PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
1. 1. Faktor penyebab terjadinya konflik Indonesia-Belanda
1. Kedatangan tentara sekutu diboncengi oleh NICA
Semenjak Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945 maka secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan
Indonesia berada dalam keadaan vacum of power (tidak ada pemerintah yang
berkuasa) dan waktu itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tanggal 10 September 1945 Panglima
Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan bahwa pemerintahan akan
diserahkan pada Sekutu bukan pada pihak Indonesia. Dan pada tanggal 14
September perwirwa Sekutu datang ke Jakarta untuk mempelajari dan melaporkan
keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.
Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces
Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Sir Philip Christinson. Mereka
memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Adapun tugas
AFNEI di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. A. Peranan PBB
Lembaga ini dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1947 sebagai reaksi PBB terhadap
Agresi Militer Belanda I. Lembaga ini beranggotakan 3 negara :
Badan perdamaian ini dibentuk pada tanggfal 28 Januari 1949 untuk menggantikan
Komisi Tiga Negara yang dianggap gagal mendamaikan Indonesia – Belanda
(Belanda kembali melakukan Agresi Militer setelah P. Renville)
1. Pengakuan Kedaulatan RI
Walaupun bukan sayarat utama berdirinya sebuah Negara, pengakuan negara lain
sangat penting bagi eksistensi sebuah Negara dalam pergaulan internasional.
Pengakuan atas kemerdekaan Indonesia pertama kali dari Mesir (14 Juli 1947)
disusul kemudian oleh Negara-negara Timur Tengah yang lain. Pengakuan ini atas
kerja keras Menteri Luar negeri H. Agus Salim yang mengadakan kunjungan ke
Negara Negara Timur Tengah.
Amerika Serikat dan Inggris walaupun secara de facto juga mengakui kedaulatan RI
pada tahun 1947.
Dalam perundingan ini Indonesia dirugikan karena wilayah Indonesia hanya meliputi
Jawa, Sumatra dan Madura. Pelaksanaan hasil perundingan ini juga tidak berjalan
mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya
menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada
tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan akibat
dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
Pada tanggal 19 Desember 1948 agresi militer kedua dilancarkan Belanda dengan
sasaran langsung ditujukan ke ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta. Presiden,
Wakil Presiden dan beberapa pejabat tinggi lainnya ditahan oleh Belanda. Sebelum
terjadinya aksi penangkapan, pemerintah RI melakukan sidang darurat yang salah
satu keputusannya memberi mandat kepada menteri kemakmuran, Mr. Syafruddin
Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat Republik Indonesia (PDRI)
di Sumatera.
Mandat tersebut ditandatangani oleh Presiden dan Wakil Presiden RI. Untuk
menjaga kemungkinan gagalnya pembentukan Pemerintahan darurat Republik
Indonesia di Sumatera, Menteri Luar negeri Republik Indonesia H. Agus Salim
mengirimkan mandat kepada Mr. A. A. maramis, L.N. Palar, dan Dr. Sidarsono yang
sedang berada di India untik membentuk pemerintahan pengasingan (exile
government) di new Delhi, India.
Mr. Syafruddin Prawiranegara tidak segera mengumumkan terbentuknya
pemerintahan Darurat republik Indonesia di Sumatera, sebab ia ingin memastikan
bahwa para pemimpin Republik Indonesia di Yogyakarta benar-benar telah ditahan.
Setelah mendapat konfirmasi dari Mohammad Rasyid (residen Sumatera Barat)
tentang penangkapan tersebut, barulah Mr. Syafruddin
Prawiranegara mengumumkan berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
pada tanggal 22 Desember 1948 yang berkedudukan di Bukittinggi.
1. Negara Indonesia Timur, terbentuk pada Desember 1946 dengan wali negara
Cokorda Gde Raka Sukarwati.
2. Negara Sumatra Timur, terbentuk pada 24 Maret 1948 dengan wali negara Dr.
Mansyur.
3. Negara Sumatra Selatan, terbentuk pada 30 Agustus 1948 dengan wali negara
Abdul Malik.
4. Negara Jawa Timur, terbentuk pada 26 November 1948 dengan kepala negara RT.
Kusumonegoro.
5. Negara Pasundan, terbentuk pada 26 Februari 1948 dengan wali negara RAA.
Wiranatakusumah.
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2000 pasukan
Jepang berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini memakan banyak
korban dari kedua belah pihak. Dr. Karyadi menjadi salah satu korban sehingga
namanya diabadikan menjadi nama salah satu Rumah sakit di kota Semarang
sampai sekarang. Untuk memperingati peristiwa tersebut maka pemerintah
membangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu Muda.
1. Pertempuran Ambarawa
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi Belanda dan NICA
di bawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Pada tanggal 13
Oktober 1945 para pemuda yang tergabung dalam TKR terlibat bentrok dengan
pasukan Belanda, sehingga hal ini menjalar ke seluruh kota Medan. Hal ini menjadi
awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area.
Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris pada bulan Oktober 1945. Sekutu meminta
hasil lucutan tentara Jepang oleh TKR diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 21
November 1945 Sekutu mengultimatum agar kota Bandung dikosongkan. Hal ini
tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat. Perintah ultimatum tersebut diulang tanggal 23
Maret 1946. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan supaya TRI mengosongkan
Bandung, tetapi pimpinan TRI di Yogyakarta mengintruksikan supaya Bandung tidak
dikosongkan. Akhirnya dengan berat hati TRI mengosongkan kota Bandung.
Sebelum keluar Bandung pada tanggal 23 Maret 1946 para pejuang RI menyerang
markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan. Untuk
mengenang peristiwa tersebut Ismail Marzuki mengabadikannya dalam sebuah lagu
yaitu Hallo-hallo bandung