Anda di halaman 1dari 7

BAB IV.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN : Studi Kelayakan Jalan Alternatif Kuta Utara di Kabupaten Badung.

1. DASAR HUKUM  Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.


 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
 Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan
berwawasan lingkungan.
 Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sebagai acuan dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun
2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Kabupaten/Kabupaten.
 Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.
 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

2. LATAR BELAKANG Konstruksi jalan memegang peranan penting sebagai prasarana


trasnportasi untuk menunjang pergerakan masyarakat dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. Sejalan dengan laju pertumbuhan dan
urbanisasi, pertumbuhan perekonomian dan lain sebagainya
memunculkan perbagai permasalahan khususnya kemacetan.
Pertumbuhan suatu wilayah perlu diimbangi dengan pertumbuhan
jaringan jalan serta penataan lalu-lintas yang merupakan satu kesatuan
terpadu dari semua jaringan jalan.
Bali sebagai salah satu provinsi di Indonesia, saat ini mengalami
permasalahan lalu-lintas khususnya kemacetan di daerah destinasi
wisata. Bali bagian selatan khususnya Kabupaten Badung, merupakan
kawasan pariwisata internasional yang jumlah wisatawannya sangat
tinggi. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah wisatawan berbanding lurus
dengan pertumbuhan jumlah kendaraan, sementara fasilitas jalan yang
ada sudah tidak mampu melayani jumlah kendaraan. Hal ini
merupakan faktor utama penyebab kemacetan, selain faktor hambatan
samping (parkir, u-turn dan lain-lain), dan alih fungsi jalan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka diperlukan suatu Studi


Kelayakan Jalan Alternatif Kuta Utara di Kabupaten Badung, sebagai
awal strategi pelaksanaan yang menyangkut rekayasa, ekonomi dan
program untuk mengatasi permasalahan kemacetan.

3. MAKSUD DAN Maksud dari kegiatan Studi Kelayakan Jalan Alternatif Kuta Utara
TUJUAN
di Kabupaten Badung adalah melakukan kajian untuk memperoleh
formulasi kebijakan berupa alternatif solusi yang dapat dijadikan
dasar untuk tahapan perencanaan selanjutnya untuk menunjang
pembangunan yang berkesinambungan.

Tujuan dari kegiatan Studi Kelayakan Jalan Alternatif Kuta Utara


di Kabupaten Badung adalah mendapatkan strategi pelaksanaan yang
paling sesuai dilihat dari kebijakan perencanaan, aspek teknis, aspek
lingkungan dan keselamatan, aspek ekonomi, aspek lain, evaluasi
kelayakan ekonomi serta pemilihan alternatif dan rekomendasi
sehingga diperoleh solusi penanganan yang paling tepat .

4. SASARAN Sasaran yang ingin dicapai dalam Studi Kelayakan Jalan Alternatif
Kuta Utara di Kabupaten Badung adalah Memperoleh alternatif
solusi rencana kegiatan yang layak dari segi lingkungan hidup, teknis
dan ekonomis guna menunjang terwujudnya jaringan jalan di
Kabupaten Badung yang tepat sasaran dan ekonomis.
5. NAMA DAN Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang Jalan dan
ORGANISASI
JembatanPemerintahan Kabupaten Badung, yang beralamat di Jalan
PENGGUNA JASA
Raya Sempidi-Mengwi-Badung.

6. SUMBER Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih


PENDANAAN
Rp.00000000000000000000 termasuk PPN dibiayai Dana APBD
Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2018.

7. LOKASI KEGIATAN

8. DATA DASAR Data dasar yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah
studi-studi terdahulu/terkait yang sudah pernah dilakukan.

9. RUANG LINGKUP 1) Kegiatan Persiapan


KEGIATAN
Tahap Persiapan, ditujukan untuk menyelesaikan masalah
administrasi dan menyiapkan kerangka pelaksanaan studi berupa
pemantapan metodologi, rencana dan persiapan survey, kajian
literatur, kajian studi terdahulu dan pengenalan awal wilayah
studi. Hasil Tahap Persiapan ini akan disampaikan pada Laporan
Pendahuluan
2) Formulasi Kebijakan Perencanaan
 Kajian tentang kebijakan dan sasaran perencanaan
Atas dasar kebijakan dan sasaran perencanaan perlu
ditetapkan fungsi dan kelas jalan, serta ketentuan parameter
perencanaan jalan, seperti kecepatan rencana, tingkat kinerja
(level of performance) arus lalulintas, dan pembebanan
jembatan
 Kajian tentang lingkungan dan tata ruang
Jalan dan lalulintas yang melewatinya, harus dapat diterima
oleh lingkungan di sekitarnya, baik pada waktu
pengoperasian, maupun pada waktu pembangunan dan
pemeliharaan, misalnya :
a. alternatif rute tidak melalui daerah konservasi;
b. alternatif rute tidak menimbulkan dampak yang besar
pada lingkungan sekitarnya;
c. dampak sosial dan pengadaan tanah perlu untuk
diantisipasi;
d. identifikasi keperluan penyusunan AMDAL dan UKL-
UPL
e. mendukung tata ruang dari wilayah studi
 Kajian tentang pengadaan tanah
Luas Rumija yang dibutuhkan dan estimasi biaya pengadaan
tanah menurut klasifikasi lahan/tanah dan bangunan perlu
dihitung, karena akan menjadi salah satu komponen bagi
perhitungan biaya proyek.
 Formulasi alternatif solusi
Alternatif solusi yang baik secara ekonomi adalah yang
mempunyai biaya transportasi total yang minimal, artinya
bahwa total biaya pelaksanaan, pemeliharaan dan
pengoperasian dari jalan dan jembatan adalah sekecil
mungkin, misalnya :
a. rute lebih pendek dengan biaya pelaksanaan tinggi dapat
menjadi alternatif yang layak secara ekonomis;
b. rute panjang dengan biaya pelaksanaan yang lebih
rendah belum tentu merupakan alternatif yang paling
layak secara ekonomis;
c. rute yang lebih pendek dengan jembatan yang panjang
pada alinyemen yang datar, dapat menjadi alternatif
yang lebih layak daripada rute yang lebih panjang, untuk
memaksakan jembatan dengan bentang yang pendek;
d. rute yang melalui daerah yang labil secara geologi, atau
yang melalui patahan atau siar, dapat membutuhkan
biaya pemeliharaan yang tinggi, dan mempunyai
keandalan operasi yang rendah.
3) Pengumpulan Data
 Lalu lintas
a. Melaksanakan survey untuk mengetahui volume lalu
lintas saat ini untuk perancangan geometri dan evaluasi
manfaat ekonomi
b. Ada beberapa jenis lalu lintas yang mungkin terjadi di
jalan yang sedang ditinjau, yaitu lalu lintas normal
(normal traffic), lalu lintas teralih (diverted traffic),
lalulintas alih moda, lalu lintas terbangkit (generated
traffic), lalu lintas yang merubah tujuan, dan lalulintas
yang terpendam (suppressed traffic).
 Topografi
a. Peta topografi diperlukan dalam penentuan rute dan
prakiraan biaya proyek, yang berkaitan dengan kondisi
eksisting, kemungkinan pengadaan tanah, realokasi
penduduk, kondisi topografi (datar, berbukit atau
pegunungan), jenis bangunan pelengkap, jembatan dan
lain-lain.
b. Rancangan dari alternatif jalan digambar pada peta
topografi dengan skala paling kecil sebesar 1 : 5000
untuk jalan antar kota, dan skala 1 : 1000 untuk jalan
perkotaan. Peta ini dibuat khusus untuk keperluan studi
dan berisi segala informasi yang diperlukan seperti garis
tinggi, jalan air, penggunaan lahan/tanah dan patok-
patok pengukuran.
 Geologi dan geoteknik
a. Konstruksi jalan dan jembatan meneruskan beban ke
tanah. Sepanjang suatu koridor jalan kondisi geologi dan
geoteknik dapat bervariasi. Jenis tanah dasar dapat
dikelompokkan menurut karakteristik geologi agar
penyelidikan geoteknik dapat dilakukan secara
terstruktur dan efisien. Dengan demikian ruas jalan
terbagi atas beberapa segmen yang homogen secara
geoteknik.
b. Untuk keperluan perhitungan pondasi jembatan,
penyelidikan tanah perlu dilakukan ke arah bawah
sampai mencapai tanah keras.
 Hidrologi
Data hujan dapat diperoleh dari rekaman stasiun pengamatan
hujan. Data hujan yang hilang atau tak terekam dapat
diperkirakan dengan metoda perkiraan. Hasil analisis
merupakan keterangan mengenai intensitas curah hujan.
4) Analisis
 Pertumbuhan Lalu Lintas
 Geometri
 Perkerasan Jalan
 Struktur Jembatan
 Aspek Lain
 Analisis Ekonomi
5) Evaluasi Kelayakan
6) Rekomendasi

10. KELUARAN Berupa kumpulan buku laporan Pekerjaan Studi Kelayakan


(Feasibility Study)

11. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 8 (delapan) bulan atau
PELAKSANAAN
240 (dua ratus empat puluh) hari kalender termasuk mobilisasi,
terhitung mulai dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

12. TENAGA AHLI Personil-personil yang tercantum dibawah ini harus bekerja secara
penuh untuk pekerjaan ini yaitu terdiri dari :
PROFESIONAL STAF
1) Ketua Tim (Team Leader), Teknik Jalan Raya
2) Ahli Perencanaan Wilayah
3) Ahli Struktur
4) Ahli Teknik Geodesi
5) Ahli Teknik Geologi/Geoteknik
6) Ahli Sumber Daya Air
7) Ahli Teknik Lingkungan
8) Ahli Sosial Ekonomi
TENAGA SUB PROFESIONAL
1) Asisten Ahli Teknik Jalan Raya
2) Asisten Ahli Sumber Daya Air
3) Bor Master
4) Surveyor Pengukuran Topografi
5) Surveyor Lalu Lintas
6) Draftman / Juru Gambar
7) Enumerator
TENAGA PENDUKUNG
1) Tenaga Administrasi Keuangan
2) Operator Komputer
3) Tenaga Bantu Pengukuran
4) Tenaga Bantu Survey Lalu-lintas
5) Tenaga Bantu Pengeboran

13. LAPORAN 1) Laporan Bulanan


2) Laporan Pendahuluan
3) Laporan Antara
4) Laporan Akhir
5) Peta Tematik Hasil Perencanaan (Road Map Master)
6) Gambar Desain A3
7) Softcopy Eksternal Hardisk 1 TB
8) Dokumentasi Pekerjaan 1 (satu) album.

14. ALIH Jika diperlukan, penyedia jasa konsultasi berkewajiban untuk


PENGETAHUAN
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan dengan pengguna jasa

Badung, 2018
Disusun dan ditetapkan oleh :
.

Anda mungkin juga menyukai