Anda di halaman 1dari 4

Abortus

ICD X : O03.9 dan O06.4


No. Dokumen : SOP/UKP/VK/001
No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit : 1 Maret 2017
Halaman : 1/4

PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes


KUTA SELATAN Nip.197101232000121004

1. Pengertian Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum


janin dapat hidup diluar kandungan,dan sebagai batasan
digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak
kurang dari 500 gram.

Jenis dan derajat abortus :


1. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana
terjadi perdarahan pervaginam ostium uteri masih tertutup dan
hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
2. Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam
dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka,
akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
3. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar
dari kavum uteri masih ada yang tertinggal.
4. Abortus komplit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.

2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana Abortus

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. ….

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015

5. Alat dan Bahan Stetoskop


Tensimeter Air Raksa
Termometer
Speculum
Handscoon

6. Langkah- Langkah : Anamnesis (Subjective)


Keluhan yang terdapat pada pasien abortus antara lain :
1. Abortus Imminens
a. Riwayat terlambat haid dengan hasil HCG (+)
dengan usia kehamilan dibawah 20 minggu
b. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak,
berwarna kecoklatan dan bercampur lendir.
c. Tidak disertai nyeri atau kram.
2. Abortus Insipiens
a. Perdarahn bertambah banyak, berwarna merah
segar disertai terbukanya serviks
b. Perut nyeri ringan atau spasme ( seperti kontraksi
saat persalinan )
3. Abortus Inkomplit
a. Perdarahan aktif.
b. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan.
c. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi.
d. Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa
konsepsi tertinggal.
e. Terkadang pasien dating dalam keadaan syok
akibat perdarahan.
4. Abortus komplit
a. Perdarahan sedikit
b. Nyeri perut atau kram ringan
c. Mulut rahim sudah tertutup
d. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi

Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan Penunjang (Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Penilaian tanda vital ( tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
2. Penilaian tanda-tanda syok
3. Pemeriksaan konjungtiva untuk tanda anemia
4. Mencari ada atau tidaknya massa abdomen
5. Tanda-tanda akut abdomen dan defans muscular
6. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan :
a. Abortus Imminens
 Osteum uteri masih tertutup
 Perdarahan berwarna kecoklatan disertai
lendir.
 Ukuran uterus sesuai dengan usia
kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
b. Abortus insipiens
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat
penonjolan kantong dan didalamnya berisi
cairan ketuban.
 Perdarahan berwarna merah segar
 Ukuran uterus sesuai dengan usia
kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
c. Abortus inkomplit
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat
sebagian sisa konsepsi
 Perdarahan aktif
 Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
d. Abortus komplit
 Ostium uteri tertutup
 Perdarahan sedikit
 Ukuran uterus lebih kecil dari usia
kehamilan.

Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan test kehamilan (BHCG), biasanya masih
positif sampai 7-10 hari setelah abortus
3. Pemeriksaan darah perifer lengkap.

Penegakan diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan Umum
1. Penilaian cepat terhadap tanda vital (nadi,tekanan
darah,pernafasan,suhu )
2. Jika dijumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, segera rujuk ke Rumah Sakit

Penatalaksanaan Khusus
1. Abortus Imminens
a) Pertahankan kehamilan.
b) Tidak perlu pengobatan khusus.
c) Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau
hubungan seksual.
d) Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu
selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hb dan USG setiap 4 minggu.
e) Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin
dengan USG, nilai kemungkinan adanya penyebab
lain.
f) Memberikan tablet FE
g) Vitamin ibu hamil diteruskan.
2. Abortus Insipiens.
a) Lakukan konseling untuk menjelaskan
kemungkinan resiko dan rasa tidak nyaman selama
tindakan evakuasi, serta memberikan informasi
mengenai kontrasepsi paska keguguran.
b) Jika usia kehamilan < 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Jika evakuasi tidak dapat di
lakukan segera, berikan Ergometrin 0,2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
c) Jika usia kehamilan > 16 minggu, tunggu hasil
konsepsi secara spontan dan evakuasi hasil
konsepsi dari dalam uterus. Bila perlu berikan
infus oksitosin 40 IU dalam 1L NaCl 0,9% atau
RL dengan kecepatan 40 tetes per menit.
d) Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30
menit selama 2 jam, bila kondisi baik dapat
dipindahkan ke ruang rawat.
e) Lakukan pemeriksaan jaringan secara
makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan
patologi ke laboratorium.
f) Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan
pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi
urin tiap 6 jam selam 24 jam. Periksa kadar Hb
setelah 24 jam, bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan
umum baik, ibu diperbolehkan pulang.
3. Abortus inkomplit
a) Lakukan konseling
b) Observasi tanda vital
c) Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur)
segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau
cairan ringer laktat disusul dengan darah.
d) Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan
< 16 minggu, gunakan jari atau forsep untuk
mengeluarkan hasil konsepsi dari serviks. Jika
perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu
lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum
manual (AVM) merupakan metode yang
dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya
dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika
evakuasi tidak dapat bdilakukan segera berikan
Ergometrin 0,2 mg IM ( dapat diulang 15 menit
kemudian bila perlu).
e) Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus
oksitosin 40 IU dalam 1L NaCl 0,9% atau RL
dengan keepatan 40 tetes per menit.
f) Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30
menit selama 2 jam, bila kondisi baik dapat
dipindahkan ke ruang rawat.
g) Lakukan pemeriksaan jaringan secara
makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan
patologi ke laboratorium.
h) Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan
pervaginam, tanda akut abdomen dan produksi
urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb
setelah 24 jam, bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan
umum baik, ibu diperbolehkan pulang.
4. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus , hanya apabila
menderita anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak
protein, vitamin dan mineral.

Rencana Tindak Lanjut :


 Melakukan konseling untuk memberikan dukungan
emosional.
 Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran.
 Follow up dilakukan setelah 2 minggu.

Konseling dan Edukasi


Memberitahu individu dan keluarga untuk:
1. Melakukan pemeriksaan rutin antenatal
2. Makan makanan yang bergizi
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenter.
5. Minum tablet sulfas ferosus secara teratur.

7. Hal-hal yang perlu 1. Vital sign


diperhatikan 2. Jumlah perdarahan
3. Bukaan serviks
8. Unit Terkait Loket
Laboratorium
9. Dokumen Terkait Rekam medis manual dan elektronik

Anda mungkin juga menyukai