Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA


Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Bencana yang diampuh
oleh :
Novita Verayanti Manalu,

Oleh :
Cia Silaban (1751043) Kezia Yunis (1751)
Devra Suryaatmaja (17510) Mega Aryanti (17510)
Feren Senge (17510) Natania (1751013)
Frederick Simare-mare (17510) Novia Golung (17510)
Hosea Siahaan (1751) Theofani Sirait (1751001)
Joseph Ruskandi (1751) Yehuda Imanuel (1751)
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
T.A 2019/2020
BAB I
LATAR BELAKANG

Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat
tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi alam terseut serta adanya
keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia menyebabkan timbulnya risiko terjadinya
bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga
kaya akan sumberdaya alam.
Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi
(gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi (banjir,
tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit
manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi (kecelakan
industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia). Bencana akibat
ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat perebutan sumberdaya yang
terbatas, alasan ideologi, religius serta politik. Sedangkan kedaruratan kompleks merupakan
kombinasi dari situasi bencana pada suatu daerah konflik.
Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu penataan atau
perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan secara
terarah dan terpadu. Penanggulangan yang dilakukan selama ini belum didasarkan pada
langkah-langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali terjadi tumpang tindih
dan bahkan terdapat langkah upaya yang penting tidak tertangani.
Permasalahan yang timbul sebagai akibat peristiwa bencana alam, non alam maupun
bencana sosial merupakan dampak bencana yang bersifat primer yaitu menyengsarakan orang
dan merusak lingkungan secara langsung pada saat bencana terjadi antara lain menimbulkan
kematian. Dampak bencana yang bersifat sekunder yaitu timbulnya masalah keluarga
terutama apabila kepala keluarga meninggal dunia. Bantuan yang tidak tepat akan
menimbulkan masalah bagi korban bencana yang menyebabkan mereka tidak berdaya untuk
memulihkan fungsi sosial dan ekonomi.
Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, salah
satu yang menjadi prioritas adalah upaya kesiapsiagaan yang bertujuan untuk penurunan
risiko bencana. Dalam rangka kesiapsiagaan, maka salah satu upaya yang perlu dilaksanakan
adalah geladi penanggulangan krisis kesehatan. Geladi penanggulangan krisis kesehatan
adalah bentuk latihan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan menanggulangi krisis
kesehatan yang timbul akibat bencana. Geladi ini juga dilaksanakan dalam rangka menguji
rencana kontinjensi bidang kesehatan yang telah disiapkan di beberapa provinsi,
kabupaten/kota bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait.
BAB II
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA

A. Tujuan Penyelenggaraan Simulasi


 Tujuan Umum
Memberikan pedoman atau panduan dalam menyusun Rencana Penanggulangan Bencana
(disaster management plan) yang menyeluruh, terarah dan terpadu di tingkat
Propinsi/Kabupaten/Kota.

 Tujuan Khusus
1. Peserta akan dapat mendefinisikan peran dan tanggungjawab mereka dalam situsi
darurat.
2. Peserta akan memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas dan identifikasi
tugas utama dan aksi-aksi merespon bencana.
3. Peserta akan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dengan system
koordinasi yang telah ada.

B. Susunan Panitia/Rencana Pengorganisasian dan Tugas Pokok PIC


Tugas dan tanggung jawab dari penyelenggara geladi adalah sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab
a) Menetapkan kebijaksanaan, petunjuk-petunjuk serta rencana garis besar
pelaksanaan geladi.
b) Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya geladi.

2. Pengarah
a) Memberi arahan-arahan bersifat teknis baik diminta maupun tidak kepada Ketua
Pelaksana.
b) Melaksanakan monitoring terhadap penyelenggaraan geladi.
c) Mengevaluasi penyelenggaraan geladi.
d) Melaksanakan rapat dengan instansi terkait bila timbul permasalahan yang
menyangkut kebijaksanaan pokok di dalam pelaksanaan geladi.
e) Bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Geladi.

3. Ketua Pelaksana
a) Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai kebijakan dan kewenangan yang diberikan
serta bertindak atas nama Penanggung Jawab Geladi.
b) Bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Geladi.
c) Memimpin penyelenggaraan geladi.
d) Menentukan ruang lingkup geladi dan mengeluarkan petunjukpetunjuk pelaksanaan
geladi kepada tiap unsur penyelenggara geladi.
e) Selama geladi berlangsung, Ketua Pelaksana dapat mendelegasikan tuganya kepada
Wakil Ketua pelaksana.
f) Melaporkan penyelenggaraan geladi kepada Penanggung Jawab Geladi paling
lambat dua minggu setelah geladi selesai.
4. Sekretaris
a) Memberikan pelayanan yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan
kepada seluruh penyelenggara geladi.
b) Mengatur lalu lintas surat-menyurat dan pengiriman naskah geladi kepada yang
berhak menerimanya.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

5. Bidang Penyelenggara
a) Menyusun, merencanakan dan menjadwalkan kegiatan geladi.
b) Memberi data-data yang berhubungan dengan rencana geladi.
c) Menyiapkan personil yang diperlukan untuk penyelenggaraan geladi.
d) Merencanakan lokasi yang akan dipakai untuk pelaksanaan gelada
e) Menyusun konsep rencana dukungan logistik, transportasi, akomodasi dan
konsumsi, yang meliputi personil, keuangan, protokoler, peralatan, perbekalan
dan angkutan.
f) Merumuskan rencana pengamanan yang tertuang dalam rencana geladi.
g) Mengoordinasikan kegiatan geladi dengan unsur-unsur terkait.
h) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

6. Bidang Perancang Materi


a) Menyusun dan mengajukan konsep naskah geladi (meliputi petunjuk geladi,
pengkajian, pengawasan dan cheklist penilaian) dan skenario geladi atas dasar
petunjuk/arahan Ketua Pelaksana Geladi dan hasil peninjauan lapangan.
b) Menyempurnakan kelengkapan naskah geladi antara lain petunjuk umum geladi,
keadaan umum, keadaan khusus, rencana waktu geladi, persoalan bagi pelaku
dan rencana pengendalian.
c) Menyusun dan mengajukan konsep RIG dan ROG atas dasar petunjuk/arahan
Ketua Pelaksana Geladi dan hasil peninjauan lapangan.
d) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

7. Direktur
a) Menyusun rencana lapangan dan lampirannya.
b) Mengoordinasikan jalannya geladi antara Pelaku dan Wasdal.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

8. Penyelenggara
a) Mengecek kesiapan peta, sarana dan prasarana serta dukungan lainnya agar
dapat digunakan untuk mendukung penyelenggaraan geladi.
b) Mengatur tata letak (berdasarkan rekomendasi Tim Wasdal) dan mengecek
kondisi tempat geladi, sarana dan prasarana geladi serta dukungan geladi lainnya
agar dapat digunakan dengan baik selama penyelenggaraan.
c) Mengoordinasikan dengan instansi yang terkait tentang kesiapan fasilitas geladi.
d) Bertanggungjawab kepada Direktur Geladi.
9. Wasdal merupakan suatu tim yang terdiri dari Pengawas dan Pengendali.
 Pengawas/Penilai mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas penilaian terhadap pelaku tentang pelaksanaan peran.
2) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan para pengendali/wasit.
3) Membuat laporan hasil penilaian.
4) Bertanggungjawab kepada Direktur Geladi.

 Pengendali/Wasit mempunyai tugas sebagai berikut :


1) Memberikan materi geladi, sesuai tanggung jawabnya.
2) Bertanggung jawab terhadap materi yang dilatihkan.
3) Mengendalikan jalannya geladi dan memberikan persoalan.
4) Memberikan koreksi-koreksi terhadap jalannya geladi.
5) Menyampaikan resume tentang hasil geladi.
6) Bertanggung jawab kepada Direktur Geladi. Selain itu, Tim Wasdal memiliki
peran lain yaitu sebagai sutradara dan narrator.

10. Pelaku
a) Melaksanakan geladi sesuai instruksi/perintah yang dikeluarkan oleh
Pengendali/ Wasit.
b) Melaksanakan geladi dengan bersikap tanggap terhadap setiap permasalahan
yang ditimbulkan oleh Pengendali.
c) Melaksanakan semua ketentuan yang diberlakukan oleh Direktur Geladi selama
geladi berlangsung.

C. Persiapan Penyelenggaraan Simulasi (Sarana dan Prasarana)

i. Denah

Denah Triage
Tujuan Peta
 Umum : Untuk mendapatkan gambaran wilayah yang akan digunakan dalam
kegiatan penanggulangan bencana.
 Khusus : untuk mengetahui lokasi bencana, jalur evakuasi, tempat pengungsian,
lokasi fasilitas pelayanan kesehatan (tetap dan tidak tetap), jalur distribusi
logistik dan lain-lain yang akan digunakan dalam kegiatan penanggulangan
bencana.
Keterangan Fungsi Setiap Posko Penanggulangan Bencana
1) Posko Induk/Komando
Merupakan posko utama pada tempat penanggulang bencana, dimana posko induk
merupakan tempat pemantauan dari segala aspek bencana. Segala hal yang terjadi
pada tempat penanggulangan bencana akan dilaporkan ke posko induk/komando.
Pada posko komando terdapat denah daerah penanggulangan bencana.

2) Pos Medis Lanjutan (Triage)


 Merupakan “garis depan” dalam penatalaksanaan korban.
 Tempat dilakukannya stabilisasi korban sebelum transfer ke Rumah sakit.

Tujuan :
 Memberikan stabilisasi paling efektif dilapangan dengan melakukan
intubasi, trakeostomi, chest tube, penatalaksanaan shock secara
medikamentosa, pemberian analgetik, cairan, fasciotomi, imobilisasi fraktur
dan perawatan luka.
 Dengan prosedur diatas sebanyak mungkin korban dengan status merah
dapat direkategorisasi menjadi kuning.
 Mengatur transfer korban ke Rumah Sakit.

3) Rumah Sakit
 Tempat penerimaan korban dari pos medis lanjutan/triase
 Akses langsung dengan tempat ambulans menurunkan korban
 Tertutup
 Penerangan cukup, akses mudah ke tempat perawatan utama (UGD, kamar
operasi, ICU)
Tatalaksana Penerimaan Korban di Rumah Sakit
 Alerting Process :
 Alert message dari dispatch center segera diteruskan ke Unit Gawat
Darurat
 Aktivasi Hospital Mass Casualty Management Plan.

4) Puskesmas
Pusat bantuan kesehatan masyakarat, tempat konsultasi masyarakat korban bencana
alam. Fasilitas kesehatan yang menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung
kesehatan korban bencana.

5) Posko
Tempat konsultasi untuk mengatasi trauma healing bagi korban bencana, baik anak-
anak, remaja, orang dewasa, dan lansia.

6) Pengungsian/Shelter
Tempat tinggal korban bencana untuk sementara waktu.

7) Dapur Umum
Mengelola makanan siap saji untuk korban bencana.

8) WC
Sanitasi lingkungan untuk menjaga kebersihan di tempat pengungsian, mencegah
infeksi di tempat pengungsian.

9) Posko Keamanan
Posko keamanan yang memantau dan memeriksa setiap hal yang keluar masuk
daerah pengungsian, menjaga lingkungan pengungsian.

ii. Sarana dan Prasarana


1. Mobil truk. 8. Bak kontainer air.
2. Truk tangki air. 9. Mobil Pemadam Kebakaran.
3. Mobile dapur umum 10. Mobil Water Canon.
4. Mobile toilet. 11. Pesawat Hercules.
5. Ambulance. 12. Helikopter.
6. Perahu karet. 13. Kapal TNI-AL
7. Tenda, (Posko, rumah sakit, 14. Alat komunikasi.
lapangan, Pengungsian, dll) 15. Alat perlengkapan SAR,
16. Dll.

iii. Usaha Pengadaan Alat-Alat/Sarana dan Prasarana


 Pembangunan dan rehabilitasi fisik (rumah sakit, puskesmas, gudang obat,
posko, dll)
 Pengadaan sarana kesehatan (ambulans dan alat transportasi lain, alat
komunikasi, fasilitas kesehatan lapangan, dll)
 Pengadaan alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai.
BAB III
LAPORAN PENANGANAN KASUS BENCANA

N NAMA KASUS KLASIFIKASI TRIAG TINDAKA EVAKUAS


O BERDASARK E N I
AN CODE
1 Cia Bayi B1 MERA DitenangkaDi gendong
Silaban perut H n dan diberi
dengan
kembung, penangananevakuasi 1
menangis medis. orang
histeris. penolong,
bawa ke pos
medis
lanjutan.
Anak C1 HIJAU Anak Evakuasi
cacat ditenangkan oleh 1
syok dan dan segera orang
histeris. dibawa ke penolong,
pos medis bawa ke pos
lanjutan. medis
lanjutan.
Korban D0 HITAM - Tinggalkan
tampak korban.
kaku,
seluruh
akral
dingin.
2 Devra Anak B1 HIJAU Posisikan Evakuasi
Suryaatma epistaksis kepala dengan 1
ja menangis menunduk, orang. bawa
histeris. dan ke pos
bersihkan medis
pendarahan lanjutan.
dengan
kassa.
Laki-laki B2 KUNIN Panggil Evakuasi
tertimpa G bantuan, dengan 3
beban, bebaskan orang, bawa
sadar, korban dari ke pos
terdapat beban, medis
krepitasi posisikan lanjutan.
dada terlentang.
kanan.
Seorang D0 HITAM - Tinggalkan
bayi korban.
dengan
kesadaran
menurun,
nafas
tersengga
l-senggal,
R:<
5x/menit
3 Feren Laki-laki B0 KUNIN Jauhkan Evakuasi
luka G dari sumber dengan 1
bakar api, orang, bawa
tangan lepaskan k epos
kanan pakaian medis
korban, aliri lanjutan.
luka bakar
dengan air
mengalir
sesuai suhu
ruangan.
Seorang B1 KUNIN Jauhkan Evakuasi
anak luka G dari sumber dengan 2
bakar api, orang, bawa
derajat I bebaskan ke pos
pada dada pakaian medis
atas korbam, lanjutan.
aliri luka
bakar
dengan air
mengalir
sesuai suhu
ruangan.
Korban C12 HIJAU Bersihkan Evakuasi
sadar, luka dengan dengan
luka lecet NaCl 0,9%, mengarahka
di tangan suntik n korban ke
dan kaki tetanus. pos medis
lanjutan.
4 Frederick Serangan D0 MERA Evakuasi
jantung, H dengan 3
nyeri orang
dada penolong,
hebat, bawa ke pos
sesak, medis
keringat lanjutan.
dingin,
kesadaran
menurun.
Korban C0 KUNIN Hentikan Evakuasi
dengan G perdarahan dengan 1
memar pelipis, orang
bahu kiri, balut luka penolong,
luka dengan bawa ke pos
tangan kassa, medis
kiri, luka bersihkan lanjutan.
robek luka
pelipis.
Ibu hamil B2 KUNIN Tenangkan Evakuasi
5 bulan, G korban. dengan 2
rasa orang
kontraksi penolong,
bawa ke pos
medis
lanjutan.
5 Hosea Korban B23 MERA Hentikan Evakuasi
tidak H perdarahan, dengan 3
sadar, balut luka orang
perdaraha dengan penolong,
n karena kassa, bantu bawa ke pos
luka di pasien sadar medis
paha lanjutan.
kanan
Seorang C0 HIJAU Tenangkan Evakuasi
anak korban dan dengan
gatal- berikan mengarahka
gatal obat gatal- n korban ke
seluruh gatal. pos medis
tubuh lanjutan.
Korban D0 HITAM Jauhkan Tinggalkan
tidak kabel listrik korban.
sadarkan dari tubuh
diri, korban
terdapat dengan
kabel kayu.
listrik di
tubuh
korban
6 Joseph Anak C1 HIJAU Sadarkan Evakuasi
Ruskandi kecil korban. dengan 1
pingsan, orang, bawa
nafas (+), ke pos
nadi (+) medis
lanjutan.
Remaja C1 KUNIN Sadarkan Evakuasi
tidak G korban. dengan 1
sadarkan orang, bawa
diri, nafas ke pos
(+), nadi medis
(+) lanjutan.
Orang C0 HIJAU Amankan Evakuasi
dengan korban agar dengan 1
gangguan tidak orang, bawa
jiwa, menggangg ke pos
sadar u korban medis
penuh. lain. lanjutan.
7 Kezia Laki-laki B2 KUNIN Bebaskan Evakuasi
Yunis tertimpa G korban dari dengan 3
beban beban, orang
pada pasang penolong,
kedua spalk bawa ke pos
kaki, dengan medis
didapati mitella. lanjutan.
krepitasi
bawah.
Anak CD12 KUNIN Bawa ke Evakuasi
diare dan G pos medis dengan 1
dehidrasi, lanjutan, orang
beri drip IV penolong.
infusan,
beri minum,
tangani
diare.
Korban C0 HIJAU Beri Evakuasi
batuk oksigen, dengan
produktif beri obat, mengarahka
dan ajarkan n korban ke
teknik pos medis
batuk lanjutan.
efektif.
8 Mega Korban B1 KUNIN Jauhkan Evakuasi
kejang- G korban dari dengan 3
kejang sumber orang
karena penyebab penolong,
ayan. ayan dan bawa ke pos
benda- medis
benda yang lanjutan.
berbahaya.
Korban B23 KUNIN Beri Evakuasi
sesak G oksigen dengan 1
nafas < orang, bawa
30x/menit ke pos
medis
lanjutan.
Korban C0 HIJAU Tenangkan Evakuasi
teriak korban, dengan
minta balut jari mengarahka
tolong, dengan n korban ke
patah kassa. pos medis
tulang lanjutan.
jari 1 dan
2

9 Natania Seorang B2 HIJAU Posisikan Evakuasi


ibu korban semi dengan 1
asmanya fowler, dan orang, bawa
kambuh, tenangkan ke pos
histeris pasien. medis
lanjutan.
Ibu hamil D23 MERA Tenangkan Evakuasi
trimester H pasien, dengan 2
akhir, bawa ke orang
pembuka pos medis penolong.
an 8, dan lanjutan,
siap dan tunggu
melahirka sampai
n sambil pembukaan
meringis 10.
kesakitan
kontraksi.
Korban A4 MERA Hentikan Evakuasi
tidak H perdarahan dengan 4
sadar, pelipis, orang
nafas (+), balut luka penolong
nadi (+), pelipis menggunak
luka dengan an tandu.
pelipis, kassa,
patah pasang
tulang spalk pada
clavicula kaki kiri
kiri dan dengan
patah mitella,
kaki kiri. sanggah
tangan kiri
dengan
menggunak
an mitella.
10 Novia Korban A0 HITAM - Tinggalkan
tidak korban.
sadar,
fraktur
kepala,
nafas <
10x/menit
, nadi
<30x/me
nit
Korban C1 HIJAU Tenangkan Evakuasi
syok korban. dengan 1
ringan, orang, bawa
lemas ke pos
tapi sadar medis
lanjutan.
Luka D12 MERA Jauhkan Evakuasi
bakar H dari sumber dengan 3
pada api, aliri orang
leher dengan air penolong,
seorang mengalir bawa ke pos
anak sesuai suhu medis
tubuh, beri lanjutan.
obat
tetanus.
11 Theofani Korban B0 KUNIN Sanggah Evakuasi
Sirait tunarungu G patah tulang dengan 1
, patah clavicula orang
tulang dengan penolong,
clavicula mitella di bawa ke pos
leher. medis
lanjutan.
Korban D3 MERA Posisikan Evakuasi
mengala H kepala head dengan 3
mi thilt chin orang
sumbatan leaft, buka penolong,
jalan jalan napas. bawa ke pos
nafas medis
lanjutan.
Seorang C12 HIJAU Tenangkan Evakuasi
anak korban, dengan 1
gatal- bawa ke orang
gatal pos medis penolong.
seluruh lanjutan
tubuh untuk diberi
obat gatal-
gatal.
12 Yehuda Korban C1 HIJAU Hentikan Evakuasi
luka pada perdarahan, dengan 1
lutut balut orang
derajat 2 dengan penolong.
kassa.
Laki-laki B2 HIJAU Balut kiri Evakuasi
patah dengan dengan 3
kaki kiri menggunak orang
bagian an spalk penolong,
mata kaki dan mitella. bawa ke pos
medis
lanjutan.
Ibu hamil B1 HITAM - Tinggalkan
terbujur pasien.
kaku
BAB IV
MAKALAH PFA (PSYCHOLOGICAL FIRST AID)

PKRS “TRAUMA HEALING” UNTUK KELOMPOK LANSIA


DESA SUKOHARJO

Salah satu program Promosi Kesehatan ini merupakan manfaat dari trauma
Rumah Sakit (PKRS) Rumah Sakit healing:
Umum Daerah dr. Darsono adalah 1. Menghilangkan beban di pikiran
melakukan edukasi pada kelompok 2. Membuat bahagia
kesehatan tertentu, salah satunya 3. Menjadi pribadi yang lebih
dengan melakukan edukasi pada ikhlas
Kelompok Lansia dimana RSUD dr. 4. Menjadi semangat kembali
Darsono telah menjalin kerja sama 5. Membuat hati tenang dan
dengan Kelompok Lansia Desa tentram
Sukoharjo Kecamatan Pacitan. 6. Lebih peka untuk menyikapi
keadaan yang ada
Pada acara edukasi kali ini Tim
Psikolog RSUD dr. Darsono melakukan Acara ini dilaksanakan tanggal 31
kegiatan Trauma Healing yang mana di Januari 2018 bertempat di Balai
Desa Sukoharjo pada akhir tahun 2017 Pertemuan Desa Sukoharjo Pacitan.
termasuk wilayah yang terdampak Dihadiri sekitar 60 orang bapak ibu
banjir. Trauma healing adalah suatu lansia acara dibuka langsung oleh Ibu
tindakan yang dilakukan untuk Camat Pacitan, dilanjutkan sambutan
membantu orang lain untuk mengurangi dari Kabid Pelayanan RSUD dr.
bahkan menghilangkan gangguan Darsono Ibu Dra. Asih Sitaresmi, Apt.
psikologis yang sedang dialami yang Hadir pula dari pihak RS Tim Psikolog
diakibatkan syok atau trauma. sebagai narasumber yaitu Ni Made
Terapi bermain dipilih pada kegiatan Diyah Rinawardani, S.Psi.Psi; Herlina
kali ini yang merupakan salah satu Banowati, S.Psi. Psi; dan Leon
kegiatan yang dapat dilakukan dimana Pernando Putra, S.Psi. Psi.
saja, kapan saja, dan dengan siapa saja,
karena dari anak kecil sampai dewasa
suka dengan yang namanya bermain.
Permainan yang dapat dilakukan dalam
terapi ini tergantung situasi dan kondisi
yang ada.

Kegiatan trauma healing mempunyai


banyak manfaat bagi masyarat yang
menjalani trauma healing ini. Berikut
Acara trauma healing berlangsung
meriah dengan permainan membawa
balon secara berkelompok dibagi
menjadi beberapa kelompok lansia.
Setelah itu peserta Lansia juga diajak
melakukan saling memijit temannya
saling bergantian. Di akhir acara
permainan peserta juga diberi hadiah
sebagai kenang-kenangan dari RS oleh
Kabid Pelayanan.

Selain acara permainan, di akhir acara


dilaksanakan juga acara tausiyah dari
pihak RSUD dr. Darsono oleh Bapak
Erwin Hadi Kusuma, SKM. Diharapkan
kegiatan ini dapat mengobati rasa takut
dan trauma para lansia pasca bencana
banjir yang menimpa Desa Sukoharjo.
Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat

TRAUMA HEALING DENGAN


MENGGUNAKAN METODE PLAY TERAPY Abstraksi
PADA ANAK-ANAK TERKENA DAMPAK
TSUNAMI DI KECAMATAN SUMUR Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah untuk memberikan hiburan dan dukungan
PROPINSI BANTEN
secara psikis sehingga dapat meminimalisasi dampak
traumatis yang dihadapi pasca bencana. Metode yang
digunakan dalam trauma healing pada anak-anak
Rahmi Mulyasih1, Liza Diniarizki2 korban dampak tsunami di Kecamatan Sumur dengan
menggunakan metode “Play Terapy”. Kesimpulan
penelitian ini adalah kegiatan trauma healing
Prodi Komunikasi FISIPKUM Universitas merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan
Serang Raya bagi anak-anak korban bencana di Kecamatan. Untuk
itu diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak
*Corresponding author untuk secara bahu membahu membenahi infrastruktur
Email : bikiya16@gamail.com yang rusak akibat terjangan tsunami terutama
penanganan trauma yang dialami oleh anak-anak
korban bencana tsunami di Kecamatan Sumur, karena
bagaimana pun perjalanan hidup anak-anak di
Kecamatan Sumur masih relatif panjang, anak-anak
ini harus dapat bangkit dari musibah yang dialaminya
dan dapat melanjutkan kehidupan ke depan sampai
anak-anak ini dapat membangun wilayah tempat
tinggal mereka yang luluh lantak akibat tsunami dan
membanggakan orang-orang terkasih yang telah
direnggut akibat adanya tsunami.

Kata kunci : Trauma Healing, Metode Play Terapy,


Dampak Tsunami

Abstract

The purpose of this community service activity is to


provide entertainment and support psychologically so
as to minimize the traumatic impact faced by post-
disaster. The method used in healing trauma in
children affected by the tsunami in Sumur sub-district
using the "Play Terapy" method. The conclusion of
this study is that healing trauma activities are
important activities to be carried out for children
affected by disasters in the District. For this reason,
cooperation from various parties is needed to work
together to fix the infrastructure damaged by the
tsunami, especially in dealing with the trauma
experienced by the tsunami-affected children in
Sumur Subdistrict, because after all the children's life
journey in Sumur Subdistrict is still relatively long,
these children must be able to rise from the calamities
they have experienced and be able to continue their
lives in the future until these children can build their
living areas that have been devastated by the tsunami and
boast loved ones who have been taken away by the tsunami.

Keywords: Trauma Healing, Therapeutic Play Method,


Tsunami Impact
Rahmi Mulyasih & Liza Dinarizki P, Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019.

© 2019 Penerbit PS2PM FISIPKUM UNSERA


All rights reserved

PENDAHULUAN pakaian dan tempat tinggal belum lagi


kesedihan akibat ditinggalkan anggota
#Banten berduka, hastag yang memuat keluarga. Oleh karena itu tidak mengherankan
berita mengenai pemberitaan tsunami yang jika bencana tsunami yang dialami oleh
menimpa Propinsi Banten dan Lampung akibat masyarakat di Kecamatan Sumur berdampak
adanya erupsi dari anak gunung krakatau sangat besar bagi masyarakat di wilayah
hingga mengakibatkan gelombang setinggi 57 tersebut terutama bagi anak-anak.
(lima puluh tujuh) meter mampu meluluh
lantakan sedikitnya 5 (lima) Kabupaten yang Anak-anak yang terbiasa dengan
ada di Propinsi Banten dan Lampung yaitu kehidupan normal, dimana mereka terbiasa
Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, bersekolah, bermain dan berteduh di tempat
tinggal mereka masing-masing. Dihadapkan
Pesawaran dan Tanggamus dengan pada kondisi harus tinggal di tenda-tenda
menewaskan 437 orang dan menghancurkan pengungsian dengan keterbatasan fasilitas serta
kurang lebih 2.752 rumah warga. Propinsi kesedihan ditinggalkan orang-orang terkasih.
Banten sendiri, wilayah yang paling parah Untuk itu diperlukan adanya penanganan
terkena dampak tsunami adalah Kabupaten trauma bagi anak-anak korban bencana tsunami
Pandeglang tepatnya di wilayah Kecamatan di Kecamatan Sumur, yang bertujuan untuk
Sumur. membantu menghilangkan rasa trauma yang
mendalam pasca bencana yang dikenal dengan
Dampak tsunami yang dapat terlihat di “trauma healing”.
Kecamatan Sumur, misalnya bangunan yang
rata akibat terjangan gelombang yang maha Terminologi "trauma" mengacu pada
dasyat, hancurnya perahu-perahu nelayan yang pengalaman yang menyebabkan reaksi stres
merupakan mata pencaharian sebagian besar fisik dan psikologis yang intens. “Trauma
masyarakat sumur belum lagi banyaknya dihasilkan dari suatu peristiwa, serangkaian
masyarakat yang tewas akibat tsunami yang peristiwa, atau serangkaian keadaan yang
terjadi. sehingga jika kita melihat kondisi dialami oleh seseorang sebagai berbahaya atau
masyarakat Sumur sangat memprihatinkan mengancam secara fisik atau emosional dan
karena masyarakat yang mengungsi banyak yang memiliki efek buruk yang bertahan lama
yang mengalami kesulitan akibat bencana pada fungsi individu dan kesejahteraan fisik,
tsunami seperti kekurangan bahan makan,
Rahmi Mulyasih & Liza Dinarizki P, Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019.

sosial, emosional, atau spiritual. (SAMHSA's, yang terjadi di Kecamatan Sumur, akan
2012 menimbulkan dampak trauma tersendiri bagi
anak-anak sehingga diperlukan adanya
Trauma healing sangat diperlukan bagi penanganan khusus salah satunya dengan
anak-anak karena pada dasarnya anak-anak diadakan trauma healing. Trauma healing
belum mampu untuk mengartikulasikan sendiri bertujuan untuk memberikan hiburan
perasaan yang dirasakan akibat adanya dan dukungan secara psikis sehingga dapat
musibah tsunami, anak-anak juga cenderung meminimalisasi dampak traumatis yang
masih kesulitan untuk bercerita mengenai dihadapi pasca bencana. Metode yang
kecemasan dan ketakutan yang dirasakan. digunakan dalam trauma healing pada anak-
anak korban dampak tsunami di Kecamatan
METODE PELAKSANAAN Sumur dengan menggunakan metode “Play
Terapy”.
Metode yang digunakan adalah
Participatory Learning And Action yang Play Terapy menjadi pilihan dalam
merupakan proses belajar secara berkelompok metode penanganan trauma healing bagi anak-
yang dilakukan secara interaktif dalam suatu anak yang terkena dampak, karena bermain
proses kerja (Appel dkk, 2012 dalam Sururi & merupakan media yang alami sehingga dapat
Mulyasih, 2017). Dalam kegiatan diterapkan digunakan dalam mengungkapkan diri sehingga
metode Trauma Healing pada anak-anak yang anak-anak akan kembali kedunia anak-anak
terkena dampak bencana tsunami yang yang ceria dan bahagia. Dalam play terapy,
bertujuan untuk memberikan hiburan dan anak-anak melakukan berbagai permainan yang
dukungan secara psikis sehingga dapat dapat menghibur, melakukan aktivitas-aktivitas
meminimalisasi dampak traumatis yang yang dapat mendorong anak menjadi lebih
dihadapi pasca bencana. Metode yang kreatif seperti menggambar, bernyanyi dan
digunakan dalam trauma healing pada anak- sebagainya.
anak korban dampak tsunami di Kecamatan
Sumur dengan menggunakan metode “Play Play terapy yang dilakukan pada anak-
Terapy”. anak di Kecamatan Sumur diawali dengan
meneriakan “Kita Semua Bergembira”, hal ini
HASIL DAN PEMBAHASAN ditujukan agar anak-anak dapat melepaskan
rasa trauma akibat tsunami sehingga rasa
Trauma healing bagi anak-anak korban gelisah, ketakutan dan rasa cemas dapat
tsunami sangat diperlukan, hal ini dikarena
dengan adanya bencana alam berupa tsunami
Rahmi Mulyasih & Liza Dinarizki P, Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019.

dilepaskan dengan berteriak sekencang- menyalurkan imajinasinya untuk menganalisa


kencangnya. Jika diamati trauma yang dialami pengalaman yang menyakitkan, dengan
oleh anak-anak di Kecamatan Sumur masih menyalurkan imajinasi dalam bentuk gambar
sangat terlihat seperti masih tersisa rasa takut sehingga diharapkan anak-anak secara perlahan
ketika terdengar bunyi yang relatif sangat dapat merubah hidupnya sehingga tidak hanya
keras, sedih, cenderung menghindar ketika berjibaku dengan rasa sedih akibat kehilangan
didekati, dan kurang responsif terhadap orang-orang terkasih atau rasa takut akibat
beragam emosi. Padahal perjalanan hidup dari tsunami yang masih ada didalam benak mereka
anak-anak di Kecamatan Sumur ini masih
sangat panjang, oleh karenanya diperlukan
adanya peran aktif dari berbagai elemen
masyarakat untuk bersama-sama melakukan
berbagai perbaikan pada wilayah-wilayah yang
terkena dampak tsunami, terutama perbaikan
jiwa pada anak-anak yang trauma karena
adanya tsunami.

Kegiatan berikutnya dalam play terapi


adalah, mengajak anak-anak untuk menari.
Dengan melakukan gerakan menari anak-anak

mendapatkan pengalaman dalam


mengekspresikan pikiran dan perasaan positif.
Menari bersifat rekreatif, sehingga dapat
membantu anak-anak mengekpresikan emosi
Setelah melepaskan beban dan rasa dirinya sehingga dapat menyeimbangkan tubuh
sesak yang menghimpit di diri anak-anak pasca dan jiwanya. Karena pada dasarnya, tidak
tsunami, kemudian anak-anak dibagi kedalam semua anak dapat mengungkapkan perasaan
kelompok yang sesuai dengan usianya untuk pasca bencana secara verbal, sehingga dengan
melakukan aktivitas menggambar. Di sini anak- dilakukanya gerakan menari anak-anak dapat
anak boleh menyalurkan imajinasinya dengan mengungkapkan permasalahan dan perasaanya
menggambar apa saja sesuai dengan keinginan secara non verbal.
mereka. Tujuan dari diadakannya
Setelah menari anak-anak diajak
menggambar agar anak-anak dapat melakukan game yang dinamakan dengan
board game, game ini bertujuan untuk
Rahmi Mulyasih & Liza Dinarizki P, Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019.

memberikan pengetahuan tentang cara “Siaga”. Untuk mkncapai garis finish, para
pemain harus melalui semua layer warna
menghindari dari bencana dengan
menggunakan papan permainan, dadu, pion secara keseluruhan. Pemain ketika
karakter, pion bencana, kartu bencana, dan menggerakan pion karakter maka pemain juga
kartu siaga. Permaianan ini kemudian diberi harus mengocok dadu untuk menggerakkan
nama “Siaga” yang kepanjangan dari siapkan pion bencana yang berguna untuk mengalahkan
anak berlindung menghadapi bencana. pemain lain sebab jika pion bencana berhenti di
Permainan ini terdiri dari dua sampai empat suatu kotak yang sama dengan pion karakter
orang pemain dengan waktu permaianan 1 maka karakter tersebut akan mati.Setiap pemain
(satu) sampai dengan 1,5 (satu setengah) jam, juga mendapatkan satu set kartu yang acak
permainan ini dilakukan pada sebuah papan berisi kartu bencana dan kartu siaga, kartu-
yang dibagi kedalam 4 layer kemudian papan kartu ini berguna untuk menyerang dan
dibagi ke dalam 4 jenis warna yaitu merah, menyelamatkan diri dari bencana yang dihadapi
biru, kuning dan hijau. Pada setiap bagian maupun untuk mempercepat jalannya
dibagi kedalam 5 bagian. Setiap pemain dapat permainan.
memilih satu sampai empat karakater yang
tersedia dan meletakkan di tempat mulai atau di Dengan adanya permainan ini, anak-
angka 1 yang merupakan layer terluar. anak di Kecamatan Sumur terlihat sangat
menikmati karena permainan ini di desain agar
anak-anak tidak merasa takut akan bencana
yang dialami, selain itu terdapat pengetahuan
dari kartu bencana bagaimana cara menangani
bencana yang terjadi.

Permainan board game telah selesai


kemudian anak-anak bergandengan tangan satu
sama lain dengan cara memanjang, hal ini
dilakukan untuk membentuk rasa empati dan
kerjasama bahwa anak-anak tidak sendirian
Kemudian pemain mengocok dadu dalam menghadapi bencana tsunami tetapi
untuk menempati posisi bencana, setelah semua banyak saudara, teman dan masyarakat yang
pemain telah menempati posisi maka pemain akan siap membantu permasalahan yang
pertama mengocok dadu kembali untuk dihadapi anak-anak di Kecamatan Sumur baik
memulai permainan, permainanan akan
berakhir ketika para pemain telah mencapai
garis finish dengan ditandai adanya gambar
Rahmi Mulyasih & Liza Dinarizki P, Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019.

dalam segi sarana prasarana fisik maupun anak-anak korban bencana di Kecamatan
mental. Karena bagaimana pun teragedi Sumur. Karena dengan adanya trauma healing
tsunami yang meluluh lantakan perkampungan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan mulai
mereka, pasti akan membuat kesedihan yang dari menggambar, menari, melakukan games
mendalam bagi anak-anak dan ketakutan yang siaga sampai saling mendukung dengan
akan membuat trauma tersendiri bagi anak- berpegangan tangan membuat anak-anak dapat
anak, untuk itu diperlukan adanya saling tertawa dan mencurahkan perasaanya dengan
kerjasama dari berbagai pihak contoh aplikasi berbagai kegiatan yang ada di taruama healing.
dari kerjasama dan penguatan mental serta
memotivasi naka-anak untuk tetap kuat dan Pada awalnya, anak-anak yang saat ini
tegar salah satunya dengan saling berpegangan
tangan satu sama lain. menetap di tenda-tenda pengungsian merasakan
kebosanan karena tidak adanya kegiatan lain
yang dapat mereka lakukan. Selain itu
ketakutan akibat tsunami masih terlihat dari
raut muka anak-anak di Kecamatan Sumur,
sampai ada sebagian anak-anak yang masih
merasa kurang nyaman jika didatangi orang
asing. Tetapi ketika kegiatan trauma healing
mulai dilakukan anak-anak malah terlihat
antusias melakukan berbagai kegiatan bahkan
mereka bisa tertawa dengan lepas.

Kegiatan trauma healing satu persatu Pada sesi menggambar, ada salah satu anak
telah dilaksanakan setiap tahapannya, kegiatan bernama Husni yang menggambar bukit yang
terakhir adalah pembagian makanan dan dibawahnya jalan raya disebelahnya pantai.
minuman berupa susu untuk anak-anak sebagai Husni langsung menyatakan bahwa ia “tidak
bentuk hadiah karena anak-anak telah takut pantai”. Perasaan yang dapat ia luapkan
berpartisipasi secara aktif dan memberikan dengan apa yang ada di gambar merupakan
sedikit kebahagian, selain itu makanan ringan luapan perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan
dan susu pun dapat menambah asupan nutrisi secara verbal kepada orang lain. Ketika Husni
yang sangat diperlukan bagi anak-anak. berkata bahwa ia tidak takut pada pantai, bisa
jadi sebetulnya ia takut pada pantai yang telah
mengambil ibu yang dikasihinya.
Evaluasi Hasil Penilaian Kegiatan

Kegiatan trauma healing, merupakan

kegiatan yang penting untuk dilakukan bagi


Rahmi Mulyasih & Liza Dinarizki P, Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019.

Dan yang menarik dari kegiatan menari, PENUTUP


anak-anak dengan tertawa mengikuti gerakan
menari yang dicontohkan oleh para relawan. Musibah berupa bencana alam yang
Anak-anak tertawa karena merasa bahwa dialami masyarakat di Kecamatan Sumur
gerakan yang dicontohkan oleh kakak-kakak memang tidak dapat dihindari, namun bagi
relawan sangat lucu, belum lagi melihat teman- anak-anak musibah yang merenggut sebagian
temannya melakukan gerakan. Anak-anak yang anggota keluarga dan menghilangkan harta
tadinya masih memperlihatkan muka sedih dan benda pasti akan menyisakan kesedihan. Untuk
murung dapat tertawa lepas di kegiatan menari.
itu diperlukan adanya kerjasama dari berbagai
Siaga merupakan games yang dirasakan
paling menyenangkan bagi anak-anak, karena pihak untuk secara bahu membahu membenahi
dengan siaga anak-anak dapat memperoleh
pengetahuan dalam menghadapi bencana secara infrastruktur yang rusak akibat terjangan
tidak membosankan, karena games siaga tsunami terutama penanganan trauma yang
dilakukan seperti permainan monopoli anak- dialami oleh anak-anak korban bencana
anak menjadi antusias dan menertawakan tsunami di Kecamatan Sumur, karena
temanya ketika temanya harus mengakhiri bagaimana pun perjalanan hidup anak-anak di
permainan karena pion bencana masuk ke
dalam kotak yang sama dengan pion karakter Kecamatan Sumur masih relatif panjang, anak-
sehingga permainan harus berakhir.
anak ini harus dapat bangkit dari musibah yang
Berpegangan tangan satu sama lain,
merupakan kegiatan terakhir dari trauma dialaminya dan dapat melanjutkan kehidupan
healing yang dilakukan di Kecamatan Sumur.
Di sini, anak-anak merasakan adanya kekuatan ke depan sampai anak-anak ini dapat
kasih sayang, rasa empati dan kekuatan untuk
membangun wilayah tempat tinggal mereka
menghadapi permasalahan yang dihadapi pasca
adanya bencana tsunami yang menimpa yang luluh lantak akibat tsunami dan
wilayah mereka. Dari rasa itu, maka ketika
membanggakan orang-orang terkasih yang
permainan berpegangan tangan berakhir
mereka masih saling berpelukan untuk
telah direnggut akibat adanya tsunami.
menguatkan perasaan mereka.
REFERENSI

Sururi, A., & Mulyasih, R. (2017).


Pemberdayaan Masyarakat melalui

Inovasi Perencanaan Pembangunan


berbasis 4R (Rembug, Rencana, Realisasi
dan Rawat) di Desa Cilangkap Kecamatan
Wanasalam sebagai Pilar Utama Royong. Engagament Jurnal Pengabdian
Kebijakan Partisipatif dan Gotong Masyarakat, 1(2).
Substance Abuse and Mental Health Services
Administration, Trauma and Justice
Strategic Initiative. SAMHSA's working
definition of trauma and guidance for
trauma-informed approach. Rockville,
MD: Substance Abuse and Mental Health
Services Administration; 2012.

Theresia, Aprillia, at al, 2014, Pembangunan


Berbasis Masyarakat. Bandung,
Alfabeta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

i. Kesimpulan
Simulasi penanggulangan bencana berfungsi sebagai latihan untuk memberikan
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan pertolongn pertama
pada korban bencana alam. Geladi juga berfungsi sebagai sarana untuk menguji rencana
kontinjensi penanggulangan bencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam kegiatan
simulasi, mahasiswa/i dapat menyelesaikan tuntutan dengan benar, dapat menyelesaikan
kasus yang telah dibuat di skenario kejadian bencana yang disesuaikan dengan risiko
bencana yang mungkin terjadi di suatu daerah. Kegiatan geladi bertujuan mengembangan
kemampuan dan keterampilan mahasiswa/i menjadi seorang perawat bencana yang
professional. Sehingga dengan diadakannya gelada ini dapat memberikan tanggungjawab
yang besar kepada mahasiswa/i untuk berperan dalam memberikan pertolongan bagi
korban bencana.

ii. Saran
Bagi setiap orang yang mengikuti geladi penanggulangan bencana harus lebih
serius, karena seperti dari kesimpulan dapat diketahui bahwa kegiatan ini sangat penting
bagi seorang perawat. Khususnya di Indonesia, sering sekali terjadi bencana alam yang
terjadi diluar dugaan dan pikiran manusia. Oleh sebab itu, kegiatan simulasi seperti hal
ini menjadi modal dalam pelatihan diri menjadi seorang perawat yang tanggap dalam
menghadapi bencana.
REFERENSI

 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR


1949/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS GELADI
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA

 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN RELAWAN
PENANGGULANGAN BENCANA

 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS
KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

 https://rsud.pacitankab.go.id/pkrs-lansia-trauma-healing-2018/

 Jurnal “TRAUMA HEALING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PLAY


TERAPY PADA ANAK-ANAK TERKENA DAMPAK TSUNAMI DI KECAMATAN
SUMUR PROPINSI BANTEN”

 Materi Mata Kuliah Keperawatan Bencana

Anda mungkin juga menyukai