Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

BELAJAR

A. Latar Belakang

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam


proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif,
afektif dan ranah psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ketiga
ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar
terlebih dahulu akan dikemukan definisi belajar baik menurut pandangan psikologi.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku menuju perubahan tingkah laku yang
baik, dimana perubahan tersebut terjadi melalui
latihan atau pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut harus relatif mantap
yang merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar tersebut menyangkut berbagai
aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian,
pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan ataupun sikap.

B. Tujuan

C. Konsep Belajar

1. Teori-teori Belajar dalam Psikologi


Menurut para ahli Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar adalah
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk
penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan
dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari aktivitas belajar. Menurut Cronbach
dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan “learning is shown by a change in
behavior as a result of experience” (Suryabrata, 2004). Menurutnya belajar belajar yang baik
harus ditempuh dengan mengalami secara langsung.
Berbagai aliran dalam psikologi memberikan makna belajar dari sudut pandang yang berbeda-
beda. Kelompok koneksionisme yang dipelopori Edaward Thorndike mengemukakan belajar
sebagai upaya membentuk hubungan antara stimulus dengan respon. Seseorang akan belajar
ketika dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan. Masalah merupakan stimulus
atau perangsang bagi seseorang yang datang dari lingkungan yang menuntut seseorang
bereaksi dengan cara tertentu. Dalam contoh diatas terjadi koneksi antara stimulus (masalah)
dengan respon (reaksi) seseorang dalam mengatasi masalah.

A. Teori-teori Belajar dalam Psikologi


Dengan berkembangnya psikologi, maka bersamaan dengan itu munculah berbagai
teori dalam belajar. Dalam masa perkembangan psikologi ini muncullah secara berurutan
beberapa aliran psikologi pendidikan,yaitu:
1. Psikologi behavioristik
Teori belajar behavioristik dikemukakan oleh para behavioristik. Mereka sering
disebut “Contemporary behaviorist” atau juga disebut “S-R psychologists”. Mereka
berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau
penguatan (reinforcement) dan lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavior dengan stimulasinya.
Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku murid-
murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa
sekarang. Teori ini juga disebut dengan aliran tingkah laku. Pandangan tentang belajar
menurut aliran tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, atau
dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuan untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai interaksi antara stimulus dan respon.

2. Psikologi Kognitif
Dalam teori belajar ini berpendapat, tingkah laku seseorang tidak hanya di control
oleh “reward” dan “reinforcement”. Mereka ini adalah ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut
pendapat, tingkah laku seseorang senantiasa di dasarkan pada kognisi, yaitu tindakan
mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar,
seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan
masalah. Jadi, kaum kognitif berpandangan bahwa tingkah laku seseorang lebih
bergantung kepada insigh terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam suatu situasi.

3. Psikologi Humanistis
Perhatian teori humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap
individu. Menurut para pendidik aliran humanities penyusunan dan penyajian materi
pelajaran harus sesuai dengan pesan dan perhatian siswa.
Tujuan utama para pendidik ialah membantu siswa mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka.
Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya “isi” dari proses belajar, dalam
kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal adalah belajar apa adanya, seperti apa yang kita amati dalam keseharian. Wajar
jika teori ini sangat bersifat eklektik.

4. Psikologi Sibenetik
Teori ini beranggapan bahwa tidak ada satupun teori yang ideal untuk segala situsai
yang ideal untuk segala situasi dan cocok untuk karakter setiap siswa. Oleh karena itu titik
tekan dari teori ini adalah bagaimana memahami ciri-ciri dari karakter system informasi
(bahan atau masalah yang akan dipelajari). Tujuan dari pemahaman terhadap cirri-ciri
informasi ini adalah agar proses belajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan. .
bagaimanapun proses juga merupakan hal yang penting dalam teori sibenetik.
Penekanan pada system informasi ini didasarkan pada cara berfikir siswa pada
umumnya menurut Landa cara berfikir siswa ada dua macam. Yaitu algoritmik, yaitu
proses berfikir linier, konvegen, lurus menuju pada satu target tertentu. Dan cara berfikir
heuristik, yakni cara berfikir divergen, menuju kebeberapa target sekaligus. Pendekatan
yang berorientasi pada sistem informasi menekankan beberapa hal seperti ingatan jangka
pendek (short tem memory) ingatan jangka panjang (long tem memory), dan sebagainya
yang berhubungan dengan apa yang terjadi dalam otak kita proses pengolahan informasi.
Selain harus memahami sistem informasi juga harus memahami lingkungan yang
memengaruhi mekanisme pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang Berperan dalam Proses Belajar


Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu,
masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam
individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar diri yang belajar. Karena
tidak heran bila ada anak cerdas, aktif dan kreatif pada akhirnya dapat mengalami kegagalan
dalam belajar karena faktor keluarga yang kurang mendukung. Sebaliknya banya ditemukan
anak-anak dari keluarga ekonomi lemah justru sukses dalam belajar karena faktor motivasi
untuk sukses yang tinggi didukung oleh guru-guru yang professional.
Hal ini diperkuat oleh Suryabrata (2004), Elliot (2000) dan Woolfolk (1999) yang
menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara
umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
1. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses
belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
a. Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang
ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di
lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat, Aspek fisik tersebut bisa berupa
peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah
dan rumah dan sejenisnya.
b. Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor
eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan
orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil
sekolah dan sebagainya.
2. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor
psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasaan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan
mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna terhadap
aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong
seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang kurang
berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih
banyak dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Demikian halnya
dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya juang tinggi, optimis,
penuh semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah putus asa, kurang
energik gampamg menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil
belajar.

Faktor ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan belajar, pengarunya bisa bersifat
positif (mendukung), namun bisa juga negatif (menghambat).

D. Pertanyaan:
1. Saya suka mendapat pujian ketika mendapatkan sebuah keberhasilan
2. Pendapat buruk dari orang lain mempengaruhi semangat dalam belajar saya.
3. Pujian dan pengakuan dari orang lain, membuat saya merasa cukup dan berhenti
belajar.
4. Menurut saya, proses merupakan bagian terpenting dalam kegiatan belajar.
5. Saya lebih mengutamakan hasil dan kurang mempedulikan proses dalam kegiatan
belajar.
6. Fasilitas yang menunjang saya dalam belajar dapat mempengaruhi semangat
belajar saya.
7. Saya lebih suka belajar pada lingkungan yang tenang.
8. Saya bisa lebih bersemangat dalam belajar saat bersama kelompok.
9. Saya terbiasa dan suka belajar dari pengalaman orang lain.
10. Emosi mempengaruhi semangat saya dalam belajar.
11. Saya terbiasa memecahkan masalah yang ada dengan seorang diri.
12. Saya memiliki kebiasaan tertentu sebelum memulai belajar.
13. Saya mudah terpengaruh ketika teman malas belajar
14. Support keluarga merupakan hal yang sangat penting bagi saya dalam proses
belajar.
15. Belajar bagi saya adalah hal yang tidak terlalu penting.

Pertanyaan Proses Berpikir:


1. Anda terbiasa mendahulukan berfikir sebelum memutuskan sebuah hal
2. Anda terbiasa mempertimbangkan segala aspek yang ada sebelum bertindak
3. Anda terbiasa mendahulukan logika yang ada dari perasaan saat menghadapi sesuatu
4. Anda bisa menarik kesimpulan dengan mudah dengan memperhatikan lingkungan sekitar
5. Anda mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan dengan cepat.
6. Anda terbiasa berpikir dibawah tekanan
7. Anda terbiasa berpikir dalam kelompok
8. Saya dapat membayangkan sesuatu hanya dengan mendengarkan suatu informasi yang di
dapat melalui indra pendengaran
9. Saya dapat memecakan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang telah di dapat
sebelumnya
10. Saya akan memikirkan segala cara demi mewujudkan keinginan
11. Saya sering membandingkan suatu hal dalam memilih sesuatu
12. Saya merasa tertekan apabila pendapat saya tidak diterima kelompok saya
13. Saya terbiasa berpikir apabila kebutuan biolois saya suda terpenui
14. Saya lebih memilih berpikir tentang sesuatu yang saya minati.
15. Saya dapat dengan mudah berubah fikiran dengan adanya perkataan orang lain.
ASPEK BIOLO MANUSIA : FISIOLOGIS
ANATOMI BIOPSIKOLOGI : SIST SARAF DAN HORMON > mental > emosi
Behavior > system fisiologi > biopsikologi
CARA PANDANG
Humanistik : kemampuan holistic pada aspek postif dan negatif seseorang.
Behaviour : perilaku seseorang ( yang ditimbulkan ) yang dipelajari. Kebiasaan dari
kecil. Co: cara marah
Psikodinamika : Triangle : IT, EGO (LOGIKA), SUPEREGO ( HATI NURANI ).
Kognitif : Prilaku yang di kendalikan pola perilaku yang ada.

NERVEUS SYSTEM
BRAIN FUNCTION YANG MEMPENGARUHI PERILAKU : SARAF PERIFER
-SARAF SIMPATIS DAN PARA SIMPATIS.

FRONTAL : BERFIKIR
PARIENTAL : PERABA/RASA/SENSATION
OKSIPITAL : PENGLIHATAN.
TEMPORAL : AUDITORIUM/ PENDENGARAN :
WerNicke’s : memahami kalimat orang;
Bronca : spokegn leaguage

Asetilkolin (ACh) : sentral nervous system

Anda mungkin juga menyukai