Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit endemik di daerah tropis
yang memiliki tingkat kematian tinggi terutama pada anak-anak. Penyakit ini yang banyak
ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis,terutama asia tenggara, Amerika
tengah, Amerika dan Karibia. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan
pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. 1
Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara
Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 20,
dilaporkan telah terjadi 150.000 kasus DBD dengan lebih dari 25.000 kasus terjadi di Jakarta
dan Jawa Barat. Indonesia yang berada di wilayah tropis pada daerah ekuator memungkinkan
perkembangbiakan Aedes aegypti yang merupakan vektor dari virus dengue. Insiden rate (IR)
Provinsi Jawa Timur atau Angka Kesakitan DBD pada tahun 2014 mengalami penurunan,
yakni 39 per 100.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 24,1 per 100.000 penduduk pada
tahun 2014. Angka ini masih di bawah target nasional 51 per 100.000 penduduk. Meskipun
mengalami penurunan angka tersebut, di beberapa kabupaten/kota masih banyak terjadi kasus
DBD. Sebagai contoh pada Kabupaten Malang, tahun 2013 terdapat 1.165 sedangkan pada
tahun 2014 masih ada 834 kasus. Di Kecamatan Turen Kabupaten Malang, terdapat
peningkatan yakni pada 2014 terdapat 94 kasus, sedangkan pada 2015 ada 140 kasus DBD.
Desa yang cukup banyak “menyumbangkan” kasus DBD yakni desa Sedayu, tepatnya pada
RT 17. Pada tahun 2015 ada 7 kasus yang terdapat di Desa Sedayu, sedangkan pada tahun ini
sudah tercatat ada 10 penderita. Angka ini banyak dihasilkan oleh RT 17 yang tujuh
warganya terjangkit DBD.2,3
Lingkungan RT 17 RW 4 Desa Sedayu Kecamatan Turen sangat tidak sehat. Masih
banyak sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Jarak antar rumah juga sempit, sehingga
ventilasi udara juga kurang baik. Warga disana juga jarang mengadakan kerja bakti, hal itu
mengakibatkan banyak sarang nyamuk yang bukan hanya ada di dalam tetapi juga
dihalaman-halaman samping rumah.
Salah satu cara pencegahan penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
PSN tersebut dapat dilakukan atau dikoordinir oleh Juru Pemantau Jentik (jumantik).
Jumantik merupakan warga masyarakat setempat yang dilatih untuk memeriksa keberadaan
jentik di tempat-tempat penampungan air. Jumantik merupakan salah satu bentuk gerakan
atau partisipasi aktif dari masyarakat dalam menanggulangi penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) yang sampai saat ini masih belum dapat diberantas tuntas. Dengan adanya
jumantik yang aktif diharapkan dapat menurunkan angka kasus DBD melalui kegiatan
pemeriksaan jentik yang berulang-ulang, pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),
serta penyuluhan kepada masyarakat. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat melalui
jumantik, diharapkan masyarakat dapat secara bersama-sama mencegah dan menanggulangi
penyakit DBD secara mandiri yakni dari, oleh, dan untuk masyarakat. Saat ini Kader
Jumantik yang ada di Desa Sedayu hanya 10 orang. Padahal terdapat 712 rumah disana.Tentu
hal ini mengakibatkan angka penderita DBD semakin bertambah, karena 1 kader jumantik
harus mengawasi sekitar 71 rumah.2,4
Berdasarkan rekapitulasi Pemantauan Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan oleh Jumantik
RT 17 Desa Sedayu pada Bulan Agustus Tahun 2016 menunjukkan bahwa (Angka Besas
Jentik) ABJ sebesar 78,4% dari 51 rumah yang diperiksa, terdapat 11 rumah yang positif
jentik. Puskesmas sudah menunjuk dua jumantik, tapi hal tersebut dirasa kurang efektif,
karena ada 51 rumah yang harus diawasi. Masih perlu dilakukan upaya-upaya lain untuk
meningkatkan ABJ DBD agar mencapai target nasional sebesar ≥95%.1,3
Sedikitnya jumlah Jumantik, menjadikan salah satu faktor ABJ tidak mencapai target
nasional. Maka dengan meningkatkan jumlah jumantik menjadi satu jumantik satu rumah,
diharapkan ABJ di RT 17 Desa Sedayu menjadi tinggi. Berdasarkan latar belakang, maka
perlu dilakukan penelitian mengenai Peningkatan Angka Bebas Jentik Demam Berdarah
Dengue (ABJ DBD) melalui Penggerakan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di RT 17 Desa
Sedayu Kecamatan Turen.2,3

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Bagaimana efektifitas satu Jumantik satu rumah terhadap angka bebas jentik pada wadah
yang terisi air tergenang di rumah warga, sebelum dan setelah diadakan eksperimen pada
kurun waktu tertentu?

2
1.2.2. Rumusan Masalah Khusus
1. Bagaimana efektifitas satu Jumantik satu rumah terhadap angka bebas jentik pada
wadah yang terisi air tergenang di rumah warga, sebelum diadakan eksperimen?
2. Bagaimana efektifitas satu Jumantik satu rumah terhadap angka bebas jentik pada
wadah yang terisi air tergenang di rumah warga, setelah 1 minggu eksperimen?
3. Bagaimana efektifitas satu Jumantik satu rumah terhadap angka bebas jentik pada
wadah yang terisi air tergenang di rumah warga, setelah 2 minggu eksperimen?
4. Bagaimana efektifitas satu Jumantik satu rumah terhadap angka bebas jentik pada
wadah yang terisi air tergenang di rumah warga, setelah 3 minggu eksperimen?
5. Bagaimana efektifitas satu Jumantik satu rumah terhadap angka bebas jentik pada
wadah yang terisi air tergenang di rumah warga, setelah 4 minggu eksperimen?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Mengukur angka bebas jentik pada wadah yang terisi air tergenang di rumah warga
sebelum dan setelah dilakukan eksperimental satu Jumantik satu rumah pada kurun waktu
tertentu.
1.3.2Tujuan Khusus
1) Mengukur angka bebas jentik pada wadah yang terisi air tergenang di rumah warga
sebelum dan setelah dilakukan eksperimental satu Jumantik satu rumah sebelum
diadakan eksperimen.
2) Mengukur angka bebas jentik pada wadah yang terisi air tergenang di rumah warga
sebelum dan setelah dilakukan eksperimental satu Jumantik satu rumah setelah 1
minggu eksperimen
3) Mengukur angka bebas jentik pada wadah yang terisi air tergenang di rumah warga
sebelum dan setelah dilakukan eksperimental satu Jumantik satu rumah setelah 2
minggu eksperimen
4) Mengukur angka bebas jentik pada wadah yang terisi air tergenang di rumah warga
sebelum dan setelah dilakukan eksperimental satu Jumantik satu rumah setelah 3
minggu eksperimen
5) Mengukur angka bebas jentik pada wadah yang terisi air tergenang di rumah warga
sebelum dan setelah dilakukan eksperimental satu Jumantik satu rumah setelah 4
minggu eksperimen

3
1.4 RUANG LINGKUP
1.4.1 Lokasi penelitian
RT 17 Desa Sedayu Kecamatan Turen Kabupaten Malang
1.4.2 Subyek penelitian
Warga RT 17 Desa Sedayu Kecamatan Turen Kabupaten Malang
1.4.3 Variabel penelitian
Keefektifan Jumantik dan angka bebas nyamuk

1.5 DEFINISI OPERASIONAL


1) Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini yaitu hubungan antara perilaku
Jumantik dengan perbandingan 1 Jumantik 1 rumah, dengan angka bebas jentik pada
air tergenang di wilayah RT 17 Desa Sedayu Kecamatan Turen Kabupaten Malang.
2) Yang dimaksud efektifitas dalam penelitian ini adalah ketepatan perilaku Jumantik
terhadap upaya peningkatan angka bebas jentik nyamuk pada air tergenang di rumah
warga RT 17 Desa Sedayu Kecamatan Turen Kabupaten Malang
3) Jumantik singkatan dari Juru Pemantau Jentik, yaitu petugas yang ditunjuk untuk
memantau jentik setiap hari di rumah-rumah warga RT 17 Desa Sedayu Kecamatan
Turen Kabupaten Malang dengan perbandingan satu Jumantik 1 rumah
4) Air tergenang yaitu air yang tidak mengalir dan tidak diganti isinya dalam kurun
waktu tertentu yang ada di rumah warga RT 17 Desa Sedayu Kecamatan Turen
Kabupaten Malang
5) Yang dimaksud rumah warga dalam penelitian ini yaitu rumah anggota masyarakat
yang beralamat di RT 17 Desa Sedayu Kecamatan Turen Kabupaten Malang

Anda mungkin juga menyukai