PERSYARATAN-PERSYARATAN TEKNIS
BAB I
SYARAT – SYARAT TEKNIS
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
Pasal 2
Setting Out
B 1 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 2 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) “Bench Marks” sebagai referensi yang ditetapkan
dilapangan. Bila Bench Mark belum ada maka pemborong berkewajiban membuat
Bench Mark sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan metric terhadap Low Water
Spring (LWS). Sedang ukuran-ukurannya dalam satuan metric, kecuali bila dinyatakan
lain.
3. Pemborong harus atau wajib membuat Bouwplank dan memasang patok-patok
pembantu, sebagai pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian bentuk, posisi,
arah elevasi dan lain-lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya
selama pekerjaan berlangsung.
4. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu, bouwplank harus disetujui direksi.
Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh
Direksi.
5. Pemborong harus mengadakan pengamatan pasang surut selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Pengematan pasang surut boleh menggunakan peralatan otomatis
(Automatic Tige Gauge) atau dengan pemasangan palem dan diamati berkala secara
manual, hasilnya dipakai untuk peramalan tinggi muka air dan muka surutan. Peralatan
pengamatan agar ditempatkan ditempat yang aman.
Pasal 4
Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lapangan
Untuk tempat kerja, lapangan bahan-bahan, bangunan dan gudang, Direksi Keet dan
lain-lain, Pemborong harus membersihkan dan membenahi lapangan.
2. Penerangan, pagar dan tanda-tanda Pengamanan
Pemborong harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat pagar sementara
di sekeliling lokasi dan menyediakan tanda-tanda pengaman yang diperlukan.
3. Bangunan Sementara
B 3 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 5
Daerah kerja dan Jalan Masuk
Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Lokasi tersebut
dapat diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku dan harus
membatasi operasinya dilapangan yang betul-betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata
letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh pemborong dengan persetujuan Direksi.
B 4 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 7
Kode, Standard, Sertifikat dan Literatur dari pabrik
Pemborong harus menyediakan di lapangan antara lain foto copy spesifikasi, standard bahan,
catalog, rekomendasi dan sertifikat dari pabrik dan informasi lainnya yang diperlukan untuk
semua material yang dipergunakan dalam proyek ini serta petunjuk pemasangan barang-
barang tersebut harus mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh pabrik
Pasal 8
Lalu Lintas
Pasal 9
Cuaca
B 5 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
Pasal 11
Peralatan Survey
Pemborong harus menyediakan peralatan survey yang sewaktu-waktu akan dipakai oleh
Direksi dan staff, alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan
survey, pemborong harus menyediakan operator dari peralatan tersebut dan setelah pekerjaan
selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Pemborong.
Alat-alat yang diperlukan minimal terdiri dari :
2 buah theodolite-wild T1A atau yang sejenis;
1 buah level-wid NA2 atau yang sejenis;
2 buah leveling rods, panjang 3 dan 5 M dibuat dari aluminium atau kayu;
2 buah staf buble-adjustable types;
1 buah optical square (prisma), 2 way;
1 buah 300 M tag line, 6 MM diameter polypropylene dan 1 M diameter reel;
1 buah 50 M sounding line and lead weight;
Dan peralatan lain yang diperlukan
Pasal 12
Peralatan Laboratorium
Pemborong harus menyediakan peralatan yang akan dipakai oleh Direksi dan staf. Alat-alat
tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan Pemborong wajib
menyediakan operator peralatan tersebut. Setelah pekerjaan selesai, seluruh peralatan
tersebut akan dikembalikan kepada Pemborong.
Alat-alat tersebut antara lain terdiri dari :
1 set concrete compressing strength test atau menyewa;
B 6 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 7 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 13
Umum
1. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta
persyaratannya akan dicantumkan dibawah ini.
2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang diisyaratkan tidak dapat diperoleh,
Pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya
paling tidak sama atau lebih tinggi dari apa yang diisyaratkan.
3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang
memenuhi persyaratan teknis dan Pemborong diwajibkan untuk sejauh mungkin
mempergunakan bahan-bahan produksi Dalam Negeri.
Pasal 14
Bahan Aggregat Beton
1. Aggregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan halus berbutir kasar,
bersih dari kotoran-kotoran, zak-zat kimia organik dan anorganik, dan yang merugikan
mutu beton ataupun baja tulang dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti Tabel Prosentase lewat
saringan :
Saringan (mm)
UK
10 5 2,5 1,2 0,6 0,3 0,15
% 100 90-100 80-100 25-65 25-65 10-35 2-10
2. Prosentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm, kotoran atau lumpur
tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuasn diatas, semua
ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir) pada PBI 1991 harud dipenuhi.
B 8 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Saringan (mm)
UK
30 25 20 15 10 5 2,5
% 100 95-100 - 30-70 - 0-10 0-5
Pasal 15
Baja Tulangan
1. Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam peekrjaan ini adalah baja
dengan mutu U-24 (minimal Yield-Stress 2400 kg/cm²) dan U-32 dengan diameter
pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja.
2. Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dan atau sama dengan 16 mm, harus
dari jenis baja ulir (deformed bar), sedangkan diameter yang lebih kecil dapat dapakai
baja polos.
3. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan
disertai dengan sertifikat dari pabrik pwembuat bila dalam jumlah besar dan bila
Direksi memandang perlu, contoh akan diuji ke laboratorium atas beban Pemborong.
Jumlahnya akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
4. Penyimpanan dan penumpukan harus sedemikian sehingga baja tulangan terhindar dari
pengotoran-prngotoran minyak, udara lembab lingkungan yang dapat mengakibatkan
baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya. Sebaiknya baja
terlindung atau tertutup dengan terpal-terpal sebelum dan setelah pembengkokan. Baja
B 9 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 16
S e m e n
1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan pekerjaan ini adalah Portland semen
type I yang memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan N I-8;
2. Apabila diperlukan jenis yang tersebut di atas, maka dapat dipakai jenis-jenis semen
seperti : Semen portland-tras, semen alumina, semen tahan sulpat dan lain-lain;
3. Penyimpanan semen harus di tempat kering dengan lantai terangkat, bebas pengaruh
air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu
lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang dapat merusak
struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan;
4. Semen harus dilindungi sebaik-baiknya terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipakai sesuai dengan urutan pengiriman.
5. Semen yang umumnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya structural.
6. Bilamana dipandang perlu, Pemborong harus melakukan pemeriksaan laboratorium
untuk memeriksa dan melihat mutu semen yang memenuhi syarat atas biaya
Pemborong.
Pasal 17
Air Kerja
B 10 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
1. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu klas II menurut ketentuan
PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu local yang memenuhi persyaratan.
2. Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal
adalah 12 mm. Bila untuk papan Bekisting dipakai playwood tebal minimum adalah 16
mm. Papan Bekisting harus keringudara agar tidak menyusut pada waktu dipakai.
3. Apabila kayu yang akan digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat
diperoleh dipasaran, maka Pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada
Direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama
atau lebih tinggi dari yang disyaratkan. Direksi akan menilai dan memberikan
persetujuan secara tertulis.
4. Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau kayu-kayu
yang lebihy baik dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan. Bilamana akan
dipergunakan dolken, diameter minimal harus 12 cm, lurus, tidak banyak cacat dan
diameter terkecil pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 cm.
Pasal 19
U r u g a n
B 11 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
2. Material urugan harus bersih dan tidak boleh mengandung bahan-bahan organic,
seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain;
3. Butiran material urugan cukup keras dan tidak mudah pecah serta mempunyai berat
jenis minimal 1,7 sampai 2,4.
Pasal 20
Material Sirtu
1. Untuk material sirtu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
batas gradasi sebagai berikut :
# 10 (2 mm) 0 – 90
# 40 (0.4 mm) 0 – 50
B 12 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 21
Sumber Material Urugan dan Sirtu
1. Pemborong harus bertanggung jawab atas supply seluruh material yang diperlukan
sebagai bahan urugan atau sirtu dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi
sumber material yang akan ditempatkan dengan persetujuan direksi;
2. Pemborong diwajibkan mengambil beberapa sample dan memeriksa grain size
distribution dan mutu bahan urugan dan sirtu tersebut untuk diajukan kepada Direksi.
Bila material urugan atau sirtu tidak tersedia secara cukup disatu lokasi, maka Direksi
dapat menyetujui penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini
material-material tersebut harus dicampur terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan
tersebut diatas sebelum digunakan.
B 13 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
1. Tanah yang mengandung pasir, dengan kualitas pasir yang lebih kasar dari pada pasir
pasang, dapat menggunakan pasir laut yang sudah dicuci dan diperiksa.
2. Tanah yang akan diurug dan tanah urugnya harus bebas dari segala bahan-bahan yang
dapat membusuk atau mempengaruhi kemantapan urugan yang akan dilaksanakan.
Pasal 23
Batu Bata
1. Semua batu-bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna merata, sesi-
sisinya tegak lurus satu sama lain, lurus dan rapih serta mempunyai ukuran/bentuk
yang sama pejal, dan relatif utuh;
2. Mengunakan batu merah kualitas baik yang terbakar matang dengan maksimum 10 %
untuk bata merah yang pecah;
3. Dimensi ( 12 X 24 X 4 ) cm³ atau sesuai produksi setempat dengan persetujuan
Direksi dan jika menggunakan batu cetak harus yang berkualitas baik.
Pasal 24
B a t u
1. batu yang dipakai untuk berbagai keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu pecah
(belah)/gunung yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.
2. Batu yang diperlukan harus dari batu yang bersifat keras, specific grafity (Gs)
minimum 2,5 ton/m3, tidak menunjukkan tanda lapuk, bentuk persegi panjang tak
beraturan, bergradasi baik, dengan ukuran sesuai dengan persyaratan, berupa batu
belah yang berasal dari batu kali atau batu gunung. Batu yang tidak bersudut sama
sekali tidak diperbolehkan untuk dipakai.
3. Untuk konstruksi pasangan batu kosong bentuk batu sedemikian rupa mengingat
pasangannya tidak menggunakan perekat, sehingga celah-celah yang kosong dapat dan
B 14 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 25
Pekerjaan Baja Tulangan
B 15 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 26
Pekerjaan Pengecoran Beton
B 16 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 17 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 27
Air Kerja
1. Untuk adukan, maka air yang digunakan harus bebas dari asam, garam dan bahan alkali
serta bahan organic yang dapat mengurangi mutu beton.
2. Pengurangan air kerja harus mendapatkan persetujuan Direksi
3. Bilak akan dipakai air bukan berasal dari air minum dan mutunya meragukan, maka
Direksi dapat minta kepada pemborong untuk mengadakan penyelidikan air secara
laboratories dan penyelidikan tersebut atas tanggungan pemborong.
BAB III
PEKERJAAN TIMBUNAN AREAL DARAT TANGGUL / CAUSEWAY
Pasal 28
Pekerjaan Beton Pracetak L - Shape
Pekerjaan ini terdiri dari menyediakan semua peralatan, tenaga kerja, alat-alat perlengkapan
dan pelaksanaan untuk semua pekerjaan beton dan grounding yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan dan pernyaratan dalam kontrak.
Pekerjaan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum dan meliputi semua
pekerjaan beton bertulang seperti Beton pracetak L – shape, untuk areal sisi darat tanggul
dan causeway.
B 18 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Untuk mendapatkan bentuk penampang dan ukuran dari beton seperti dalam gambar kerja
(konstruksi), maka bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
Bekisting untuk pekerjaan beton pada lantai, balok lantai, poer dan lain sebagainya dapat
memakai kayu atau pelat baja besi.
Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa sehingga hubungan-hubungan antara papan
bekisting terjamin rapatnya dan adukan tidak akan merembes keluar. Konstruksi dari
bekisting, seperti sokong-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan
harus diajukan ke Direksi untuk disetujui. Diameter minimum dolken adalah 15 cm dan jarak
antara balok pendukung papan bekisting maximum 40 cm.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran dan
kering dari air, agar mendapatkan mutu beton diharapkan sebagai jaminan bahwa bagian
dalam bekisting bersih dan tidak ada genangan air dilakukan dengan compressor.
Finishing beton bertulang dalam arti penambahan-penambahan sejauh mungkin dihindari
dan perataan permukaan beton bila terpaksa dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut
PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak merusak beton yang
sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
Bekisting balok tidak boleh dibuka, sampai lantai atasnya selesai dicor dan telah mengeras.
Pasal 30
Pekerjaan Baja Tulangan
B 19 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 31
Pekerjaan Percobaan Campuran Beton dan Adukan Beton
1. Mutu Beton
Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah
berdasarkan kekuatan karakteristik (K). Kekuatan karakteristik beton 300 kg/cm2
dengan pemakaian PC minimum 400 kg untuk tiap 1 m3 beton, factor air semen
B 20 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
2. Percobaan Campuran
Sebelum pelaksanaan pembetonan, pemborong terlebih dahulu harus mengadakan
percobaan campuran (mixed design) untuk membuat mutu karakteristik beton seperti
yang disyaratkan dan untuk mengetahui komposisi campuran beton (pasir, semen dan
batu pecah).
BAB IV
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
Pasal 32
Pengaspalan SandSheet 3.816 m2
B 21 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pekerjaan ini terdiri dari menyediakan semua peralatan, tenaga kerja, alat-alat perlengkapan
dan pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
gedung sesuai dengan ketentuan dan pernyaratan dalam kontrak.
Pekerjaan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum dan meliputi semua
pekerjaan gedung antara lain : Gedung Terminal + Kelengkapan Alat Kantor, Rumah Genset
+ Pengadaan Genset 15 KVA, Pembangunan Rumah Operasional 36 m2, Pembangunan Pos
Jaga dan Pembangunan Pos Pengamatan.
B 22 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 29
Pekerjaan Kayu
B 23 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
3. Kayu
Semua kayu harus dari jenis kayu yang disahkan dan kualitas baik, kayu harus kering
tanpa mata kayu, sisi-sisi berkerut, lubang-lubang dan tanpa cacat-cacat serius lain
serta telah dikeringkan di udara selama minimal 3 bulan. Untuk sambungan, harus
kurang dari 15 % dan kayu untuk konstruksi harus kurang dari 20 %. Kadar
kelembaban yang disyaratkan tersebut adalah untuk bahan bila diserahkan dilapangan
dan kadar kelembaban tersebut harus dipelihara sampai bangunan selesai.
B 24 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
1. Lantai Tegel PC
a. Ubin PC yang digunakan jenis ubin PC kepala basah atau kramik kualitas baik
(KW1) dengan tebal minimum 2,5 cm, tebal lapisan kepala minimum 0,3 cm warna
putih, ukuran 30x30 cm, kecuali dipersyaratkan lain;
b. Adukan yang digunakn sebagai perekat 1 PC : 5 ps;
c. Lapisan pasir urug dibawah lantai setebal 10 cm disiram air kemudian dipadatkan;
d. Pasangan seluruh ubin harus rata air;
e. Aduk terisi padat lot, siku dan waterpassnya baik;
f. Tebal siar selebar I mm, setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang saling
tegak lurus;
g. Dua (2) x 3 jam setelah pemasangan selesai, siar diisi dengan air semen kental
sesuai warna ubin dan seluruh siar terisi padat;
h. Pada semua semen masih belum kering, lantai dibersihkan sampai tidak ada noda
semen pada lantai.
2. Lantai Tegel Mozaik
a. Ubin Mozaik yang digunakan adalah jenis kualitas satu (KW I) dengan tebal, warna
sesuai standard/spesifikasi pabrik ukuran 30 x 30 cm, motif disesuaikan dengan
warna ubin keramik;
b. Sebelum dipasang mozaik, lantai diplester dengan adukan 1 PC : 5 PS tebal 5 cm
dan rata air (water pass);
c. Lapisan pasir urug dibawah lantai setebal 5 cm disiram air kemudian dipadatkan;
d. Pemasangan menggunakan perekat semen (PC) dan dipasang rata air, kecuali
ditentukan lain;
e. Siar atau nat selebar 3 mm, setiap pertemuan siar/nat membentuk 2 (dua) garis
lurus yang saling tegak lurus;
e. Tiga (3) x 24 jam setelah pemasangan selesai, siar/nat diisi dengan air semen kental
(PC putih) dan atau dicampur sesuai warna ubin dan saluran siar/nat harus terisi
padat;
f. menjelang semua semen menjadi kering, lantai harus dibersihkan sampai tidak ada
noda semen yang melekat pada lantai (Keramik).
B 25 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
1. Dinding Bata
a. Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan aduk campuran
1 semen Pc : 5 Pasir.
b. Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas
permukaan lantai dalam ruangan dan semua dinding digunakan aduk rapat air
dengan campuran 1 semen Pc : 2 pasir.
c. Batu bata yang digunakan batu bata ex. lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui
Direksi.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
e. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rapih dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
f. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar telah dikerok sedalam 1 cm serta dibersihkan.
g. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk steiger sama sekali tidak di
perkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom, balok, lisplank dan lain-lain) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm jarak 20 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian
pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 40 cm, kecuali ditentukan lain.
i. Batu bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk hubungan batu dan ukurannya
tidak bolah kurang dari ½ batu.
j. Untuk ketetapan dan kelurusan tembok digunakan alat waterpass serta benang.
k. Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
l. Setiap pasangan harus kontinyu, dibasahi sampai keras.
2. Kusen, Daun Pintu/Jendela Kayu
a. Bahan kayu dipakai seperti yang diisyaratkan pada persyaratan bahan kayu.
B 27 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 28 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 29 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
a. Bahan Cat
1. Cat kayu dan cat tembok yang dipergunakan harus berkualitas baik setaraf dan
waktu tiba ditempat pekerjaan harus masih dalam aslinya;
2. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung
endapan, yang sudah membatu dan sesudah diaduk dengan baik harus menjadi
homogen serta dapat disaputkan dengan mudah;
3. Warna dari cat adalah warna aslinya dari kaleng dan tidak boleh ada campuran
dari bermacam-macam warna dari tua atau lebih. Cat yang sudah disetujui merk
dan warnanya supaya diberitahukan kepada pemberi tugas untuk memudahkan
pemeliharaannya kemudian hari.
b. Cat Emulsi
1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan di dalam gambar;
2. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, untuk warna
dan merk dengan persetujuan Direksi lapangan;
3. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan atas persetujuan Direksi
lapangan;
4. Plamur yang digunakan ditentukan Direksi lapangan;
5. Sebelum dinding di plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada
retak-retak dan Pemborong harus meminta persetujuan Direksi lapangan;
6. Pekerjaan plamur dilakukan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata;
7. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan percobaan warna sudah disetujui
Direksi Lapangan, bidang dinding yang akan diplamur diamplas dengan amplas
besi halus No. 02, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul.
Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roll;
8. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance
sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion dengan kekentalan
cat sebagai berikut :
B 30 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
c. Menie Kayu
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seleruh permukaan multiplex
plywood yang akan di cat, rangka langit, rangka-rangka atap pintu dan/atau
bagian-bagian lain yang ditentukan gambar;
2. Menie yang digunakan warna merah dengan merk atas persetujuan Direksi
Lapangan;
3. Semua kayu hanya boleh dimenia ditempat proyek dan mendapat persetujuan
dengan Direksi Lapangan;
4. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu halus diamplas kayu kasar dan
dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata;
5. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuwas, dilakukan 1 (satu) lapis,
sedemikan rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie;
d. Cat Kayu
1. Yang termasuk pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil multiplex, kosen
kamper dan pintu-pintu dihalaman belakang dan/atau bagian-bagian lain yang
ditentukan didalam gambar;
2. Cat yang digunakan ditentukan Direksi Lapangan setelah melakukan percobaan
pengecatan;
B 31 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
e. Lapisan Melamin
Untuk kayu dengan finishing melamin, mula-mula kayu harus digosok terlebih dahulu
dengan amplas halus dan semua lobang-lobang bekas paku ditutup dengan bahan yang
warnanya sesuai dengan warna kayu. Kemudian dilapisi dengan bahan “Melamin
Sending Sealer”, setelah kering digosok kembali dengan amplas halus untuk
menghilangkan lapisan-lapisan sending sealer yang tidak rata. Terakhir kali dilapisi lagi
dengan lapisan melamic clear 2 (dua) kali, dengan jarak antara 6 (enam) jam. Harus
diperhatikan juga pada ujung-ujung kayu dibagian mana harus diberi lapisan pelindung
tersebut.
B 32 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
h. Cat Besi
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian pekerjaan
besi yang ditentukan dalam gambar;
2. Cat yang dipakai adalah atas persetujuan Direksi Lapangan;
3. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dan bahan-bahan lain yang dapat merusak cat;
4. Sebagai dasar lapisan anti karat, dipakai sejenis Zinc Chromat Primer sebagai cat
dasar 1 (satu) kali. Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “Touch
Up” dengan dua lapis zinc chromat primer setelah itu lapisan tebal 40 micron
diulaskan;
5. Setelah kering sesudah 8 (delapan) Jam, maka bahan diulaskan 1 (satu) lapis.
Setelah 16 (enam belas) Jam mengering baru lapis akhirnya dioleskan 3 (tiga)
lapis;
6. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compresor (duco)
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali;
7. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung udara dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
B 33 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
a. Bahan yang dipakai adalah seng Zincalume ( Sakura Roof atau Sejenisnya ) yang telah
memenuhi syarat SII atau sesuai gambar rencana.
b. Lembaran seng tersebut dipakukan dikasau-kasau dengan paku seng.
c. Sambungan antara seng harus diberi jarak 15 cm.
d. Kemiringan atap adalah 25 derajat, kecuali diisyaratkan lain sesuai gambar.
e. Setelah pemasangan selesai harus diberi cat meni, kemudian dicat dengan warna coklat
tua atau ditentukan lain.
B 34 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 35 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
1. Rangka Langit-langit
a. Rangka Plafond dibuat dari kayu klas II produksi setempat 5/10 untuk rangka
tembok dan kayu klas II untuk lainnya dengan bentuk serta cara pemasangan
sesuai dengan gambar untuk itu.
b. Seluruh rangka kayu diserut kasar tetapi rata dan lurus dengan menggunakan
mesin serut dan pada bagian bawahnya diserut halus dan pemasangan dengan
menggunakan sistim klos yang terbuat dari reng ukuran 2 x 3 cm dan paku serta
seluruh rangka digantungkan dengan baik pada rangka kuda-kuda.
c. Pola pemasangan rangka langit-langit sesuai dengan gambar untuk itu dan setelah
rangka langit-langit terpasang, bidang permukaan rangka halus rata, lurus,
waterpass dan tidak ada bagian-bagian yang bergelombang.
d. Seluruh permukaan kayu rangka langit-langit dicat dengan menggunakan cat
residu atau solinem ex dalam negeri.
e. Apabila bahan penutup langit-langit dipasang dengan diberi Naad/Skoneng antara
unit-unit bahan langit-langit, maka bagian bawah rangka langit-langit yang
nantinya terlihat terlebih dahulu dirapikan dengan dempul atau diberi lapisan
triplex yang dipasang dengan baik dan sambungan-sambungan unit tripleknya
rata dan halus, sedemikian rupa sehingga setelah langit-langit terpasang, naad
terlihat rapi dan tidak ada celah-celah pada sambungan rangka langit-langit.
f. Pada pertemuan dengan dinding, maka dipasangi profil kayu tebal 1,5 cm dengan
sisi-sisi sesuai dengan gambar.
2. Penutup Langit-langit dengan Triplek/Multiplex/Plywood/Teakwood
a. Bahan penutup langit-langit tripleks, yang digunakan adalah tripleks tebal 6 mm
atau ukuran lain sesuai gambar atau setaraf Ex. dalam negeri jenis dengan ukuran,
bentuk dan pola pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu. Mutu kayu lapis
(Multiplex /Plywood / Teakwood) harus kualitas terbaik menurut standarisasi
Departemen Perdagangan/Departemen Perindustrian.
B 37 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 38 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 39 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
BAB VIII
PEKERJAAN RANGKA BAJA UNTUK RESERVOIR
Pasal 37
Jenis dan Ukuran Pipa Baja / Baja Profil
Pasal 38
Pekerjaan Baja Profil
1. Baja Profil sebelum disambung dan selama pengelasan harus diberi dudukan kokoh
dan dipegang erat-erat dengan suatu konstruksi clamp yang cukup kaku untuk
menjamin bahwa segmen yang disambung berada dalam satu garis lurus.
B 40 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
Pasal 39
Pemeriksaan Hasil Pengelasan Pipa di Lapangan
1. Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan untuk menjamin bahwa
hasil pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu padat dan tidak porous serta ukurannya
sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut..
Hasil yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan harus diperbaiki, diperkuat
atau dipotong dan dilas kembali sesuai petunjuk Pengawas.
BAB IX
PEKERJAAN PAGAR BRC
Pasal 40
Pekerjaan Pagar BRC
1. Pagar BRC yang digunakan adalah Type 2A dengan ukuran 2,4 m dan tinggi 1,8 m
atau sesuai dengan gambar kerja, adapun perubahan atas persetujuan Direksi;
2. Tiang-tiang pagar BRC digunakan pipa Giv Ø 2” (galvanized), dengan ukuran
ketinggian tiang disesuaikan dengan ketinggian pagar BRC atau sebagaimana dalam
gambar kerja;
3. Sambungan antara pagar BRC dan tiang pipa pagar dihubungkan dengan pengikat dan
baut atau sesuai dengan gambar kerja;
B 41 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
BAB XI
PENGADAAN ALAT KOMUNIKASI
Pasal 41
Spesifikasi teknis
JANGKAUAN FREQUENCY 136 – 174 MHz
VOLTASE DC 6.0 – 9.0 V
(7,5 V NOMINAL)
STABILITAS FREQUENCY ± 5 ppm
RF OUTPUT POWER 5,5 W
MAXIMUM FREQUENCY DEVIATION ± 5 Khz
BAB VI
PERSYARATAN LAIN-LAIN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
Pasal 42
Persyaratan Lain-lain
B 42 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
B 43 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III
1. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar-gambar kerja dapat diubah,
ditambah, dihilangkan sesuai dengan kebutuhan dimana perlu, akan tetapi semua hal
tersebut harus dilakukan pada waktu pemberian penjelasan dari pekerjaan ini
(Aanwijzing) dan dituangkan dalam Berita Acara;
2. Perubahan-perubahan pada waktu pelaksanaan apabila menurut Direksi diperlukan
akan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Pengawasan pekerjaan akan dilakukan oleh Supervisi, Staf teknis atau Badan
Pengawas bangunan (BPB). Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan Mutu dari
pekerjaan serta untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan.
4. Segala biaya yang timbul pada pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya Meterai, Pajak-
pajak serta biaya operasional proyek dibebankan pada Pihak Kedua (Kontraktor
Pelaksana).
B 44 Persyaratan-Persyaratan Teknis
A-1
Spesifikasi Teknis dan
Dermaga Penyeberangan Wakai Tahap III