Anda di halaman 1dari 4

ALIRAN QADARIYAH

Makalah ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Nita Elia Hayawati ( 207190034 )


2. Anisaatur Rofiah ( 207190054 )
3. Dian Arifatul Mukmin (207190058)

Dosen Pengampu :
Dr. Nur Kolis, M. Ag.

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONOROGO
2019/2020

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam sebagaimana dijumpai dalam sejarah, ternyata tidak sesempit yang dipahami pada
umumnya. Dalam sejarah pemikiran Islam, terdapat lebih dari satu aliran yang
berkembang. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendapat dikalangan ulama-ulama
kalam dalam memahami ayat-ayat al-Quran. Ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa
manusia bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan ada pula ayat yang
menunjukkan bahwa segala yang terjadi itu ditentukan oleh Allah, bukan kewenangan
manusia . Dari perbedaan pendapat inilah lahir sebuah aliran. Aliran-aliran (fikroh) muncul
setelah Rasulullah Saw. wafat, pada zaman nabi Muhammad Saw. umat Islam dapat
kompak dalam lapangan agama, termasuk bidang aqidah. Berbicara masalah aliran
pemikiran dalam Islam berarti berbicara tentang ilmu kalam. Ilmu kalam itu sendiri
membicarakan tentang teologi atau ketuhanan, ilimu kalam itu sendiri terdiri dari beberapa
golongan diantaranya qadariyah, jabariyah, syiah, mutazilah, khaowarij, murjiah,
ahlusunnah wal jamaah,dan lain-lain. Mayoritas masyarakat awam tidak mengetahui aliran-
aliran tersebut, maka dari itu penulis bermaksud membuat makalah dengan judul “Aliran
Qadariyah”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal kemunculan aliran qadariyah?
2. Bagaimana ajaran qadqriyah?
3. Siapa tokoh aliran qadariyah?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan tentang awal kemunculan, tokoh, dan ajaran aliran
qadariyah.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Qadariyah
Menurut etimologi berasal dari bahasa arab qadara yang bermakna kemampuan
dan kekuatan. Sedangkan menurut terminologi adalah suatu aliran yang percaya bahwa
semua tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah.1
Menurut Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Hadariyansyah, orang-orang yang
berpaham qodariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki
kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan.
Manusia mampu melakukan perbuatan mencakup semua perbuatan, yakni baik dan
buruk.2

2. Sejarah Munculnya Aliran Qadariyah

Latar belakang timbulnya qadariyah ini sebagai isyarat menentang kebijaksanaan


politik Bani Umayyah yang dianggapnya kejam. Apabila firqoh Jabariyah berpendapat
bahwa kholifah Bani Umayyah membunuh orang hal itu karena sudah ditakdirkan Allah
SWT. demikian dan hal ini berarti merupakan toperng kekejamannya, maka firqoh
qadariyah mau membatasi qodar tersebut.

Mereka mengatakan bahwa Allah jika Allah itu adil, maka Allah akan menghukum
orang yang bersalah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat baik. Karena
manusia harus merdeka memilih atau ikhtiyar atas perbuatannya (khaliqatul afal)
dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik atau yang
buruk.

Sebagian orang-orang qodariyah mengatakan bahwa semua perbuatan manusia


yang baik itu berasal dari Allah SWT, sedangkan perbuatan manusia yang jelek
manusia sendirilah yang menciptakannya tidak ada sangkut pautnya dengan Allah.3

Ibnu Nabatah menjelaskan dalam kitabnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh


Ahmad Amin, aliran Qadariyah pertama kali dimunculkan di Irak yang pada mulanya
beragama Kristen, kemudian masuk Islam dan kembali lagi ke agama Kristen.
Namanya adalah Susan, demikian pendapat Muhammad Inu Syuib. Sementara W.
Montgomery Watt menemukan dokumen lain yang menyatakan bahwa paham

1
Imaduddin, M,dkk. Aliran-Aliran Teologi Islam.(Kediri: Purna Siswa Aliyah 2008).hlm145.
2
AB Hadariyansyah.Pemikiran-pemikiran Teologi dalam Sejarah Pemikiran Islam.(Banjarmasin: Antasari
Press).hlm68.
3
Nasir, Salihun A.Pemikiran Kalam (Teologi Islam).(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).hlm139-140.
Qadariyah terdapat dalam kitab ar-Risalah dan ditulis untuk khalifah Abdul Malik oleh
Hasan al-Basri sekitar tahun 700M.4

3. Ajaran Aliran Qadariyah


Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang ajaran Qadariyah bahwa
manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya. Manusia sendirilah yang yang
melakukan perbuatan baik atas kehendak dan kekuasaan sendiri serta manusia sendiri
pula yang melakukan atau menjauhi perbuatan-perbuatan jahat atas kemauan dan
dayanya sendiri. An-Nizam menyatakan bahwa manusia hidup mempunyai daya, dan
dengan daya itu ia dapat berjuasa atas segala perbuatannya.5
Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas
kehendanya sendiri baik berbuat baik atau buruk. Oleh karena itu, ia juga berhak
mendapatkan pahala ats kebaikan yang dilakukan dan juga berhak pula memperolrh
hukumsn atas kejahatan yang diperbuatnya.
Ganjaran kebaikan disini disamakan dengan balasabn surge kelak di akhirat, itu
didasarkan atas pilihannya sendiri, bukan oleh takdir Tuhan. Oleh karena itu, sangat
pantas, orang yang berbuat akan mendapatkan balasannya sesuai dengan tindakannya.6

4
Sidik .Pemikiran Paham Jabariyah dan Qadariyah.vol. 12 No.2 Desember 2016.hlm282.
5
Sidik. Op. Cit.hlm282.
6
Sidik. Op. Cit.hlm283.

Anda mungkin juga menyukai