PUSTAKA NASIONAL
Perpustakaan Digital
N O V E M B E R 2 7 , 2 0 1 7 B Y P U S TA K AWA N
Selama berburu, Sangkuriang selalu ditemani oleh seekor anjing titisan dewa bernama
Tumang yang tidak lain merupakan suami dari Dayang Sumbi atau ayah kandung
Sangkuriang, hanya saja Dayang Sumbi tidak pernah memberitahu Sangkuriang bahwa
ayah kandungnya seekor anjing karena tidak ingin anaknya merasa malu dan kecewa.
Sangkuriang hanya tahu bahwa ayah kandungnya telah lama meninggal dunia dan tidak
menyadari bahwa anjing yang selalu menemaninya itulah ayah kandungnya.
https://www.pustakanasional.com/cerita-rakyat/sangkuriang/ 1/6
8/29/2018 Cerita Rakyat Sangkuriang, Tangkuban Perahu - Pustaka Nasional
Kemanapun Sangkuriang pergi pasti selalu diikuti Tumang yang selalu menjaganya,
Tumang juga selalu membantu Sangkuriang menangkap hewan buruan.
Pada suatu hari seperti biasa Sangkuriang mengajak Tumang berburu di hutan. Dengan
kemampuan memanah yang baik, Sangkuriang membidik burung dan menembaknya.
Burung itupun terjatuh, namun ketika Sangkuriang memerintah Tumang untuk
mengambil burung hasil buruan tersebut, sang anjing tidak patuh.
Lantas Sangkuriang pun murka dan memukul Tumang hingga mati dengan sebatang
kayu lantaran sangat kesal karena tidak menuruti perintah dari Sangkuriang. Setelah
Tumang mati, sangkuriang lantas membelah perut Tumang, mengambil hatinya untuk
dibawah pulang. Setibanya dirumah, seperti biasa Sangkuriang memberikan hasil
buruan kepada Dayang Sumbi untuk dimasak, termasuk memberikan hati milik anjing
kesayangannya yang sudah mati, Tumang.
Setelah makan hidangan hasil buruan tadi, Dayang Sumbi mencari cari Tumang dengan
maksud untuk memberi makan anjing kesayangan anaknya yang sekaligus suaminya
tersebut. Seluruh rumah dan halaman sudah diperiksa namun Dayang Sumbi tidak juga
menemukan Tumang, lantas Dayang Sumbi pun bertanya kepada Sangkuriang dimana
keberadaan Tumang.
Dengan entengnya Sangkuriang berkata bahwa Tumang sudah ia bunuh karena tidak
patuh menuruti perintahnya dan Sangkuriang pun mengatakan, masakan yang mereka
makan merupakan daging Tumang. Bak mendengar halilintar di siang bolong, Dayang
Sumbi pun murka dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi dan
mengusirnya dari rumah.
Setelah diusir oleh ibunya, Sangkuriang akhirnya pergi mengembara tanpa tujuan.
Perjalanan yang sangkuriang tempuh tidak menentu, ia pun berkali kali singgah dan
berguru dengan banyak orang orang sakti selama bertahun tahun hingga tak terasa
Sangkuriang tumbuh besar menjadi pria gagah, tampan dan berilmu tinggi.
Pada suatu ketika, Sangkuriang pun kembali ke desa tempat tinggalnya dahulu dan ia
merasa sangat terkejut dengan perubahan desa yang dulunya menjadi rumah sewaktu
https://www.pustakanasional.com/cerita-rakyat/sangkuriang/ 2/6
8/29/2018 Cerita Rakyat Sangkuriang, Tangkuban Perahu - Pustaka Nasional
masa kecilnya. Karena itulah Sangkuriang tidak mengenali lagi orang orang didesanya
termasuk Dayang Sumbi.
Singkat cerita Sangkuriang akhirnya bertemu dengan ibunya, namun karena wajah
Dayang Sumbi sudah berubah menjadi sangat cantik setelah mendapatkan karunia
dewa menyebabkan Sangkuriang tidak mengenali lagi wajah ibunya begitu juga Dayang
Sumbi juga tidak mengenali lagi Sangkuriang.
Keduanya sering bertemu dan akhirnya saling jatuh cinta. Sangkuriang begitu
terpersona dengan kecantikan Dayang Sumbi dan hendak segera melamarnya.
Awalnya Dayang Sumbi menerima lamaran Sangkuriang, namun tiba tiba pada suatu
hari sewaktu mereka sedang memadu kasih, tanpa sengaja ikat kepala Sangkuriang
terlepas.
Dayang Sumbi kemudian menjelaskan kepada Sangkuriang bahwa mereka adalah ibu
dan anak yang sudah lama terpisah, namun Sangkuriang tidak mempercayai ucapan
Dayang Sumbi lantaran wajah Dayang Sumbi sama muda dengan dirinya. Sangkuriang
beralasan wajah ibunya saat ini pastinya sudah tua dan ia tidak mempercayai ucapan
Dayang Sumbi sama sekali.
Sangkuriang terus mendesak Dayang Sumbi untuk segera menikah namun selalu saja
mendapat penolakan. Ibu mana yang mau menikah dengan anak kandung sendiri,
demikianlah hal yang dipikir Dayang Sumbi berkali kali.
https://www.pustakanasional.com/cerita-rakyat/sangkuriang/ 3/6
8/29/2018 Cerita Rakyat Sangkuriang, Tangkuban Perahu - Pustaka Nasional
Pada hari yang ditentukan, Sangkuriang mulai membendung aliran sungai citarum,
namun ia tidak sendiri melainkan dibantu oleh bangsa Jin. Karena kesaktiaannya,
Sangkuriang bisa memanggil ratusan Jin untuk datang membantunya membendung
sungai Citarum. Dalam waktu singkat Sungai citarum akhirnya berhasil dibendung,
perlahan namun pasti terbentuk sebuah danau yang luas.
https://www.pustakanasional.com/cerita-rakyat/sangkuriang/ 4/6
8/29/2018 Cerita Rakyat Sangkuriang, Tangkuban Perahu - Pustaka Nasional
Pekerjaan membuat perahu yang hampir selesai itupun gagal dan Sangkuriang pun
murka setelah menyadari Dayang Sumbi menipu dirinya dengan sengaja membunyi alu
supaya tampak seperti fajar. Dengan sangat marah, Sangkuriang membuang sumbatan
yang membendung sungai Citarum ke arah timur dan menjadi gunung Manglayang.
Sementara itu perahu besar yang ia buat ditendang hingga melayang di udara dan
terjatuh tertelungkup menjadi gunung Tangkuban Perahu.
Tidak hanya sampai disitu, Sangkuring kemudian mengejar Dayang Sumbi hingga ke
Gunung Putri. Sesaat ketika hampir terkejar, Dayang Sumbi berubah wujud menjadi
sekuntum bunga. Sementara itu Sangkuriang tetap mencari Dayang Sumbi hingga
kawasan ujung Berung, disana Sangkuriang tersesat dan masuk kealam gaib.
Pesan Moral
Dari cerita rakyat Sangkuriang, kita dapat memetik hikmah atau pesan moral yaitu
jangan suka memaksakan kehendak kepada orang lain. Dalam hidup harus saling
menghargai dan menerima kenyataan yang terjadi. Apapun yang bagus menurut
pandangan belum tentu baik dan setiap usaha yang dilakukan secara curang tidak
mendapatkan manfaat sama sekali.
https://www.pustakanasional.com/cerita-rakyat/sangkuriang/ 5/6