Anda di halaman 1dari 2

Hi Milleniall’s

Salam Milleniall’s

Manakala bencana datang. Harapan dan Keyakinan menjelma menjadi nestapa berkepanjangan.

Tanpa disangka dan sama sekali tak terduga, Lombok yang dikenal sebagai pulau seribu masjid kini
mendapatkan julukan tambahan, pulau seribu tenda. Ratusan bahkan ribuan kali gempa tak hanya
mampu menggoyahkan pulau kecil nan bersahaja, Lombok. Tapi juga menggoyahkan iman dan
keyakinan yang selama ini dipupuk secara turun temurun.

Sebelum berlanjut lebih jauh, penulis akan mengajak untuk mengingat kembali lirihan
kalimat penuh makna dan motivasi dari salah seorang tokoh revolusioner antiapartheid dan politisi
Afrika Selatan yang pernah menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999. Nelson
Rolihlahla Mandela.
“Dari pengalaman tentang sebuah bencana kemanusiaan luar biasa yang berlangsung
begitu lama, harus lahir sebuah masyarakat yang membuat semua umat manusia bangga”
Lirihan kalimat tersebut seolah-olah mengisyaratkan betapa pentingnya makna sebuah
kebangkitan pasca melalui sebuah kesulitan yang teramat panjang nan berkelanjutan. Sudah
saatnya harus ada keniscayaan kebangkitan dibalik sebuah kesulitan muncul sebuah yang di latar
belakangi oleh kesadaran diri dari hati. Tak dapat di pungkiri lagi kejadian ini muncul atas
konsekuensi dari kombinasi aktivitas alamiah dan aktivitas manusia sendiri. Setiap bencana baik
yang bersifat alami maupun karena human error, meninggalkan duka, trauma, kesan, dan sejarah
yang tak terlupakan, baik oleh korban dan keluarganya maupun penduduk dunia. Penanggulangan
untuk mencegah dana atau menghindari bencana adalah manajemen yang baik dan mendeteksi
dini bencana seperti pengungsian bahkan trauma healing. Trauma healing diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau tim menggunakan mediasi metode-metode kekinian
yang keren, gembira dan mengasyikan yang mampu memberikan tujuan untuk meringankan beban
bahkan menyembuhkan subyek penderita. Seperti apa yang penulis lakukan bersama timnya
Bramatala (berani makan takut lapar) Healing Theraphy di beberapa tempat terdampak oleh
gempa Lombok seperti di KLU, Sambalia, Sembalun bahkan yang teramat memberikan kesan bagi
penulis tatkala melakukan trauma healing di desa Ekas Buana Kecamatan Jerowaru pasca gempa
bumi terjadi.

Bak gayung bersambut, antusias masyarakat dari berbagai kalangan waktu itu membuat tim
semangat membara untuk bermanfaat bagi sesama. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan
ibu-ibu turut mengikuti rangkaian kegiatan trauma healing pasca H-2 gempa. Lurah dan kepala
Desa Ekas juga menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan kita dengan ikut serta dari awal
sampai akhir kegiatan. Sungguh merupakan hal baru yang tim dapatkan terlebih ada suatu kejadian
waktu anak-anak, remaja seusia SMP/SMA, dewasa seusia anak kuliahan bahkan ibu-ibu berbaur
bergabung menjadi satu kesatuan dalam mengikuti rangkaian trauma healing. Memperebutkan
reward dari kami sampai salah satu dari tim Arfi Hidayat seolah-olah menjadi ikon rebutan anak-
anak, remaja-remaji bahkan ibu-ibu. Mereka semua tampak luar biasa bahagia berlari-larian,
berlombaria, bernyanyi sampai teriak beryel-yel gembira. Ada beberapa lomba yang kami
suguhkan waktu itu diantara lain adalah: Lomba sendok kelereng, buldozer chalange, hulalahula
Games, lomba KIM , senam terapi otak dll. Mereka ikuti dengan penuh rasa bahagia seolah-olah
tidak ada bencana yang di alami.

Anda mungkin juga menyukai