Anda di halaman 1dari 6

Sapta Timira

Pengertian Sapta Timira


Kata Sapta Timira Berasal dari bahasa Sansekerta dari kata “Sapta” yang berarti tujuh, dan
kata “Timira” yang berarti gelap, suram, awidya. Jadi Sapta Timira berarti “tujuh
kegelapan”. Yang dimaksud tujuh kegelapan adalah tujuh unsur atau sifat yang
menyebabkan pikiran orang menjadi gelap/mabuk.

Bagian - bagian Sapta Timira

Berdasarkan kitab kekawin Niti Sastra, disebutkan 7 macam unsur yang dapat
menyebabkan orang menjadi mabuk (Awidya). Ketujuh unsur tersebut disebut Sapta Timira.
Berikut adalah bagian-bagian dari Sapta Timira:

1. Surupa
2. Dhana
3. Guna
4. Kulina
5. Yohana
6. Sura
7. Kasuran

1. Surupa
Surupa artinya kecantikan atau ketampanan , kecantikan atau ketampanan dibawa
semenjak kita lahir dan merupakan anugrah Hyang Widhi Wasa. Bagi yang mendapat
anugrah wajah cantik dan tampan harus bersyukur atas anugrah tersebut. Namun, tidak
semestinya takabur, apalagi dimanfaat untuk kepentingan Adharma. Surupa atau kemabukan
(lupa daratan) karena wajah atau rupa yang tampan, ganteng atau cantik. Kegantengan atau
kecantikan seseorang kadang kala menyebabkan yang bersangkutan menjadi angkuh,
sombong dan tinggi hati. Semestinya kegantengan atau kecantikan wajah dibarengi dengan
perilaku yang baik, budi yang luhur. Orang yang ganteng atau cantik, hendaknya dapat
mengendalikan diri dengan membuang jauh-jauh sikap dan perilaku yang tidak baik.

Kita tidak boleh sombong bila memiliki wajah tampan atau cantik karena semua itu -
adalah anugrah Sang Hyang Widhi. Kecantikan dan ketampanan itu hendaknya disertai
dengan perilaku yang baik. Kecantikan dan ketampanan itu tidak kekal, dia hanya bersifat
sementara. Bila kita sudah tua hilanglah semua itu yang tinggal hanya badan yang renta,
wajah keriput, tidak memiliki lagi kecantikan /ketampanan, tinggal menunggu kapan
waktunya kita berpulang (meninggal) dan akan terlupakan.
Seseorang yang berprilaku baik akan dikenang sepanjang jaman. Seperti Dewi Sita
yang kecantikannya sulit disamai, tetapi karena prilakunya baik, jujur dan setia kepada
suaminya Sang Rama maka hingga kini beliau dikenang sebagai tokoh yang berbudi luhur.
Walaupun sekian lama berada di puri Alengka, dewi Sita tetap mempertahankan kesuciannya
untuk tidak dijamah oleh Sang Rahwana. Tidak pernah kecantikannya itu dipergunakan untuk
menggoda laki-laki. Tetapi Dewi Sita tetap teguh iman, berbudi luhur dan sangat taat
terhadap kewajibannya sebagai istri Sang Rama.

Demikian pula dengan kita bila memiliki rupa yang cantik/tampan kita harus tetap
berbudi luhur, agar kita tidak terjerumus kehal-hal yang menyimpang dari dharma. Bila rupa
yang cantik/tampan tidak disertai prilaku yang baik sehingga dia menjadi sombong dan
angkuh merasa diri paling cantik/tampan, orang lain diremehkan dan direndahkan. Inilah
yang disebut mabuk surupa.

2. Dhana
Dhana berarti memiliki kekayaan. Kekayaan sungguh banyak gunanya . Untuk itu,
semua orang berhak memperoleh kekayaan, menyiapkan ketrampilan, disiplin, dan rajin
sembahyang merupakan salah satu untuk memperolehnya. Dhana atau kemabukan (lupa
daratan) karena banyak mempunyai harta benda atau kekayaan. Banyaknya harta benda yang
dimiliki sering kali menyebabkan seseorang menjadi lupa diri, menepuk dada, angkuh dan
sombong dan tidak ingat dengan teman-temannya. Pada hal kepemilikan harta benda
seyogyanya dibarengi dengan dharma, perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama.
Karena itu orang yang memiliki banyak harta benda seyogyanya dapat menjaga diri, tidak
menepuk dada atau tidak sombong dengan harta bendanya.

Orang tua kita bekerja keras tidak kenal lelah, bekerja untuk mendapatkan uang agar
kebutuhan keluarga bisa terpenuhi berbagai cara ditempuh oleh orang-orang untuk
mendapatkan uang. Ada dengan berdagang, ada dengan bekerja menjadi buruh, menjadi
pegawai, menjadi sopir dll. Bagaimana dengan orang yang mendapat uang dari hasil
merampok, mencuri, korupsi atau menipu?

Dalam agama Hindu diajarkan bahwa harta benda itu hendaknya dicari dengan jalan
yang benar berdasarkan dharma dan untuk memenuhi kebutuhan hidup berdasarkan dharma.
Harta yang diperoleh dengan cara yang menyimpang dari dharma dan cara
penggunaannyapun menyimpang dari dharma, misalnya berfoya-foya menghamburkan uang,
menggunakan harta bendanya hanya untuk kepentingan sendiri. Orang yang demikian
menganggap harta benda yang diperolehnya adalah miliknya sendiri. Orang yang seperti
inilah yang disebut mabuk karena harta (dhana).
Dalam agama Hindu juga diajarkan mengenai penggunaan harta benda itu dengan
dharma, yakni: harta benda yang kita miliki hendaknya dibagi tiga. Sepertiga bagian adalah
untuk beryadnya, sepertiga bagian adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sepertiganya
lagi untuk disimpan dan dikelola untuk persiapan hidup masa depan. Demikianlah dhana itu
agar dicari dengan cara dharma dan untuk memenuhi kebutuhan hidup berdasarkan dharma
pula.

3. Guna
Guna artinya kepandaian. Kepandaian bagaikan pisau bermata dua, jika berada pada
yang baik mental dan moralnya akan menjadi suatu yang amat berguna, dan jika berada pada
orang yang bermoral brobok maka hancurlah dunia dan segala isinya. Guna atau kemabukan
(lupa daratan) karena mempunyai kepintaran atau kepandaian. Orang yang pintar juga kadang
lupa diri, menganggap orang lain tidak tahu apa-apa. Orang seperti ini cenderung angkuh dan
kurang disukai oleh masyarakat. Oleh karena kepandaian semestinya dibarengi dengan
perbuatan yang baik, disertai dengan budi pekerti yang luhur. Kepintaran semestinya
diamalkan, dipergunakan untuk maksud-maksud yang baik, sehingga dapat membantu
masyarakat yang kurang mempunyai pengetahuan.

Pernahkah kamu menonton tari legong atau sendratari? Tariannya begitu indah
bukan? Keindahan tarian itu disebabkan oleh kepintaran penarinya menarikan tarian itu.
Pernahkah kamu pergi ke musium lukisan? Disana akan kamu lihat lukisan yang sangat indah
dan bagus, harganyapun sangat mahal dan tergantung dari bagus tidaknya lukisan itu.
Lukisan itu bagus karena pelukisnya pandai melukis.
Seorang penyanyi akan mendapat bayaran mahal bila dia bisa bernyanyi dengan baik.
Seorang penyanyi bisa bernyanyi dengan baik karena mereka belajar. Kepandaian itu sangat
penting dan berguna bagi kita. Kepandaian itu dapat mempermudah hidup kita. Kepandaian
menari, menyanyi, melukis dapat mendatangkan uang dan mempermudah hidup kita.
Bagaimana dengan orang yang menggunakan kepandaiannya untuk hal-hal yang tidak
baik? Misalnya orang pintar merakit bom, setelah bomnya jadi digunakan untuk ngebom
suatu tempat yang menyebabkan rakyat resah dan menimbulkan banyak korban. Orang yang
pandai membuat senjata dan senjatanya itu digunakan untuk merampok. Orang seperti inilah
yang disebut mabuk karena kepandaian.
Dalam ajaran agama Hindu diajarkan agar kepandaian itu untuk digunakan untuk
kepentingan bersama, untuk memajukan bangsa, untuk mengharumkan nama bangsa. Bukan
sebaliknya kepandaian yang di miliki untuk menghancurkan bangsa dan untuk
menyengsarakan orang lain.
Demikianlah bahwa kepandaian itu sangat penting dalam kehidupan kita. Hendaknya
kepandaian itu digunakan untuk hal-hal yang baik berdasarkan dharma.

4. Kulina
Kulina berarti keturunan. Keturunan di dalam beberapa masyarakat dunia memegang
peranan penting, karena dari keturunan ia akan dikenal siapa sebenarnya dia itu. Orang dari
keturunan keluarga terhormat, seperti putra raja, artis, orang-orang berjasa, berbudi baik dll.
Karena banyak cucunya, sampai anak cucunya menerima pengahargaan itu. Kulina atau
kemabukan (lupa daratan) karena keturunan. Factor keturunan juga sering mengakibatkan
orang lupa diri. Seorang keturunan bangsawan, keturunan raja, kadang kala juga menganggap
remeh orang lain yang tidak seketurunan. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan bagi orang
tersebut. Keturunan orang-orang terkenal, berpangkat atau bangsawan, sebaiknya mempunyai
perilaku yang baik, berbudi luhur sejalan dengan ajaran agama. Mereka seharusnya dapat
menjadi panutan dapat memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat sekitarnya.

Keturunan menentukan asal usul seseorang. Seseorang yang berasal dari keturunan yang
baik akan dihormati oleh orang. Keturunan dapat menjadi kebanggaan seseorang, akan tetapi
kebanggaan yang berlebihan akan asal-usul keturunan menyebabkan kita menjadi sombong
dan angkuh. Orang yang merasa diri keturunan bangsawan atau dari keturunan pejabat
merasa lebih tinggi derajadnya dari orang lain. Mereka menganggap orang rendah dari
dirinya, sehingga dia memperlakukan orang dengan seenaknya saja.
Orang seperti inilah yang disebut mabuk karena keturunan (kulina). Orang seperti ini
akan dijauhi oleh teman-temannya. Seseorang yang berasal dari keturunan baik disertai
dengan prilaku yang baik akan dihormati oleh orang lain. Demikianlah keturunan /
kebangsawanan bukan jaminan bagi kita untuk dihargai dan dihormati oleh orang lain. Tetapi
yang terpenting adalah perilaku kita. Darimanapun asal keturunan kita bila perilaku kita baik
sesuai dengan dharma, orang yang demikian akan dihargai dan dihormati oleh orang lain.

5. Yohana
Yohana artinya masa remaja/muda. Masa ini penuh gejolak, kreativitas, kekuatan,
kecerdasan, dan keindahan yang sangat hebat. Yohana atau kemabukan (lupa daratan) karena
masa remaja atau masa muda. Anak muda remaja karena kurang pendidikan dan pengalaman,
sering kali lebih menyukai kebebasan dan hura-hura, sering kali sok jagoan dan suka
berkelahi. Sebaikanya semasa masih remaja, anak-anak itu diberi pendidikan agama yang
memadai, diberi pelajaran mengenai etika, bagaimana harus berperilaku di dalam masyarakat,
sebagaimana harus membawa diri dan lain-lain, supaya mereka dapat menjadi manusia yang
berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Masa remaja adalah masa yang baik untuk
mengembangkan diri menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bagi nusa dan bangsa
serta agama

Masa remaja adalah masa yang paling indah. Orang remaja hidupnya senang,
tenaganya kuat, pikirannya tajam dan jiwanya labil, mudah terpengaruh. Bila imannya tidak
kuat mereka akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang buruk dan akan merugikan dirinya
sendiri. Coba kamu perhatikan remaja pengguna narkoba, peminum minuman keras, suka
kebut-kebutan, suka berantem, suka bolos sekolah.
Bagaimana masa depan mereka? Tentu suram bukan?

Orang seperti inilah yang disebut mabuk kayowanan. Mereka tidak bisa menggunakan
masa remajanya dengan baik bahkan mereka terjerumus pada hal-hal yang buruk. Apakah
yang perlu kamu lakukan agar masa mudamu bermanfaat? Seorang remaja hendaknya
memanfaatkan keremajaannya untuk melakukan hal-hal yang baik atau hal-hal yang bersifat
positif. Misalnya: belajar dengan tekun, taat beribadah, mengisi diri dengan kegiatan-kegiatan
positif seperti: olahraga, berorganisasi, belajar ketrampilan dll yang bermanfaat.

Bila semua itu kamu lakukan maka tentu masa depanmu cerah dan kamu akan dapat
menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Seorang petinju yang baik dan kuat dapat
mengharumkan nama daerah atau nama bangsa karena mereka berhasil menang dalam
pertandingan. Seorang ilmuwan akan berguna untuk memajukan perekonomian bangsanya
dengan menciptakan lapangan kerja sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Misalnya: Pak
Oles, beliau memiliki ketrampilan bidang tanaman dan obat-obatan tradisional, melalui obat
bokasinya beliau mengharumkan nama Bali.
Jadi masa remaja itu hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
melakukan hal-hal yang positif agar kamu menjadi orang yang berguna dan masa depanmu
cerah.

6. Sura
Sura artinya minuman keras. Dalam upacara Hindu, minuman keras diperuntukan
bagi Bhuta Kala, seperti tuak dan brem. Selain minuman tersebut beredar juga minuman
keras lain, seperti bir, whiskey, brendy dll. Yang berakibab buruk bagi kesehatan tubuh. Sura
atau kemabukan (lupa daratan) karena minuman keras. Minuman keras merupakan musuh
yang sangat buruk. Ia dapat membuat orang mabuk, lupa diri dan berbuat yang tidak sesuai
dengan ajaran agama. Karena itu manusia beragama sebaiknya menjauhi minuman keras.

Pernahkah kamu melihat orang yang mabuk karena minum arak? Orang yang mabuk,
bicaranya ngawur, pikirannya kacau dan sering berbuat diluar kontrol. Sering kita dengar atau
baca dikoran pengendara sepeda motor nabrak pejalan kaki yang sedang menyebrang
disebabkan karena orang itu mabuk.
Arak adalah termasuk minuman keras artinya minuman yang mengandung alkohol.
Bila diminum berlebihan dia akan mempengaruhi sistem saraf kita dan hal inilah yang
menyebabkan mabuk. Karena pengaruh alkohol dalam tubuh maka pikiran menjadi gelap.
Sulit membedakan mana yang baik mana yang buruk, tubuh menjadi lemas, mata berkunang-
kunang. Bila terlalu sering minum minuman keras maka alkoholnya akan dapat merusak
jaringan saraf kita dan orang pemabuk akhirnya menjadi seperti orang gila. Dia suka bicara
sendiri, matanya selalu merah, cepat marah dan mengamuk.

7. Kasuran
Kasuran artinya berani. Setiap orang perlu mempunyai keberanian, tanpa keberanian
hidup cenderung menderita. Kasuran atau kemabukan (lupa daratan) karena merasa
mempunyai keberanian. Keneranian kadang kala membuat orang lupa diri. Keberanian tanpa
disertai dengan pikiran yang sehat dan baik dapat mengakibatkan kerugian atau kesulitan bagi
orang lain maupun yang bersangkutan sendiri. Keberanian hendaknya selalu dilandasi oleh
kebenaran dan Dharma, oleh perbuatan yang luhur sesuai dengan ajaran agama.

Perlukah keberanian itu pada diri kita? Tentu sangat perlu. Orang penakut adalah
orang pengecut. Orang penakut selalu ragu-ragu dalam bertindak karena takut salah, takut
ditertawai, takut dimarahi, takut diejek dll. Orang penakut hidupnya tidak bisa maju.
Keberanian itu perlu kita miliki. Kita harus berani mengambil resiko dari apa yang kita
lakukan kita harus berani mengeluarkan pendapat, kita harus berani membela kebenaran, kita
harus berani menunjukkan karya kita. Seorang pemberani hidupnya selalu bergairah dan
maju.

Bagaimana halnya dengan orang yang berani melawan orang tua, berani melawan
hukum, berani melanggar peraturan lalu-lintas. Keberanian seperti inilah yang perlu kita
hindari. Sebab mabuk karena keberanian akan menimbulkan hal-hal yang tidak baik,
misalnya: terjadi pengrusakan, kerusuhan, kecelakaan dan lain-lain.

Kesimpulan
Sapta timira adalah tujuh unsur atau sifat yang menyebabkan pikiran orang menjadi
gelap/mabuk. Dan bagiannya yaitu Surupa adalah rupa yang tampan atau cantik, Dana adalah
harta benda, Guna adalah kepandaian, Kulina adalah keturunan dan kebangsawanan, Yowana
adalah keremajaan, Sura adalah minuman keras, dan Kasuran adalah keberanian.
Yang mana jika tidak dapat dikendalikan akan memunculkan prilaku-prilaku yang
cenderung mabuk dan berlebihan serta merugikan.

Saran
Sebagai umat Hindu kita diwajibkan selalu berbhakti kehadapan Ida Sang Hyang
widhi wasa. Itu dimaksudkan supaya kita selalu mengingat beliau sebagai lambang dharma
yaitu kebenaran, dan selalu ingat untuk melaksanakan dharma atau kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai