Anda di halaman 1dari 13

Disusun oleh : Ira Kurniawati, S.Si, M.

Pd

Program Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
2010
STANDAR KOMPETENSI
Memahami penulisan dengan notasi sigma, membuktikan dengan induksi
matematika, dan penjabaran menurut teorema binomial.

KOMPETENSI DASAR:
1. Memahami dan dapat membuktikan teorema/rumus dengan cara induksi matematika
2. Menerapkan teorema binomial pada penjabaran bentuk perpangkatan(a+b)n

MATERI
1. Induksi matematik

Matematika identik dengan aksioma, teorema dan definisi serta tak lepas
dari berbagai macam rumus. Dari definisi atau rumus pun diperlukan adanya
pembuktian kebenarannya. Membuktikan kebenaran suatu definisi dan rumus ada
berbagai macam cara dan salah satunya adalah dengan menggunakan Induksi
Matematika. Seperti contoh berikut ini :

Terdapat pernyataan bahwa :

1
1 +2 + 3 + … + n = n (n+1)
2

Sebagai seorang matematika seharusnya kita tidak boleh langsung saja


membenarkan pernyataan tersebut melainkan harus kita buktikan terlebih dahulu
kebenarannya.

Induksi matematik adalah salah satu metode pembuktian yang absah dalam
matematika. Induksi matematik banyak digunakan untuk membuktikan kebenaran
teorema-teorema yang berlaku untuk semua bilangan bulat atau lebih khusus
untuk setiap bilangan asli.
1
Misalnya : 1+2+3+…+n = 2 n (n+1)

Kesamaan ini selalu benar untuk setiap bilangan asli n.


1
Jika n = 1 diperoleh 1= 2 . 1(1+1) benar
1
Jika n = 2 diperoleh 1+2 = 2 . 2 (2+1) benar
1
Jika n = 3 diperoleh 1+2+3 = 2 .3(3+1) benar.

Dan seterusnya.
Bagaimana membuktikan bahwa kesamaan itu memang benar? Dengan
memandang ruas pertama dari kesamaan tersebut sebagai deret aritmatika dan
menerapkan rumus jumlah deret aritmatika sehingga hasilnya akan sama dengan
ruas kanan.
Selain dengan pembuktian di atas, bukti dengan cara lain adalah dengan
induksi matematik. Langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematik
adalah sebagai berikut:
Misalkan p(n) adalah suatu proporsi / pernyataan yang akan dibuktikan
kebenarannya untuk setiap bilangan asli. Pada soal tersebut, misalkan p(n)
1
menyatakan 1 + 2 + 3 + … + n = n (n+1)
2

Langkah (1) : ditunjukkan bahwa p(1) benar.


1
p(1) adalah 1 = 1 (1+1) = 1, jelas benar.
2

Langkah (2) : diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k dan
ditunjukkan bahwa p(k+1) benar.

Diasumsikan p(k) benar untuk suatu bilangan asli k,

1
yaitu 1 + 2 + 3 + … + k = k (k+1)
2

Dan ditunjukkan bahwa p(k+1) benar yaitu,


1
1 + 2 + 3 + … + k + (k+1 ) = (k+1)(k+2)
2

Hal ini ditunjukkan sebagai berikut :

1 + 2 + 3 + … + k + (k+1 ) = ( 1 + 2 + 3 +…+ k ) + (k+1)


1
= k (k+1) + (k+1)
2
1
= (k+1)( 2 k+1)
1
= (k+1)(k+2)
2
Sehingga p(k+1) benar.

Dari langkah (1) dan (2), dapat disimpulkan bahwa p(n) benar untuk setiap
bilangan asli n.

Dengan demikian, apabila langkah (1) dan langkah (2) telah dilakukan
dengan benar, maka dapat disimpulkan bahwa p(n) benar, untuk setiap bilangan
asli n.
Langkah (1) sering disebut basis (dasar) untuk induksi, sedangkan langkah
(2) disebut langkah induktif. Langkah induktif ini dapat dinyatakan sebagai
kalimat implikasi sebagai berikut. “Jika p(n) benar maka p(n+1) adalah benar
untuk setiap bilangan asli n.”

Contoh 1.1 :
Dengan menggunakan induksi matematika buktikan bahwa
1
1+2+3+… +n = 2 𝑛 (𝑛 + 1) untuk setiap bilangan asli n.

Bukti :
1
Misalkan p(n) menyatakan 1+2+3+… +n = 2 𝑛 (𝑛 + 1)
1
(1) p(1) adalah 1 = 2 1 (1 + 1) , yaitu 1 =1, jelas benar

(2) Diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k, yaitu
1
1+2+3+… +k = 2 𝑘 (𝑘 + 1) benar

Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa p(k+1) benar, yaitu :


1
1+2+3+… +k + (k+1) = 2 (𝑘 + 1) (𝑘 + 2)

Hal ini ditunjukkan sebagai berikut :


1+2+3+… +k + (k+1) = (1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘) + (𝑘 + 1)
1
= 2 𝑘 (𝑘 + 1) + (𝑘 + 1) (karena diasumsikan)
1
= (𝑘 + 1) (2 𝑘 + 1)
1
= 2 (𝑘 + 1) (𝑘 + 2)
1
Jadi 1+2+3+… +k + (k+1) = 2 (𝑘 + 1) (𝑘 + 2), berarti p(k+1) benar.

Sehingga p(n) benar untuk setiap bilangan asli n


( Terbukti )

Basis induksi tidak mesti diambil n=1, tetapi diambil sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi atau pernyataan yang ingin dibuktikan. Misalkan akan dibuktikan
bahwa p(n) berlaku untuk setiap bilangan asli n ≥ t. Maka langkah-langkah
pembuktiannnya dengan induksi matematik sebagai berikut.
Langkah (1) : ditunjukkan bahwa p(t) benar
Langkah (2) : diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k ≥ t,
dan ditunjukkan bahwa p(k+1) benar.
Apabila kedua langkah ini berhasil, maka kita dapat menyimpulkan bahwa p(n)
benar untuk setiap bilangan asli n ≥ t.
Dalam pembuktian dengan induksi matematik, kita tidak boleh mengabaikan
langkah (1), yaitu basis induksi, sebab ada kemungkinan kita mendapatkan
kesimpulan yang salah.

Contoh 1.2 :
Buktikanlah bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku
1 1 1 1 𝑛
+ + + …+ =
1.2 2.3 3.4 𝑛(𝑛+1) 𝑛+1

Penyelesaian :
Misalkan kesamaan tersebut dengan p(n).
1 1
Langkah (1) : p(1) adalah 1.2 = jelas benar
1+1

Langkah (2) : diasumsikan bahwa p(n) benar untuk suatu bilangan asli n dan
tunjukkan p(n+1) benar.
1 1 1 1 𝑛 1
+ + …+ + (𝑛+1)(𝑛+2)
= + (𝑛+1)(𝑛+2)
1.2 2.3 𝑛(𝑛+1) 𝑛+1
𝑛(𝑛+2)+1
= (𝑛+1)(𝑛+2)

𝑛2 +2𝑛+1
= (𝑛+1)(𝑛+2)
𝑛+1
= 𝑛+2

Hal ini menyatakan bahwa p(n+1) benar.


Karena p(1) benar, dan bila p(n) diasumsikan benar maka p(n+1) benar, maka
p(n) benar untuk setiap bilangan asli n.
( Terbukti )

Contoh 1.3 :
Buktikan bahwa 11𝑛 − 4𝑛 terbagi habis oleh 7, untuk setiap bilangan asli n.
Penyelesaian :
Bukti :
Dimisalkan bahwa p(n) menyatakan bahwa 11𝑛 − 4𝑛 terbagi habis oleh 7
p(1) = 111 − 41 = 7 terbagi habis oleh 7
Diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k, yaitu
p(k) = 11𝑘 − 4𝑘 terbagi habis oleh 7
Akan ditunjukkan bahwa p(k+1) juga benar, yaitu
p(k+1) = 11𝑘+1 − 4𝑘+1 terbagi habis oleh 7
11𝑘+1 − 4𝑘+1 = 11𝑘 . 11 − 4𝑘 . 4
= 11𝑘 . 11 − 11𝑘 . 4 + 11𝑘 . 4 − 4𝑘 . 4
= 11𝑘 . 7 + 4. (11𝑘 − 4𝑘 )
Terbukti bahwa p(k+1) benar
Sehingga dapat disimpulkan bahwa p(n) benar untuk setiap bilangan asli n
( Terbukti )

2. Teorema Binomial
𝑛
Kombinasi r objek yang diambil dari n objek diimbalkan dengan C(n,r) atau ( )
𝑟
dan dirumuskan sebagai:
𝑛 𝑛!
( ) = (𝑛−𝑟)!𝑟!
𝑟
Contoh :
Misalkan terdapat 5 objek, yaitu a,b,c,d, dan e. apabila dari 5 objek
tersebut diambil 3 objek, maka banyaknya cara pengambilan 3 objek tersebut
adalah
𝑛 5! 5.4.3.2.1
( )= = = 10 cara.
𝑟 2! 3! (2.1)(3.2.1)

Secara umum dapat dituliskan :


𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = ( ) 𝑎𝑛 + ( ) 𝑎𝑛−1 𝑏 + ( ) 𝑎𝑛−2 𝑏 2 + … + ( ) 𝑎𝑛−𝑘 𝑏 𝑘 + … + ( ) 𝑏 𝑛
0 𝑎 2 𝑘 𝑛

Jika a = 1 dan b = x, maka diperoleh teorema binomial sebagai berikut :


𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(1 + 𝑥)𝑛 = ( ) + ( ) 𝑥 + ( ) 𝑥 2 + … + ( ) 𝑥 𝑘 + … + ( ) 𝑥 𝑛
0 1 2 𝑘 𝑛
Koefisien-koefisien x pada ruas kanan dari teorema dinamakan koefisien
Binomial.

Sifat-sifat Koefisien Binomial :


𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(i) (1 + 1)𝑛 = ( ) + ( ) + ( ) + … + ( )
0 1 2 𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
Jadi ( ) + ( ) + ( ) + … + ( ) = 2𝑛
0 1 2 𝑛

𝑛 𝑛! 𝑛 𝑛!
(ii) ( ) = 𝑘!(𝑛−𝑘)! dan ( ) = (𝑛−𝑘)!𝑘!
𝑘 𝑛−𝑘
𝑛 𝑛
Jadi ( ) = ( ) (sifat simetrik)
𝑘 𝑛−𝑘

(iii) Jika n dan k bilangan-bilangan asli dan n > k, maka:


𝑛 𝑛−1 𝑛−1
( )= ( )+ ( )
𝑘 𝑘 𝑘−1

(iv) Jika n, m, k bilangan-bilangan asli dan n > k > m, maka:


𝑛 𝑘 𝑛 𝑛−𝑚
( ) ( )= ( ) ( )
𝑘 𝑚 𝑚 𝑘−𝑚

(v) Jika n dan k bilangan-bilangan asli dengan n ≥ k, maka:


𝑛 𝑛−1
𝑘( ) = 𝑛( )
𝑘 𝑘−1

𝑘 𝑘+1 𝑘+2 𝑛 𝑛+1


(vi) ( )+ ( )+ ( ) + …+ ( ) = ( )
𝑘 𝑘 𝑘 𝑘 𝑘+1
𝑘 𝑘+1 𝑘+2 𝑘+𝑟 𝑘+𝑟+1
( )+( )+ ( ) + …+ ( )= ( )
0 1 2 𝑟 𝑟+1

𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 2𝑛
(vii) ( ) + ( ) + ( ) + …+ ( ) = ( )
0 1 2 𝑛 𝑛

Contoh 2.1:
𝑛+1
Tunjukkan bahwa 1 +2 + 3 + … + n = ( )
2

Penyelesaian :
1
Ingat bahwa 1+2+3+4+…+n = 𝑛 (𝑛 + 1)
2

Sedangkan ruas kanan jika dinyatakan dalam notasi kombinasi adalah,


1 (𝑛+1)! 𝑛+1
𝑛 (𝑛 + 1) = 2!(𝑛−1)! = ( )
2 2
Sehingga,
𝑛+1
1 +2 + 3 + … + n = ( ) (Terbukti)
2

Contoh 2.2 :
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
Buktikanlah bahwa ( ) + ( ) + ( ) + ⋯ = ( ) + ( ) + ( ) + ⋯ = 2𝑛−1
0 2 4 1 3 5
Penyelesaian :

Bukti :
Pada Teorema binomial di atas, jika a = -1 maka diperoleh
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
( ) − ( ) + ( ) − ( ) + ⋯ + (−1)𝑘 ( ) + ⋯ (−1)𝑛 ( ) = (1 − 1)𝑛
0 1 2 3 𝑘 𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
( ) − ( ) + ( ) − ( ) + ⋯ + (−1)𝑘 ( ) + ⋯ (−1)𝑛 ( ) = 0
0 1 2 3 𝑘 𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
( ) + ( ) + ( )… = ( ) + ( ) + ( ) + ⋯
0 2 4 1 3 5
Selanjutnya, mengingat Teorema berikut
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ⋯ + ( ) + ⋯ + ( ) = 2𝑛
0 1 2 3 𝑘 𝑛
diperoleh
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
( ) + ( ) + ( ) … = ( ) + ( ) + ( ) + ⋯ = 2𝑛−1 ( Terbukti )
0 2 4 1 3 5

RANGKUMAN
1. Induksi Matematik
Pembuktian dengan induksi matematik berkenaan dengan pembuktian pada
pernyataan-pernyataan yang semestanya adalah himpunan bilangan bulat atau
lebih khusus himpunan semua bilangan asli.
Misalkan pernyataan : “p(n) adalah suatu proposisi yang berlaku untuk setiap
bilangan asli n”. pembuktian kebenaran dari pernyataan ini dengan menggunakan
induksi matematik mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah (1) : ditunjukkan bahwa p(1) benar.
Langkah (2) : diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k >1,
dan ditunjukkan bahwa p(k+1) benar.
Apabila kedua langkah tersebut berhasil, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
p(n) benar untuk setiap bilangan asli n. langkah (1) disebut basis (dasar) induksi
dan langkah (2) disebut langkah induksi.
Basis induksi tidak mesti diambil n=1, tetapi diambil sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi atau pernyataan yang ingin dibuktikan.
Dalam pembuktian dengan induksi matematik, kita tidak boleh mengabaikan
langkah (1), yaitu basis induksi, sebab ada kemungkinan kita mendapatkan
kesimpulan yang salah.

2. Teorema binomial
(1) Banyaknya kombinasi r objek dari n objek adalah
𝑛 𝑛!
( ) = (𝑛−𝑟)!𝑟!
𝑟
(2) Teorema binomial
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(1 + 𝑥)𝑛 = ( ) + ( ) 𝑥 + ( ) 𝑥 2 + ( ) 𝑥 3 + … + ( ) 𝑥 𝑘 + … + ( ) 𝑥 𝑛 ,
0 1 2 3 𝑘 𝑛
untuk setiap bilangan asli n.
(3) Jika n suatu bilangan asli, maka
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
( ) + ( ) + ( ) + ( ) + … + ( ) = 2𝑛
0 1 2 3 𝑛
𝑛 𝑛
(4) Sifat simetrik ( ) = ( )
𝑘 𝑛−𝑘
(5) Jika n dan k bilangan-bilangan asli dan n > k, maka
𝑛 𝑛−1 𝑛−1
( )= ( )+ ( )
𝑘 𝑘 𝑘−1
𝑛 𝑘 𝑛 𝑛−𝑚 𝑛 𝑛−1
(6) ( ) ( ) = ( ) ( ) dan 𝑘 ( ) = 𝑛 ( )
𝑘 𝑚 𝑚 𝑘−𝑚 𝑘 𝑘−1
𝑘 𝑘+1 𝑘+2 𝑛 𝑛+1
(7) ( ) + ( )+ ( ) + …+ ( ) = ( )
𝑘 𝑘 2 𝑘 𝑘+1
𝑘 𝑘+1 𝑘+2 𝑘+𝑟 𝑘+𝑟+1
( )+ ( )+( ) + …+ ( )= ( )
0 1 2 𝑟 𝑟+1
Rumus-rumus tersebut akan mudah dilihatnya dalam tabel segitiga Pascal
yang dinyatakan dengan notasi kombinatorik.
𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 2𝑛
(8) ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + … + ( ) = ( )
0 1 2 3 𝑛 𝑛

LATIHAN
Induksi matematik
1. Buktikanlah bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
12 + 22 + 32 + … + 𝑛2 = 6

2. Buktikanlah bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku


𝑛
1
∑(3𝑘 − 2) = (3𝑛2 − 𝑛)
2
𝑘=1

3. Buktikan bahwa 52n – 1 dapat habis dibagi oleh 3, untuk setiap bilangan asli n.
4. Buktikan bahwa :
1 1 1 1 1
− − − …− =
2 4 8 2𝑛 2𝑛
Teorema binomial
1. Buktikanlah bahwa :
𝑛+1 𝑛+1
12 + 22 + 32 + … + 𝑛2 = 2 ( )+ ( )
3 2
2. Buktikanlah bahwa :
𝑛−1 𝑛
𝑛( ) = (𝑘 + 1) ( )
𝑘 𝑘+1
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
3. Hitunglah ( ) + 2 ( ) + ( ) + 2 ( ) + ( ) + 2 ( ) + …
0 1 2 3 4 5

DAFTAR PUSTAKA
Herry Sukarman. 1993. Teori Bilangan. Ditjen Dikdasmen : Jakarta
Purwoto. 2000. Teori Bilangan. UNS Press: Surakarta.
Sukirman. 2006. Pengantar Teori Bilangan. UNY Press : Yogyakarta.
i. Petunjuk Bagi Mahasiswa Untuk Mempelajari bahan Ajar
Bahan ajar ini dibuat dalam kemasan yang agak berbeda dari buku-buku statistika
pada umumnya, yaitu pada setiap awal pokok bahasan diberikan analogi, baik
berupa cerita maupun gambar kartun yang relevan, dengan harapan mahasiswa
dapat menerima konsep statistika lebih mudah. Untuk lebih optimal pemanfaatan
bahan ajar ini diharapkan mahasiswa dapat mempelajari sesuai dengan diagram
alur berikut :
Baca Kompetensi Pelajari Materi Kerjakan Soal dan
Dasar Indikator dan dengan terlebih Tugas diakhir setiap
Deskripsi Singkat dahulu memaknai BAB
analoginya

Pelajari Materi Ada


Ujian KKD Kesulitan
Berikutnya

Berhasil Diskusikan dengan


teman atau dosen

REMIDI

STANDAR KOMPETENSI
Memahami penulisan dengan notasi sigma, membuktikan dengan induksi
matematika, dan penjabaran menurut teorema binomial, sistem bilangan cacah, sistem
bilangan bulat, sistem bilangan rasional, dan sistem bilangan real, konsep, sifat dan
hubungan tentang habis dibagi, faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan bilangan
bulat, bilangan prima dan faktorisasi prima, dan kongruensi
KOMPETENSI DASAR:
3. Memahami dan dapat membuktikan teorema/rumus dengan cara induksi matematika
4. Menerapkan teorema binomial pada penjabaran bentuk perpangkatan(a+b)n
5. Menjelaskan sifat – sifat / hukum – hukum operasi aritmatika dalam berbagai sistem
bilangan
6. Membuktikan sifat – sifat /hukum – hukum operasi aritmatika dalam berbagai sistem
bilangan
7. Mendefinisikan relasi habis dibagi. faktor persekutuan, kelipatan persekutuan, FPB,
dan KPK, serta bilangan prima, dan bilangan komposit dari bilangan – bilangan
bulat.
8. Membuktikan beberapa teorema yang berkenaan dengan habis dibagi, faktor
persekutuan, kelipatan persekutuan, FPB dan KPK, bilangan prima, dan bilangan
komposit dari bilangan – bilangan bulat.
9. Menentukan FPB dan KPK bilangan – bilangan bulat.
10. Menerapkan konsep dan sifat – sifat habis dibagi, faktor persekutuan, kelipatan
persekutuan, FPB dan KPK dalam matematika itu dalam persoalan sehari – hari.
11. Menjelaskan konsep – konsep dasar tentang kekongruenan.
12. Membuktikan beberapa teorema kekongruenan.
13. Menerapkan konsep perkongruenan linier
14. Menyelesaikan perkongruenan linier derajad tinggi.

Anda mungkin juga menyukai