Anda di halaman 1dari 33

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Ilya Farida


NIM : 192311101058
Tempat Pengkajian : Ruang 19
Hari / Tanggal : Senin / 20 Januari 2020

I. Identitas Klien
Nama : Tn. S No. RM : 11451811
Umur : 51 tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 14-01-2020 jam 15.06
Pendidikan : SD Tanggal Pengkajian : 20-01-2020 jam 10.00
Alamat : Sidoasri, Sumbermanjing, Sumber Informasi : Pasien, Keluarga Pasien,
Kabupaten Malang dan Rekam Medik

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Karsinoma Nasofaring (KNF)

2. Keluhan Utama:
Pasien mengeluh merasa terdesak saat bernapas

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Keluarga mengatakan pasien merasakan adanya benjolan pada leher sebelah
kiri dan kanan sejak bulan Februari 2019 tetapi dibiarkan saja karena
mengira benjolan biasa. Setelah berjalan 4 bulan benjolan semakin
membesar kurang lebih berdiameter 4 cm pada sebelah kiri dan 1 cm
disebelah kanan. Membesarnya benjolan disertai nyeri pada leher dan terasa
kaku sehingga periksa ke Puskesmas Sumbermanjing dan di rujuk ke RS
Persada Hospital Malang pada bulan Juni 2019 dan dilakukan operasi
(biopsi) oleh dokter bedah pada benjolan sebelah kiri. Berselang 1 bulan
setelah operasi, benjolan pada leher kanan dan kiri semakin besar, bekas
operasi pada leher kiri tampak radang dan membengkak. Keluarga
membawa pasien kontrol, saat kontrol pasien diberikan perawatan luka dan
diberi obat. Pada bulan November 2019 keluarga mengatakan pasien
mengeluh lemas, nyeri pada leher kanan dan kiri, makan minum menjadi
sulit, nyeri telan (+), sering tersedak (+), disertai sesak dan napas bunyi.
Kemudian keluarga membawa ke RS Persada Hospital untuk memeriksakan
kondisi pasien namun disarankan untuk merujuk ke RS. Saiful Anwar. Pasien
masuk melalui Poli THT, pada saat di poli THT kesadaran pasien
composmentis GCS 456 TD 100/60 mmHg, N 88 x/menit, RR 23 x/menit.
Kemudian pasien dipindahkan ke ruang perawatan R.19 dengan kesadaran
composmentis, TD 110/80 mmHg, RR 24 x/menit, N 96 x/menit, pasien
mengeluh sakit kepala, mimisan (+), terkadang keluar sekret bercampur
darah. Pada saat pengkajian tanggal 20 Januari 2019 pasien tampak lemah
GCS 456, pasien mengeluh nyeri pada kedua leher, P: nyeri pada gangguan
nasofaring, Q: nyeri tak terbayangkan dan tak dapat diungkapkan, R : nyeri
dirasakan pada bagian leher menjalar dan klavikula seperti terdesak, S: skala
nyeri 6, T: Nyeri hilang timbul dan lebih sering saat bernafas dan menelan.
Pasien mengatakan pada dada bagian atas seperti terdesak, TD: 130/80
mmHg, N:89 x/menit, RR: 24x/menit, S:36,7 °C, sesak (+), nyeri telan (+),
pada saat komunikasi pasien kesusahan untuk berbicara, suara kemudian
menghilang, dislalia (+) sekret mikropurulen pada hidung (+), mimisan (-),
batuk (-), suara napas stridor.

Sinistra: Massa uk.


Dextra: multiple, ukuran 15 x 8 x 6 cm.
Hiperemi (+), nyeri
terbesar 3x2x1 cm, 2x2x1
tekan (+),
cm, 3x1x1 cm, hiperemi permukaan ulserasi
(+), nyeri tekan (+) (+)

Nyeri tekan (+), hiperemi


4. (+)
Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Keluarga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit asma, jantung (-),
diabetes melitus (-), dan hipertensi (-). Keluarga mengatakan pasien
pertama kali sakit dan dibawa kerumah sakit dengan kanker nasofaring.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Keluarga mengatakan ketika pasien mengkonsumsi obat atau makanan
tidak pernah timbul bintik merah atau gatal-gatal.
c. Imunisasi:
Pasien mengatakan pada saat kecil sering dibawa ke posyandu, terkahir
imunisasi kira-kira usia 12 tahun pada lengan kanan.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Pasien mengatakan mengkonsumsi rokok sejak masih muda, dan
berhenti merokok kurang lebih 2 tahun yang lalu
e. Obat-obat yang digunakan:
Keluarga mengatakan pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh
dokter (pada saat sakit benjolan)
5. Riwayat penyakit keluarga:
Keluarga mengatakan anggota keluarga yang lain tidak memiliki riwayat
penyakit yang sama dengan pasien, penyakit hipertensi (-), diabetes (-), dan
penyakit menular (-)

Genogram: Sakit paru-paru


Keterangan :
Ca leher
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting. Keluarga
mengatakan jika salah satu aggota keluarga yang sakit langsung membawa
periksa ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
Interpretasi :
Pola kesehatan & pemeliharaan kesehatan pasien baik

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- Antropometry
Antropometry Sebelum MRS Sesudah MRS
BB (kg) 48 kg 42 kg
TB (cm) 155 cm 155 cm
IMT BB(kg)/TB(m ) 2 20 kg/m 2 17,5 kg/m2
Keterangan :
<17,0 = sangat kurus
17,0 – 18,4 = kurus
18,5 – 25,0 = normal
25,1 – 27,0 = gemuk
>27,0 = sangat gemuk
Interpretasi : Terdapat penurunan berat badan pasien saat sakit dengan
sebelum sakit, status gizi pasien dalam kategori kurus.
- Biomedical sign :

Biomedical sign Hasil Normal


Limfosit 2,6 25-33%
Neutrofil 93,3 51-67%
Leukosit 29,45 4,3-10,3 103/µL
Albumin 2,79 3,5-5,5 g/dL
Interpretasi :
Penurunan limfosit menunjukkan kemampuan tubuh dalam melawan
infeksi terganggu, neutrofil dan leukosit meningkat menunjukkan
adanya infeksi, penurunan pada nilai albumin berkaitan dengan status
gizi pasien kurang. Penurunan nilai albumin juga menunjukkan adanya
peradangan dalam tubuh.

- Clinical Sign :
Pasien tampak sesak RR: 24 x/menit, suara napas stridor, nyeri pada
leher kanan dan kiri (Sinistra massa uk. 15 x 8 x 6 cm dan dextra:
multiple, ukuran terbesar 3x2x1 cm).
Interpretasi :
Gejala klinis pasien yang timbul berkaitan dengan metastase sel kanker

- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):


Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Keluarga mengatakan 3 kali per hari 3 kali per hari
bahwa diet Tim saring dan susu
kesehariannya adalah diit TKTP
nasi, sayur lalapan dan
lauk.
Interpretasi :
Sebelum MRS pasien makan teratur dengan diit makanan yang
bertekstur kasar. Saat MRS pasien makan 3x sehari diit cair per oral
meskipun tidak dihabiskan, pasien menghabiskan separuh dari
kebutuhan.

3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

BAK sebelum sakit saat di rumah sakit

Frekuensi 5-6x/hari 3-4x/hari


Jumlah 1200cc/hari 1000 cc/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Ammonia Ammonia
Karakter - -
Berat/Jenis - -
Alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
bantu bantu
Kemandirian mandiri Dibantu
Lainnya - -

BAB sebelum sakit saat di rumah sakit

Frekuensi 1-x/hari 1x/hari


Jumlah 300cc/hari 200cc/hari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Bau Khas feses Khas feses
Karakter Lembek Lembek
Berat/Jenis - -
Alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
bantu bantu
Kemandirian mandiri Mandiri
Lainnya - -
Interpretasi:
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terkait pola BAB pasien saat di RS
dan sebelum sakit

Balance cairan:
Intake:
- Infus : NS 1500 cc / 24 jam (20 tpm)
- Obat IV Ranitidine 2 x 25 mg (2x 2cc) = 4 cc
Ciprofloxacin 2 x 400 mg (2x 200 cc) = 400 cc
Oral codein 3 x 20 mg
Oral paracetamol 3 x 500 mg
Oral Acetylcysteine 3 x
Total air PO = 3 x 50 cc = 150 cc
- Makanan : Tim saring 3 x 200 cc = 600 cc/ 2 = 300 cc
- Minuman : Diit susu 3 x 200 cc = 600 cc/ 2 = 300 cc, air mineral 200 cc
Total input : 2.854 cc/ 24 jam
Output:
- Urine : 1000 cc
- Feses : 200 cc
- IWL : 15 x 42 per 24 jam, maka IWL 630 cc/24 jam
- Air metabolisme : 5 x 42 per 24 jam, maka 210 cc/ 24 jam
Total output : 2.040 cc/ 24 jam
Balance Cairan : + 814 cc/ 24 jam
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien mengatakan sebelum MRS ida dapat melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri. Sejak MRS pasien masih bisa melakukan aktivitas seperti
biasa tetapi terbatas.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum ✓
Toileting ✓
Berpakaian ✓
Mobilitas di tempat tidur ✓
Berpindah ✓
Ambulasi / ROM ✓
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi : Pasien mengeluh sesak, RR; 24 x/ menit, reguler,
penggunaan otot bantu pernapasan (-)
Fungsi kardiovaskuler : HR 89 x/menit, reguler, BJ I dan BJ II jelas
Terapi oksigen : Pasien mendapat terapi oksigen 3 lpm
Interpretasi :
Status oksigenasi pasien terganggu berkaitan dengan proses penyakit

5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum MRS Saat di RS
Durasi 7-8 jam/hari >8 jam/hari
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
Keadaan bangun tidur Segar Lemah
Lain-lain - -
Interpretasi :
Pasien mengalami perubahan pola istirahat/tidur. Perubahan terjadi karena
adanya perubahan kondisi fisiologis pasien saat MRS.

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori :
Jangka pendek : pasien mampu mengingat nama perawat yang
mengkaji
Jangka panjang : pasien mampu mengingat nama istri dan adik-
adiknya
Fungsi dan keadaan indera :
Indra penciuman : pasien bisa mengenali bau minyak wangi
Indra perasa : pasien bisa merasakan makanan
Indra penglihatan : pasien mengatakan pandangan sedikit kabur pada
kedua mata, stabismus (+/+)
Indra pendengaran : pasien dapat mendengar dengan jelas saat perawat
bertanya
Indra peraba : saat dicubit pasien mengatakan sakit, dan saat
diraba klien merasakan geli
Interpretasi :
Fungsi indra mengalami masalah pada indra penglihatan

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri : Pasien mengatakan kesehatannya sekarang tidak
seperti dulu, namun pasien bersyukur masih diberikan
kesempatan untuk berobat
Identitas diri : pasien mengatakan harus menjaga kesehatannya
sekarang agar lebih baik dari sebelumnya
Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu dengan benjolan yang
ada
Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan segera
kembali berkumpul dengan keluarga
Peran Diri : Pasien mengatakan dirinya sebagai kepala rumah
tangga sementara tidak bisa menjalankan perannya
dalam bekerja karena harus menjalani perawatan
Interpretasi :
Pola persepsi pasien mengalami masalah pada peran diri

8. Pola seksualitas & reproduksi


Pola seksualitas : Pasien berperan sebagai seorang istri
Fungsi reproduksi : tidak terkaji
Interpretasi : tidak terkaji

9. Pola peran & hubungan


Pasien mengatakan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya.
Pasien selalu ditemani oleh istri dan anak, dimana istri adalah orang
terdekat pasien. Keluarga sangat mensupport pasien agar segera sembuh.
Interpretasi :
pola peran dan hubungan pasien baik

10. Pola manajemen koping-stress


Pasien mengatakan jika ada masalah pasien selalu bercerita kepada istri
untuk diberikan solusi dan meringankan pikirannya.
Interpretasi :
Pola manajemen koping-stres pasien dengan cara berbagi dengan orang
terdekat
11. Sistem nilai & keyakinan
Pasien yakin dan percaya kalau sakit yang dideritanya adalah pemberian
dari tuhan, sehingga pasien hanya bersabar dan pasrah menghadapi cobaan
ini, dan selalu berdoa agar diberikan kesembuhan. Pasien saat di rumah
sakit sering membaca istighfar dan mendengarkan murotal
Interpretasi :
Sistem nilai dan keyakinan pasien diserahkan pada Tuhan

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
Lemah, GCS E:4 V:4 M:6, kesadaran komposmentis
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 89 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
- Suhu : 36,7 ⁰C

Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
Inspeksi : persebaran rambut merata, warna hitam, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : Konjungtiva sedikit anemis, sklera putih, reflek cahaya
(+/+), pupil 3 mm/3mm, papil edema (-/-), strabismus (-/+)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : bentuk daun telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada
serumen, tidak ada nodul, kondisi telinga bersih
Palpas : tidak ada nyeri tekan pada tragus
4. Hidung
Inspeksi : pasien terpasang menggunakan nasal kanul 3 lpm, terdapat
sekret mikropurulen, tidak ada edema dan tidak ada nafas
cuping hidung
Palpasi : nyeri tekan (-), tidak ada benjolan, tidak ada jaringan parut
5. Mulut
Inpeksi : mukosa bibir kering, tidak ada gigi yang berlubang, mampu
membuka mulut ≤3cm, pallatum molle kesan pendesakan
pada superior dan lateral , orofaringeal + 30-40%
6. Leher
Inspeksi : tampak pembesaran rahang
Sinistra : massa kesan padat 15x8x6 cm tertutup verban,
ulserasi (+), hiperemi (+)
Dextra : multiple massa kesan padat 3x2x1 cm, 2x2x1 cm,
3x1x1 cm, hiperemi (+)
Palpasi : nyeri tekan (+/+), nadi karotis teraba
7. Wajah
Inspeksi : tampak pembengkakan, NVII tampak tertarik benjolan,
parase NVI, pasien tampak meringis
Palpasi : nyeri tekan (-)
8. Dada
Paru- paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris, otot bantu napas intracosta (-),
RR 24x/menit, reguler, tidak ada lesi, pallatum molle kesan
pendesakan pada superior dan lateral, orofaringeal + 30-
40%)
Palpasi : vokal fremitus saat inspirasi dan ekspirasi sama, tidak ada
nyeri tekan
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : teraba ictus cordis pada ICS 5 sebelah medial linea
midklavikularis sinistra, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Batas jantung kanan atas (ICS II linea parasternalis dextra)
Batas jantung kanan bawah (ICS IV linea parasternalis
dextra)
Batas jantung kiri atas (ICS II linea parasternalis sinistra)
Batas jantung kiri bawah (linea media clavikula sinistra)
suara jantung pekak
Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, tidak ada suara jantung tambahan,
HR 89x/menit
9. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen datar
Auskultasi : bising usus 10x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan pada seluruh regio, teraba arteri 3 jari diatas
umbilikus sebelah kiri, turgor kulit menurun
10. Urogenital
Tidak dikaji
11. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : tangan kanan terpasang infus, deformitas (-)
Palpasi : kekuatan otot 5 | 5, akral teraba hangat, LLA 20 cm
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak ada lesi, kuku pendek dan bersih, deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), kekuatan otot 4 | 4, akral teraba hangat,
edema (+/+) pitting edema > 2 detik
12. Kulit dan kuku
Kulit : Kulit terasa hangat, kering, tidak ada lesi, tidak ada nodul
Kuku : Pendek dan bersih, CRT <2detik
13. Keadaan lokal
Sesak, nyeri pada leher, KU lemah
V. Terapi
Farmako dinamik dan farmako Indikasi dan Implikasi
NO Jenis Terapi Dosis Rute Efek samping
kinetik Kontra Indikasi keperawatan
1. Sodium Farmakodinamik : 1500cc/24jam IV Indikasi : Hiperdemia, Memberikan obat
Chloride 0,9% cairan salin normal terdiri atas 154 Cairan salin normal asidosis/ dengan prinsip 6
mmol/L natrium dan 150 klorida, diindikasi pada hipokalemia benar: benar
serum memiliki tingkat osmolaritas pasien diare, pasien, benar
serupa 285-295 sehingga disebut muntah, luka bakar, obat, benar rute,
cairan isotonik. hiponatremia, benar dosis, benar
hipokloremia. waktu, dan benar
Farmakokinetik: dokumentasi
Terdistribusi pada kompartemen Kontraindikasi :
sektraseluler dan bertahan di dalam Gagal jantung,
tubuh dalam waktu yang lama fungsi gangguan
ginjal, dan geriatri
2. Ciprofloxacin Farmakodinamik: 2x400 mg IV Indikasi : Mual, muntah , Memberikan obat
Menghambat sintesis DNA bakteri Infeksi saluran diare dengan prinsip 6
melalui penghambatan topoisomerase pernapasa, infeksi benar: benar
II (DNA) girase dan topoisomerase IV saluran kemih, pasien, benar
bakteri infeksi kulit infeksi obat, benar rute,
tulang dan sendi benar dosis, benar
Farmakokinetik: waktu, dan benar
Waktu paruh 3-5 jam. Dimetabolisme di Kontraindikasi : dokumentasi
hati dan dieliminasi melalui ginjal baik Gangguan liver
melalui sekresi tubuh ataupun filtrasi
glomerolus dan dikeluarkan melalui
urine
3. Codein Farmakodinamik : 3x20 mg oral Indikasi : Mual, pusing, Memberikan obat
Efek kodein terhadap SSP berupa Nyeri hebat, batuk sedasi, dengan prinsip 6
analgesik dan narkosis anoreksia, sakit benar: benar
Farmakokinetik: Kontraindikasi : kepala pasien, benar
Absorbsi : cepat setelah peroral (50%) Hipotensi, obat, benar rute,
onset 10-30 menit hipotiroidisme, benar dosis, benar
Distribusi : berikatan dengan protein asma, depresi waktu, dan benar
plasma 7% pernapasan, dan ibu dokumentasi
Metabolisme : di hepar hamil
Ekskresi : 3-18% urine dengan bentuk
tidak dirubah
4. Paracetamol Farmakodinamik : 3x 500 mg Oral Indikasi : Mual, muntah, Memberikan obat
Memiliki efek analgesik dan antipiretik Demam, nyeri, nyeri konstipasi dengan prinsip 6
tetapi tidak memiliki efek antiinflamasi, kepala, nyeri pada benar: benar
kerja paracetamol pada susunan saraf gigi pasien, benar
pusat dan dimediasi melalui obat, benar rute,
mekanisme lain termasuk inhibisi Kontraindikasi: benar dosis, benar
sitesis prostaglandin Penyakit hepar waktu, dan benar
derjat berat dokumentasi
Farmakokinetik :
Diabsorbsi pada saluran cerna,
dimetabolisme melalui enzim ikrosom
hati, dan diekskresi di ginjal
5. Acetylcystein Farmakodinamik : 2x200 mg Oral Indikasi: Mual, muntah, Memberikan obat
Sebagai mukolitik dengan memcah Bronkitis, emfisema, kulit terkadang dengan prinsip 6
ikatan sulfida pada mukoprotein pneumonia merah dan benar: benar
dengan cara memisahkan agregasi gatal pasien, benar
molekul glikoprotein inter dan Kontraindikasi: obat, benar rute,
intrasulfida. Dengan mendepolimerisasi Pasien asma, benar dosis, benar
kompleks mokoprotein dan asam bronkospasme waktu, dan benar
nukleat yang berperan dalam dokumentasi
vaskositas mukus, maka mukus dapa
mudah dikeluarkan dari saluran napas.
Farmakokinetik :
Cetylcystein dimetabolisme d hati
secara luas, ekskresi di urine 20-30%
dengan paruh waktu 5-6 jam pada
orang dewasa
6. Ranitidine Farmakodinamik : 2x25 mg IV Indikasi: konstipasi, Memberikan obat
Ranitidin merupakan antagonis tukak lambung dan diare, dan nyeri dengan prinsip 6
kompetitif reversibel reseptor histamin duodenal, dispepsia, perut, atralgia benar: benar
pada sel parietal mukosa lambung yang GERD, esofagitis atau mialgia. pasien, benar
berfungsi untuk mensekresi asam erosif, kondisi obat, benar rute,
lambung. Ranitidin mensupresi sekresi hipersekresi, stress benar dosis, benar
asam lambung dengan 2 mekanisme: ulcer, serta waktu, dan benar
Histamin yang diproduksi oleh sel ECL profilaksis aspirasi dokumentasi
gaster diinhibisi karena ranitidin asam lambung
menduduki reseptor H2 yang berfungsi
menstimulasi sekresi asam lambung, Kontraindikasi:
substansi lain (gastrin dan asetilkolin) porfiria akut atau
yang menyebabkan sekresi asam hipersensitivitas
lambung. terhadap ranitidine

Farmakokinetik:
Diabsorbsi dalam waktu 1-2 jam.
Didistribusikan secara luas
menyeberangi sawar darah otak dan
plasenta. Metabolisme ranitidin terjadi
di hepatik. Ekskresi ranitidin dilakukan
via renal. Waktu paruh eliminasi
berkisar 2 hingga 3 jam.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
No. Jenis Nilai Normal Hasil (Tanggal/Jam)
Pemeriksaan
Nilai Satuan 17-01-20 19-01-20 18-01-20
Hematologi
Hemoglobin 13,4-17,7 g/dL 11,40
Eritrosit 4,0-5,5 106/µL 4,01
Leukosit 4,3-10,3 103/µL 29,45
Hematokrit 40-47 % 33,70
Trombosit 142-424 103/µL 470
Neutrofil 51-67 % 93,3
Limfosit 25-33 % 2,6

Elektrolit Serum
Natrium 136-145 mmol/L 137
Kalium 3,5-5,0 mmol/L 2,55
Klorida 98-106 mmol/L 102

Faal Hati
Albumin 3,5-5,5 g/dL 2,79

Analisa Gas Darah


pH 7,35-7,45 7,35
PCO2 35-45 mmHg 34,3
PO2 80-100 mmHg 63,1
HCO3 21-28 mmol/L 19,3
Saturasi O2 >95% 91%
Pemeriksaan Radiologi
20 Januari 2020
Cor : bentuk ukuran posisi normal
Aorta : Tidak tampak elongasi, dilatasi, klasifikasi
Trachea : Ditengah
Pulmo : Tampak infiltrat pada parahiler dan suprahillerkiri. Tampak nodul
pada parakardial kanan
Sudut costophrenicus D/S : Lancip
Hemidiaphragma D/S : Dome shaped
Skeleton : Intak, tidak tampak lesi litik/blastik/garis fraktur
Soft tissue : Normal

Kesimpulan :
 Infiltrat paru kiri dan nodul paru kanan susp e.c proses metastase

Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Malang, 20 Januari 2020


Pengambil Data,

(Ilya Farida)
NIM 192311101058
ANALISIS DATA

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Pertumbuhan sel Ketidakefektif
- Pasien mengeluh sesak abnormal pada an bersihan
- Pasien mengatakan pada dada nasofaring jalan napas
bagian atas seperti terdesak
Obstruksi jalan
DO : napas
- RR: 24 x/menit
- Bunyi napas stridor Ketidakefektifan
- Sekret mikropurulen pada bersihan jalan
hidung napas
- Pembesaran rahang
Sinistra: massa kesan padat
15x8x6cm
Dextra: multiple mass kesan
padat 3x2x1 cm, 2x2x1 cm, 3x1x1
cm.
- pallatum molle kesan
pendesakan pada superior dan
lateral, orofaringeal + 30-40%)
- Hasil radiologi
Infiltrat paru kiri dan nodul paru
kanan susp e.c proses metastase

2 DS : Pertumbuhan sel Nyeri kronik


- pasien mengeluh nyeri pada kanker pada
kedua leher sejak timbul nasofaring
benjolan Februari 2019
- P: nyeri pada gangguan Metastase sel
nasofaring kanker
Q: nyeri tak terbayangkan dan
tak dapat diungkapkan Massa pada
R: nyeri dirasakan pada bagian leher
leher menjalar pada klavikula
seperti terdesak Menekan
S: skala nyeri 6 jaringan yang
T: nyeri hilang timbul dan lebih lain (kelenjar
sering saat bernafas dan menelan getah bening)
DO :
- TD: 130/80 mmHg Nyeri kronik
N: 89 x/menit
RR: 24x/menit
S:36,7 °C
- Pasien tampak meringis
3. DS : Karsinoma Ketidakseimb
- Keluarga mengatakan pasien sulit nasofaring angan nutrisi
untuk makan dan minum, nyeri kurang dari
telan (+), sering tersedak (+) Perubahan kebutuhan
- Keluarga mengatakan pasien epitel/ulserasi tubuh
menghabiskan ½ porsi kebutuhan nasofaring
yang diberikan
DO : Metastase
- BB 42 kg, TB 155cm kanker
- IMT 17,5 (Kurus)
- LLA 20 cm Disfagia
- Bising usus 10x/menit progresif
- Mukosa bibir kering
- Nyeri telan (+) N IX dan NX Intake
- Turgor kulit menurun berkurang
- Konjungtiva sedikit anemis
- Albumin 2,79 g/dL BB menurun
- Persentase BB dengan BB Ideal
BB ideal TB 155 = 54 kg Ketidakseimban
(Kemenkes RI) gan nutrisi
BBI-BB/BBI x 100% kurang dari
=54 kg – 42 kg x 100% kebutuhan
- =12% tubuh
4. DS : - Metastase Hambatan
DO : kanker Komunikasi
- Pada saat komunikasi pasien Verbal
kesusahan untuk berbicara, suara Pembengkakan
kemudian menghilang laring
- Parase NVI
- Dislalia (+) Menekan pita
- Pembesaran rahang suara
Sinistra: massa kesan padat
15x8x6cm Hambatan
Dextra: multiple mass kesan Komunikasi
padat 3x2x1 cm, 2x2x1 cm, 3x1x1 Verbal
cm.
- pallatum molle kesan
pendesakan pada superior dan
lateral, orofaringeal + 30-40%)
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)

Tanggal Tanggal
No Diagnosis Keperawatan Keterangan
Perumusan Pencapaian
1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas 20 Januari 2020
b.d adanya benda asing (sel kanker)
yang ditandai dengan pasien
mengeluh sesak, pasien mengatakan
pada dada bagian atas seperti
terdesak, RR: 24 x/menit, unyi napas
stridor, sekret mikropurulen pada
hidung, pembesaran rahang (Sinistra:
massa kesan padat 15x8x6cm, Dextra:
multiple mass kesan padat 3x2x1 cm,
2x2x1 cm, 3x1x1 cm), pallatum molle
kesan pendesakan pada superior dan
lateral, orofaringeal + 30-40%), Hasil
radiologi Infiltrat paru kiri dan nodul
paru kanan susp e.c proses metastase
2 Nyeri kronik b.d metastase sel kanker 20 Januari 2020
yang dutandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada kedua leher
sejak timbul benjolan Februari 2019,
P: nyeri pada gangguan nasofaring, Q:
nyeri tak terbayangkan dan tak dapat
diungkapkan, R: nyeri dirasakan pada
bagian leher menjalar pada klavikula
seperti terdesak, S: skala nyeri 6, T:
nyeri hilang timbul dan lebih sering
saat bernafas dan menelan, TD:
130/80 mmHg, N: 89 x/menit, RR:
24x/menit, S:36,7 °C, Pasien tampak
meringis
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang 20 Januari 2020
dari kebutuhan tubuh b.d intake
kurang yang ditandai dengan
keluarga mengatakan pasien sulit
untuk makan dan minum, nyeri telan
(+), sering tersedak (+), Keluarga
mengatakan pasien menghabiskan ½
porsi kebutuhan yang diberikan, BB
42 kg, TB 155cm, IMT 17,5 (Kurus),
LLA 20 cm, Bising usus 10x/menit,
Mukosa bibir kering, Nyeri telan (+) N
IX dan NX, Turgor kulit menurun,
Konjungtiva sedikit anemis, Albumin
2,79 g/dL, Persentase BB dengan BB
Ideal, BB ideal TB 155 = 54 kg
(Kemenkes RI). BBI-BB/BBI x 100%
=54 kg – 42 kg x 100%
=12%
4 Hambatan komunikasi verbal b.d 20 Januari 2020
gangguan status organ sekunder
metastase tumor yang ditandai
dengan pada saat komunikasi pasien
kesusahan untuk berbicara, suara
kemudian menghilang, Parase NVI,
Dislalia (+), Pembesaran rahang,
Sinistra: massa kesan padat
15x8x6cm, Dextra: multiple mass
kesan padat 3x2x1 cm, 2x2x1 cm,
3x1x1 cm, pallatum molle kesan
pendesakan pada superior dan
lateral, orofaringeal + 30-40%)
PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No Dx Tanggal/J Paraf dan


IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP am Nama
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No Dx Tanggal/J Paraf dan


IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP am Nama
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No Dx Tanggal/J Paraf dan


IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP am Nama
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No Dx Tanggal/J Paraf dan


IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP am Nama
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No Dx Tanggal/J Paraf dan


IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP am Nama
EVALUASI KEPERAWATAN

No Tanggal No. Dx Evaluasi Paraf dan


/jam nama
EVALUASI KEPERAWATAN

No Tanggal No. Dx Evaluasi Paraf dan


/jam nama
EVALUASI KEPERAWATAN

No Tanggal No. Dx Evaluasi Paraf dan


/jam nama
EVALUASI KEPERAWATAN

No Tanggal No. Dx Evaluasi Paraf dan


/jam nama

Anda mungkin juga menyukai