Anda di halaman 1dari 19

AKHLAK SEORANG MUSLIM

Makalah disusun untuk memenuhi tugas MK Pendididkan Agama Islam yang


dibina oleh Ibu Muniatul Fuadiyah
yang dipresentasikan pada hari Rabu tanggal 13 November 2019

Oleh
Kelompok 6 Kelas 1-07
Muhammad Rifqi Al Fateh :
Prinaldi Darmawan : 2301190465
Yumna Rifdah Nazita : 1302191433

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


13 November 2019

i
DAFTAR ISI

Cover
…………………………………………………………………………....……….... i

Daftar Isi …………………………………………………………………….…........1

Kata Pengantar …………………………………………………………..........……..2

I Pendahuluan ………………………………………………….…..........….…….….3

I.I Latar Belakang ……………………………………………........………….3

I.II Rumusan Masalah …………………………………….....……………….4

I.III Tujuan Pembahasan ………………………......…………………………4

II. Isi ……………………………………………………………………..........…….5

II.I Pengertian dari akhlak...............................................................………....5

II.II Pengertian dan penjelasan Teori Baik dan Buruk................……………7

II.III Macam – Macam Akhlak Tercela...................………………………...11

II.IV Cara menghindari dari perbuatan akhlak tercela..................................

III. Penutup ……………………………………………………...…….......………13

III.I Kesimpulan…………………………………………………….…….13

III.I Saran………………………………………………………………....13

Daftar Pustaka ………………………………………………………........…….…14

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah Akhlak
Seorang Muslim

Makalah ilmiah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut
berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang
baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah Akhlak Seorang Muslim ini bisa memberi mafaat
ataupun inpirasi pada pembaca.

. Bintaro, 13 November2019

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Akhlak merupakan komponen dasar Islam yang berisikan ajaran tentang tata
perilaku atau sopan santun. Atau dengan kata lain akhlak dapat juga disebut sebagai
aspek ajaran islam yang mengatur tentang perilaku manusia. Akhlak melihat
perbuatan manusia dari segi nilai atau etika yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk
yang dia lakukan.

Akhlak dalam ajaran Islam merupakan bagian atau hal yang sangat penting,
karena perilaku manusia merupakan objek utama ajaran Islam. Bahkan maksud
diturunkannya agama adalah untuk membimbing sikap dan perilaku manusia agar
sesuai dengan fitrahnya. Agama menyuruh manusia agar meninggalkan kebiasaan
buruk dan menggantikannya dengan sikap dan perilaku yang baik. Agama menuntun
manusia agar memelihara dan mengembangkan kecenderungan mental yang bersih
dan jiwa yang suci. Pada akhirnya akhlak merupakan sistem yang mengatur etika
Islam.

Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani,
pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu
kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua
yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri
manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik
dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana
yang cantik dan mana yang buruk.

3
I.II Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Akhlak?


2. Apa pengertian dan penjelasan mengenai Teori Baik dan Buruk?
3. Apa saja macam-macam akhlak tercela?
4. Bagaimana cara diri kita untuk menghindar dari perbuatan akhlak tercela tersebut?

I.III Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian dari Akhlak


2. Mengetahui pengertian dan dapat menjelaskan tentang Teori Baik Dan Buruk
3. Mengetahui berbagai macam akhlak tercela ( Penyimpangan
seksual/LGBT,plagiat, adab pergaulan lelaki dan perempuan)
4. Mengetahui cara untuk menghindarkan diri dari perbuatan akhlak tercela
( Penyimpangan Seksual/LGBT,plagiat, adab pergaulan lelaki dan perempuan) ?

4
BAB II.

ISI

II.I Pengertian dari Akhlak

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya tingkah
tingkah laku, perangai, tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya
kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir
dan direnungkan lagi.
Pengertian akhlak dalam islam adalah perangai serta tingkah laku yang
terdapat pada diri seseorang yang telah melekat, dilakukan dan dipertahankan secara
terus menerus.
Pengertian akhlak ini bisa dilihat dari dua sudut pandang antara lain :
1. Menurut sudut pandang Suluq Azzahariah, akhlak adalah suatu cara yang
memperlihatkan hal-hal yang tampak pada diri manusia, seperti tutur kata, tingkah
laku, dan watak menjadi ukurannya.
2. sudut pandang Bataniah, akhlak merupakan ilmu yang membahas berbagai
masalah manusia yang terkait hal kejiwaan.

Akhlak erat kaitannya dengan perbuatan. Bila seseorang melakukan perbuatan baik
maka perbuatan tersebut dikatakan akhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang
melakukan perbuatan buruk maka perbuatan tersebut dikatakan akhlak yang buruk.

Ibnu Miskawaih dalam kitab Tahdzibul Akhlak mengatakan bahwa akhlak


adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong seseorang melakukan perbuatan tanpa
memikirkan dan mempertimbangkan lebih dulu.Dalam buku tersebut dijelaskan
bahwa gerak jiwa meliputi dua hal antara lain :
1. Pertama, keadaan jiwa yang alami dan bertolak dari watak. Contoh adanya orang
yang cepat marah karena masalah sepele ataupun tertawa berlebihan karena
mendengar berita yang menggembirakan.
2. Kedua, keadaan jiwa yang terbentuk karena kebiasaan atau latihan. Pada awalnya
hal itu terjadi karena dipikirkan dan dipertimbangkan, namun karena telah terbiasa
dilakukan, pada tahap selanjutnya keadaan tersebut menjadi satu karakter yang
melekat tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak.
5
Sesuai dengan pengertian di atas, akhlak merupakan wujud iman, Islam dan
Ikhsan sebagai pantulan sifat dan jiwa seseorang secara spontan dan terpola. Ia lalu
melahirkan perilaku yang konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan karena
keinginan tertentu. Semakin kuat dan mantap keimanan seseorang, semakin taat
beribadah ia, akan semakin baik akhlaknya. Sehingga, akhlak tidak dapat dipisahkan
dengan ibadah maupun akidah karena kualitas akidah akan mempengaruhi kualitas
ibadah yang kemudian juga akan sangat berpengaruh pada kualitas akhlak.

II.II Pengertian dari Teori Baik dan Buruk

Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan atau sesuatu yang
mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan
sedangkan buruk berarti sesuatu yang tidak sempurna atau tidak bermoral tidak
menyenangkan atau tidak disetujui . Dalam menilai suatu perbuatan apakah ia baik
atau buruk maka harus ada ukuran atau kriteria ukuran atau kriteria untuk menetapkan
suatu perbuatan baik atau buruk di dalam aliran atau mazhab etika terdapat perbedaan
antara lain :
1. Aliran Hedoisme
Dalam filsafat Yunani Kuno ditemukan bahwa Hedonisme sudah muncul
sekitar 433-355SM oleh Aristippos dari Kyrene, salah seorang murid Socrates.
Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang baik adalah perbuatan
yang banyak mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis.
Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan,
melainkan adapula yang mendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh memilih
manakah perbuatan yang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang
mendatangkan kelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam memilih sesuatu
perbuatannya, harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan kepedihannya
dan sesuatu itu baik apabila diri seseorang yang melakukan perbuatan mengarah
kepada tujuan.
2. Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )
Menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan
dipegang teguh oleh masyarakat. Di dalam masyarakat kita jumpai adat istiadat
yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, bercakap-cakap dan

6
sebagainya. Orang yang mengikuti cara-cara yang demikian itulah yang dianggap
orang yang baik, dan orang yang menyalahinya adalah orang yang buruk.
Setiap bangsa memiliki adat istiadat tertentu. Apabila seorang dari mereka
menyalahi adat istiadat itu, sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan
bangsanya.
Pada masa sekarang, kita dapat membenarkan adat istiadat semacam itu
dan bukan mengingkarinya, dan bila adat istiadat itu banyak salahnya, maka tidak
tepat dijadikan ukuran baik dan buruk bagi perbuatan-perbuatan kita. Poedja
Wijatna mengatakan bahwa adat istiadat pada hakikatnya produk budaya manusia
yang sifatnya nisbi dan relative. Keberadaan paham adat istiadat ini menunjukkan
eksistensi dan pesan moral dalam masyarakat. Berpegang adat istiadat itu,
meskipun tidak benar ada juga faedahnya, sebab ada juga orang – orang yang
tidak mau melanggar adat istiadat yang baik, dan banyak pula orang – orang yang
tidak mau mengikutinya adat istiadat dari lingkungannya.
3. Intuition ( Humanisme )
Paham intuition melihat bahwa sesuatu dianggap baik atau buruk bukan
karena akibat yang ditimbulkannya, melainkan dari keberadaan sesuatu itu sendiri.
Jujur, adil, berani, dianggap baik dan kebalikannya dianggap buruk, bukan karena
akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu tersebut, melainkan karena memang sifat
jujur, adil dan berani itu secara dhatiyyah baik.
Paham ini memiliki pendirian bahwa setiap manusia memiliki kekuatan
batin untuk membedakan antara baik dan buruk, misalnya ketika seseorang
mendengarkan suara musik, secara otomatis, tanpa berfikir panjang, ia dapat
menilai bahwa suara musik tersebut baik atau jelek. Kekuatan tersebut disebut
intuisi (laqanat). Oleh karena itu, paham ini disebut intuition (laqanat) perbedaan
yang menonjol antara aliran intuition dan hedonisme terletak pada:
a. Sesuatu yang baik akan tetap baik dan tidak mengenal batasan ruang dan waktu.
Tidak bergantung pada tujuan yang akan dicapai, juga tidak bergantung pada
akibat yang dihasilkan.
b. Sesuatu yang baik itu sesuatu yang pasti tidak membutuhkan alasan mengapa
dianggap baik dan mengapa dianggap buruk.

7
c. Sesuatu yang tidak menerima keraguan, adalah mustahil sesuatu yang
berlawanan, baik dan buruk, suatu ketika dianggap baik dan suatu ketika
dianggap buruk.

Setiap orang memiliki suara hati yang dapat mengarahkannya untuk berbuat
baik dan melaksanakan kewajibannya. Kebaikan dan kewajiban tersebut
membuahkan kenikmatan dan kebahagiaan yang dapat mengantarkan manusia
pada sesuatu yang disenangi dan terhindar dari penderitaan. Suara hati tidak tunduk
karena sesuatu itu menyenangkan atau menyakitkan, tetapi tunduk pada kewajiban.
Kewajiban tetap harus dilaksanakan meski menghalang-halangi kesenangan dan
menyebabkan sakit. Kebaikan tetap baik meski untuk apakah menghasilkan
kenikmatan atau kesusahan adalah cara berfikirnya pedagang. Jika berfikir tentang
moralitas, seharusnya lebih dari sekedar menghitung untung rugi.
Kelompok yang masuk dalam aliran intuition ini antara lain, kelompok filosof
kuno yang dikenal dengan sebutan kaum Sofis. Mereka adalah pengikut Zeno
seorang filosof Yunani 342-270SM. Mereka tidak menjadikan kenikmatan dan
kekayaan sebagai keinginan terbesarnya, yang menjadi keinginan terbesarnya
adalah hidup sebagai seorang yang bijaksana dalam kondisi apapun, susah maupun
senang, fakir maupun kaya.
Dalam perkembangannya, pemikiran aliran intuition ini, di Barat
dikembangkan oleh Immanuel Kant, ia merupakan salah seorang pemikir besar
filsafat moral dari Jerman, yang hidup di tahun 1724-1804. menurutnya rasio
manusia merupakan asas moral. Baik-buruk tidak dapat diukur dengan melihat
akibat yang ditimbulkannya (nikmat atau sakit), tetapi aqal secara alamiah dapat
menunjukkan baik dan buruk.
Kemudian lebih jauh Immanuel Kant mengembangkan pemikirannya
dengan menciptakan sistem moral deontologi. Kant berpendapat bahwa sesuatu
yang baik adalah kehendak yang baik. Sesuatu yang baik akan tetap baik, jika
digunakan oleh kehendak yang baik. Sesuatu yang baik dapat menjadi buruk
karena kehendak yang jahat. Kehendak akan menjadi baik, bila seseorang
bertindak karena kewajiban. Jika bertindak karena maksud lain-bukan karena
kewajiban-sesuatu tersebut menjadi tidak baik, perbuatan dianggap baik bila hanya
dilakukan karena wajib dilakukan. Bertindak sesuai dengan kewajiban tersebut,
8
oleh Kant disebut legalitas. Selanjutnya, Kant membagi kewajiban menjadi dua,
kewajiban yang mengandung imperative, hipotesis dan yang mengandung
imperative kategoris. Imperative hipotesis adalah perintah (kewajiban) yang
mengikutsertakan syarat, misalnya “Jika ingin lulus dalam ujian, maka harus
belajar” imperative kategoris adalah perintah (kewajiban) tanpa mengikutsertakan
syarat, misalnya “janji harus ditepati” (sepakat atau tidak dengan norma ini, tetap
harus dilakukan dan memang adanya demikian). Berkaitan dengan moral, perilaku
manusia hanya dibimbing oleh norma yang mewajibkan begitu saja tanpa syarat,
tanpa pertimbangan yang lain.
Pelaksanaan imperative kategoris menuntut adanya otonomi kehendak.
Kehendak yang otonom dapat menentukan dirinya sendiri dan tidak membiarkan
diri ditentukan oleh faktor dari luar, seperti kecenderungan atau emosi. Yang
dimaksud otonomi kehendak oleh Kant adalah: secara umum manusia membuat
hukum moral dan kehendak menaklukkan diri kepada hukum tersebut. Manusia
yang hidup dengan mengikuti hukum moral, ia akan menyerahkan diri.

4. Vitalisme
Menurut paham ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam
hidup manusia. Paham ini pernah dipraktekkan pada penguasa di zaman
feodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh. Dengan kekuatan dan
kekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme,
dictator dan tirani. Perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkan menjadi pegangan
bagi masyarakat, mengingat orang yang bodoh dan lemah selalu mengharapkan
pertolongan dan bantuannya.
Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan dan
keterampilan sudah mulai banyak dimiliki oleh masyarakat, paham vitalisme tidak
akan mendapat tempat lagi, dan digeser dengan pandangan yang bersifat
demokratis.

5. Religiosme

9
Menurut paham ini dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan
kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan. Dalam paham ini keyakinan feologis, yakni keimanan
kepada Tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak mungkin orang
mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkutan tidak
beriman kepadanya. Menurut Poedjawijatna aliran ini dianggap paling baik
dalam praktek, namun terdapat pula keberatan terhadap aliran ini, yaitu karena
ketidakumuman dari ukuran baik dan buruk yang digunakannya.
Diketahui bahwa di dunia ini terdapat bermacam-macam agama, dan
masing-masing agama menentukan baik buruk menurut ukurannya masing –
masing. Agama Hindu, Budha, Yahudi. Kristen, dan Islam, misalnya masing –
masing memiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik dan buruk yang satu dan
lainnya berbeda-beda.
6. Evolusi (Evolution)
Mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di ala ini
mengalami evolusi yaitu berkembang dari apa adanya menuju kepada
kesempurnaannya. Paham ini pertama muncul dibawah oleh seorang ahli
pengetahuan bernama “LAMARK”. Dia berpendapat bahwa jenis binatang itu
berubah satu sama lainnya. Pendapat ini bukan hanya berlaku pada benda-benda
yang tampak, seperti binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi juga
berlaku pada benda yang tak dapat dilihat / diraba oleh indra, seperti akhlak dan
moral.

7. Aliran Tradisional
Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang
dianggap baik untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga,
dipengaruhi oleh adat kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir dalam
lingkungan bangsanya.
Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya
secara ilmiah kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, maka
terjadilah bermacam-macam perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa,
tidak itu saja, bahkan perbedaan antar suku.
8. Baik Buruk Aliran Naturalisme
10
Yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia menurut aliran
ini adalah perbuatan yang sesuai dengan fitrah / naluri manusia itu sendiri, baik
mengenai fitrah lahir maupun fitrah batin. Aliran ini berpendirian bahwa segala
sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu tujuan tertentu. Dengan memenuhi
panggilan nature setiap sesuatu akan dapat sampai kepada kesempurnaan. Karena
akal pikiran itulah yang menjadi wasilah bagi manusia untuk mencapai tujuan
kesempurnaan, maka manusia harus melakukan kewajibannya dengan
berpedoman kepada akal.
9. Baik Buruk Aliran Theologis
Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknya
perbuatan manusia, adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu
diperintahkan/dilarang oleh-Nya. Dengan perkataan theologies saja nampaknya
masih samara karena di dunia ini terdapat bermacam-macam agama yang
mempunyai kitab suci sendiri-sendiri yang antara satu dengan yang lain tidak
sama. Sebagai jalan keluar dari kesamaran itu ialah dengan mengkaitkan etika,
theologies ini dengan jelas kepada agama, missal etika theologies menurut
Kristen, etika theologies menurut Yahudi dan Theologis menurut Islam.
10. Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT. Al
Qur’an yang dalam penjabarannya dilakukan oleh hadits Nabi Muhammad SAW.
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada
petunjuk Al Qur’an dan Al Hadits. Jika tidak memperhatikan Al Qur’an dan Al
Hadits dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu pada yang baik dan adapula
yang mengacu pada yang buruk. Misal Al hasanah dikemukakan oleh Al – Eqghib
al Asfahani adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
disukai atau dipandang baik. Lawan dari al hasanah adalah al sayyiah. Yang
termasuk al hasanah missal keuntungan kelapangan rezeki dan kemenangan.
Misalnya kita jumpai pada ayat yang artinya: Ajaran manusia menuju Tuhanmu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Adapun kata Al birr digunakan untuk
menunjukkan pada upaya memperluas/memperbanyak melakukan perbuatan yang
baik. Jika kata tersebut digunakan untuk sifat Allah, maka maksudnya adalah

11
bahwa Allah memberikan balasan pahala yang besar, dan jika digunakan untuk
manusia, maka yang dimaksud adalah ketaatannya.

II.III Macam – Macam Akhlak Mulia

Akhlak terpuji adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik
(terpuji). Alat ini dilahirkan oleh sifat sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa
manusia. Sedangkan berakhlak terpuji artinya menghilangkan semua adat kebiasaan
yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari
perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan baik,
melakukannya dan mencintainya. (Asmaraan As : 204). akhlak yang terpuji berarti
sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma atau ajaran Islam.
Adapun akhlak yang terpuji sebagai berikut:
1. Berbakti kepada orang tua
Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah
kewajiban yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
ketika ditanya tentang amal-amal saleh yang paling tinggi dan mulia

ُ ‫سأ َ ْل‬
‫ت‬ َُّ ‫صلَّى ال َّن ِب‬
َ ‫ي‬ َ ‫ّللا‬ َُّ ‫ل أَيُ َو َسلَّ َُم َع َل ْي ُِه‬ ُِ ‫ّللا ِإلَى أ َ َحبُ ْال َع َم‬
َُِّ ‫ل‬َُ ‫ص ََلةُ قَا‬
َّ ‫ال‬
‫ل َو ْقتِ َها َعلَى‬ َُ ‫ل أَيُ ث َُّم قَا‬
َُ ‫ْن بِرُ قَا‬ ُِ ‫ل ْال َوا ِل َدي‬ َُ ‫ل ِفي ْال ِج َهادُ قَا‬
َُ ‫ل أَيُ ث َُّم قَا‬ ُِ ‫سبِي‬
َ
ِ‫ّللا‬
َُّ
Artinya: “ dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya kepada
Read more https://almanhaj.or.id/2647-
Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau
kewajiban-berbakti-kepada-orang-tua.html
menjawab: “ shalat pada waktunya. “ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?”
beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang tua. “ saya bertanya lagi:
“ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang) di jalan Allah.” (H.R.
Bukhari dan Muslim).
Kedudukan orang tua sangat agung dalam Islam, sampai-sampai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menempatkannya sebagai salah satu
amalan yang paling utama.

12
Berbakti kepada kedua orang tua membuahkan banyak keutamaan. Berikut ini
beberapa faedah berbakti kepada kedua orang tua:
a) Dikabulkannya doa (sebagaimana kisah yang telah disebutkan).
b) Sebab dihapuskannya dosa besar.
Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam lalu
berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar. Apakah ada
taubat untukku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang
ibu?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak.” Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau
memiliki seorang bibi?” Ia menjawab, “Ya. “ Nabi bersabda, “Berbaktilah
kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban)
c) Berbakti kepada kedua orang tua merupakan penyebab keberkahan dan
bertambahnya rezeki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin
dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti
kepada kedua orang tuanya dan hendaklah ia menyambung
silaturahmi.” (HR. Ahmad)

d) Barangsiapa yang berbakti kepada bapak ibunya maka anak-anaknya akan


berbakti kepadanya, dan barangsiapa yang durhaka kepada keduanya maka
anak-anaknya pun akan durhaka pula kepadanya.

Tsabit Al-Banany mengatakan, “Aku melihat seseorang memukul bapaknya


di suatu tempat. Maka dikatakan kepadanya, ‘Apa-apaan ini?’ Sang ayah
berkata, ‘Biarkanlah dia. Sesungguhnya dulu aku memukul ayahku pada
bagian ini maka aku diuji Allah dengan anakku sendiri, ia memukulku pada
bagian ini. Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian, niscaya anak-anak
kalian akan berbakt kepada kalian.’”

e) Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tua, murka Allah pada murka
orang tua.
f) Diterimanya amal.

13
Sesorang yang berbakti kepada kedua orang tua maka amalnya akan
diterima. Diterimanya amal akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Kalau aku tahu
bahwasanya aku punya shalat yang diterima, pasti aku bersandar kepada
hal itu. Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya,
sesungguhnya Allah menerima amalnya.”
2. Senang bersedekah
Manfaat bersedekah:
a. Sedekah dapat menghapus dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫النار الماء تطفىء كما الخطيئة تطفىء والصدقة‬

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR.


Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus
disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan
sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba,
mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum
melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya
agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena
termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar.
Allah Ta’ala berfirman:

‫َّللاِ فَ ََل يَأْ َمنُ َم ْك َر ه‬


‫َّللاِ ِإ هَّل ْالقَ ْو ُم ْالخ‬ ‫ا ِس ُرونَ ََأَفَأ َ ِمنُوا َم ْك َر ه‬

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa
aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

b. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan pada hari akhir


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis
manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada
naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang
mendapatkannya adalah:
14
‫ حتى َّل تعلم شماله ما تنفق يمينه‬،‫رجل تصدق بصدقة فأخفاها‬

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan


amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
c. Sedekah memberi keberkahan harta
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ما نقصت صدقة من مال وما زاد هللا عبدا بعفو إَّل عزا‬

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang
pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim,
no. 2588)
Yang dimaksud harta tidak akan berkurang dalam Syarh Shahih
Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang
dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan
dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi
oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indra dan kebiasaan. Kedua,
jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut
‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai
berlipat-lipat banyaknya.”
d. Alllah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah

Allah Ta’ala berfirman:

‫سنا ً ي‬ ‫ت َوأ َ ْق َرضُوا ه‬


َ ‫َّللاَ قَ ْرضا ً َح‬ ‫ص ِدِّقِينَ َو ْال ُم ه‬
ِ ‫ص ِدِّقَا‬ ‫ف لَ ُه ْم َولَ ُه ْم أَجْ ٌر ك َِري ٌم َُ ِإ هن ْال ُم ه‬
ُ ‫ع‬
َ ‫ضا‬
َ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun


perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala
yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
3. Menjenguk teman yang sedang sakit
Mengunjungi dan menjenguk orang sakit merupakan kewajiban setiap
muslim, terutama orang yang memiliki hubungan dengan dirinya, seperti kerabat
dekat, tetangga, saudara yang senasab, sahabat dan lain sebagainya. Menjenguk

15
orang sakit termasuk amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan
kita kepada Allah Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan Surga-Nya.
Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan terdapat
keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah
satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya.
Rasulullah bersabda :

‫عادَ إِذَا‬ ‫ي َمشَى ْال ُم ْس ِل َم أ َ َخاهُ ه‬


َ ‫الر ُج ُل‬ ْ ِ‫س َحت هى ْال َجنه ِة ِخ َرافَ ِة ف‬ َ ‫س فَإِذَا يَجْ ِل‬ َ ُ‫الرحْ َمة‬،
َ َ‫غ َم َرتْه ُ َجل‬ ‫َكانَ إِ ْن ََف ه‬
ُ ‫ص ل هى‬
ً ‫غد َْوة‬ َ ‫س ْبعُ ْونَ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ف‬ َ ‫ي َحتهى َملَك أ َ ْل‬ َ ‫يُ ْم ِس‬، ‫سا ًء َكانَ َوإِ ْن‬ َ ‫صلهى َم‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ َ‫س ْبعُ ْون‬َ ‫ف‬َ ‫َحتهى َملَك أ َ ْل‬
‫صبِ َح‬
ْ ُ‫ي‬

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang


sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga
sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya
rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh
ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore
tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat
mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).

16
BAB III

PENUTUP

III.I Simpulan

III.II Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/06/baik-dan-buruk-menurut-akhlak-
tasawuf.html?m=1

[2] https://muslimah.or.id/5753-berbakti-kepada-kedua-orang-tua.html

[3] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sedekah

[4] https://muslim.or.id/23380-keutamaan-menjenguk-orang-sakit.html

[5] Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Dirjend Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Buku Teks Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta, Bulan Bintang,
2013

[6] https://almanhaj.or.id/2647-kewajiban-berbakti-kepada-orang-tua.html

[7] https://bincangsyariah.com/ubudiyah/tiga-amal-saleh-yang-paling-dicintai-allah/

[8]

18

Anda mungkin juga menyukai