Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AQIDAH AKHLAK DAN PEMBELAJARANNYA

“AKHLAK TERCELA (LICIK, TAMAK, ZALIM,


DAN DISKRIMINASI)”

Dosen Pengampu :
Nur Anisyah, M.Pd.I

Disusun oleh : Kelompok 9


RICKY GUSTIANTO (2011003195)

SEMESTER V (LIMA)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah,serta inayah-Nya dan Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya kami ucapkan Alhamdulillah atas tersusunnya makalah ini
dengan judul “Akhlak Tercela” sebagai acuan untuk memahami Mata Kuliah
Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya
Kami sadar akan keterbatasan kami sebagai insan yang tidak pernah lepas
dari segala kesalahan dan keteledoran , oleh karena itu kami yakin makalah ini
masih banyak kekurangan maupun kesalahan dalam berbagai hal. Kami mohon
koreksi dari Dosen Pengampu , teman-teman yang lain, dan pembaca umumnya
untuk membetulkan dan memberikan kritik maupun saran serta masukan , agar
kesalahan dan kekurangan tersebut dapat dibenahi dikemudian hari.

Wassalamualaikum. Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jambi, 20 Oktober 2022


Penulis

Ricky Gustianto

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB. I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB. II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Licik..............................................................................................................2
B. Tamak..........................................................................................................3
C. Zalim............................................................................................................5
D. Diskriminasi.................................................................................................8
BAB. III PENUTUP...............................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak Tercela adalah perbuatan/perilaku yang tidak Diridhoi oleh Allah
SWT. Seseorang yang berbohong, sombong, pamer, menyiksa, menyakiti dan
berbagai bentuk ketidakadilan seperti menindas, mengambil hak orang lain
dengan paksa dan lain-lain. Itu semua adalah perbuatan tercela. Sungguh moral
manusia sudah sangat rusak akibat akhlak-akhlak tercela tersebut. Seseorang tidak
akan mendapatkan kebahagiaan, jika ia selalu melakukan perilaku-perilaku
tercela. Baik ketika di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan yang diperoleh dari
perilaku tercela tersebut hanya bersifat sementara. Dan akan mendapat kesedihan
dan penyesalan yang tak ada hentinya.
Akhlak tercela harus dijauhi karena dapat menjerumuskan kita pada
perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita sebagai manusia
harus bisa membedakan mana sifat yang tidak merugikan diri sendiri dan orang
lain serta mana sifat yang bermanfaat bagi diri kita dan bagi orang lain. Kita harus
membedakannya karena jika tidak dibedakan maka kita akan berbuat semena-
mena dan tidak peduli terhadap keadaan sekitar. Selain itu kita harus menghindari
perbuatan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain seperti licik, tamak,
zalim dan diskriminasi. Sifat-sifat tersebut bisa menjauhkan kita dari Allah SWT.
Dan merugikan orang di sekitar kita. Mungkin untuk mengetahui penjelasan yang
lebih lanjut akan kita pelajari pada makalah ini

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Licik, Tamak, Zalim dan Diskriminasi ?
2. Bagaimana contoh perilaku Licik, Tamak, Zalim, dan Diskriminasi ?
3. Bagaimana akibat dan bahaya yang ditimbulkan dari perilaku Licik, Tamak,
Zalim, dan Diskriminasi ?
4. Bagaimana hikmah menghindari perilaku Licik, Tamak, Zalim, dan
Diskriminasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Licik, Tamak, Zalim dan Diskriminasi ?
2. Untuk mengetahui contoh perilaku Licik, Tamak, Zalim, dan Diskriminasi ?
3. Untuk mengetahui akibat dan bahaya yang ditimbulkan dari perilaku Licik,
Tamak, Zalim, dan Diskriminasi ?
4. Untuk mengetahui hikmah menghindari perilaku Licik, Tamak, Zalim, dan
Diskriminasi ?

2
BAB. II
PEMBAHASAN

A. Licik
1. Pengertian Licik
Licik merupakan sifat negatif yang membahayakan bagi diri sendiri
maupun orang lain Licik berarti banyak akal yang buruk, pandai menipu,
culas, curang, dan licin. Sikap licik merupakan sikap yang didominasi oleh
keinginan hawa nafsu untuk menguasai ataupun mencapai suatu maksud dan
tujuan tertentu, tetapi tidak disertai dengan kesadaran diri akan kemampuan
dan ilmu yang memadai. 1

2. Ciri - Ciri Orang Yang Mempunyai Sifat Licik :


a. Tidak suka melihat orang lain bahagia.
b. Bahagia apabila melihat orang lain menderita
c. Selalu mempunyai fikiran untuk mencelakakan orang lain.
d. Ingin selalu mengambil jalan pintas.
e. Pandai menipu untuk memuluskan siasatnya yang licik, Orang yang licik
akan selalu menipu dan berbohong serta bersilat lidah.

3. Bahaya Sifat Licik Terhadap Orang Lain :


a. Seringkali kita jumpai orang yang sikut sana-sikut sini untuk mencapai
tujuannya.
b. Perbuatan licik akan membuat seseorang menjadi serakah.
c. Orang yang mempunyai sifat licik inginnya selalu menjadi nomor satu,
tidak peduli dengan kemampuannya yang tidak seberapa.

1
Sari Nurrohmah, 2019, “Akhlak Tercela Zalim, Diskriminasi, dan Licik”, diakses dari
https://sarinurohmahnewblog.blogspot.com/2019/06/akhlak-tercela-zalim-diskriminasi-
dan.html , Pada Tanggal 18 Oktober 2022 Pukul 20.00

2
d. Akan timbulnya sikap kurang iman, Hatinya jauh dari mengingat allah ia
lupa kalau allah selalu  mengawasi perilaku hamba-Nya.
e. Selagi ia butuh ia mendekat, dan selagi ia tidak butuh ia menjauhkan diri,
dan menceritakan semua kejelekan orang serta memfitnah orang tersebut.

4. Bahaya Sifat Licik Terhadap Diri Sendiri :


a. Batin/Hatinya selalu resah dan gelisah, Hatinya tidak akan tenang.
b. Hidupnya tidak berkah.
c. Hidupnya dipenuhi dengan fitnah, penuh dengan cobaan.
d. Dimanapun ia berada selalu mengalami cobaan.
e. Ia dipenuhi dengan dosa, karena berbuat licik tidak akan di ridhoi oleh
Allah swt. dan dikutuk orang-orang.
f. Akhir hidupya akan Su'ul Khatimah (mati dalam keadaan yang tidak baik)

B. Tamak
1. Pengertian Tamak
Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah
merasa puas dengan yang sudah dicapai. Menurut istilah tamak adalah cinta
kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram
yang mengakibatkan adanya dosa besar. Karena ketidakpuasannya itu, segala
cara pun ditempuh. Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka
selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh
itu dibenarkan oleh syariah atau tidak, tidak berpikir apakah harus
mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. 2

2. Ciri-Ciri Tamak :
2
Nafi Ismawan, 2015, “Menghindari Akhlak Tercela Zalim”, diakses dari
http://nafiismawan.blogspot.com/2015/05/menghindari-akhlak-tercela-licik-tamak.html ,
Pada Tanggal 18 Oktober 2022 Pukul 20.25

3
a. Tidak mensyukuri nikmat yang telah dimiliki
b. Selalu merasa kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat
c. Ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain
d. Panjang angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis
e. Kikir, ia tidak mau hartanya berkurang sedikitpun
f. Kurang menghargai pemberian orang lain jika tidak sesuai keinginan
g. Terlalu mencintai harta yang dimiliki.
h. Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi
tubuh.
i. Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi

3. Bahaya Tamak :
a. Orang yang tamak selalu merasa kurang dan tidak pandai bersyukur
b. Sifat tamak dapat menimbulkan rasa dengki, hasul dan permusuhan
c. Sifat tamak akan membutakan orang sehingga menghalalkan segala cara
dalam meraih tujuannya.
d. Sifat tamak akan menjauhkan seseorang daria Allah Swt.
e. Sifat tamak membuat orang menjadi bakhil, karena takut hartanya
berkurang

4. Cara Menghindari Tamak :


a. Mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
b. Membiasakan diri dengan sifat ikhlas dan rendah diri
c. Membiasakan diri dengan sifat pemurah dan jujur
d. Membiasakan hidup sederhana, hemat, qana’ah dan zuhud
e. Meminta pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat serakah
f. Menghindari sifat iri jika melihat orang lain banyak harta
g. Sadar bahwa meteri hanya hiasan hidup dan perantara menuju akhirat

4
C. Zalim
1. Pengertian Zalim
Menurut bahasa kata aniaya sama dengan kata zalim yang artinya
sewenang-wenang atau tidak adil.
Seorang yang beriman kepada Allah dan memegang teguh prinsip
keadilan, kesamaan derajat, tidak akan berbuat aniaya. Sebab ia sadar, bahwa
kezaliman itu merupakan kegelapan yang akan menutup rapat hati orang yang
melakukannya,3 sebagaimana diterangkan oleh Nabi Muhammad Saw di
dalam hadis: “Jauhilah dan takutlah kamu berbuat zalim, sebab
sesungguhnya kezaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Lebih tegas lagi Nabi Muhammad saw menyatakan haramnya berbuat
aniaya (berlaku zalim) dan harus dijauhi, karena ini adalah perintah Allah
Swt. dan tidak perlu ditakwilkan dipikir lebih dalam lagi.  Allah berfrman:

‫صالِحًا فَلِنَ ْف ِس ٖه َۙو َم ْن اَ َس ۤا َء فَ َعلَ ْيهَا َۗو َما َرب َُّك بِظَاَّل ٍم لِّ ْل َعبِ ْي ِد‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya)
untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka
(dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabbmu Menganiaya
hamba-hambaNya.” (QS.Fushshilat [41] : 46)
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin Allah
melakukan kezaliman atau aniaya kepada hamba-Nya. Allah adalah Maha
Adil dan Maha Bijaksana. Karena itu keadilan Allah itu harus diikuti oleh
manusia dengan berlaku adil terhadap yang lain. Janganlah sekali-kali
manusia itu berlaku zalim atau aniaya kepada yang lain. Karena itu sangat
dibenci oleh Allah Swt.

3
Kementrian Agama RI, “Akidah Akhlak Buku Siswa”, (Jakarta: Kementrian Agama,
2014), hlm. 185

5
2. Contoh Perilaku Zalim :
Perilaku aniaya walaupun dilarang, tetapi masih saja kita melihat di
tengah masyarakat adanya perilaku aniaya itu. Ini terjadi karena fondasi
keimanan seseorang tidak dibina dan dijaga dengan baik. Di samping itu,
perilaku aniaya bisa muncul karena ketidakmampuan diri menjauh dari
godaan setan.

Perilaku aniaya dapat dicontohkan sebagai berikut:


a. Aniaya (zalim) terhadap diri sendiri. Zalim terhadap sendiri misalnya;
sering melakukan perbuatan dosa, berzina, meminum-minuman keras,
malas belajar, meninggalkan solat, dan sebagainya.

َ ‫ب الَّ ِذي َْن اصْ طَفَ ْينَا ِم ْن ِعبَا ِدنَ ۚا فَ ِم ْنهُ ْم‬
‫ظالِ ٌم لِّنَ ْف ِس ٖه َۚو ِم ْنهُ ْم‬ َ ‫ثُ َّم اَ ْو َر ْثنَا ْال ِك ٰت‬
‫ك هُ َو ْالفَضْ ُل ْال َكبِ ْي ۗ ُر‬ َ ِ‫ت بِاِ ْذ ِن هّٰللا ِ ٰۗذل‬ ٌ ۢ ِ‫ص ٌد َۚو ِم ْنهُ ْم َساب‬
ِ ‫ق بِ ْال َخي ْٰر‬ ِ َ‫ُّم ْقت‬
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya
diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan
diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin
Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”. (Q.S Fathir :
32)

b. Aniaya (zalim) terhadap orang lain. Zalim terhadap orang lain misalnya;
merusak lingkungan, mengganggu ketenangan orang lain, mengambil
harta secara batil (merampok, mencuri, menipu) dan sebagainya.

‫اط ِل َوتُ ْدلُ ْوا بِهَٓا اِلَى ْال ُح َّك ِام لِتَْأ ُكلُ ْوا‬ ِ َ‫َواَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
‫اس بِااْل ِ ْث ِم َواَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم ْو َن‬
ِ َّ‫ال الن‬ ِ ‫فَ ِر ْيقًا ِّم ْن اَ ْم َو‬

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di


antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa

6
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui”. (Q. S Al-Baqarah : 188)

c. Aniaya (zalim) terhadap Allah Swt. Zalim terhadap Allah Swt. misalnya;
kufur, syirik (menyekutukan Allah), ingkar dan sebagainya.

‫َو ْليَحْ ُك ْم اَ ْه ُل ااْل ِ ْن ِجي ِْل بِ َمٓا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ فِ ْي ۗ ِه َو َم ْن لَّ ْم يَحْ ُك ْم بِ َمٓا اَ ْن َز َل‬
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
‫ك هُ ُم ْال ٰف ِسقُ ْو َن‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫ُ فَا‬
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasik”. (Q.S Al-Maidah : 47)

3. Akibat Negative dari Perilaku Zalim :


Aniaya akan mendatangkan akibat buruk bagi kehidupan, baik pribadi
maupun masyarakat. Karena itu, aniaya adalah perbuatan yang harus kita
hindari.4
 Merusak persatuan dan persaudaraan.
 Merusak tatanan hidup di masyarakat.
 Menghilangkan akhlak atau sifat yang baik.
 Merugikan orang lain.
 Menghilangkan pahala amal perbuatan.

4. Hikmah Menghindari Perilaku Zalim :

4
Ibid., hlm. 187

7
Melihat akibat negatif yang begitu besar dari perilaku aniaya, maka
perilaku tersebut harus dihindari dengan sekuat-kuatnya. Islam mengajarkan
agar pengikitnya melakukan perilaku terpuji. Kuncinya adalah keteguhan kita
untuk berpegang kepada ajaran Islam. Sebab dengan menghindari aniaya
maka akan memberikan hikmah yang besar antara lain:5
 Terwujudnya persatuan dan persaudaraan.
 Terciptanya tatanan hidup yang baik di masyarakat.
 Akan mendatangkan akhlak atau sifat yang baik.
 Terciptanya kasih sayang antarsesama.
 Akan mendapatkan pahala amal perbuatan.
 Orang yang menghindari aniaya akan masuk ke dalam surga.

D. Diskriminasi
1. Pengertian Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama berdasarkan
warna kulit, golongan, suku, ekonomi, status sosial dan lain-lain. Seseorang
yang melakukan perbuatan diskriminasi berarti memiliki sikap diskriminatif.
Kita sering mendengar sikap diskriminatif yang diterapkan dalam beberapa
negara yang umumnya mengarah pada politik rasis, yaitu perlakuan yang
tidak manusiawi terhadap warga berkulit warna.
Perlakuan semacam ini tentu telah banyak makan korban bahkan
mengarah pada perlakuan yang tidak manusiawi  secara fisik.

Diskriminasi termasuk perilaku atau akhlak tercela sebab sikap ini tidak
sejalan dengan ajaran agama Islam yang mengutamakan prinsip:
1) Persamaan (as-sawa’),
5
Fidia Ayesha, 2014, “Menghindari Akhlak Tercela Licik, Tamak, Zalim dan
Diskriminasi”, Diakses dari https://fidiaayesha.blogspot.com/2014/12/menghindari-akhlak-
tercela-licik-tamak.html, Pada Tanggal 18 Oktober 2022 Pukul 20.52

8
2) Persaudaraan (ukhuwwah) dan
3) Tolong menolong (ta’awun)

2. Bentuk dan Contoh Perilaku Diskriminasi :


Perilaku diskriminasi dapat dilihat dari praktik kehidupan bermasyarakat.
Misalnya; masih ada orang yang menganggap bahwa kemiskinan sebagai
sebuah kehinaan, keburukan rupa sebagai sebuah malapetaka. Selain itu,
masih ada orang yang melihat bahwa kedudukan atau pangkat yang baik
adalah strata yang paling mulia di masyarakat, karena itu tidak jarang ada
orang yang gila dengan jabatan. Masih ada yang memandang bahwa
kelompoknyalah yang paling hebat, sementara kelompok lain itu rendah.
Contoh sikap diskriminatif yang lain mungkin bisa dilihat dalam kehidupan
kita sehari-hari. 6

3. Bahaya Diskriminasi
Dalam kehidupan sehari-hari sifat diskriminatif dapat merugikan orang
lain. Islam mengajarkan bahwa semua manusia mempunyai kedudukan yang
sama. Islam tidak membedakan manusia atas dasar suku, bangsa, asal
keturunan, pangkat, jabatan dan sebagainya. Karena itu, manusia tidak boleh
membeda-bedakan orang lain dalam pergaulan sehari-hari.

Sikap diskriminatif sangat dilarang oleh Allah. Sebab perbedaan sosial,


suku, golongan dan sebagainya merupakan karunia Allah Swt. dan kita tidak
boleh memperlakukan perbedaan dengan bersikap diskriminatif, karena akan

6
Kementrian Agama RI, opcit, hlm. 188

9
berakibat negatif kepada manusia baik secara pribadi, keluarga dan
masyarakat seperti berikut ini:
 Munculnya ketidakadilan di masyarakat.
 Mudah berlaku sombong.
 Merasa lebih baik dari yang lain.
 Diskriminatif akan membawa pelakunya masuk ke dalam neraka. 7

4. Menghindari Bahayanya dari Sikap Diskriminasi :


Ditinjau dari segi apapun sikap diskrimintaif ini tentu tidak bisa
dibenarkan. Terlebih lagi ditinjau dari kacamata Islam. Islam merupakan
agama yang universal dan menjadi rahmat bagi seluruh manusia tanpa
membedakan jenis kulit, suku, marga, golongan dan lain sebagainya. Bahkan
Islam menegaskan antar laki-laki dan perempuan di hadapan Allah sama.
Yang menentukan kemulian seseorang bukan jenis kelaminnya, suku,
bangsa dan status sosialnya tetapi adalah takwanya yang tercermin dalam
perilaku kesehariannya. Ketika Islam datang praktik perbudakan sedikit-demi
sedikit dihilangkan. Semua memiliki derajat yang sama. Suatu bagaimana
posisi Bilal bin Rabah di sisi Rasulullah, ia adalah sahabat dekat Rasul. Pada
kalau dilihat dari asal-usulnya ia adalah bekas budak yang berkulit hitam
legam. Tetapi kehadiran Bilal bin Rabah sangat berarti dalam pelaksanaan
dakwah Islam. Suaranya yang merdu setiap waktu melantunkan adzan
menyeru kaum muslimin untuk melaksanakan shalat.
 Bahkan Nabi Muhammad sendiri sebagai keturunan Arab menegaskan
bahwa tidak ada kemulian bagi bangsa Arab atas non arab.

 Jelas penerapan sikap diskrimatif tidak bisa dibenarakan dalam semua


tingkatan. Dalam suatu keluarga seorang ayah atau ibu tidak boleh bersikap
diskriminatif terhadap anak-anaknya. Di sekolah seorang guru tidak

7
Vania Aulia, 2015, “Menghindari Akhlak Tercela Licik Tamak”, diakses dari
https://menghindari-akhlak-tercela.blogspot.com/2015/10/menghindari-akhlak-tercela-licik-
tamak.html, Pada Tanggal 18 Oktober 2019 pukul 21.30

10
dibenarkan bersikap diskrimatif terhadap muridnya. Di kelas seorang siswa
tidak bersikap diskriminatif terhadap teman-temannya.
Demikian pula di tingkatan yang lebih luas, misalnya dalam sebuah
organisasi, pemerintahan dan lain sebagainya, praktik diskriminatif harus
dihindari. Melihat akibat negatif yang ditimbulkan sikap diskriminatif
tersebut, maka kita harus menghindari tercela tersebut. Dengan menghindari
dan berusaha sekuat  tenaga meninggalkan sikap tersebut, maka akan
membawa hikmah yang sangat besar seperti:
 Terciptanya keadilan di masyarakat.
 Orang tidak Mudah berlaku sombong.
 Menganggap bahwa orang lain adalah sama dan saudara.
 Orang yang menghindari sikap diskriminatif akan membawanya masuk ke
dalam surga.8

8
Kementrian Agama RI, opcit, hlm. 190

11
BAB. III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Licik berarti banyak akal yang buruk,pandai menipu, culas, curang, dan licin.
Sikap licik merupakan sikap yang didominasi oleh keinginan hawa nafsu untuk
menguasai ataupun mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu, tetapi tidak
disertai dengan kesadaran diri akan kemampuan dan ilmu yang memadai.
Tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa
memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Karena
ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh. Mereka selalu menginginkan
lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah
atau tidak, tidak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau
tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi.
Zalim yang artinya sewenang-wenang atau tidak adil. Seorang yang beriman
kepada Allah dan memegang teguh prinsip keadilan, kesamaan derajat, tidak akan
berbuat zalim. Sebab ia sadar, bahwa kezaliman itu merupakan kegelapan yang
akan menutup rapat hati orang yang melakukannya
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama berdasarkan
warna kulit, golongan, suku, ekonomi, status sosial dan lain-lain.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat untuk kita semua,
terutama untuk menambah ilmu pada Mata Kuliah Aqidah Akhlak dan
Pembelajarannya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami selaku penulis meminta maaf serta memerlukan
ungkapan kritik dan juga saran dari para pembaca demi kualitas makalah yang
lebih baik lagi

9
DAFTAR PUSTAKA

Sari Nurrohmah, 2019, “Akhlak Tercela Zalim, Diskriminasi, dan Licik”, diakses
dari https://sarinurohmahnewblog.blogspot.com/2019/06/akhlak-tercela-zalim-
diskriminasi-dan.html , Pada Tanggal 18 Oktober 2022 Pukul 20.00

Nafi Ismawan, 2015, “Menghindari Akhlak Tercela Zalim”, diakses dari


http://nafiismawan.blogspot.com/2015/05/menghindari-akhlak-tercela-licik-
tamak.html , Pada Tanggal 18 Oktober 2022 Pukul 20.25

Kementrian Agama RI, “Akidah Akhlak Buku Siswa”, (Jakarta: Kementrian


Agama, 2014)

Fidia Ayesha, 2014, “Menghindari Akhlak Tercela Licik, Tamak, Zalim dan
Diskriminasi”, Diakses dari https://fidiaayesha.blogspot.com/2014/12/
menghindari-akhlak-tercela-licik-tamak.html, Pada Tanggal 18 Oktober 2022
Pukul 20.52

Vania Aulia, 2015, “Menghindari Akhlak Tercela Licik Tamak”, diakses dari
https://menghindari-akhlak-tercela.blogspot.com/2015/10/menghindari-akhlak-
tercela-licik-tamak.html, Pada Tanggal 18 Oktober 2019 pukul 21.30

10

Anda mungkin juga menyukai