Skizofrenia Paranoid
Penguji:
Dr. Elly Ingkiriwang Sp.KJ
Disusun :
Laotesa Rammang
112019144
1
KEPANITERAAN KLINIK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 35 tahun
Tanggal lahir : Bogor, 18 Agustus 1984 (46 Tahun)
Suku bangsa : Sunda
Bahasa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP kelas 2
Pekerjaan : Tidak bekerja (dulu bekerja kerajinan tangan)
Alamat : Bogor
Status Pernikahan : Menikah
2
A. KELUHAN UTAMA
WBS diantar keluarganya (ibunya) karena pasien sakit panas.
Pada Saat wawancara pertama kali (05 Februari 2020) WBS mengatakan diantar
keluarganya pada tahun 2009 karena menurut pengakuan WBS, dia stress. WBS
mengatakan dirinya sering stres karena tidak ada kerjaan sebelum masuk panti sosial.
Pasien tidak bisa melakukan pekerjaan yang berat, pasien mengaku dia hanya bekerja
sebagai pelipat baju saja sejak lama. Pasien mengaku umurnya 26 tahun. WBS mengaku
sudah sejak tahun 2009 pasien di panti. Selama di Panti Sosial Bina Laras Harapan
Sentosa 3 WBS mengaku perasaannya biasa aja. WBS mengaku jika pada malam hari
pasien tidur pukul 02.00 WIB karena ada bisikan disuruh patroli setiap malam. WBS
mengaku mendengar bisikan-bisikan selama ± 10 tahun ini. Bisikan ini berupa ajakan
untuk WBS bahwa tiap malam dia harus berjaga-jaga dan jangan tidur dan membuat
WBS sering keluyuran setiap malam, bisikan ini dari anak-anak kecil. WBS juga sering
mendengar bisikan bahwa WBS harus sering mandi kalo tidak mandi WBS bisa dimarahi.
WBS juga mengaku pernah mendengar bisikan untuk bunuh diri, bisikan itu mengatakan
bahwa dia tidak pantas hidup. WBS sering mendengar bisikan saat pasien sedang duduk
sendiri(Halusinasi Auditorik).Semenjak ± 10 tahun ini, WBS sering melihat bencong,
ada 2 orang pada pagi hari. Bencong ini terlihat seperti orang yang paling hebat dan
paling tangguh. WBS juga sering lihat sarang laba-laba, sering melihat penampakan yang
sadis yang membuat WBS ketakutan, terutama saat WBS sedang berbicara dengan
seseorang. WBS juga sering melihat kakanya didekat dijemuran baju yang baru datang
dari kota .(Halusinasi Visual)
Pada saat wawancara kedua (06 Februari 2020 ) WBS mengatakan diantar oleh ibunya
ke panti pada tahun 1998 karena menurut pengakuan wbs, dia sakit panas sehingga di antar
ke panti. Wbs dibawa oleh ibunya ke Panti Ceger 1 pada tahun 1998 dan tinggal di panti
jeger 1 sampai tahun 2002. Kemudian wbs dipindahkan ke Jeger 2 sampai tahun 2009 dan
kemudian di pindahkan ke panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 sampai sekarang. WBS
mengaku mendengar bisik-bisik seperti suara orang banyak yang sedang berkumpul bisikan
ini terdengar seperti suara laki-laki. Wbs tidak mengenali suara tersebut . Wbs sering
mendengar bisikan saat pasien terbangun di malam hari untuk buang air kecil. (Halusinasi
Auditorik). Wbs juga mengatakan melihat banyangan yang berbentuk seperti orang yang
orang lain tidak bisa liat. ( Halusinasi Visual) . Wbs juga mengatakan biasa mencium bau-
3
bua kemenyan pada saat ditanyakan baunya seperti apa wbs mengatakan seperti bau melati
padahal melatinya tidak ada (Halusianasi penciuman). WBS juga mengatakan bahwa ada
teman sekamarnya yang ingin menjahati dirinya (Waham kejar ).
4
1998 2005 2015 2020
3. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP kelas 2. Selama sekolah pasien tidak
pernah tinggal kelas. Alasan berhenti sekolah dikarenakan tidak ada biaya.
5
4. Riwayat Pekerjaan
WBS saat ini tidak bekerja. Namun WBS pernah bekerja sebagai pengrajin
kerajinan tangan dan sebagai pelipat baju . WBS tidak ingat alasan dan tahun
berhenti dari pekerjaannya .
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam dan teratur menjalankan sholat 5 waktu
6. Kehidupan Sosial dan Perkawinan
Pasien mengaku sudah menikah dari pernikahan ini WBS mengatakan
mempunyai dua orang anak yang dua- duanya berjenis kelamin laki- laki.
F. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak terakhir dari dua bersaudara . Ayah dan ibu pasien
tidak tau kabarnya dan tinggal dimana sekarang . pasien memiliki dua orang anak
laki- laki . Yaitu andri berusia 1,5 tahun dan johan berusia 2 bulan . WBS
mengatakan saat ini anak-anaknya tinggal bersama ibunya
6
III. STATUS MENTAL
Berdasarkan pemeriksaan tanggal : 06 Februari 2020
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan:
WBS seorang laki-laki berusia 35 tahun. Penampilan sesuai dengan usianya,
postur tubuh normal, tampak tenang, gigi ompong, warna kulit sawo matang.
Kebersihan baik , rambut terpotong rapih , kuku bersih . WBS mengenakan
seragam Panti Bina Laras Harapan Sentosa 3, pakaian tidak terbalik.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium / neurologik : compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas motorik
a. Sebelum wawancara: pasien sedang mengikuti kegiatan latihan menggosok
gigi di lantai 3 Panti Bina Laras Harapan Sentosa 3 dengan tenang bersama
teman-temannya yang lain
b. Selama wawancara: WBS tampak tenang, kooperatif, dapat menjawab
pertanyaan. Namun selama wawancara jawaban pasien berubah-ubah.
Kontak mata pasien terhadap pemeriksa baik.
c. Setelah wawancara: pasien tenang dan kembali mengerjakan aktivitas
bersama teman-temannya.
4. Sikap terhadap pemeriksa : WBS bersikap kooperatif, penuh perhatian, terdapat
kontak mata antara WBS dan dokter, WBS mau diajak bekerja sama untuk
menjawab pertanyaan.
5. Pembicaraan
a. Cara Berbicara : Spontan , artikulasi jelas, volume suara normal, waktu reaksi
terhadap pertanyaan baik
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :
Halusinasi auditorik (mendengar banyak suara bisikan)
Halusinasi visual (melihat bayangan 2 bencong yang gagah)
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktivitas :Inkoheren
Kontinuitas : Baik
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
Waham : Terdapat Waham Kejar (wbs merasa teman
sekamarnya ingin menjahati dirinya)
Obsesi : Tidak ada
Fobia : tidak ada
Gagasan rujukan : tidak ada
Gagasan pengaruh : tidak ada
Idea of suicide : tidak ada
9
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
B. STATUS NEUROLOGIk
1. Saraf cranial (I-XII) : tidak dilakukan
2. Tanda rangsang meningeal : tidak dilakukan
3. Mata : tidak anemis, tidak ikterik
4. Pupil : dalam batas normal
5. Oftalmoscopy : tidak dilakukan
6. Motorik : tidak dilakukan
7. Sensibilitas : tidak dilakukan
8. Sistem saraf vegetatif : tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : baik
10. Gangguan khusus : tidak ada
10
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
WBS laki-laki berusia 35 tahun, beragama Islam, suku sunda , status menikah , saat ini
tidak bekerja, pendidikan terakhir SMP, dirawat di Panti Bina Laras Harapan Sentosa selama
± 1 tahun.
Pada Wawancara 1 Wbs mengaku jika pada malam hari pasien tidur pukul 02.00 WIB
karena ada bisikan disuruh patroli setiap malam. WBS mengaku mendengar bisikan-bisikan
selama ± 10 tahun ini. Bisikan ini berupa ajakan untuk WBS bahwa tiap malam dia harus
berjaga-jaga dan jangan tidur dan membuat WBS sering keluyuran setiap malam, bisikan ini
dari anak-anak kecil. WBS juga sering mendengar bisikan bahwa WBS harus sering mandi
kalo tidak mandi WBS bisa dimarahi. WBS juga mengaku pernah mendengar bisikan untuk
bunuh diri, bisikan itu mengatakan bahwa dia tidak pantas hidup. WBS sering mendengar
bisikan saat pasien sedang duduk sendiri.(Halusinasi Auditorik) . Wbs sering melihat
bencong, ada 2 orang pada pagi hari. Bencong ini terlihat seperti orang yang paling hebat dan
paling tangguh. WBS juga sering lihat sarang laba-laba, sering melihat penampakan yang
sadis yang membuat WBS ketakutan, terutama saat WBS sedang berbicara dengan seseorang.
WBS juga sering melihat kakanya didekat dijemuran baju yang baru datang dari
kota.(Halusinasi Visual).
Pada saat wawancara kedua (06 Februari 2020 ) WBS mengatakan diantar oleh ibunya
ke panti pada tahun 1998 karena menurut pengakuan wbs, dia sakit panas sehingga di antar
ke panti. Wbs dibawa oleh ibunya ke Panti Ceger 1 pada tahun 1998 dan tinggal di panti
jeger 1 sampai tahun 2002. Kemudian wbs dipindahkan ke Jeger 2 sampai tahun 2009 dan
kemudian di pindahkan ke panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 sampai sekarang. WBS
mengaku mendengar bisik-bisik seperti suara orang banyak yang sedang berkumpul bisikan
ini terdengar seperti suara laki-laki. Wbs tidak mengenali suara tersebut . Wbs sering
mendengar bisikan saat pasien terbangun di malam hari untuk buang air kecil. (Halusinasi
Auditorik). Wbs juga mengatakan melihat banyangan yang berbentuk seperti orang yang
orang lain tidak bisa liat. ( Halusinasi Visual) . Wbs juga mengatakan biasa mencium bau-
bua kemenyan pada saat ditanyakan baunya seperti apa wbs mengatakan seperti bau melati
padahal melatinya tidak ada (Halusianasi penciuman). WBS juga mengatakan bahwa ada
teman sekamarnya yang ingin menjahati dirinya (Waham kejar ).
Dari pemeriksaan status mental didapatkan penampilan WBS sesuai dengan usianya,
kebersihan baik , rambut terpotong rapih , kuku bersih . Pembicaraan spontan, cepat,
artikulasi jelas, waktu reaksi terhadap pertanyaan baik dan tidak terdapat hendaya
11
berbicara. Perilaku tenang dan kooperatif terhadap pemeriksa. Perasaan atau mood WBS
eutim dengan afek terlihat serasi dengan mood. Persepsi terdapat halusinasi auditorik,
halusinasi visual dan halusinasi penciuman .Pikiran pada proses pikir inkoheren . Isi pikir
terdapat waham rujuk . Kognitif pada daya ingat segera buruk namun orientasi baik, tidak
ada gangguan fungsi kognitif secara umum. Daya nilai realitas baik . Tilikan WBS derajat
I. Jawaban pasien selalu berubah-ubah saat diwawancara 2 kali , yaitu pada hari Sabtu
tanggal 05 Februari 2020 dan Senin 06 Februari 2020.
1. Gangguan mental, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku
yang menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan
dalam kehidupan sehari-hari (hendaya)
2. Gangguan mental ini adalah gangguan mental non-organik/GMNO,
karena WBS tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun kejang yang
dapat menimbulkan disfungsi. Selain itu, WBS tidak memiliki riwayat
mengkonsumsi minuman beralkohol ataupun zat psikoaktif yang dapat
menyebabkan perubahan fisiologis pada otak. Sehingga kemungkinan
adanya gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif dapat
disingkirkan.
3. Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita ,
ditandai dengan adanya halusinasi auditorik , halusinasi visual,
halusinasi penciuman dan waham kejar . Maka pasien termasuk dalam
gangguan “psikotik”. Selain itu tidak terdapat gangguan afektif dalam
waktu yang bersamaan.
4. Gangguan berupa halusinasi tersebut berlansung lebih dari satu bulan,
sehingga dikatakan menderita skizofrenia (F 20)
5. Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi dan waham kejar yang
menonjol , maka pasien ini dinyatakan
Working Diagnosis : F 20.0 Gangguan skizofrenia paranoid
12
Aksis V : Skala GAF 40-31 yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita
& komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Prognosis untuk pasien hidup cenderung baik, karena tidak ada masalah fisik
lain selain masalah psikis yang dialami oleh pasien.
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Prognosis pasien secara fungsi cenderung baik, karena pasien masih dapat
bersosialisasi dan berfungsi secara baik setiap harinya tanpa adanya gangguan yang
bermakna.
Quo ad sanactionam : Dubia ad malam
IX. DAFTAR MASALAH
Biologi : Tidak ditemukan kelainan fisik
Psikologi : Halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan halusinasui penciuman waham
kejar
Sosial : Tidak ada masalah
X. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
2. Non psikofarmaka
2.1 Psikoterapi
A. Terapi individual
Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya.
13
Memberikan informasi pada pasien mengenai pentingnya minum obat dan kontrol
secara teratur.
B. Terapi Kelompok
Menyarankan pasien untuk mengikuti setiap kegiatan di Panti Sosial Bina Laras
bersama dengan rekan lainnya agar terjalin sosialisasi yang baik.
Memotivasi pasien untuk bersosialisasi dengan orang yang ada di sekitarnya.
C. Terhadap keluarganya
Memberi penjelasan tentang keadaan penyakit pasien untuk mendukung proses
penyembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya.
Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang diberikan
pada pasien dan pentingnya pasien agar dipantau kontrol dan minum obat secara
teratur.
14