Anda di halaman 1dari 14

1

GELOMBANG LAUT
2

Gambar Skema distribusi energi gelombang dalam frekwensi


3

GELOMBANG ANGIN

1. Pendahuluan
Fenomena gelombang yang terjadi di laut dan yang berperan penting adalah
gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Gelombang angin ini sangat berkaitan
dengan proses morfologi pantai ataupun perancangan bangunan pantai/maritim.
Contoh sebuah hasil pencatatan gelombang angin pada suatu lokasi dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 1. Catatan hasil pengukuran gelombang

Pencatatan gelombang di dekat lokasi pengambilan data di atas pada periode


waktu yang sama, mungkin kelihatan jauh berbeda, namun gelombang tersebut
memiliki karakteristik statistik yang sama. Tinggi gelombang rata-rata yang
ditimbulkan oleh angin merupakan fungsi dari kecepatan angin, fetch (jarak tempuh
gelombang) dan lamanya angin berhembus (duration). Pada suatu daerah dengan
fetch tak terbatas (misalnya laut) mendapat hembusan angin dengan kecepatan
tertentu dan lama hembus tak terbatas akan menghasilkan gelombang dengan
periode dan tinggi rata-rata tertentu. Kondisi ini disebut fully developed sea (FDS).
Tinggi gelombang ini dapat bertambah terus dan mencapai maksimum pada saat
energi yang diperoleh dari angin seimbang dengan energi yang hilang karena
adanya turbulensi maupun pecahnya gelombang. Jika gelombang meninggalkan
daerah pembangkit (wave generating area) maka profil gelombang akan makin halus
(smooth) dan tinggi gelombang rata-rata akan berkurang akibat gesekan/tahanan
udara, turbulensi penyebaran ke arah lateral dan penyebaran frekuensi (frequency
dispersion).
Karena kecepatan rambat gelombang tergantung pada periode gelombang,
maka penyebaran frekuensi menyebabkan group gelombang tersebar yaitu
gelombang dengan periode yang lama akan bergerak di depan dan gelombang
dengan periode pendek akan tertinggal. Dengan memperhatikan pencatatan
gelombang pada Gambar 1, timbul pertanyaan bagaimana menentukan tinggi dan
periode gelombang dari data tersebut. Jelas bahwa gelombang ini merupakan
superposisi dari bebrapa gelombang sinusoidal. Pendekatan yang dipergunakan
untuk menganalisa gelombang tersebut haruslah beralasan (reasonable) dan
konsisten. Pendekatan yang biasa diggunakan adalah zero upcrossing method
(Pierson, 1954). Elevasi permukaan air rata-rata digambarkan pada hasil pencatatan
dan setiap titik yang dipotong oleh muka air pada arah ke atas (upward direction)
diberi tanda titik tebal. Dari titik-titik ini dapat ditentukan periode dan tinggi
gelombang. Sering diinginkan untuk memilih suatu tinggi dan periode gelombang
untuk mewakili spektrum gelombang tersebut untuk berbagai keperluan, misalnya
peramalan gelombang, analisa gelombang (wave climate analysis), perencanaan
4

bangunan pantai dan sebagainya. Tinggi gelombang tersebut di atas sering diberi
notasi H n (tinggi rata-rata gelombang dari n persen gelombang tertinggi). Misalnya:
H 10 = tinggi gelombang rata-rata dari 10% gelombang tertinggi;
H 33 = tinggi gelombang rata-rata dari 33% gelombang tertinggi.
Tinggi gelombang ini biasa disebut tinggi gelombang signifikan (significant
wave height). Sedangkan untuk menentukan periode gelombangnya dilakukan
dengan cara yang sama. Khusus untuk tinggi gelombang signifikan periode
gelombangnya dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
T33 = periode gelombangnya rata-rata 33% gelombang tertinggi atau periode
gelombang rata-rata dari seluruh hasil pencatatan (tidak begitu berbeda) kecuali
apabila spektrum energi (energy spectrum) merupakan spektrum ‘bimodal’ yang
disebabkan adanya dua jenis gelombang yaitu sea dan swell.
Sea adalah gelombang yang terbentuk di area pembangkit atau daerah
pembentukan gelombang. Gelombang mempunyai bentuk seperti gunung dengan
puncak yang tajam. Kondisi gelombang di area adalah curam (steep) dengan
panjang gelombang berkisar antara 10 sampai 20 kali lebih tinggi gelombang.
Swell adalah gelombang yang terbentuk setelah menjalar ke luar dari area
pembangkit atau daerah pembentukan gelombang. Gelombang mempunyai bentuk
lebih regular. Kondisi gelombang di area ini adalah landai dengan panjang
gelombang berkisar antara 30 sampai 500 kali tinggi gelombang.

2. Pembangkit Gelombang Akibat Angin


Karakteristik dari spektrum gelombang angin terutama tergantung pada daerah
fetch (F), kecepatan angin (U), waktu tiup/hembus ( t d ). Namun ada faktor lain yang
kadang-kadang sangat berpengaruh misalnya lebar fetch, kedalaman air, kekasaran
dasar, stabilitas atmosfir, dan sebagainya.
Gambar 2 memperlihatkan secara skematis hubungan antara tinggi gelombang
( H S ), periode gelombang ( TS ), panjang fetch (F) pada suatu kecepatan angin
tertentu. Dari gambar 2 ini ada beberapa kondisi, yakni:
5

F
 Jika t d  , gelombang akan mengikuti lengkung OAB dan sifat-sifat gelombang
cg
pada akhir fetch akan tergantung pada F dan U;
 JIka t d dan F mempunyai nilai cukup besar, lengkung OAB akan menjadi datar
dan keadaan ini disebut fully developed sea (FDS);
F
 Jika t d  , gelombang tidak dapat tumbuh mengikuti lengkung OAB melainkan
cg
F
mengikuti OAC. Dalam hal ini t d  min atau disebut duration limited.
cg

Gambar 2. Catatan hasil pengukuran gelombang

Untuk menentukan tinggi ataupun periode gelombang dengan cara ini sudah
dibuatkan grafik dan dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.
6

Gambar 3 Kurva prediksi gelombang laut dalam sebagai fungsi kecepatan angin, panjang
fetch, dan durasi angin untuk fetch antara 1 hingga 1.000 mil laut
7

Gambar 4. Kurva prediksi gelombang laut dalam sebagai fungsi kecepatan angin, panjang
fetch, dan durasi angin untuk fetch antara 100 hingga lebih 1.000 mil laut

Seperti yang telah diulas sebelumnya bahwa selain tergantung panjang fetch,
pembentukan gelombang tersebut juga tergantung pada lebar fetch. Untuk
8

menentukan fetch efektif daerah berbentuk segiempat dapat digunakan Gambar 5


atau Gambar 6.

Gambar 5. Hubungan antara panjang fetch (F), lebar fetch (W), dan panjang fetch
efektif (Fe) pada daerah berbentuk segi-empat

Sedangkan untuk mendapatkan fetch efektif (Fe) pada suatu daerah dengan
bentuk sembarang dapat ditempuh dengan menggunakan formula:

Fe 
 x cos 
i
... (1)
 cos 
dimana: Fe : panjang fetch efektif;
xi : panjang fetch pada arah yang ditinjau;
 : sudut antara jalur fetch yang ditinjau dengan garis yang tegak lurus
pantai.

Penggunaan formula ini dapat dilihat pada Gambar 7.


9

Gambar 6. Hubungan fetch efektif terhadap rasio lebar-panjang untuk fetch segiempat
10

Gambar 7. Perhitungan fetch efektif untuk garis pantai tidak beraturan (irregular)

3. Analisa Statistik Gelombang


Gelombang yang terjadi di laut bersifat acak (random) sehingga untuk
memperoleh karakteristik gelombang digunakan pendekatan dengan statistik. Dua
hal penting dalam sebuah analisa gelombang adalah:
a. Evaluasi distribusi probabilitas tinggi gelombang guna memperoleh tinggi
gelombang signifikan ( H 33 , H10 , dsb.);
b. Penetapan spektrum energi gelombang.
11

Akurasi probabilitas (probability of accurance/ P H i  ) dari sebuah tinggi


gelombang pada sebuah hasil pencatatan yang terdiri dari H gelombang dapat
ditentukan dengan distribusi Rayleigh:
2 H i   H i / H rms  2
P H i   e ... (2)
H rms  2
1
 
2
H rms Hi ... (3)
N
Tinggi gelombang rata-rata:

 H p H  d H
i i i

H  H 100  0
 ... (4)
H rms
p H i  d H i 2
Lebih lanjut, kemungkinan terjadinya gelombang  H i atau probabilitas komulatif
P  H i  dapat diperoleh dengan formulasi:
2
 H 
Hi   i 
P  H i    p H  d H
i i  1 e  H rms  ... (5)
0
Berdasarkan persamaan di atas dapat dibuatkan tabel distribusi gelombang seperti
tertera pada tabel berikut.

Tabel 1. Distribusi gelombang

n% H n / H 33 H n / H100

1 1,68 2,68
10 1,28 2,03
33 1,00 1,60
50 0,89 1,42
100 0,63 1,00

Hubungan antara H maksimum dan H 33 ini juga ditampilkan oleh Longuet-Higgins dengan
persamaan:
H max  0,707 H 33 ln N ... (6)
H rms 2
Persamaan (4)    1,13
H 100 
H 33
Tabel 1   1,60
H 100
H 33 1,6
  1,42
H rms 1,13
P  H 33   1  e  1, 42 
2
 0,865 ... (7)

Hal ini berarti bahwa probabilitas gelombang yang lebih besar dari H S adalah
13,5%. Sedangkan analisa gelombang untuk memperoleh spektrum energi
gelombang (wave energy spectrum) diperlukan data pencatatan gelombang 15-20
menit dan harus diolah dengan komputer. DIskusi tentang prosedur untuk
memperoleh spektrum energi ini ditunjukkan oleh Blackman dan Tukey (!958),
Kinsman (1965) dan Harris (1974). Tahun 1967 prosedur ini diperbaiki oleh Cooley
dan Tukey dengan prosedur fast fourier transform (FFT).
12

Periode gelombang signifikan adalah periode gelombang yang mempunyai


kerapatan energi (energy density) maksimum dari suatu spektrum dan tinggi
gelombang signifikan adalah tinggi gelombang pada periode gelombang tersebut dan
dapat ditentukan dengan formula:
H 33  4 a ... (8)

a 
 2
... (9)
N
Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan komputer yang cukup besar
kadang-kadang tidak mungkin/mahal dilakukan di suatu tempat, maka mereka
mengusulkan untuk menggunakan model spektrum energi gelombang (wave energy
spectrum model) yang didasarkan pada teori dan data empirik.
S H 2 T   f T , g , U , F , t d  ... (10)
dimana: S H 2 T  = penyajian H 2 sebagai fungsi T .
Bretshneider (1959) mengusulkan spektrum yang didasarkan pada periode dan
tinggi gelombang.

S H 2 T   3,44
H  T 2 3
e  0,675 T / F 
4

T 
... (11)
4

dimana: H = tinggi gelombang rata-rata H 100


T = periode gelombang rata-rata

Pierson dan Moskowittz (1964) melakukan analisa hasil pencatatan


gelombang oleh British Weather Ships di Atlantic utara. Dari pencatatan tersebut
dipilih gelombang yang ditimbulkan oleh angin dengan kecepatan 20-40 knot (1 knot
= 0,514 m/det = 1 mil/jam = 1852 m/jam). Hasil yang didapatkan dari analisa di atas
diperoleh sbeagai berikut:
4
 gT 
8,1 . 10 3 g 2 T 3  0 , 74  
S H 2 T   e 2 U  ... (12)
2  4
U adalah kecepatan angin pada elevasi 19,5 m di atas muka air laut (m/det).
Spektrum P.M (Pierson-Moskowitz) dipakai secara luas sebagai spectrum desain
(design spectrum), namun perlu diingat bahwa spektrum ini dapat dipakai pada
kondisi FDS (fully developed sea), yang berarti pada kecepatan angin tertentu
gelombang yang terjadi merupakan gelombang maksimum tanpa mendapat batasan
dari lama hembus dan panjang fetch. Energi specific (specific energy: energy per unit
area) diperoleh dengan mengintegralkan luasan di bawah kurva Persamaan 11 atau
12 dari T  0   dan dikalikan dengan  g .

E  g  S H 2 T  dt ... (13)
0

Dengan memanfaatkan persamaan:


 g H 33 2
E 
16
diperoleh:

H 33 2  16 0
S H 2 T  dt ... (14)

Dari analisa data lapangan diperoleh:


H 33  0,0056 U 2 ... (15)
T33  T  0,33 U ... (16)
13

dimana: H 33 = tinggi gelombang signifikan (m)


T33 = Periode gelombang signifikan (det)
U = kecepatan angin pada ketinggian 19,5 m di atas muka air laut (knot).

4. Tinggi Gelombang Rencana


Tinggi gelombang rencana tergantung pada jenis konstruksi yang akan
dibangun. Di bawah ini diberikan beberapa pedoman untuk menentukan tinggi
gelombang rencana untuk beberapa keperluan:
a. Konstruksi kaku (fixed rigid structure)
Misalnya: Menara bor lepas pantai. Tinggi gelombang dipakai H S dengan
periode ulang yang lebih kecil dari konstruksi kaku. Dalam memilih periode ulang
ditinjau dengan analisa ekonomi.
b. Konstruksi flexibel (flexible structure)
Misalnya: rubble mound breakwater. Tinggi gelombang dipakai H maksimum dengan
periode ulang 100 tahun.
c. Konstruksi semi kaku (semi rigid structure)
Misalnya: sea wall. Tinggi gelombang dipakai H10 .
d. Proses yang terjadi di pantai
Misalnya: Peramalan angkutan sedimen. Tinggi gelombang dipakai H S atau
H rms tahunan.

5. Contoh Soal
1. Diketahui data pada suatu pantai sebagai berikut: panjang fetch = 40 mil
(nautical), kecepatan angin = 45 knot dan lama hembus angin = 8 jam.
a) Tentukan tinggi gelombang signifikan yang disebabkan oleh angin tersebut.
b) Tentukan tinggi glombang signifikan yang disebabkan oleh angin yang sama
dengan lama hembus 3 jam.
Jawab:
a) Dengan menggunakan grafik Gambar 3 diperoleh H S = 13 feet.

b) H S = 13 feet.

2. Pada suatu pantai diketahui: U 19 ,5 m = 40 knot dalam kondisi FDS. Tentukan:


a) Tinggi gelombang signifikan dan periodenya.
b) Spektrum energi gelombang tersebut menurut Pierson dan Moskowitz.
Jawab:
a) H 33  0,0056 U 2 = 0,0056 . 40 2  4,96 m .
T  0,33 U  0,33 . 40  13,2 det
U  40 knot  40 . 0,514 m / det  20,57 m / det
4
 gT 
8,1 . 10 3 g 2 T 3  0 , 74  
 2 U 
b) T  13,2 det  S H 2  e
2  4
14

4
 9 ,81 . 13 .2 
8,1 . 10 3 9,812 13,2 3  0 , 74  
 2 .  . 20 , 57 
SH 2  e  0,53 m 2 / det
2  4
T  2,5 det  S H 2 T   0,01 m 2 / det

T  5 det  S H 2 T   0,06 m 2 / det

T  10 det  S H 2 T   0,39 m 2 / det

T  15 det  S H 2 T   0,47 m 2 / det

T  20 det  S H 2 T   0,07 m 2 / det

T  22,5 det  S H 2 T   0,01 m 2 / det

Pierson-Moskowitz spektrum untuk angin dengan kecepatan 40 knot:

Tugas Gelombang Angin:


1) Diketahui data pantai di losari sbb: panjang fetch 30 mil (nautical), kecepatan angin 25
knot dan durasi angin berhembus 5 jam. Tentukan tinggi gelombang signifikan yang
disebabkan oleh angin tersebut!
2) Data pantai losari diketahui kecepatan angin pada ketinggian 19,5 m diatas muka air laut
adalah 25 knot pada kondisi FDS. Tentukan:
a) Tinggi gelombang signifikan dan periodenya;
b) Spektrum energi gelombang tersebut menurut Pierson and Moskowitz!

Anda mungkin juga menyukai