Anda di halaman 1dari 1

BILATERAL DENGAN MENTERI BUMN

NO ISU PERMASALAHAN TINDAK LANJUT


1 Pengembangan Industri Strategis (PT ▪ PT Dirgantara Indonesia sedang mengembangkan pesawat C295 (kelanjutan CN 235) bekerja sama ▪ Sinergi BUMN antara PT Dirgantara Indonesia dengan PT
Dirgantara Indonesia, dan sebagainya) dengan CASA (Spanyol, dalam pengembangan teknologinya). Sementara itu, industri penerbangan Garuda Indonesia dalam pengembangan industri aviasi
BUMN aviasi (PT Garuda Indonesia) lebih memilih bekerja sama dengan Airbus. nasional.

2 Gasifikasi Batubara ▪ PT Bukit Asam dan PT Pertamina belum menyepakati mengenai harga batubara sebagai bahan baku ▪ Kementerian BUMN memfasilitasi sinergi BUMN antara PT Bukit
DME dan produk petrokimia lainnya. Pihak PT Pertamina menginginkan harga yang lebih rendah, Asam dan PT Pertamina terhadap penentuan harga jual/beli
sebaliknya PT Bukit Asam menginginkan harga yang tinggi. batubara sebagai bahan baku DME dan produk petrokimia
lainnya.

3 Pembiayaan PT PLN ▪ Kebutuhan pembangunan ketenagalistrikan pada 5 tahun mendatang mencapai Rp 1.100 Triliun, yang ▪ Meningkatkan peran serta Badan Usaha swasta dalam
keseluruhannya tidak dapat dipenuhi dari pembiayaan PT PLN. pembangunan ketenagalistrikan khususnya untuk pembangkit
listrik.
4 Performance PT Pertamina ▪ Blok Mahakam mengalami penurunan produksi gas bumi setelah dikelola oleh PT Pertamina. ▪ Meningkatkan kemampuan finansial PT Pertamina untuk
pengelolaan Blok Migas yang telah diserahkan oleh operator
▪ Blok Rokan yang saat ini dikelola oleh Chevron akan dialihkan ke PT Pertamina tahun 2021, (KKKS) lama.
dikhawatirkan akan terjadi penurunan produksi minyak bumi apabila proses transisi tidak dilakukan
dengan baik.
▪ Blok Natuna setelah ditinggalkan oleh Exxon tidak dapat diproduksi pula oleh PT Pertamina mengingat
kandungan CO2 tinggi (70%).
5 Pembiayaan BUMN ▪ Pembiayaan pembangunan termasuk infrastruktur oleh BUMN sangat diperlukan dalam rangka ▪ Meningkatkan investasi BUMN melalui skema pembiayaan
percepatan. Oleh karena skema pembiayaan alternatif oleh BUMN agar kontribusinya terhadap alternatif yaitu: Recycle Asset BUMN, Soverign Wealth Fund
pembangungan dapat meningkat. (SWF), Pengembangan Bank Pembangunan (Obligasi jangka
panjang).
▪ Pemetaan terhadap BUMN berkinerja baik yang mampu
mendanai pembangunan.
6 Hilirisasi Riset oleh BUMN ▪ Katalis ITB belum dapat dimanfaatkan untuk pengembangan greenfuel secara komersial karena belum ▪ Menristek/Kepala BRIN mengembangkan riset katalis dan
(Pengembangan katalis untuk greenfuel) mempunyai sertifikasi ataupun patent (intellectual property rights) yang terdaftar. memfasilitasi proses sertifikasi/patent katalis ITB untuk
digunakan dalam pengembangan greenfuel.
▪ Percepatan pembangunan pabrik pertama katalis nasional sehingga dapat mensuplai kebutuhan kilang
greenfuel. ▪ BSN mengeluarkan SNI katalis untuk pengembangan greenfuel.
▪ Kementerian BUMN menugaskan PT Pertamina dan PT Pupuk
Indonesia/PT PKC untuk membuat konsorsium pabrik katalis.
7 Produktivitas sawit rakyat sangat rendah ▪ Umur Kebun kelapa sawit yang relatif tua sehingga produktivitas semakin menurun, ▪ Mendorong penggunaan sawit yang berkualitas/yang telah diuji
sehingga potensi kerugian ekonomi DNA,
▪ Penggunaan bibit tdk berkualitas yang berpengaruh kepada produksi yang tidak maksimal,
sangat besar
▪ Mendorong pusat penelitian Kelapa Sawit melakukan riset
▪ Banyak menggunakan bibit yang tidak bersertifikat
/pemetaan DNA bibit sawit unggul.

www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI 1

Anda mungkin juga menyukai