RIWAYAT HIDUP............................................................................................. iv
INTISARI........................................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Persalinan ................................................................................................. 8
B. Perineum .................................................................................................. 9
i
F. Kerangka Teori....................................................................................... 28
H. Hipotesis................................................................................................. 29
E. Definisi Operasional............................................................................... 32
B. Pembahasan ............................................................................................ 47
A. Kesimpulan ............................................................................................ 52
B. Saran ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Pegawai RSUD Kota Kendari Tahun 2016 .................................. 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Di
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Pada Ibu Bersalin
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
buang air besar dan buang air kecil, menjaga aktifitas peristaltic normal
(dengan menjaga tekanan intra abdomen) dan fungsi seksual yang sehat
(JNPKKR, 2008).
Penyebab ruptur perineum antara lain umur, paritas, berat bayi lahir
dan posisi meneran. Wanita yang melahirkan anak pada usia <20 tahun atau
yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini di karenakan pada usia
sempurna, sedangkan pada usia >35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita
primipara, biasa timbul luka pada vulva disekitar introitus vagina yang
biasanya tidak dalam, akan tetapi kadang – kadang bisa timbul perdarahan
perineum dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan sekitar 2500
dan infeksi menjadi lebih berat, serta pada jangka waktu panjang dapat
2012).
tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
Indonesia sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Survei
partum setelah atonia uteri. Ruptur perineum dapat terjadi pada persalinan
melahirkan dengan berat badan bayi lahir 2.500 - 4.000 gram (19,51%).
orang ibu yang melahirkan dengan berat badan bayi lahir <2.500 gram
(17,07%), 16 orang ibu bersalin yang melahirkan dengan berat badan bayi
sebanyak 3 orang ibu yang melahirkan dengan berat badan bayi lahir
2.500 - 4.000 gram (7,31%) dan 6 orang ibu yang melahirkan dengan
berat badan bayi lahir >4.000 gram (14,63%) (Prawitasari dkk., 2015).
Mengingat sebagian besar kasus ruptur perineum terjadi setelah
Tahun 2020”
B. Rumusan Masalah
Tahun 2020 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
perineum.
b. Bagi tenaga kesehatan, hususnya bidan diharapakan
A. Persalinan
1. Pengertian
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,
section caesarea.
d. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi bila bayi sudah cukup
lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8
postpartum.
c. Keadaan janin
B. Perineum
dan sfingter ani eksterna berlekatan satu sama lain yang kemudian
perineum.
C. Ruptur Perineum
adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan
terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin
yang sangat penting dalam fisiologi yang tidak hanya penting dalam
digaris tengah dan bisa meluas apabila kepala janin lahir, sudut arkus
pubis lebih kecil dari pada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir
2009).
(Saifuddin, 2014).
antara lain :
a. Kulit perineum mulai lebar dan tegang.
adalah:
a. Perdarahan
pada ruptur derajat dua dan tiga atau jika ruptur meluas kesamping
b. Infeksi
karena dekat dengan anus. Infeksi juga dapat menjadi sebab luka
a. Faktor maternal
2) Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan
3) Primigravida
Hal ini dikarenakan jalan lahir yang belum pernah dillalui oleh
(Wiknjosastro, 2014).
4) Umur
Ibu yang melahirkan pada usia <20 tahun >35 tahun juga
2014).
5) Kesempitan pintu bawah panggul
perineum, diantaranya :
saat meneran.
saat meneran.
8) Partus presipitatus
rahim yang terlalu kuat, atau pada keadaan yang sangat jarang
dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu
terkendali.
a) Vakum ekstrasi
(Oxorn, 2010).
c) Embriotomi
(Mansjoer, 2014).
b. Faktor janin
baru lahir yang besar. Hal ini terjadi karena semakin besar
2) Posisi abnormal
a) Presentasi muka
presentasi muka.
2010).
b) Presentasi dahi
(Oxorn, 2010).
c) Presentasi bokong
d) Hydrocephalus
laserasi.
adalah:
b. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat
(Utami, 2010).
ruptur perineum
perineum pada seorang ibu primipara muda terjadi ruptur yang bisa
badan lahir bayi, posisi ibu bersalin, cara meneran dan pimpinan
berat badan lahir bayi terlalu besar pula atau lebih 4000 gram.
E. Landasan Teori
fisiolgi yang tidak hanya berperan pada proses persalinan, tetapi juga
diperlukan untuk mengontrol buang air besar dan buang air kecil,
badan lahir bayi (Waspodo & Danuatmaja, 2008). Berat badan lahir
ruptur perineum. Bayi besar yaitu bayi yang baru lahir memiliki bobot
lebih dari 4000 gram. Robekan perineum terjadi pada kelahiran dengan
berat badan bayi baru lahir yang besar. Hal ini terjadi karna semakin
menahan regangan kepala bayi dengan berat badan bayi yang besar
sehingga pada proses kelahiran bayi dengan berat badan lahir bayi yang
besar yang sering terjadi ruptur perineum. Kelebihan berat badan dapat
Faktor maternal :
Faktor janin :
Ruptur Perineum
1. Berat badan lahir bayi
2. Bayi besar (Makrosomia)
3. Hydrocephalus
4. Kelainan Letak
a. Presentasi muka
b. Presentasi dahi
c. Presentasi bokong
Faktor penolong
78;Usia Ibu
Ruptur Perineum
Paritas
Jenis Persalinan
Bayi Besar
Kelainan Letak
METODE PENELITIAN
control study yang bertujuan untuk menganalisis hubungan berat badan lahir bayi
bebas adalah berat badan lahir dan variabel terikat adalah ruptur perineum, dimana
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Jenis Data
ibu bersalin normal, lalu memilih ibu yang mengalami ruptur perineum
1. Populasi Penelitian
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin normal selama tahun
2020.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami ruptur perineum
b. kontrol
c. Besar Sampel
(Budianto, 2012)
E. Definesi Operasional
F. Pengumpulan Data
usia ibu, paritas, jenis persalinan, bayi besar dan kelainan letak dan ruptur
G. Pengelolaan data
2. Koding yaitu memberi kode atau tanda pada data berat badan lahir bayi
3. Tabulating yaitu menyusun data dalam bentuk tabel agar lebih mudah
dijumlah.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariabel
Keterangan :
: Jumlah keseluruhan
2. Analisis bivariabel
Analisis ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara uji statistik Chi
Anita. 2007. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Kejadian Ruptur Perineum
Pada Ibu Primigravida Di BPS Bidan Fitriani. KTI. Diakses 4 November
2017
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
Budianto, Eko 2012. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Jakarta : EGC
Cunningham, FG., 2012. William Obstetrics. New York. McGraw-Hill.
Dinkes, Sultra.Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015.
2016, Kendari: Dinkes Sultra
Enggar P, Y. 2010. Hubungan berat badan lahir dengan kejadian ruptur perineum
pada persalinan normal di RS Harapan Bunda di Surakarta. KTI. Diakses 6
juli 2017