Aliran pada saluran terbuka dapat terjadi dalam bentuk yang bervariasi, mulai dari aliran di atas permukaan tanah yang terjadi pada waktu hujan sampai aliran dengan kedalaman konstan dalam saluran prismatis. Aliran pada saluran terbuka mengalirkan permukaan bebas yang dipengaruhi oleh atmosfer dimana permukaan bebas menjadi batas antara dua fluida yang mempunyai beda kerapatan yaitu cairan dan udara. Kerapatan udara lebih rendah daripada kerapatan air. Hal ini yang menyebabkan analisa aliran pada saluran terbuka lebih sulit dibandingkan dengan aliran pada saluran tertutup. Pada saluran terbuka telah banyak dikembangkan rumus-rumus empiris untuk menghitung kecepatan aliran. Tetapi rumus-rumus tersebut kebanyakan untuk aliran seragam, sedangkan untuk aliran tidak seragam masih sangat minim. Sehingga perhitungan kecepatan aliran pada aliran tidak seragam masih sulit untuk dilakukan. Begitu pula dengan distribusi kecepatan aliran dan distribusi tegangan geser yang telah banyak diteliti masih berkisar pada aliran seragam, sedangkan pada aliran tidak seragam masih kurang. Aliran tidak seragam sendiri dibagi menjadi dua yaitu aliran berubah beraturan (gradually rapid flow) dan aliran berubah dipercepat (rapidly varied flow). Aliran tidak seragam dapat terjadi salah satunya akibat adanya pembendungan. Pembendungan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan penempatan bangunan air seperti pintu, ambang, dan bendung. Salah satu bangunan air untuk pembendungan adalah pintu sorong. Pembendungan dengan menggunakan pintu sorong ini akan mempengaruhi kecepatan aliran yang terjadi pada saluran tersebut. Saat ini alat ukur kecepatan aliran telah dikembangkan dan memiliki berbagai macam jenis sesuai dengan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat. Salah satu alat yang sudah dikembangkan adalah Acoustic Doppler Velocimeter (ADV) yang diproduksi oleh SonTek, San Diego, USA. Acoustic Doppler Velocimeter (ADV) merupakan alat ukur kecepatan aliran yang cara kerjanya menggunakan hukum fisika efek Doppler. Alat ini dapat mengukur kecepatan aliran 3 dimensi yaitu longitudinal, transversal dan vertikal.
1 2
1.2 Identifikasi Masalah
Aliran yang paling sering dijumpai pada umumnya merupakan aliran tidak seragam seperti aliran pada sungai ataupun percobaan-percobaan di laboratorium. Aliran tidak seragam sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu, aliran berubah beraturan (gradually varied flow) dan aliran berubah dipercepat (rapidly varied flow). Aliran tidak seragam dapat terjadi akibat adanya pembendungan, penambahan bangunan air serta terjadinya perubahan secara tiba-tiba pada penampang saluran. Hal tersebut dapat mempengaruhi karakteristik aliran pada saluran sebelum adanya bangunan dan sesudah adanya bangunan. Aliran di saluran terbuka yang mengalami pembendungan akan mengalami perubahan kecepatan aliran dibandingkan dengan aliran normal tanpa pembendungan. Salah satu bangunan air untuk pembendungan adalah pintu sorong. Akibat adanya pembendungan, aliran air di hulu pintu sorong akan mengalami perlambatan laju aliran (aliran diperlambat). Akibat adanya perlambatan tersebut maka akan mempengaruhi kecepatan aliran (u) Sehingga distribusi kecepatan aliran di setiap section di hulu pintu sorong akan berbeda. Adanya pembendungan menyebabkan distribusi kecepatan tidak merata, sehingga kecepatan vertikal yang secara teoritis pada aliran seragam nilainya mendekati nilai 0 pada aliran tidak seragam nilainya menjadi lebih besar atau tidak mendekati 0. Meningkatnya nilai kecepatan vertikal menyebabkan adanya potensi gerusan pada saluran, sehingga perhitungan distribusi kecepatan dan tegangan geser dibutuhkan. Untuk mengukur kecepatan aliran dan tegangan geser dibutuhkan alat yang dapat mengukur kecepatan aliran yaitu Acoustic Doppler Velocimeter (ADV). ADV dapat mengukur kecepatan secara 3 dimensi yaitu kecepatan longitudinal, kecepatan transversal dan kecepatan vertikal. Besar kecepatan aliran dan tegangan geser pada aliran tidak seragam di depan pintu sorong memiliki nilai yang berbeda. Untuk memahami itu dibutuhkan penelitian tentang distribusi kecepatan dan tegangan geser di depan pintu sorong dengan menggunakan ADV.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana distribusi kecepatan aliran di hulu pintu sorong dengan menggunakan Acoustic Doppler Velocimeter? 2. Bagaimana hasil perbandingan distribusi kecepatan aliran di hulu pintu sorong menggunakan Acoustic Doppler Velocimeter dengan rumus teoritis? 3
3. Bagaimana vektor aliran di hulu pintu sorong?
4. Bagaimana distribusi tegangan geser di hulu pintu sorong?
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian ini fokus pada masalah dan bahasan yang diambil, maka penulis memberi batasan sebagai berikut: 1. Saluran yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk segiempat dengan panjang 900 cm, lebar (B) saluran 7,6 cm dan tinggi (H) saluran 25 cm. 2. Kondisi aliran pada saluran yaitu aliran diperlambat di hulu pintu sorong. 3. Pengukuran kecepatan aliran menggunakan Acoustic Doppler Velocimeter (ADV). 4. Pengukuran dilakukan menggunakan pintu sorong dengan bukaan pintu 2,3 cm dan 2,5 cm. 5. Dalam penelitian ini debit yang dialirkan menggunakan satu debit, yang disesuaikan oleh ketersediaan pompa di laboratorium, tinggi muka air, dan kualitas data yang diukur oleh ADV. 6. Dasar saluran berupa dasar tetap (fixed bed).
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pola distribusi kecepatan aliran di hulu pintu sorong. 2. Mengetahui nilai perbandingan distribusi kecepatan aliran menggunakan Acoustic Doppler Velocimeter dengan rumus teoritis. 3. Mengetahui vektor aliran di hulu pintu sorong. 4. Mengetahui pola distribusi tegangan geser pada setiap kedalaman aliran di hulu pintu sorong.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi untuk mengetahui keadaan aliran di hulu pintu sorong. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahun tentang alat ukur kecepatan aliran yaitu Acoustic Doppler Velocimeter (ADV) 4