Anda di halaman 1dari 26

2.

2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis

I. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian :

Waktu pengkajian :

Nama pengkaji :

A. DATA SUBJEKTIF

1. IDENTITAS

Nama Istri :

Umur : Beberapa faktor resiko dalam kehamilan adalah

primigravida <20 tahun atau >35 tahun (Syafrudin,

2009).

Suku :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

No. Register :

2. Alasan datang periksa :


Apakah alasan kunjungan ini ada keluhan atau hanya untuk pemeriksaan

kehamilan.

Keluhan utama : Kemungkinan yang ditemui : biasanya akan terjadi

kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan

normal selama hamil danjuga bisa penurunan berat

badan, kemungkinan klienmengalami kekurangan

nutrisi ataupun anemia yang tergolongkongenital,

serta gerakan janin yang berkurang

(windakusumawardini,2011).

3. Riwayat kesehatan sekarang:

Yang perlu dikaji dalam hal ini adalah kapan pertama kali mengetahui

kehamilannya, sejak usia kandungan berapa ibu memeriksakan kehamilannya.

Dalam hal ini data fisiologis kehamilan lainnya juga perlu ditanyakan seperti,

keluhan yang dirasakan, serta KIE yang pernah didapatkan.

4. Riwayat kesehatan Klien

Mengkaji riwayat penyakit yag pernah/sedang diderita klien dapat

mempengaruhi atau memperberat/diperberat oleh kehamilannya. Perlu

pengkajian tentang riwayat penyakit menular, menurun dan menahun pada

klien.

Riwayat kesehatan yang lalu : kemungkinan klien memiliki penyakit jantung

Cianostic dan penyakit diabetes militus, serta

anemia.
Riwayat kesehatan sekarang : kemungkinan pasien sedang menderita penyakit

DM, berat badan kurang dari berat badan

normal ibu hamil, malnutrisi anemia dan

konsumsi obat-obatan ( Rukiyah, yeyeh ai.

2011).

PJT akan meningkatkan risiko terjadinya

penyakit jantung, hipertensi, penyakit jantung

iskemia, intoleran glukosa, resistensi insulin,

DM tipe II, dll. Diketahui bahwa

gangguanpertumbuhan janin di dalam uterus

akan menyebabkan perubahanpermanen dari

struktur jaringan yang dikenal dengan nama

FETALPROGRAMMING (Fowden dan

Giussani, 2006; Chavette-Palmeret al.,.,2015).

Penyakit Kardiovaskular :

Penyakit Darah :

Penyakit Paru-paru :

Penyakit Saluran Pencernaan :

Penyakit Hati :

Penyakit Endokrin :

Penyakit Saraf :

Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem Imunilogi :

Penyakit Infeksi :

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Lebih kurang 40 % faktor genetik ibu dan janin berpengaruh

terhadap variasi berat janin dan 60% merupakan kontribusi dari

factor lingkungan janin termasuk plasenta. Meskipun faktor genetik

ayah juga berpengaruh terhadap berat janin namun ternyata faktor

genetik ibu lebih berperan ( Resnik dan Creasy, 2014).

- riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan

riwayat cacat kongenital (Syafrudin, 2009).

6. Riwayat Menstruasi

Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan tafsiran, persalinan, siklus,

lama, banyaknya, bau, warna dan apakahnyeri waktu haid, serta kapan

mendapatkan haid pertama kalinya (khanzima,2011).

HPHT: Merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan

perkiraan taksiran partus (Varney, 2006)

7. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

No Abnor
Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Laktsi Peny
malitas
Berikut ini adalah beberapa faktor resiko pada ibu hamil:

- Kehamilan pada usia 16 tahun dan primigravida > 30 tahun memiliki

faktor resiko persalinan prematur. Riwayat pernah melahirkan

prematur satu kali mempunyai resiko 4 kali lipat, sedangkan yang

pernah melahirkan dua kali prematur mempunyai resiko 6 kali

lipat (Sastrawinata, 2005).

- Pada multigravida bila persalinan yang lalu dijumpai keadaan:

Kehamilan dengan komplikasi atau penyakit, pernah mengalami

keguguran, persalinan prematurus, IUFD, persalinan dengan

tindakan operasi, persalinan berlangsung lama (>24 jam), dan

kehamilan lewat waktu maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan

saat ini mempunyai resiko yang lebih tinggi (Manuaba, 1998).

8. Riwayat Kontrasepsi

Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah

digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan

kehamilan.

9. Riwayat Kehamilan Saat Ini

Menurut Varney (2006) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi

komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan

yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT).

a. Keluhan tiap trimester


b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)

c. Pemeriksaan kehamilan

d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan

e. Imunisasi

10. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi

untuk pertumbuhan janin (Manuaba, 1998)

Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300

kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang (cukup mengandung

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air).

Cairan: paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml/hari. Cairan ekstra juga

Nutrisi membantu melembutkan kulit, mengurangi kemungkinan konstipasi,

mengeluarkan racun dan produksi sisa dari tubuh, mengurangi

pembengkakan yang berlebihan dan mengurangi resiko ISK. (Heidi

Murkoff, dkk ; 2006).

Rasa mual di pagi hari, seperti mengidam asinan dan es krim,

merupakan salah satu kenyataan yang tak dapat disangkal mengenai

kehamilan pada trimester I (Eisenberg,1993).

Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status


nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin

(Doenges, dkk, 2001).

Pada trimester I umumnya BAK akan terjadi lebih sering karena

kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Hal ini akan

hilang pada trimester kedua kehamilan. Sedangkan BAB mengalami

konstipasi/obstipasi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh

hormon steroid (Rustam, 1992).

Eliminasi Pada trimester III, terjadi pembesaran uterus yang menurunkan

kapasitas kandung kemih sehinggga mengakibatkan sering BAK

(Doenges, dkk, 2001).

Pada wanita hamil mungkin akan terjadi obstipasi karena kurangnya

gerak badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, tekanan

pada rektum oleh kepala (UNPAD, 1983).

Sebaiknya tidur 1-2 jam lebih lama dari biasanya saat malam hari

(Eisenberg,1993).
Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari, 8

jam setiap tidur malam (Doenges, dkk, 2001).

Pada saat hamil, ibu akan mengalami mudah lelah karena menurunnya

BMR (Basal Metabolic Rate) (Sarwono, 2010).


Aktivitas
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari asal bersifat

ringan. Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi


dengan istirahat (UNPAD, 1983).

Ibu hamil harus menjaga kebersihan badannya untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya infeksi, pemeliharaan buah dada juga penting,

puting susu harus dibersihkan setiap terbasahi oleh colostrum. Puting


Personal
susu yang datar diusahakan supaya menonjol dengan cara pemijatan
Hygiene
keluar setiap selesai mandi. Perawatan gigi diperlukan dalam kehamilan

karena gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna (UNPAD,

1983).

Merokok, alkohol, penggunaan obat-obat selama hamil seperti: steroid,

coumadin, hidantoin, kokain dan heroin dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan. Merokok menyebabkan pengurangan arus darah pada


Kebiasaan
uterus sehingga oksigenisasi terhadap janin terganggu (Resnik dan

Creasy, 2004; Cunningham, 2006; Doubilet, 1995; Brodsky dan

Christou 2004 ).

Data seksual yang perlu dikaji adalah perilaku seksual saat hamil saja,

yang perlu ditanyakan adalah, mengenai intensitas, serta adakah

menggunakan alat pengaman dan biasanya saat hamil muda mengalami

Seksualitas ketidaknyamanan pada permulaan kehamilan (Bobak dan Jensen,

2000). Saat hamil trimester awal, wanita hamil mengalami penurunan

libido (Varney,2006).

Pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya dianjurkan supaya tidak


melakukan coitus pada hamil muda. Coitus harus dilakukan dengan

hati-hati. Persetubuhan pada akhir kehamilan juga lebih baik

ditinggalkan, karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada

persalinan dan nifas dan dapat memecahkan selaput ketuban. Di

samping itu sperma juga mengandung prostaglandin yang dapat

menimbulkan terjadinya kontraksi uterus.

Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan bobot janin

semakin berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan

intim. Tetapi apabila sudah memasuki 38-42 minggu belum ada tanda-

tanda kehamilan, di anjurkan untuk melakukan hubungan intim, karena

sperma yang mengandung prostalglandin ini akan dapat membantu

rahim untuk berkontraksi (UNPAD, 1983).

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

a. Kemungkinan hubungan klien dengan suami, keluarga, dan

masyarakat baik, pendidikan klien yang rendah dapat mempengaruhi

kehamilan serta ekonomi yang rendah, adanyakebudayaan klien juga

mempengaruhi kesehatan kehamilan (winda kusumawardini,2011).

b. Kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan

baik (khanzima,2011).
c. Kemungkinan adanya tanggapan keluarga ataupun suami yangkurang

baik dengn kehamilan ini. Atau kemungkinan klien tidak

mengharapkan kehamilan ini dan terjadi masalah karnakehamilan ini.

Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang

meliputipemenuhan nutrisi, proses eliminasi, aktivitas sehari-hari,

istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang

dapatmempengaruhi kesehatan klien saat hamil (khanzima,2011).

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg

Dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan

darah meningkat yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau

diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut

menjadi pre eklamsia dan eklamsi kalau tidak segera

ditangani.

Nadi : 60-100 x/menit

Pernapasan : 16-24 x/menit

Suhu : 36,5 – 37,50C

Antropometri : Berat badan sebelum hamil :

Berat Badan Saat ini : ibu yang kurus


(underweight) sebelum hamil

, berisiko melahirkan janin

PJT, meskipun terjadi

kenaikan berat badan selama

hamil lebih dari 9 kg.

(Brownet al.,., 2011)

Tinggi Badan : >145 cm

LILA : > 23,5 cm

- Ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan/atau dibawah

berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi

pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir

rendah (Doenges, dkk, 2001).

2. Pemeriksaan Fisik

- Kepala :

Inspeksi: Tampak simetris, tampak bersih, pertumbuhan rambut

merata, konstruksi rambut kuat, warna rambut hitam,

tidak tampak lesi dan benjolan.

Palpasi: tidak teraba benjolan/massa

- Wajah : tampak simetris, tidak tampak oedema, tidak tampak

pucat, tidak tampak kloasma gravidarum


- Mata :

Inspeksi : tampak simetris, tidak tampak oedema, konjungtiva

berwarna merah muda tidak tampak pucat, sklera berwarna

putih.

Palpasi: tidak teraba oedema pada kelopak mata

- Telinga :

Inspeksi : tampak simetris, tidak tampak sekret/serumen, tampak bersih

Palpasi : Tidak teraba oedem, benjolan atau massa.

- Hidung :

Inspeksi : Tampak simetris, tidak tampak sekret/pengeluaran,

tampak bersih, tidak tampak pernafasan cuping hidung,

tidak tampak polip, tidak tampak peradangan.

Palpasi : Tidak teraba oedem, polip, benjolan atau massa.

- Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tampak bersih,

tidak tampak stomatitis dan karies dentis, lidah tampak

bersih.

- Leher :

Inspeksi: tidak tampak pembesaran pada vena jugularis, kelenjar

limfe, dan kelenjar tiroid

Palpasi: tidak teraba pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe,

dan kelenjar tiroid


- Dada :

Inspeksi: Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada

Palpasi : Tidak teraba benjolan atau massa pada payudara, payudara

teraba tegang, dapat teraba noduli-noduli, akibat hipertrofi

kelenjar alveoli (Mochtar, 1998).

Auskultasi: terdengar suara nafas vesikuler, irama jantung terdengar

normal, Frekuensi jantung 88x/menit tidak terdengar

suara nafas tambahan (RR: 20x/menit),

- Payudara :

Inspeksi: tampak simetris, tampak bersih, tidak tampak pengeluaran,

tampak hiperpigmentasi pada areolla mammae, puting susu

tampak menonjol, tidak tampak retraksi.

Palpasi: Tidak teraba benjolan/massa, konsistensi lunak.

- Ketiak :

Inspeksi: tidak tampak benjolan

Palpasi : tidak teraba benjolan

- Abdomen :

Inspeksi : Tampak striae gravidarum, dikarenakan pembesaran rahim

yang menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya

serabut elastik dibawah kulit (Mochtar, 1998). Tampak linea

nigra yang terjadi karena pengaruh melanophore stimulating


hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Tampak pembesaran, karena otot uterus

mengalami hyperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar dan

lunak serta mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan

janin (Manuaba,1998).

Palpasi: Pengukuran tinggi fundus uteri secara cermat dan serial

selamakehamilan merupakan metode yag sederhana,

aman dan tidak mahal serta cukup akurat untuk

mendeteksi PJT.Pemeriksaan ini rutin dilaksanakan sejak

usia gestasi 20 minggu. Bila dijumpai selisih 3 cm atau

lebih dari tinggi normal maka harus dilakukan

pemeriksaan ultrasonografi. Dengan pengukuran tinggi

fundus uteri hanya 26% janin PJT yang dapat didiagnosis

(Cuningham, 2006; Resnik dan Creasy,2014). Bila tinggi

fundus uteri disesuaikan dengan tinggi ibu, berat badan,

golongan etnis tertentu maka angka deteksi akan

meningkatkan dari 29,2% menjadi 47,9% (Lin dan

Sataloya, 1998). Gardosi dan Francis (1999) melaporkan

sensitifitas pengukuran tinggi fundus uteri bervariasi dari

17 sampai 86% dengan spesifitas 64 sampai 88 %. Namun

salah satu kesimpulan Cochrane, tidak cukup


buktiakurasi jarak simpisis – fundus dalam menetapkan

PJT (Brodsky dan Christou, 2004; Gardosi, 2012).

Palpasi Leopold I-IV : (Mochtar, 2011)

Leopold I : pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat

dan kurang melenting

Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan

pada sebelah kanan ibu dan dibagian sebaliknya

teraba bagian kecil janin

Leopold III : Pada SBR, teraba bagian keras, bulat dan

melenting. Bagian ini tidak dapat digoyangkan.

Leopold IV : Sudah masuk Pintu Atas Panggul (divergen)

TBJ : ((TFU-(11/12) x 155)

Auskultasi :

- Bising peristaltik usus orang dewasa normalnya adalah 5-

35 kali permenit.

- Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat didengar pada usia

kehamilan 20 minggu, namun dengan menggunakan

ultrasound sudah dapat didengar pada usia kehamilan 12

minggu (UNPAD, 1983).

- Frekuensi denyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut

per menit (dpm) dengan variasi normal 20 dpm di atas atau di


bawah nilai rata-rata. Nilai normal denyut jantung janin

yaitu 120 -160 dpm. Bunyi yang sering terdengar ketika

memeriksa DJJ adalah bising tali pusat, bising usus dan suara

akibat gerakan janin.

- Genetalia Eksterna :

Inspeksi: Tidak tampak varises pada vulva dan vagina, tidak

ada edema, condiloma akuminata, ulkus, serta penyakit

kelamin lainnya, tidak tampak pengeluaran keputihan

yang abnormal saat kehamilan. Pada saat hamil akan

timbul tanda Chadwick dimana terjadi perubahan warna

menjadi kebiruan pada vulva, vagina, serviks

(Sarwono,2010). Vagina dan vulva mengalami

peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen

sehingga dinding vagina tampak makin merah dan

kebiru-biruan (tanda chadwicks) (Manuaba, 1998).

Palpasi: Tidak teraba pembesaran kelenjar bartholin, benjolan

atau massa.

- Anus :

Inspeksi: Tidak tampak adanya hemoroid. Hemoroid dapat

terjadi pada ibu hamil karena penurunan motilitas

gastrointestinal (GI) dan perubahan usus serta tekanan


pada sistem pembuluh darah oleh pembesaran uterus

(Doenges, dkk, 2001).

Palpasi: Tidak teraba oedem, benjolan atau massa

- Ekstremitas

Inspeksi : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak tampak

varises dan edema tungkai. Edema tungkai merupakan salah

satu tanda kemungkinan terjadinya pre eklamsia (Manuaba,

2007).

Palpasi : Tidak teraba oedem, benjolan atau massa

Perkusi : Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena

hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.

 Refleks Biseps. Respons normal fleksi pada siku dan

kontraksi biseps.

 Refleks Triseps. Menyebabkan kontraksi otot triseps

dan ekstensi siku.

 Refleks Patella. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut

adalah respons normal.

 Refleks Babinski. Terjadi kontraksi jari kaki dan

menarik bersamaan.

 Refleks Homan positif dapat menunjukkan

tromboflebitis (Doenges, dkk, 2001).


3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan kontraksi uterus/his: Kontraksi pada kehamilan normal terjadi

pada usia 37-40 minggu. Namun ada kontraksi

yang biasanya terjadi saat awal kehamilan atau

pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini

terjadi saat tubuh masih sedang dalam proses

penyesuaian dengan berbagai perubahan akibat

adanya kehamilan. Kontraksi ini terjadi karena

meregangnya jaringan ikat di sekitar rahim

yang biasanya diikuti oleh perut kembung,

sembelit, dan kekurangan cairan. Namun

waspadai bila terdapat kontraksi yang menetap

disertai dengan adanya bercak.

Kontraksi juga terjadi menjelang persalinan,

saat ibu memasuki kehamilan 36 minggu saat

bayi mulai turun ke tulang panggul lebih dalam.

Akibatnya, timbul desakan di kandung kemih,

panggul dan vagina. Saat inilah muncul

kontraksi sungguhan, di mana Ibu sudah

waktunya untuk melahirkan. Kontraksi ini

biasanya berlangsung 3 kali dalam 10 menit


dengan durasi 20 sampai 40 detik. Frekuensinya

pun meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10

menit. Hal ini disertai pula dengan keluarnya

lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, serta

dorongan ingin mengejan.

Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : Oligohidramnion adalah komplikasi yang

umum terjadi dalam kehamilan, yang selalu

berkaitan dengan insufisiensi plasenta dan PJT.

Bila tidak ditemui anomali janin,

oligohidramnion merupakan tanda dari

hipoksemia janin yang

disebabkanberkurangnya produksi urin janin.

Sedang pada postmaturitas, oligohidramnion

yang terjadi bukan disebabkan oleh hipoksemia

(Gagnon et al., 2002; Gagnon, Basso danBos,

2013).

Pemeriksaan panggul : Keadaan panggul terutama penting pada

primigravida, karena panggulnya belum pernah

diuji dalam persalinan, sebaliknya pada

multigravida anamnesa mengenai persalinan

yang gampang dapat memberikan keterangan


yang berharga mengenai keadaan panggul

(UNPAD, 1983).

4. Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan laboratorium

 Urine : Untuk sebagian besar wanita tes

kehamilan satu kali di klinik dengan menggunakan

spesimen urine dan satu kali kunjungan antenatal

awal sudah merupakan pengkajian awal kehamilan

yang tepat. Tes urine saat ini dapat dikatakan akurat

bagi seorang wanita terlambat haid karena tes ini

sensitif terhadap kadar hCG dibawah 50 mIU

(Varney, 2006).

 Darah Lengkap : Dari darah perlu ditentukan Hb,

sekali dalam 3 bulan karena saat hamil dapat timbul

anemia akibat defisiensi Fe. Lalu menentukan jenis

golongan darah agar dapat cepat mencari darah yang

cocok jika membutuhkan tranfusi darah (UNPAD,

1983).

Pemeriksaan USG : Dilakukan USG untuk mendeteksi kelainan atau

gangguan fungsi plasenta bisa berupa

pertumbuhan dan perfusi abnormal dan


disfungsi dari villi plasenta. Pada preeklampsi

terjadi invasi trofoblast yang dangkal, sehingga

menyebabkan berkurangnya perfusi dan

hipoksia plasenta setempat yang akan

mengakibatkan terjadinya PJT. (Bianchi et

al.,2010)

Parameter yang paling banyak digunakan

dalam ultrasonografi untuk menaksir berat

janin adalah Biparietal Diameter (BPD), Femur

Length (FL) dan AbdominalCircumference

(AC). Pengurangan ukuran AC adalah

merupakan cara yang paling baik untuk

memprediksi PJT dengan 10%negatif palsu

(Doubilet dan Benson, 1995; Dashe, 2000;

Talmor et al.,2013).

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Diagnosis :
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan)

dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosis kebidanan.

Diagnosis : G...Papah dengan IUGR usia kehamilan..... minggu

janin tunggal/ganda, hidup/mati,

intrauterin/ekstrauterin.

G : Gravida

P : Para -> a : aterm

p : premature

a : abortus

h : hidup (Varney, 2006)

- Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan penunjang berupa USG

atau dilakukan pemeriksaan khusus (VT) dan diyakini kehamilan merupakan

kehamilan intrauterin.

Masalah : Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan Dasar :

kehamilan cukup bulan tetapi berat badan tidak sesuai dengan

usia kehamilan

Kebutuhan : Dukungan psikologi Dasar : kehamilan cukup bulan tapi berat

badan tidak sesuai dengan usia kehamilan (winda

kusumawardini,2011).
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan sambil mengamati mklien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap

bila diagnosa / masalah potensial ini benar – benar terjadi. Kemungkinan

diagnosa atau masalah potensial yang timbul adalah:

a. Janin lahir mati (IUFD) Dasar : karena kelainan plasenta dan lilitan tali

pusat serta mal nutrisi pada ibu

b. Partus Prematur Dasar : kehamilan belum cukup bulan

c. BBLR Dasar : kehamilan belum aterm dan berat badan janin kurang dari

normal (Rukiyah, yeyeh ai.2011).

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus

dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup

tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat

rujukan.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh Bidan atau dokter dan atau

untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain

yang sesuai dengan kondisi pasien. Kemungkinan tindakan segera pada kasus

kehamilan:

a. Kematian janin
1) Segera dilahirkan

2) Kolaborasi dengan tim medis lainnya untuk mengakhiri kehamilan

b. Prematur Tindakan yang dilakukan jika terjadi prematur adalah:

1) Segera dilahirkan

2) Kolaborasi denag tim medis lainnya

c. BBLR

1) Lakukan perawatan khusus

2) Jaga hipotermi

3) Pantau keadaan bayi (winda kusumawardini,2011).

V. INTERVENSI

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan

manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.

1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu

Rasional: Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas

dan klien untuk tindakan selanjutnya

2. Beritahu keluarga atau suami untuk memberikan dungan pisikologi pada

ibu.

Rasional: Ibu membutuhkan dukungan pisikologi dalam menjalani

kehamilannya (Rukiyah,2011).

3. Lakukan pemeriksaan DJJ dan vital sign pada ibu hamil

Rasionalnya : Pada ibu hamil Pemeriksaan DJJ dan vital sign dilakukan

untuk memantau keadaan bayi. (Rukiyah 2011)


4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil.

Rasional : Karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh

mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi

makin tinggi untuk pertumbuhan janin (Manuaba, 1998)

10. Perhatikan adanya kram pada kaki, anjurkan klien untuk meluruskan

kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi,

sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.

Rasional: Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan

kadar kalsium/ketidakseimbangan kalsium-fosfor, atau karena

tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang mensuplai

ekstremitas bawah (Doenges, dkk, 2001).

12. Anjurkan klien untuk tidur posisi miring ke kiri

Rasional: Posisi ini menurunkan kemungkinan terjadinya penekanan pada

vena cava inferior (Doenges, dkk, 2001).

14. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu perlu mempersiapakn diri untuk

Rasional : Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk

mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan segera guna

memungkinkan tindakan preventif atau korektif (Henderson,

2005).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana

asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan

kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk

SOAP.

Anda mungkin juga menyukai