PENUTUP
Kesimpulan
Pelvic Inflamatory Diseases (PID) adalah infeksi alat kandungan tinggi dari
uterus, tuba, ovarium, parametrium, peritoneum, yang tidak berkaitan dengan
pembedahan dan kehamilan. PID mencakup spektrum luas kelainan inflamasi alat
kandungan tinggi termasuk kombinasi endometritis, salphingitis, abses tuba ovarian
dan
peritonitis pelvis. Biasanya mempunyai morbiditas yang tinggi. Batas antara infeksi re
ndah dantinggi ialah ostium uteri internum (Marmi, 2013; h.198)
Terdapat beberapa faktor resiko PID , namun yang utama adalah aktivitas
seksual.PID yang timbul setelah periode menstruasi pada wanita dengan aktivitas
seksual berjumlah sekitar 85% sedangkan 15% di sebabkan karena luka pada mukosa
misalnya AKDR atau kuretaseResiko juga meningkat berkaitan dengan jumlah
pasangan seksual. Wanita dengan lebih banyak dari 10 pasangan seksual cenderung
memiliki pningkatan resiko sebesar 3 kali lipat. Keluhan atau gejala yang paling
sering di kemukakan adalah nyeriabdominopelvik. Keluhan lain berfariasi, antar alin
keluarnya cairan vagina, atau perdarahan, demam, menggigil, serta mual dan
dysuria. Demam terlihat pada 60%-80% kasus. Daignosis PID sulit karena kaluhan
dan gejala-gejala yang di kemukakan sangat berfariasi. Pada pasien dengan nyeri
tekan serviks, uterus, dan adneksa, PID didiagnosis dengan akurat hanya 65%. Karena
kaibat buruk PID terutama infertilitas dan nyeri panggul kronik, maka PID harus di
curigai pada perempuan beresiko dan diterapisecara agresif. Kriteria diagnosis
diagnostic dari CDC dapat membantu akurasidiagnosis dan ketepatan terapi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/53420488/Pelvic-Inflammatory-Disease
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.Jakarta
: EGC
Helen, Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta:
EGC