada gelombang elektromagnetik yang sebanding dengan bentuk integral
yang mendefenisikan kuantitas yang disebutpenyebaran amplitude :
…………………..18)

Dimana k  k '  k .atau k  k  k ' …………...……………….(19)


Dengan k bertindak mengubah factor gelombang dan
penyebaran fektor (Gambar 7). k ke k menghasilkan k’ vector
penyebaran gelombang cahaya.Selanjutnya, memasukan persamaan (18)
kedalam komponen persamaan (19) dari n (r) untuk mendapatkan
penyebaran amplitude
…………………………….....…..(20)
Kapan penyebaran vector k sama dengan sebuah timbale balik kisi
vector,
k  G ……………………………………………………….(21)
Uraian dari exponensial yang hilang dan F=VnG. Ini merupakan
latihan sederhana (latihan 4) untuk memperoleh bagian terkecik k
memiliki perbedaan yang signifikan pola vector.
Penyebaran elastic dari energy foton h  menghematkan, jadi
frekuensi '  ck ' cahaya yang muncul sama dengan frekuensi dari
peristiwa cahaya. Demikian dengan besarnya k dan k’ sama dan k 2  k ' 2
mengakibatkan penyebaran dari elekron dan neutron cahaya. Untuk
(persamaan 21) dapat membangun k  G atau k'G  k ' . Jadi dari
kondisi difraksi maka didapatkanrumus sebagai berikut :
(k 'G) 2  k 2 atau 2k.G  C 2  0
Pusat dari hasil teori elastis penyebaran periodik cahaya. Jika G
merupakan perbandingan dari fektor cahaya menjadi - G dan dengan
melakukan subtitusi persamaan 22 maka diperoleh
2k.G  G 2 ………………………………...……(23)

Persamaan (23) merupakan pernyataan kondisi besar (1). Hasil dari


masalah 1 adalah mengatur jarak d(hkl) diantaranya garis lintang sejajar
dengan kisi yang normal dari pusat G=hb1+kb2 +lb3,adalah
d (hkl)  2 / G . Demikian dengan bagian 2k.G=G2, dapat ditulis sebgai

berikut Atau Dengan  adalah sudut diantara peristiwa


mengirim cahaya dan bidang Kristal. Karena hkl bisa mengandung vector
n dimana dari kondisi Bab 1 mengandung factor tersisikan. Sehingga kita
dapat diperoleh

…………………..…………………….(24)

Dimana d mengatur jarak antara batas garis antara batas garis


lintang sejajar dengan indeks h/m, k/m, l/m.

2. Persamaan Laue
Persamaan (21) merupakan teori difraksi, yaitu bahwa k  G ,
dapat diungkapkan dengan cara apapun untuk memberikan apa yang
disebut persamaan Laue . Ini sangat berharga karena representasi
geometris mereka. Produk skalar dari keduanya k dan G berturut-turut
dengan a1, a2, a3. Dari (14) dan (15) kita dapatkan :

………………………(25)
Persamaannya memiliki interpretasi geometris yang sederhana.
Persamaan pertama memberitahu k terletak pada kerucut
tertentu tentang arah a1 . Persamaan kedua mengatakan k terletak pada
kerucut tertentu tentang arah a2 juga, dan persamaan ketiga mensyaratkan
k terletak pada kerucut a3 . Jadi, pada refleksi k harus memenuhi
ketiga persamaan tersebut, ia harus berada pada garis persimpangan tiga
kerucut yang sama, yang merupakan kondisi parah yang hanya dapat
dipenuhi dengan penyatuan sistematik atau pencarian dalam orientasi
panjang gelombang atau Kristal.

Sebuah konstruksi yang bagus, pembuatan Ewald, diperlihatkan di


Gbr.8. Hal ini membantu memvisualisasikan sifat kebetulan yang harus
terjadi untuk memenuhi kondisi difraksi dalam tiga dimensi.
Gambar8. Poin di sisi kanan adalah titik kisi timbal balik dari kristal.
Vektor k ditarik ke arah sinar x maka terjadi pengiriman
cahaya, dan memilih asal k berakhir pada setiap titik kisi
timbal balik. Penggambar jari-jari bola k  2 /  tentang
dari titik k. sinar terdifraksi akan terbentuk jika bidang ini
memotong titik lain dalam kisi bolak balik. Lingkup
seperti ditarik pemotong titik terhubung dengan akhir k
oleh timbal balik vektor kisi G. sinar x yang terdifraksi
berada pada arah k '= K + G. Sudut  adalah sudut
bragg dari gmr.2. pernyataan P.P. Ewald .

C. BRILLOUIN ZONES
Brillouin memberikan pernyataan tentang kondisi differensiasi yang
paling banyak digunakan dalam fisika zat padat, yang berarti dalam gambaran
teori band energi elektron dan eksitasi elementer jenis lainnya. Sebuah zona
Brillouin didefinisikan sebagai sel primitif Wigner-Seitz dalam kisi timbale
balik. (Pembangunan di secra langsung yang ditunjukkan di Gambar 1.4)
zona Brillouin memberikan tafsiran geometris yang jelas tentang kondisi
difraksi 2k.G = G2 dari Persamaan. (23). Membagi kedua sisi dengan 4
diperoleh:

2
1  1 
k. G    G  ………………..……….……………………(26)
2  2 

Di ruang timbal balik yang bekerja yakni, ruang k 's dan G' s.
memilih vektor G dari titik asal ke titik kisi timbal balik. membuat bidang
yang normal pada vektor G pada titik tengah. Pesawat ini membentuk bagian
dari batas kawasan (gmr.9a). sinar x dalam kristal akan difraksi jika
vektornya k memiliki besar dan arah yang dibutuhkan persamaan (26). Balok
yang terdifraksi kemudian akan berada di arah k=-G , seperti yang lihat dari
persamaan (19) dengan k  G . Dengan demikian konstruksi brillouin
menunjukkan semua vektors k , Bragg tercermin pada Kristal
Gambar 9a. Poin kisi timbale balil mendekati titik O pada asal kisi
timbal balik. Vektor kisi timbal balik Gc menghubungkan
OC; dan GD menghubungkan OD . Dua bidang 1 dan 2
digambar merupakan garis-garis tegak lurus dari masing-
masing GC dan GD. Vektor dari asal ke bidang 1, seperti k1,
1 1
akan memenuhi kondisi difraksi k 1 .( GC )  ( GC ) 2 . Setiap
2 2
vektor dari titik asal ke bidang 2, seperti k2 . Akan
memuaskan kondisi difraksi k 2 .( 1 GC )  ( 1 GC ) 2
2 2

Gambar 9b Persegi kisi timbal balik dengan vektor kisi timbal balik
yang ditunjukkan sebagai garis hitam halus . Garis yang
ditunjukkan putih adalah garis-garis tegak lurus dari
vektor kisi timbal balik. Kotak tengah adalah volume
terkecil tentang asal yang dibatasi seluruhnya oleh garis
putih. Persegi adalah sel primitif Wigner-Seitz dari kisi
timbal balik . Ini disebut zona Brillouin pertama .

Himpunan bidang yang merupakan barisan terang dari vektor kisi timbal
balik secara umum sangat penting dalam teori perambatan gelombang dalam
kristal: Gelombang yang vektornya diambil dari titik asal berakhir pada
salah satu bidang akan memenuhi syarat untuk difraksi. Bidang ini membagi
ruang Fourier kristal menjadi penggalan, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar.9b untuk kisi persegi. Persegi di tengah adalah sel primitif dari kisi
timbal balik. Ini adalah sel Wigner-Seitz dari kisi timbal balik.

Sel contral dalam kisi timbale balik adalah penting khusus dalam teori
padatan, dan kami menyebutnya zona Brillouin pertama.
ZonaBrillouinpertamaadalah volume terkecil yang seluruhnyatertutupoleh
bidang-bidang yang merupakan garis-garis lurus dari vektor kisi timbal
balik yang diambil dari titik asal. Contoh ditunjukkan pada Gambar. 10 dan
11.

Secara historis, zona Brillouin bukan bagian dari bahasa analisis


difraksi sinar-x dari struktur kristal, namun zona tersebut merupakan bagian
penting dari analisis struktur pita energi elektronik kristal.

……………………(27a)
Gambar10. Pembangunan zona Brillouin pertama zona untuk kisi
miring dalam dua dimensi. Pertama kali menarik
sejumlah vektor dari O ke titik terdekat di kisi timbal
balik. Selanjutnya menguraikan garis-garis yang tegak
lurus terhadap vektor-vektor pada titik tengahnya. Area
tertutup terkecil adalah zona Brillouin pertama .

Gambar 11 Kristal dan timbal balik dalam satu dimensi. Basis


vektor dalam kisi timbal balik adalah b , panjang
sama dengan 2 / a . Vektor kisi timbal balik
terpendek dari titik asal adalah b dan -b . garis-
garis lurus dari vektor-vektor ini dari batas-batas
kawasan Brillouin yang pertama. Batasnya berada
di k   / a
x̂ , ŷ , ẑ adalah vektor ortogonal dari unit jalak . Volumenya a1.a2xa3= a3.
Vektor terjemahan primitif dari kisi timbal balik ditemukan dari standar
konsep (13):
……….(27b)

kisi resiprokal tersebut merupakan kisi kubik sederhana, sekarang


kisi konstan 2 / a
Gambar 12 Vektor dasar primitif kisi kubus berpusat pada benda

Gambar13 Pertama kawasan Brillouin pertama dari kisi


kubik berpusat pada benda. Gambar in
membentuk belaketupat yang mempunyai
dinding 12
Batas-batas Brillouin pertama zona adalah bidang normal ke enam

vektor kisi timbal balik pada titik tengahnya :

……… (28)

Keenam bidang itu mengikat sebuah kubus tepi 2 / a dan volume


( 2 / a ) 3 ; kubus ini adalah zona Brillouin pertama dari kisi kristal

3. Kisi resiprokal ke kisi bcc


Terjemahan terjemahan primitif dari kisi bcc (gambar.12) adalah

…………(29)

Dimana a adalah sisi dari kubus konvensional dan x̂ , ŷ , ẑ adalah


vektor satuan ortogonal yang sejajar dengan tepi kubus. Volume primitif
adalah

Terjemahan primitif dari kisi timbal balik ditentukan oleh (gmr13).


Kami memiliki, menggunakan (28)

…………(31)

Catatan dibandingkan dengan Gambar 14 (hal 27) bahwa ini hanya


vektor primitif dari kisi fcc , sehingga kisi fcc adalah kisi timbale balik
dari kisi bcc

Vektor kisi timbal balik umum adalah, untuk integral v1 , v2 , v3

…………(32)

Gambar 14. Primitif dasar vector yang memusat pada permukaan kisi
kubik

G terpendek adalah 12 vektor, di mana semua pilihan tanda


bersifat independen:
…………..(3)

Primitif dari kisi timbal balik adalah menyertai digambarkan oleh


b1, b2, b3 didefinisikan oleh (31). Volume sel ini dalam ruang timbal
balik adalah b1.b2 x b3 = 2 ( 2 / a ) 3 .bagian in berisi satu titik kisi timbal
balik karena masing - masing sudut mempunyai delapan sudut diserang di
antara delapan yang menyertainya . Masing-masing yang menyertai
berisi seperdelapan dari masing-masing delapan titik sudut (lihat Gmr.12) .

Bagian 1 primitif adalah bagian pusat (Wigner-Seitz) dari kisi


timbal balik yang merupakan kawasan brillouin pertama . Setiap sel
tersebut mengandung satu titik kisi di zona brillouin pertama . Setiap sel
tersebut mengandung satu titik kisi pada bagian titik pusat . Kawasan ini
(untuk kisi bcc) dibatasi oleh bidang normal ke 12 vektor Persamaan. (33)
di titik tengah. Kawasan 12 tersebut merupakan , belah ketupat yang
mempunyai 12 bidang , seperti yang ditunjukkan pada Gambar.13.

4. Kisi resiprokal kekisi fcc


Varian terjemahan primitif dari kisi fcc pada Gambar 14 adalah

…………(34)

Volume sel primitif adalah

…………………………...........……………… (35)

Gambar 15 Kawasan brillouin terpusat. pada kisi kubus. Sel berada dalam
ruang timbal balik, dan kisi timbal balik berpusat pada kubus
tersebut..

Vektor terjemahan primitive dari kisi timbal balik ke kisi fcc tersebut.
b 1  2 / a  xˆ  yˆ  xˆ ;
b 2  2 / a xˆ  yˆ  xˆ ; (36)
b 3  2 / a xˆ  yˆ  xˆ ;

Ada vektor terjemahan primitive dari kisi bcc, sehingga kisi bcc
bersifat timbal balik ke kisi fcc. Volume sel primitive dari kisi timbal balik
adalah 42 / a  . G terpendek adalah delapan vector :
3

2 / a xˆ  yˆ  xˆ ; ..................................................(37)

Batas-batas sel pusat di kisi timbal balik ditentukan oleh sebagian


dari delapan bidang normal pada vector-vektor titik tengahnya. Namun
sudut octahedron yang terbentuk dipotong oleh bidang-bidang yang
merupakan garis-garis lurus dari enam vector kisi timbal balik lainnya.

2 / a  2xˆ ;


2 / a  2yˆ ; .....................................................(38)
2 / a  2zˆ ;

Perhatikan bahwa 2 / a 2x̂ adalah faktor kisi timbal balik
karena sama dengan b2 + b3. Kawasan brillouin pertama adalah volume
terbatas terkecil tentang asal, octahedron terpotong yang ditunjukan pada
gambar 15. Enam bidang mengikat sebuah kubus dari tepi 4π/a dan
(sebelum pemotongan) dari volume (4π/a)3.

D. ANALISIS VOURIER DASAR


Bila kondisi difraksi ∆𝒌 = 𝑮dari persamaan (21) maka, amplitido
hamburan (18) untuk kristal sel N dapat ditulis sebagai ;

FG  N  dV n r exp  iG.r   NS G
(39)
sel ...........................

Kuantitas SG disebut vaktor struktur dan didefenisikan sebagai integral diatas


sel tunggal, dengan r = 0 di satu sudut.
Sering kali berguna untuk menuliskan kosentrasi elektron n (r)
sebagai superposisi fungsi kosentrasi elektron nj yang terkait dengan masing-
masing atom j dari sel. Jika rj adalah vektor kepusat atom j, maka fungsi nj (r-
rj) mendefenisikan kontribusi atom tersebut terhadap kosentrasi elektron pada
r. kosentrasi electron total pada r karena semua atomadalah jumlah dalam sel
tunggal.

n r    n j r  r j  ..................................................(40)
s

j 1

Di atas atom s dasarnya. Dekomposisi n(r) tidak unik, karena kita


tidak dapat selalu mengatakan berapa banyak muatan yang dikaitkan dengan
masing-masing atom. Ini bukan merupakan kesulitan yang penting.

Faktor struktur yang didefenisikan oleh (39) sekarang dapat


dituliskan sebagai integral diatas atom s sel:

S G    dV n j r  r j exp  iG . r 
j
....................(41)
  exp  iG . r j  dV n j  exp  iG .  
j

Di mana   r  r j . Sekatang kita definisikan faktor formulir atomik

sebagai

f j   dV n j  exp  iG .   (42)
......................................

Terintegrasi di semua ruang. Jika nj (𝝆) adalah properti atom, fj


adalah properti atom. Baru kita kombinasikan 41 dan 42 untuk
mendapatkan factor struktur dasar dalam bentuk

S G   f j exp  iG. r j  ...........................................(43)


j

Bentuk biasa dari hasil ini mengikuti penulisan untuk atom j:


r j  x j a1  y j a2  z j a3 .............................................(44)
Seperti pada (1.2). kemudian, untuk pantulan yang dilabeli oleh v1,
v2, v3, kita memiliki

G . r j  v1b1  v2 b 2  v3b 3 . x j a1  y j a2  z j a3  2 v1 x j  v2 y j  v3 z j 


(45)
....
Sehingga (43) menjadi

 
S G v1v2 v3    f j exp  i 2 v1 x1  v2 y j  v3 z j  ............(46)
j

Faktor struktur S tidak perlu nyata karena intesitas yang tersebar


akan melibatkan S*S, di mana S* adalah konjugat kompleks S sehingga
S*S nyata.

1. Struktur Factor dari kisi bcc


Dasar bcc yang mengacu pada sel kubik memiliki atom identik
pada x1 = y1 = z1 = 0 dan pada x2 = y2 = z2 = ½ . Jadi (46) menjadi
S v1v 2 v3   f 1 exp  i v1  v2  v3  ....................(47)
dimana f adalah faktor bentuk sebuah atom. Nilai S adalah nol setiap kali
eksponensial memiliki nilai -1, dimana setiap kali argumennya adalah -i𝜋
X (bilangan bulat ganjil). Jadi kita punya
S = O saat v1+ v2+ v3 = bilangan bulat ganjil ;

S = 2f ketika v1+ v2+ v3 = bahkan bilangan bulat

Natrium metalik memiliki struktur bcc. Pola difraksi tidak


mengandung garis seperti (100), (300), (111), atau (221), namun garis
seperti (200), (110), dan (222) akan hadir; Di sini indeks (v1 v2 v3) dirujuk
ke sel kubik. Apa interpretasi fisik dari hasil bahwa refleksi (100)
ditiadakan ? Refleksi (100) biasanya terjadi ketika pantulan dari bidang
yang mengikat kubik berbeda dalam fase pada 2𝜋. Dalam kisi bcc ada
bidang intervensi (Gambar 16) dari atom, diberi label bidang kedua pada
gambar, yang sama dengan daya serap ke bidang lainnya. Terletak di
tengah-tengah diantaranya, ini memberi refleksi terbelakang dalam fase
oleh 𝜋sehubungan dengan bidang pertama, sehingga membatalkan
kontribusi dari pesawat itu. Pembatalan refleksi (100) terjadi pada kisi bcc
karena bidangnya identik dalam komposisi. Pembatalan serupa dapat
ditemukan dengan mudah di struktur hcp.

2. Struktur Factor dari kisi fcc


Dasar struktur fcc yang dikemudikan ke sel kubik memiliki atom
11 1 1 11
identik pada 000; 0 ; 0 ; 0 jadi (46) menjadi
22 2 2 22
S v1v2 v3   f 1 exp i v2  v3  exp  i v1  v3  exp i v1  v2 
(48)

Gambar 16 Penjelasan tidak adanya refleksi (100) dari kisi kubus


berpusat pada tubuh. Perbedaan fasa antara pesawat berturut-turut
adalah 𝜋, sehingga amplitudo yang dipantulkan dari dua bidang
yang berdekatan adalah l + e-iπ = 1-1 = 0
.
Jika semua indeks adalah bilangan bulat, s = 4f; Demikian pula jika
semua indeks adalah bilangan bulat ganjil. Tapi jika hanya satu dari
bilangan bulat itu genap, dua eksponennya akan menjadi kelipatan yang
kurang sempurna yaitu -iπ dan S akan hilang. Jika hanya satu dari
bilangan bulat itu yang kurang sempurna, argumen yang sama berlaku dan
S juga akan hilang. Dengan demikian di kisi fcc tidak ada refleksi yang
bisa terjadi dimana indeks sebagiannya genap dan sebagian tidak.
Intinya diilustrasikan dengan Gambar 17: KCl dan KBr memiliki
kisi fcc, namun n (r) untuk KCl mensimulasikan kisi sc karena K+ dan Cl-
ion memiliki jumlah elektron yang sama.

3. Faktor Bentuk Atom


Dalam ungkapan (46) untuk faktor struktur, terjadi kuantitas fj.
yang merupakan ukuran daya hamburan atom jth di sel satuan. Nilai dari f
melibatkan jumlah dan distribusi elektron atom, dan panjang gelombang
dan sudut hamburan radiasi. Kami sekarang memberikan perhitungan
klasik tentang faktor hamburan.
Radiasi yang tersebar dari atom tunggal memperhitungkan efek
interferensi di dalam atom. Kami mendefinisikan faktor bentuk dalam
(42):
f j   dV n j r  exp  iG . r  (49)

dengan integral diperpanjang atas kontraksi elektron yang terkait dengan


atom tunggal. Misalkan r membuat sudut 𝛼 dengan G; maka G · r = Gr
cos 𝛼. Jika distribusi elektron simetris secara sferis seperti diatas, maka

f j  2  dr r 2 d cos  n j r  exp  iGr cos  


iGr
e iGr  e 
 2  dr r n j r .
2

iGr
Gambar 17 Perbandingan refleksi sinar-x dari serbuk KCl dan KBr.
Di KCl, jumlah elektron K+ dan Cl- sama. Amplitudo
hamburan f(K+) dan f (Cl-) adalah hampir persis sama,
sehingga kristal terlihat seperti sinar-x seolah-olah
memang seperti kisi kubik kubik sederhana monoatomik
kisi konstan 𝛼/2 bahkan bilangan bulat pun terjadi
dalam indeks refleksi bila ada berdasarkan kisi-kisi
konstant. Dalam KBr faktor bentuk Br- sangat berbeda
dengan K+ dan semua bayangan kisi fcc ada. (milik R.
van nordstrand).

Setelah integrasi di atas d (cos 𝛼) · antara -1 dan 1. Jadi, faktor bentuk


diberikan oleh

f j  4  dr n j r r 2 
sin Gr
...................................(50)
Gr
Jika kerapatan elektron total yang sama terkonsentrasi pada r = 0, hanya
Gr = 0 yang akan berkontribusi pada integral. Dalam limit (sin Gr) Gr = 1,
dan
f j  4  dr n j r r 2  Z .........................................(51)
Yaitu jumlah elektron atom. Oleh karena itu f adalah rasio
amplitudo radiasi yang tersebar oleh distorsi elektron yang sebenarnya
dalam sebuah atom yang tersebar oleh satu elektron yang terletak pada
suatu titik. Pada arah ke depan G = 0, dan f mengurangi kembali ke nilai
Z.

Penghambatan elektron keseluruhan dalam padatan seperti yang


terlihat pada difraksi sinar-x cukup dekat dengan atom bebas yang sesuai.
Pernyataan ini tidak berarti bahwa elektron terluar atau valensi tidak
terdistribusi sedikit dalam membentuk padatan; itu berarti hanya bahwa
intensitas refleksi sinar-x diwakili dengan baik oleh atom bebas dari faktor
bentuk dan tidak terlalu sensitif terhadap redistribusi kecil elektron.

RINGKASAN

• Berbagai pernyataan kondisi Bragg:


2d sin   n ; k  G ; 2k .G  G 2

• Kondisi Laue:
a1 . k  2v1 ;
a 2 . k  2v2 ;
a3 . k  2v3 ;
• Terjemahan terjemahan primitif dari kisi timbal balik adalah
a 2 x a3
b1  2 ;
a1 . a 2 x a3
a3 x a1
b21  2 ;
a1 . a 2 x a3
a1 x a 2
b3  2 ;
a1 . a 2 x a3
Di sini, a1 a2, a3 adalah vektor terjemahan primitif dari kisi kristal.
• Sebuah vektor kisi timbal balik memiliki bentuk

G  v1b1  v2 b2  v3b3
dimana v1 v2 v3 adalah bilangan bulat atau nol.

• Amplitudo yang tersebar di arah k '= k +Ak = k + G sebanding dengan faktor


struktur geometris:

 
S G   f j exp  ir j .G  f j exp  i2 x j v1  y j v2  z j v3 

Dimana j berjalan di atas atom s dasar, dan fj adalah faktor bentuk atom (49)
dari atom jth dari dasarnya. Ekspresi di sisi kanan ditulis untuk refleksi
(v1v2v3), yang mana G = v1 b1 + v2 b2+ v3 b3 .

• Setiap fungsi invariant di bawah terjemahan kisi T dapat diperluas dalam deret
Fourier formulir

nr    nG exp iG . r 


G

• Kawasan Brillouin pertama adalah sel primitif Wigner-Seitz dari kisi timbal
balik. Hanya gelombang yang vektor k yang ditarik dari titik asal berakhir pada
permukaan zona Brillouin dapat didifraksi dengan kristal.

 Kisi kristal Kawasan Brillouin pertama


Kubik sederhana kubus
Badan pusat kubik Rhoma dodecahedron (Gambar 13)
Kuburan berpusat muka Octahedron terpotong (Gambar 15)

Masalah
1. Pemisahan lnterplanar. Pertimbangkan sebuah pesawat hkl dalam kisi kristal.

(a) Buktikan bahwa vektor kisi timbal balik G = hb1 + kb2 +lb3tegak lurus
terhadap bidang ini.
(b) Buktikan bahwa jarak antara dua bidang sejajar yang berdekatan dari kisi
adalah d (hkl)= 2 / G .
2 2 2

(c) Tunjukkan kisi kubik sederhana yang d  a / h  k  l .
2 2

2. Kisi ruang heksagonal. Terjemahan terjemahan primitif dari ruang
heksagonal. kisi bisa dianggap sebagai

 
a1  31 / 2 a / 2 xˆ  a / 2 yˆ ;  
a 2   31 / 2 a / 2 xˆ  a / 2 yˆ ; a 3  czˆ

1/ 2 2
(a) Tunjukkan bahwa volume sel primitif 3 / 2 a c .  
(b) Tunjukkan bahwa terjemahan primitif dari kisi timbal balik adalah

 
b1  2 / 31 / 2 a xˆ  2 / a  yˆ ;  
b 2   2 / 31 / 2 a xˆ  2 / a  yˆ ; b 3  2 / c zˆ

sehingga kisi-kisi itu sendiri timbal balik, tapi dengan putaran sumbu.

(c) Jelaskan dan buat sketsa zona Brillouin pertama dari kisi ruang
heksagonal.

3. Volume kawasan Brillouin. Tunjukkan bahwa volume kawasan Brillouin


pertama adalah 2 3 / Vc di mana Vc adalah volume sel primitif kristal.
Petunjuk: Volume kawasan Brillouin sama dengan volume paralel primitif di
ruang Fourier. Ingat kembali identitas vektor c x a x a xb c . a x ba.
4. Lebar maksimum difraksi. Kita mengira bahwa dalam kristal linier ada pusat
hamburan titik identik pada setiap titik kisi  m  ma , di mana m adalah
bilangan bulat. Dengan analogi dengan (20), amplitudo radiasi yang tersebar
akan sebanding dengan F   exp  ima . k . Jumlah di atas titik kisi M

adalah
1  exp  iM a . k 
F
1  exp  ia. k 

dengan menggunakan seri

M 1
1 xM
 xm 
m0 1 x

2
(a) Intensitas yang tersebar sebanding dengan F Tunjukkan itu
sin 2 1 / 2 M a . k 
F  F .F 
2

sin 2 1 / 2 a . k 

(b) Kita tahu bahwa maksimum difraksi muncul saat a . k  2h , di mana h
adalah bilangan bulat. Kami mengubah k sedikit dan menentukan
 in a . k  2h   sedemikian rupa sehingga ∈ memberikan posisi nol

M a . k  .Tunjukkan bahwa   2 / M
1
pertama sin ,sehingga lebar
2
maksimum difraksi sebanding untuk 1/M dan bisa sangat sempit untuk
nilai makroskopik dari M. hasil yang sama berlaku untuk kristal tiga
dimensi.

5. Faktor struktur berlian. Struktur kristal berlian dijelaskan pada Bab 1. Dasar
terdiri dari delapan atom jika sel diambil sebagai kubus konvensional.

(a) Carilah faktor struktur dari dasar ini.

(b) Temukan angka nol Pasir menunjukkan bahwa refleksi yang diizinkan dari
struktur berlian memuaskan v1  v2  v3  4n , di mana semua indeks genap
dan n adalah bilangan bulat apa pun, atau semua indeks aneh (Gambar 18).
(Perhatikan bahwa h, k, l dapat ditulis untuk v1 , v2 , v3 dan ini sering
dilakukan).
6. Bentuk faktor hidrogen atom. Untuk atom hidrogen dalam keadaan dasarnya,

kerapatan nomornya adalah nr   a03  exp  2r / a0  , di mana a0 adalah


1

Bohr radius. menunjukkan bahwa factor dari f G 16 / 4  G 2 a02  .


2
Gambar 18 Pola difraksi neutron untuk bubuk berlian. (Setelah G. Bacon.)

7. Garis diatomik. Perhatikan garis atom ABAB ... AB, A-B dengan panjang
1
ikatan a .Faktor bentuknya adalah f a , f b untuk atom A, B, masing-masing.
2
Sinar kejadian sinar-X tegak lurus terhadap garis atom. (a) Tunjukkan bahwa
kondisi interferensi adalah n  a cos  , di mana θ adalah sudut antara balok
yang terdifraksi dan garis atom. (b) Tunjukkan bahwa intensitas sinar difraksi

fA  fB fA  fB
2 2
sebanding dengan untuk n ganjil, dan untuk n n

sekalipun. (c) Jelaskan apa yang terjadi jika f A  f B .


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah tentang Kisi Resiprok dapat
disimpulkan bahwa :
1.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikakan oleh penulis terhadap penyusunan
makalah ini adalah agar kita sebagai masyarakat harus mampu beradaptasi
dengan perubahan-perubahan sosial yang dipengaruhi oleh sains dan teknologi
dengan kata lain perkembangan teknologi dan ilmu sains yang semakin pesat
dimanfaatkan agar dapat memajukan kehidupan masyarakat bukan malah
merusaknya. Oleh karena itu kita harus selektif dalam memilah dan melihat
perubahan-perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan nilai, norma, dan
budaya kita, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai