Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA HEMOKONSENTRASI DAN HARI RAWAT INAP YANG

LEBIH LAMAPASIEN DEMAM BERDARAH

Latar belakang:

Identifikasi awal kondisi klinis dan perawatan yang tepat untuk pasien demam berdarah

sangat penting untuk mencegah perkembangan kondisi yang lebih parah. Hal ini dapat

menyebabkan lama tinggal yang lebih pendek dan biaya lebih rendah perawatan pasien di

rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi panjang tinggal pasien demam berdarah di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Metode:

Sebuah studi cross-sectional yang dilakukan dengan pengambilan sampel acak pada catatan

medis demam berdarah pasien rawat inap di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso periode Januari

2014-Desember 2015. Multivariat analisis dilakukan dengan regresi Cox.

Hasil:

Ada 153 sampel rekam medis pasien demam berdarah untuk dianalisis, 41,2% darinya

dirawat di rumah sakit selama 5 hari. Hemokonsentrasi signifikan dan memiliki risiko lebih

tinggi dengan panjang 1,8 kali tinggal lebih dari 5 hari [aRR = 1,75; P = 0,003].

Kesimpulan:

Hemokonsentrasi pada pasien dengue memiliki risiko lebih tinggi terhadap lama rawat inap.

(Ilmu Kesehatan Jurnal Indonesia 2016; 8 (1): 6-11)

Kata kunci: Dengue, hemokonsentrasi, lama tinggal


Infeksi Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dibawa oleh nyamuk Aedes

aegypti yang menyebar cepat, bergeser dari daerah perkotaan ke pedesaan area.1 Tingkat

kejadian Dengue Hemorrhagic Demam (DBD) di Indonesia meningkat dari 39,8 per 100.000

orang pada 2014 menjadi 50,75 per 100.000 orang pada tahun 2015, dan untuk wilayah

Daerah Ibu Kota Khusus Jakarta, tingkat kejadian pada tahun 2014 dan 2015 adalah 83,34 per

100.000 orang dan 48,67 per 100.000 orang masing-masing orang.2,3 DBD merupakan salah

satu penyakit terdaftar di antara sepuluh penyakit dalam rawat inap fasilitas RSPI Prof. Dr.

Sulianti Saroso (RSPI-SS) setiap tahun. Berdasarkan laporan rumah sakit, ada 338 kasus pada

2012, 484 kasus pada 2013, 583 kasus pada 2014, dan 442 kasus pada tahun 2015. Adapun

jumlah kematian akibat DBD dan Dengue Shock Syndrome (DSS), ada 1 kasus di 2012, ada

5 kasus di 2013, 8 kasus pada tahun 2014, dan 5 kasus pada tahun 2015. Sementara itu, itu

juga diketahui bahwa lama rawat inap pasien dengan demam berdarah pada 2014-2015 cukup

bervariasi, yaitu dari 2 ke atas hingga 15 hari, dan rata-rata adalah 5,3 hari

Karena variabilitas lamanya rumah sakit tinggal pasien demam berdarah di RSPI-SS,

demikian rumah sakit ingin mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi lama

tinggal pasien dengue. Itu diharapkan bahwa pemahaman faktor dapat meningkatkan kualitas

layanan kepada pasien dengan demam berdarah dan mencegah kondisi pasien dari

memburuk. Penelitian ini adalah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi lama tinggal pasien demam berdarah di RSPI-SS. Itu etika penelitian

dikeluarkan oleh Komite Kesehatan Etika Penelitian RSPI-SS Nomor: 01 / KE / I / 2016.

menerima perawatan rawat inap di RSPI-SS dalam periode Januari 2014-Desember 2015.

Total, ada 981 catatan medis dari pasien yang didiagnosis dengan demam berdarah infeksi
yang menerima perawatan rawat inap selama periode dari Januari 2014 hingga Desember

2015, maka sampelnya adalah dipilih menggunakan metode pengacakan sampel dan 260

catatan medis diperoleh (ukuran Lemeshow). Dari Jumlah ini, ada 107 catatan medis yang

dimiliki bukan kriteria inklusi (tidak memiliki data lengkap), jadi jumlah sampel yang

dianalisis lebih lanjut adalah 153 medis catatan pasien dengan demam berdarah.

Data sekunder dikumpulkan dengan menggunakan Laporan Kasus Formulir (CRF) yang

terdiri dari Formulir Data Rawat Inap dan Pemantauan Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

Bentuk. Data yang dikumpulkan mencakup usia, jenis kelamin, metode pembayaran, durasi

demam sebelum masuk ke rumah sakit, gejala perdarahan, saat itu tes serologis dilakukan,

diagnosis akhir, hemokonsentrasi, trombositopenia, leukopenia, dan hasil tes serologis. Data

hasil IgG dan tes serologis IgM dikelompokkan ke dalam berikut: IgG (-) / IgM (-); IgG (-) /

IgM (+); IgG (+) / IgM (- ); IgG (+) / IgM (+) 5

Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi yang dominan faktor yang mempengaruhi lama

tinggal pasien di rumah sakit dengan demam berdarah lebih dari 5 hari. Dari hasil tabulasi

silang dari variabel independen dan variabel lama tinggal di rumah sakit, prevalensi lebih

banyak dari 10% tercapai. Penelitian ini menggunakan Cox analisis regresi menggunakan

perangkat lunak Stata versi 12.6

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan retrospektif analisis rekam medis

pasien dengue
HASIL

Karakteristik 153 pasien dengan demam berdarah usia dan jenis kelamin mereka seperti yang

ditunjukkan dalam catatan medis yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 1.

Pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa angka tertinggi pasien dengan demam berdarah yang

menerima perawatan rawat inap di Indonesia RSPI-SS dari Januari 2014 hingga Desember

2015 adalah ditemukan pada kelompok umur 5-14 tahun, di mana mereka hampir merata di

antara pria dan wanita kelompok seks. Analisis dilanjutkan pada panjang tinggal pasien

dengue dan hasilnya bisa terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan distribusi pasien dengan demam berdarah dengan lama tinggal lebih

dari 5 hari dan selama 5 hari atau kurang, didistribusikan menurut umur, jenis kelamin, dan

metode pembayaran saat menerima perawatan rawat inap. Itu pengelompokan usia yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok umur <1 tahun, 1-4 tahun, 5-14 tahun, 15-24

tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun dan ≥ 45 tahun. Dari 153 pasien dengan demam berdarah di

RSPI SS (dengan rentang usia 0-47 tahun), jumlah pasien terbanyak ditemukan di kelompok

umur 5-14 tahun, yaitu sebanyak 54 pasien (35,3%), 51,9% di antaranya adalah pria.

Rata-rata lama tinggal di rumah sakit 153 dengue pasien adalah 5,3 hari sehingga untuk

analisis hasil dari lama tinggal di rumah sakit pasien dengan demam berdarah, mereka yang

memiliki lama tinggal lebih dari 6 hari adalah diamati. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa ada 90 pasien menerima perawatan rawat inap selama ≤ 5 hari (58,8%) dan 63 pasien

yang menerima rawat inap > 5 hari (41,2%).

Analisis bivariat kemudian dilakukan pada klinis dan karakteristik laboratorium, dan hasilnya

bisa terlihat pada Tabel 2.

Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa variabel durasi demam

3 hari atau lebih sebelum masuk ke rumah sakit

dan hemokonsentrasi dengan nilai P <0,25 adalah

dianggap potensial untuk dimasukkan sebagai kandidat dalam

analisis multivariat. Selanjutnya, multivariat

Analisis dilakukan dalam tiga fase, yaitu

bertahap, masuk dan model yang kuat, menghasilkan dua

faktor yang tersisa dalam model akhir, yaitu

durasi demam 3 hari atau lebih sebelum masuk

ke rumah sakit, dan hemokonsentrasi. Hasil

analisis multivariat dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan kondisi hemokonsentrasi itu secara signifikan terkait dengan lama

rawat pasien lebih dari 5 hari di rumah sakit. Jika dibandingkan dengan subyeknya yang tidak

memiliki hemokonsentrasi, subjek dengan hemokonsentrasi memiliki risiko 1,8 kali lebih

besar untuk tetap selama lebih dari 5 hari [aRR = 1,75; P = 0,003]. Sementara itu,
Durasi demam lebih dari 3 hari sebelumnya rawat inap [aRR = 0,58; P = 0,003], bukan risiko

faktor lama tinggal pasien selama lebih dari 5 hari di Rumah Sakit.

Tabel 1. Karakteristik demografis pasien demam berdarah dengan lama rawat di RSPI-SS dari Januari 2014
hingga
Desember 2015
Variables Stay ≤ 5 days Stay >5 days 95% P
(n = 90) (n = 63) Confidence
Interval
n % n %

Age
< 1 year 3 75 1 25 Referensi
1 – 4 years 8 44.4 10 55.6 0.28 – 17.36 0.446
5 – 14 years 33 61.1 21 38.9 0.21 – 11.6 0.666
15 – 24 years 21 63.6 12 36.4 0.19 – 11.19 0.719
25 – 34 years 14 60.9 9 39.1 0.19 – 12.35 0.671
35 – 44 years 11 57.9 8 42.1 0.21 – 13.47 0.623
≥ 45 years 0 0 2 100 0.36 – 44.11 0.258
Sex
Laki-laki 49 58.3 35 41.7 Referensi
perempuan 41 59.4 28 40.6 0.59 – 1.60 0.917
Metode pembayaran
Ppasien denngan 32 60.4 21 39.6 Referensi
pertanggungan
asuransi
Ppasien tanpa 23 56.1 18 43.9 0.59 – 2.08 0.749
pertanggungan
asuransi
umum 35 59.3 24 40.7 0.57 – 1.84 0.930
Table 2. Clinical and laboratory characteristics with length of hospital stay
Variables Stay ≤ 5 hari Stay > 5 hari Crude 95% P
(n = 90) (n = 63) Relative Risk Confidence
n % Interval n %

Karakteristik klinis
Demam sebelum dirawat inap
3 hari atau 20 40.8 29 59.2 1.00 Reference
kurang
Lebih dari 3 70 67.3 34 32.7 0.55 0.34 – 0.91 0.019
hri
pendrahan
No 15 53.6 13 46.4 1.00 Reference
Yes 75 60 50 40 0.86 0.47 – 1.59 0.632
Dignosis akhir
Demam 10 50 10 50 1.00 Reference
berdarah
Demam 80 60.2 53 39.8 0.80 0.41 – 1.57 0.510
berdara
degue
Hemokonsntrasi
Normal 63 69.2 28 30.8 1.00 Reference
Hemokonsent 27 43.5 35 56.5 1.83 1.12 – 3.02 0.017
rasi
Thrombocytopenia
Normal 35 54.7 29 45.3 1.00 Reference
Trombosit 55 61.8 34 38.2 0.84 0.51 – 1.38 0.500
openia
Leukopenia
Normal 37 57.8 27 42.2 1.00 Reference
Leukopenia 53 59.6 36 40.4 0.96 0.58 – 1.58 0.869
Karakteristik 19 67.9 9 32.1 1.00 Reference
laboratorium
Hasil tes
serologis
IgG(-) IgM(-)
IgG(-) 15 62.5 9 37.5 0.75 0.30– 1.89 0.542
IgM(+)
IgG(+) IgM(- 12 44.4 15 55.6 1.11 0.49–2.54 0.803
)
IgG(+) 54 64.3 30 35.7 0.71 0.34– 1.50 0.376
IgM(+)

Tabel 3. Hubungan antara faktor klinis dan lama tinggal di rumah sakit lebih dari 5 hari
Stay ≤ 5 days Stay > 5 days Adjusted 95% P
(n = 90) (n = 63) Relative Risk Confidence
(aRR) Interval
n % n %

Demam sebelum rawat inap


Demam 3 hari 20 40.8 29 59.2 1.00 Rujukan
atau kurang
Demam lebih
dai 3 hari
d 70 67.3 34 32.7 0.58 0.41 – 0.83 0.003
Hemokonsentrasi
Normal 63 69.2 28 30.8 1.00 Rujukan
Hemokonsent 27 43.5 35 56.5 1.75 1.20 – 2.53 0.003
rasi

DISKUSI

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari catatan medis pasien yang sudah

memiliki hasil tes serologis IgG dan IgM untuk DBD. Variabel dependen adalah lama tinggal

di rumah sakit yang dibagi menjadi dua kategori: 1) panjang tinggal di rumah sakit selama 5

hari atau kurang dan 2) panjangnya tinggal di rumah sakit lebih dari 5 hari. Tekad dari dua

kategori tersebut didasarkan pada kategori yang digunakan dalam studi sebelumnya7, yang

tidak banyak berbeda dari rata-rata lama tinggal di rumah sakit pasien demam berdarah di

RSPI Prof. Sulianti Saroso itu adalah 5,3 hari. Ada 10 variabel independen dipelajari, dan

mereka disesuaikan dengan data yang tersedia dalam catatan medis.

Dari 153 subjek yang digunakan dalam penelitian ini, ditemukan bahwa 62 subjek (40,5%)

mengalami hemokonsentrasi, dan mereka didistribusikan ke dalam dua kelompok, yaitu 27

mata pelajaran (43,5%) dengan lama tinggal di rumah sakit 5 hari atau kurang, dan 35 subjek

(56,5%) dengan lama tinggal di rumah sakit lebih dari 5 hari. Data tentang hemokonsentrasi

diperoleh berdasarkan persentase kenaikan dari tingkat hematokrit dari yang terendah ke

yang tertinggi dicatat dalam rekam medis pasien selama perawatan rawat inap. Berdasarkan

Kontrol DBD Pedoman di Indonesia pada tahun 2013, hemokonsentrasi Kondisi untuk

demam berdarah diindikasikan oleh peningkatan tingkat hematokrit lebih dari 10% dan

demam berdarah demam berdarah lebih dari 20%.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien demam berdarah yang Hemokonsentrasi yang

dialami memiliki 1,8 kali lebih besar risiko lebih lama tinggal di rumah sakit lebih dari 5 hari.

Kondisi hemokonsentrasi atau meningkat hematokrit lebih dari 20% menunjukkan adanya

kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler. Penurunan suhu tubuh disertai

dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma menunjukkan timbulnya

fase kritis penyakit, yaitu pada hari ketiga / keenam demam / penyakit.1,8 Ini konsisten

dengan hasil penelitian sebelumnya itu menunjukkan peningkatan persentase hematokrit

23,79 % yang memberi pasien risiko DBD lebih banyak dari 2,5 kali mengalami kejutan

daripada persentase dari peningkatan hematokrit sebesar 20,28% .9

Parameter laboratorium digunakan untuk diagnosis DBD adalah kondisi trombositopenia dan

hemokonsentrasi atau efusi pleura, asites atau hypoproteinemia.8 Sementara itu dalam

penelitian ini, tidak semua sampel yang didiagnosis dengan hemoragik dengue Demam

terbukti mengalami hemokonsentrasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

studi sebelumnya yang dilakukan di India oleh Pooransingh, et al dan di Indonesia oleh

Kusumaningtyas, et al dan Rasyada, dkk yang menunjukkan bahwa tidak semua demam

berdarah pasien mengalami hemokonsentrasi. 10,11,12

Keterlambatan dalam identifikasi hemokonsentrasi kondisi dan penanganan yang tidak tepat,

terutama di Indonesia istilah terapi cairan ketika ada kebocoran plasma dapat menyebabkan

berbagai komplikasi seperti muka efusi pleura, kongesti paru akut, dan atau gagal jantung dan

gangguan elektrolit / metabolit Perkembangan penyakit menuju yang lebih parah kondisi

pada pasien dengue yang mengalami hemokonsentrasi menyebabkan pasien memiliki

lama tinggal di rumah sakit lebih dari 5 hari.


Dalam penelitian ini, durasi demam lebih dari 3 hari sebelum rawat inap adalah variabel

pelindung yang berarti bukan faktor risiko bagi pasien lama tinggal di rumah sakit lebih dari

lima hari [aRR = 0,58; P = 0,003]. Proporsi terbesar (67,3%) hadir Demam selama lebih dari

3 hari dan lamanya rumah sakit tinggal selama 5 hari atau kurang. Masuk akal biologis

menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit setelah mengalami demam lebih dari

3 hari (penundaan rawat inap), tidak memiliki perawatan yang lama karena pasien tidak

memiliki komplikasi seperti hepatomegali, gastrointestinal perdarahan dan cedera ginjal akut

yang dapat memperburuk kondisi pasien demam berdarah.13,14,15

Kesimpulannya, konsentrasi hemokonsentrasi berhubungan signifikan dan memiliki risiko

lebih tinggi untuk lama tinggal lebih dari 5 hari di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Konsultasi

sejak dini mungkin di fasilitas perawatan kesehatan akan dipercepat identifikasi klinis pasien

demam berdarah kondisi dan mengurangi risiko perkembangan penyakit menuju demam

berdarah yang parah yang tidak membutuhkan waktu lebih lama pengobatan. Perawatan yang

lebih lama akan menghasilkan keuangan membebani pasien dan rumah sakit.

Ucapan Terima Kasih Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Direktur Utama dan

Dewan Direksi PT RSPI-SS atas dukungan mereka selama pelaksanaan ini belajar, dan juga

ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Bajingan Basuki, MPH, Sp.KP, dr. Ferdi

Afian, Sp.KP dan dr. Retno Wibawanti, Sp.KP yang telah menyediakan bantuan dalam

proses analisis data serta Jahiroh, SKM, M.Epid dan Ika Susanti, SKM untuk mereka

kontribusi dalam pengumpulan data penelitian ini.


GAMBAR KERANGKA KONSEP

Umur

Jenis Kelamin

Lama Rawat
Metode Inap
Pembayaran

Karakteristik
Klinis

SARAN UNTUK PENELITI SELANJUTNYA


Saran untuk peneliti selanjutnya adalah tentang apa yang menjadi factor risiko
demam berdarah dan apa yang mempengaruhi sehingga terjadi lama rawat inap pada pasien
demam berdarah dapat dilakukan dengan metode regresi untuk melihat pengaruh atau metode
cohort untuk studi longitudinal sehingga hasil penelitian dapat di spesifikkan dengan variabel
yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai