PENDAHULUAN
1
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit
dituntut untuk memberikan pelayanan bermutu sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan
bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pengguna jasa
layanan dan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.
Bangunan gedung memegang peranan yang sangat penting sebagai tempat
di mana manusia melakukan kegiatannya sehari-hari. Pengaturan bangunan gedung
secara khusus dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung. Pengetahuan mengenai Undang-Undang Bangunan Gedung ini
menjadi penting mengingat hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Bangunan
Gedung tidak hanya diperuntukkan bagi pemilik bangunan gedung melainkan juga
bagi pengguna gedung serta masyarakat. Diatur dalam Undang-Undang Bangunan
Gedung, pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang,
atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik bangunan gedung.
Berdasarkan Undang-Undang Bangunan Gedung bahwa setiap bangunan
gedung memiliki fungsi antara lain fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
budaya, serta fungsi khusus. Fungsi bangunan gedung ini yang nantinya akan
dicantumkan dalam Izin Mendirikan Bangunan selanjutnya disebut dengan IMB.
Dalam hal terdapat perubahan fungsi bangunan gedung dari apa yang tertera dalam
IMB, perubahan tersebut wajib mendapatkan persetujuan dan penetapan kembali
oleh Pemerintah Daerah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit pada pasal 23 bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Tugas dan
fungsi rumah sakit telah dijabarkan dalam undang-undang tersebut, tugas rumah
sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative, karena itu rumah sakit
2
diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Mewujudkan Rumah Sakit yang berdaya saing maka dibutuhkan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien menjadi hal utama yang harus dilakukan
Rumah sakit secara berkesinambungan. Namun perlu diingat dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga harus berlandaskan pada etika moral
serta bersikap lebih profesional dan mematuhi peraturan perundang-
undangan.Rumah Sakit merupakan bangunan gedung atau sarana kesehatan yang
memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan, di mana berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 3 menyebutkan bahwa
pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan untuk mempermudah akses
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan
terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
manusia di rumah sakit, meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit;
Rumah Sakit Sayang Cianjur merupakan salah satu rumah sakit pemerintah
yang mempunyai tipe kelas B dan terletak di Kabupaten Cianjur. Rumah Sakit
Sayang Cianjur berdiri sejak tahun1924. Sesuai dengan klasifikasi rumah sakit
kelas B, maka Rumah Sakit Sayang Cianjur mampu memberikan pelayanan
kedokteran medis spesialis luas dan subspesialis terbatas. Menurut pengolongan
rumah sakit, sebagaimana tercantum dalam (peraturan menteri kesehatan RI tentang
Rumah sakit, Bab I (ketentuan umum, pasal 1), maka Rumah sakit sayang Cianjur
mempunyai fungsi :
a. Berdasarkan pelayanan maka Rumah Sakit Sayang Cianjur merupakan rumah sakit
umum yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang
bersifat dasar sampai sub spesialis
b. Berdasarkan tempat tidur, standar kelas B, yaitu 400 – 1000 tempat tidur, maka
Rumah Sakit sayang Cianjur mempunyai 649 tempat tidur
3
c. Berdasarkan kepemilikan dan penyelenggaraan nya maka Rumah Sakit Sayang
Cianjur dibiayai, dipelihara dan diawasi oleh kementrian kesehatan, Pemerintah
Daerah, usaha ini dijalankan berdasarkan usaha sosial.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah-
masalah sebagai berikut
1. Apakah standar gedung Rumah sakit Sayang Cianjur telah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku?
4
C. Maksud dan tujuan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan sebagaimana telah dirumuskan,
maka dapat dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengkaji standar gedung Rumah Sakit sayang Cianjur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Gianfranco, Poggi, 1992, The Development of the modern state “sociological introduction,
Callifornia, Standford University Press, hlm. 126
2
Insanakademis.blogspot.co.id, di akses pada tanggal 26 Mei 2018, pkl 11.59
6
Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
tertulis:
“Bahwa Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945.”3
3
www.jdih.kemenkeu.go.id, diakses pada tanggal 8 juli 2018, pkl 16.35
4
www.hukumoline.com diakses pada tanggal 5 Juli 2018, pkl 10.00
5
Kementrian Kesehatan RI,2010, Pusat Sarana , Prasarana dan Peralatan Kesehatan, Jakarta,
hlm 1
7
bangunan gedung juga menyebutkan bahwa bangunan gedung penting sebagai
tempat manusia melakukan kegiatan, maka perlu diperhatikan keamanan,
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Mengingat hal tersebut di atas maka suatu pelayanan yang diselenggarakan
rumah sakit harus memiliki standar acuan ditinjau dari segi sarana fisik bangunan
serta prasarana dan infrastruktur jaringan penunjang. Rumah Sakit Sayang Cianjur
sebagai salah satu Rumah sakit di Indonesia dan satu-satunya rumah sakit kelas B
atau setara kelas B yang ada di kabupaten Cianjur mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Saat ini gedung yang sudah dibangun di Rumah Sakit Sayang Cianjur
sudah cukup banyak, yang saat ini sudah mencapai 45 gedung. Bangunan gedung
tersebut meliputi gedung rawat jalan, gedung rawat inap, instalasi penunjang,
gedung kantor dan perumahan dokter. Dan pengelompokannya berdasarkan standar
area fasilitas Rumah Sakit kelas B.
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pada
pasal 1 ayat (1) menyatakan:
“Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan kontruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di daam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus.”6
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah sakit pada pasal 13 yang berbunyi :
“Bangunan dan prasarana Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d harus memenuhi persyaratan tata bangunan dan lingkungan serta
persyaratan keandalan bangunan dan prasarana rumah sakit.”7
Artinya bahwa pendirian banguan gedung rumah sakit harus melalui
berbagai perizinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pertanyaannya adalah apakah Rumah Sakit Sayang Cianjur dalam pembangunan
gedung rumah sakit sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang ada?
6
http://www.pi.go.id/sekjen/biro/hukum, diakses tanggal 18 Januari 2008 pkl 17.45
7
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, no 56 Tahun 2014, tentang Klasifikasi dan
Perizinan rumah sakit.
8
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit, ada beberapa
syarat bangunan Rumah Sakit yang antara lain: administrasi, teknis gedung pada
umumnya dan teknis bangunan rumah sakit. Persyaratan administrasi meliputi
perijinan-perijinan rumah sakit dalam hal ini Rumah Sakit Sayang cianjur sudah
mempunyai beberapa perijinan. Sementara untuk Teknis bangunan nya sendiri
berdasarkan Permenkes Nomor 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit terdiri atas aspek dan tata kelola bangunan.
Standar bangunan Rumah sakit Sayang belum sesuai dengan peraturan secara
adiministrasi.
Berkenaan dengan sanksi dalam hal adanya pelanggaran atas UU Bangunan
Gedung, pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dapat dikenakan sanksi
administratif dan/atau sanksi pidana, yang masuk dalam ruang lingkup sanksi
administratif yaitu dapat diberlakukan pencabutan IMB sampai dengan
pembongkaran bangunan gedung serta dapat dikenakan sanksi denda maksimal
10% (sepuluh persen) dari nilai bangunan yang sedang maupun telah dibangun.
Sedangkan sanksi pidana yang diatur dalam UU Bangunan Gedung ini dapat berupa
sanksi kurungan penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun penjara dan/atau pidana
denda paling banyak 20% (dua puluh persen) dari nilai bangunan gedung jika
karena kelalaiannya mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
9
BAB III
KESIMPULAN
8
Alfredsaleh.wordpress.com, diakses tanggal 25 Mei 2018 pkl 13.14
10