Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN PENYULUHAN GARAM BERIODIUM

PUSKESMAS BATU 10

I. PENDAHULUAN
Dalam upaya mengatasi masalah yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Batu 10
yaitu masalah penggunaan garam yodium ditingkat rumah tangga dengan melaksanakan
penyuluhan pada tingkat SD, dengan diadakan penyuluhan pada anak sekolah dan
pengambilan sampel untuk pengguna garam beryodium bertujuan untuk mengetahui
berapa banyak siswa yang mendapatkan garam beryodium dan penggunaan garam
beryodium dirumah mereka.
Penyuluhan ini ditujukan untuk anak sekolah agar dapat dipahami dan dapat
memberikan informasi kepada orang tua mereka masing-masing.

II. LATAR BELAKANG

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau telah mengalami

fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm. Dan penambahan ini

dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

di Indonesia. Garam beryodium berfungsi untuk kecerdasan pada anak.

Defisiensi yodium menyebabkan produksi hormon tiroid (tiroksin, triioditironin)

oleh kelenjer tiroid berkurang, kekurangan hormon tiroid mengganggu proses yang

bergantung pada hormon tiroid termasuk proses etabolik dan proses fisiologik. Periode

kritis kebutuhan yodium ialah sebelum trimester kedua berakhir.

Berdasarkan hal tersebut, penyuluhan garam beryodium pada anak sekolah dasar

untuk mengasah pengetahuan anak sekolah dan memberikan pengertian yang mudah

dipahami oleh siswa sehingga penggunaan garam beryodium dapat diinformasikan

kepada orang tua mereka bagaimana manfaat dan pentingnya mengkonsumsi garam

beryodium.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan diharapkan warga
masyarakat mampu memahami & mengerti tentang pentingnya mengkonsumsi garam
beryodium. Mencegah terjadinya defisiensi/kekurangan yodium pada anak-anak.
2. Tujuan Khusus
a. Anak-anak dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Garam Beryodium.
b. Anak-anak dapat mengetahui pentingnya yodium bagi tubuh dan kesehatan.
c. Anak-anak dapat menyebutkan makanan yang mengandung yodium.

IV. Kegiatan
1. Kegiatan Pokok.
No Kegiatan pokok Rincian kegiatan
1 Penyuluhan gizi tentang Menyiapkan materi penyuluhan
pentingnya mengkonsumsi Menyiapkan alat pendukung untuk
Garam Beriodium penyuluhan :
 Laptop
 infokus
 layar infokus
 leaflet
 dll

V. Cara Melaksanakan Kegiatan

a. cara melaksanakan kegiatan secara umum dalam pelaksanaan penyuluhan gizi tentang
pentingnya mengkonsumsi zat besi (fe)
1. ceramah
2. diskusi/tanya jawab
b. sasaran
Remaja Putri.
c. rincian kegiatan, sasaran khusus, cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan
No Kegiatan pokok Sasaran umum Rincian kegiatan Target capaian
kegiatan

1 Penyuluhan gizi Siswa SD kelas 4 dan 5 Menyiapkan materi penyuluhan 30 orang siswa Pertemuan di tempat
tentang tentang pentingnya mengkonsumsi kelas 4 dan 5 kelas 5
pentingnya garam beriodium. menikuti
garam Penetesan iodine tes pada garam penyuluhan gizi.
beriodium

2 Pemeriksaan Siswa SD kelas 4 dan 5 Pertemuan di tempat


garam yang di kelas 5
bawa oleh siswa
VI. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
Kegiatan penyuluhan dilakukan untuk anak sekolah dasar dengan melakukan
pemahan yang mudah dimengerti oleh siswa dan dapat diterapkan dirumah mereka
masing-masing. Kegiatan ini dilakukan dengan system memberikan pretest dan posttest
kepada sasaran untuk menukur pemahan sasaran terhadap materi yang telah disampaikan
yaitu garam beryodium.

VII. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan.

Pelaporan dan evaluasi dilakukan dengan menulis laporan kegiatan dalam bentuk

dokumen laporan secara komprehensif setelah sesuai kegiatan dilakukan ( minggu I bulan

Agustus). Laporan diserahkan ke penanggung jawab program. Evaluasi dilakukan

penanggung jawab program dengan cara penyampaian hasil melalui minilokakarya di

bulan September.

Mengetahui,
Kepala puskesmas Penanggungjawab Program

drg. Sy.Dafiany, Sp.Pros Ilmaryefa, SKM


NIP 19660117 199203 2 004 NIP. 19800302 200803 2 001
Materi penyuluhan

PENTINGNYA GARAM BERYODIUM

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau


telah mengalami fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 –
80 ppm. Dan penambahan ini dikarenakan masih tingginya kejadian
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia.

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan


masalah yang serius seperti gondok, kretin atau kerdil dll. Perlu kita
ketahui kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari,
dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.

Akibat jangka panjang jika kekurangan yodium mengakibatkan


rendahnya kemampuan berpikir anak. Selain itu rendahnya
konsumsi yodium berdampak langsung terhadap menurunnya
kualitas kesehatan masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati
atau cacat bawaan pada bayi, anak dengan IQ rendah, serta
mempercapat penurunan fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli atau
buta sebelum usia tua.

Berdasarkan hasil penelitian, orang yang tidak mengonsumsi


garam yodium, daya pikirnya akan mengalami penurunan 3,5 persen
saat usia 12 tahun. Sejalan dengan bertambahnya usia, 40 tahun ke
atas penurunannya mulai tajam yakni 13 persen/tahun.

Untuk antisipasi sejak dini yaitu dihimbau kepada masyarakat


untuk menggunakan garam beryodium, apalagi pada saat ini
sangatlah mudah mendapatkan garam beryodium.

Untuk memenuhi kebutuhan kita akan yodium dapat


dilakukan dengan beberapa cara yaitu selain mengkonsumsi garam
yang beryodium setiap hari juga mereka wajib minum kapsul yodium
sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian kapsul yodium untuk
bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-laki
berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan
untuk ibu hamil dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu
tahun dan pada wanita usia 6-35 tahun minum 2 kapsul setiap
tahunnya.

Konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hipertiroid


yaitu kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan
hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah dalam jumlah yang
berlebihan. Didalam garam beryodium terdapat unsur natrium, maka
konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi
natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon
tiroidnya berlebih, merupakan faktor resiko terjadinya stroke. Gejala
lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar
meningkat, gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah
menstruasi tidak teratur.

Penggunaan garam beryodium yang dianjurkan yaitu tidak


lebih dari 6 gram garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau
satu sendok teh setiap hari. Tetapi dalam kondisi tertentu, misalnya
keringat yang berlebihan maka dianjurkan mengkonsumsi garam
sampai 10 gr atau 2 sdt per orang perhari, dianjurkan untuk tetap
mengkonsumsi makanan laut yang kaya kandungan
Banyak cara untuik mengetahui ada tidaknya yodium pada
garam dapur, yaitu dengan Test Kit Yodina yang banyak tersedia di
Puskesmas dan Apotik. Cara untuk mengetes yaitu ambil Ambil
garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul
dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang
bermutu baik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin
berwarna tua, semakin baik mutu garam.

Selain menggunakan test kit yodina ada cara yang lebih simpel,
gunakan tepung kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan
dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah menjadi keunguan, itu
artinya mengandung yodium.

Ada juga dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai


berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas
tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan singkong parut ke
dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang
akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%.
Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna
biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin
berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Sebab, garam yang tak
beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa
dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut.

Semakin tua warnanya semakin baik mutunya, tidak ada


perlakuan khusus hanya saja Garam beryodium sebaiknya disimpan
dalam wadah yang tertutup tidak tembus pandang. Tujuannya untuk
melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari.
Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan matahari.
Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika
membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.

Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak


makanan garam yang dibubuhkan kedalam makanan saat panas
mendidih. Alasannya jika tidak begitu masakan kurang sedap.
Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah,
karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas mendidih
tersebut.

“Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat


kuku saja sehingga kandungan yodiumnya tetap utuh, kalau
membubuhinya saat dingin, boleh saja, itu malah lebih baik tetapi
kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap selain itu dianjurkan
utnuk menjadikan garam beryodium sebagai garam meja.

Hanya untuk informasi bahwa berdasarkan penelitian yang


dilakukan oleh Puslitbang Gizi yaitu yodium masih terkandung di
dalam makanan yang dibubuhi garam beryodium hanya saja
sebagian besar yodium hilang pada proses pemasakan, terutama bila
dimasak menggunakan cabe atau ditambahkan cuka.

Memang sulit merubah kebiasaan membubuhnkan garam pada


saat memproses makanan. Namun untuk tetap mendapatkan asupan
yodium yang cukup masih tetapbisa dilakukan dengan cara lain
tanpa harus mengubah perilaku. Caranya yaitu dengan
mengkonsumsi makanan laut seperti ikan, kerang, cumi dan rumput
laut. Dan keuntungan mengkonsumsi garam beryodium melalui
makanan laut adalah elemen yodium tersebut tidak hilang selama
proses pemasakan. Selain itu jumlah yang dikonsumsi biasanya juga
lebih tinggi sehingga asupan yodium yang didapat juga lebih banyak
(bila kita mengkonsumsi 50 gr ikan laut berarti yodium yang masuk
setara 100 mikrogram yodium)

Salah satu tahap awal adalah membeli merk tertentu dalam


jumlah sedikit atau bungkus kecil saja dulu, untuk dilakukan uji
kandungan yodium. Dan ada beberapa tips untuk memilih garam
beryodium yaitu sebagai berikut :

1. Pilihlah garam yang dikemas dan berlabel “Garam Beryodium”


2. Isi/berat kemasan, kandungan yodium 30-80 ppm, nama
produsen
3. Pilihlah kemasan yang rapi dan tidak rusak
4. Pilihlah garam yang putih dan kering, tidak lembab atau basah
5. Hindari memilih garam bata/briket apalagi yang tidak dikemas,
kecuali telah anda ujipada setiap bagian
6. Apabila sudah dilakukan uji terhadap merk tertentu, pembelian
selanjutnya tidak memerlukan lagi dilakukan pengujian
7. Pilihlah kemasan kecil agar penyimpanan di rumah tidak terlalu
lama, untuk menghindari proses pelembaban akibat terbukanya
kemasan

Berdasarkan temuan yang terbaru yaitu GAKY seperti gondok


dan kretin bisa timbul tidak hanya karena akibat kekurangan yodium
tetapi banyak faktor seperti polusi udara dan air tanah juga
menemukan bahwa gangguan akibat kekurangan yodium juga bisa
dipicu oleh pemakaian alat kontrasepsi hormonal seperti implant, pil,
dan suntik. Pemakaian alat-alat kontrasepsi semacam ini dapat
menekan kadar hormon tiroksin dalam tubuh manusia. Dengan
begitu, maka ibu yang menderita gondok diharapkan tidak memakai
alat kontrasepsi jenis ini.

Selain polutan dan alat kontrasepsi, gangguan-gangguan akibat


kekurangan yodium ini juga bisa terjadi kurang asupan yodium,
terlalu banyak mengonsumsi sayuran yang mengandung zat
goitrogenik seperti singkong, pete, dan jengkol, serta keberadaan
blocking agent dalam tanah. Blocking agent adalah zat-zat tertentu
seperti zat besi dan kalsium berlebihan, yang kemudian mengikat
yodium dalam air tanah. Sehingga, pada air yang diminum, kadar
yodiumnya sangat rendah.

Dahulu GAKY mayoritas diderita oleh masyarakat yang tinggal


di daerah pegunungan dan sekarang kita yang berada di kota juga
bisa terkena GAKY. Jadi untuk mengantisipasi timbulnya GAKY
masyarakat diwajibkan untuk mengkonsumsi yodium dalam
kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai