Anda di halaman 1dari 26

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI ASIH

NOMOR_ _ _/I-PER/DIR/2019

TENTANG PANDUAN

RESTRAINT

DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI ASIH

Menimbang : a. bahwa pelayanan Rumah Sakit Budi Asih, untuk memenuhi


kebutuhanpasienpadapembatasangerakdalam kondisitertentu;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
b.
dalamhurufa,perlumenetapkanPeraturanDirekturtentang
Panduan Restrain;

Mengingat : 1. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor29Tahun2004
tentangpraktikKedokteran
2. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor36Tahun2009
tentangKesehatan;
3. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor44Tahun2009
tentangRumah Sakit;
4. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor36Tahun2014
tentangTenaga Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1966tentangWajib SimpanRahasia Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Repulbik Indonesai Nomor
269/Menkes/Per/III/2008tentang Rekam Medis;
7. Keputusan Direktur Perseroan TerbatasZam Zam Shyfa Usaha
Nomor _ _ _/I-KEP/DIR/2019 tentang Struktur
OrganisasiDanTata Kerja Rumah Sakit Budi Asih;
8. Keputusan Direktur Perseroan TerbatasZam Zam Shyfa
UsahaNomor_ _ _/I-KEP/DIR/ 2019tentang Pengangkatan
DirekturRumah Sakit Budi Asih;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI ASIH TENTANG


PANDUAN RESTRAINT
Pasal1
(1)Terdapatprosedurpelaksanaanpelayananpenggunaanalat
penghalang(restraint)
(2)Dilakukan evaluasipasiensecaraberkala.
Pasal2
Staf terlatih dalam pelayanan penggunaan alat penghalang
(restraint)
Pasal3
Peraturaniniberlakusejaktanggalditetapkan.

DitetapkandiTrenggalek
Padatanggal01 Juli 2019
Direktur
Rumah Sakit Budi Asih

dr. Rendra Andriawan, MM

1
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT BUDI ASIH
NOMOR_ _ _._/I-PER/DIR/ 2019
TENTANG
PANDUANRESTRAINT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Panduan ini dapatdiaplikasikanpadasemua sarana kesehatanyangmempunyai


layanan/fasilitaskeperawatan.Panduanini biasanyaditerapkanolehperawat
penanggungjawab pasien,mahasiswakeperawatan,danasistentenaga kesehatan.
Panduanini diaplikasikankepadapasiendewasa, geriatri, dansebagainya.
Pengambilankeputusanuntukpengaplikasianrestraint sebaiknyadibicarakan /
didiskusikan bersama (kapanpun memungkinkan) dengan pasien, kerabat,
keluarga,dandokterpenanggungjawabpasien;kecuali padakondisiemergensi.
Perludiingat akanpentingnya melibatkan suatutimmultidisiplin,termasuk
profesionalkesehatanlainnyayangterkait,yangdapatmembantudaanmendukung
perawatanpasien.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

A.Maksud

Maksud disusunnya Panduan Restraint adalah untuk digunakan sebagai


panduanatauacuanbagi paraProfesional Pemberi Asuhan(PPA)dalam
memberikanpelayananpadapasien

B.Tujuan
1) Membantustaf untukmemahamiakanartirestraint
2) Membantumemberikanlayanankesehatanyangterbaikuntukpasien
3) Menyediakan pelayanan yang terpusat kepada pasien, memastikan
keselamatanpasiendanmeminimalisasipenggunaanrestraint
4) Memahami aspek etik dan hukum yang relevan dengan pengaplikasian
restraint
5) Mengetahuilangkah/tindakanapayangsebaiknyadilakukanjikaterdapat
kecurigaanterjadinyapenyalahgunaantindakanrestraint
6) Memahamikondisi/situasiyangmemperbolehkanpenggunaanrestraint
secaralegaldanetis
7) Memahami cara untuk meminimalisasi risiko yang dapat terjadi akibat
penggunaanrestraint

2
BAB II

DEFINISI

2.1. PENGERTIAN

A. Pengertiandasarrestraint:‘membatasigerak’atau‘membatasikebebasan
B. Pengertian secara internasional: restraint adalah suatu metode / cara
pembatasan/restriksi yangdisengajaterhadapgerakan/perilakuseseorang.
Dalamhalini,‘perilaku’yangdimaksudkanadalahtindakanyangdirencanakan,
bukansuatutindakanyangtidakdisadari/ tidakdisengaja/sebagaisuatu refleks.
C. Pengertian lainnya: restraint adalah suatu tindakan untuk menghambat /
mencegahseseorangmelakukansesuatuyangdiinginkan.
D. Definisirestraintiniberlakuuntuksemuapenggunaanrestraintdiunitdalam
rumahsakit.Padaumumnya, jikapasiendapat melepaskansuatualatyang
denganmudah,makaalattersebuttidakdianggapsebagaisuaturestraint.
E. Isolasi/ pengasingan adalah suatu tindakpengasingan terhadappasien di
dalamsuaturuangan dimanapasientinggal sediri dandicegahsecarafisik
untukmeninggalkanruangantersebut.Isolasi hanyadigunakanuntuktujuan
penanganantindakanyangmembahayakandiri sendiridanatauoranglain.
Ruangisolasiiniharusdipastikanuntukselaluterkunci.
F. Seorangpasienyangdipisahkansendiriandalamsuaturuanganyangtidak
dikuncitidaktergolongsebagaiisolasi.Pengasinganpasiendisuatuunit /
ruangrawatyangdikunci bersama-samadenganpasienlainnyajugatidak
tergolongisolasi.Timeout tidakdianggap sebagai isolasi.Timeout adalah suatu
intervensidimanapasiensetujuuntukditempatkansendiriandalamsuatuarea/
ruangandalamkurunwaktutertentudanpasientidakdicegahsecarafisikuntuk
meninggalkanruangan.Pasiendapatmeninggalkanruangandenganbebas.

2.2. JENIS RESTRAINT

A.Pembatasan Fisik
1) Melibatkansatuataulebihstafuntukmemegangipasien,menggerakkan
pasien,ataumencegahpergerakanpasien.
2) Jikapasiendapatdenganmudahmeloloskandiri/melepaskandiridari
peganganstaf,makahalinitidakdianggapsebagaisuaturestraint
3) Pemeganganfisik:biasanyastafmemegangipasiendengantujuanuntuk
melakukansuatupemeriksaanfisik/tesrutin.Namun,pasienberhakuntuk
menolakprosedurini.
a.Memegangi pasiendengantujuanuntukmembatasi pergerakanpasien dan
berlawanan dengan keinginan pasien termasuk suatu bentuk
restraint.
b.Pemegangan pasien secara paksa saat melakukan prosedur pemberian
obat (melawan keinginan pasien) dianggapsuaturestraint. Sebaiknya,
kalaupun terpaksamemberikan obat tanpa persetujuan pasien, dipilih
metodeyangpalingkurangbersifatrestriktif/ sesedikit mungkin
menggunakanpemaksaan.
c.Padabeberapakeadaan,dimanapasiensetujuuntukmenjalaniprosedur
/medikasi tetapi tidakdapatberdiamdiri /tenanguntukdisuntik/ menjalani
prosedur, staf boleh memegangi pasien dengan tujuan
prosedur/pemberianmedikasi berjalandenganlancardanaman.Halini
bukanemrupakanrestraint.

3
d. Pemegangan pasien, biasanya anak / bayi, dengan tujuan untuk
menenangkan/memberi kenyamanankepadapasientidakdianggap
sebagaisuaturestraint.

B.PembatasanMekanis
1)Melibatkanpenggunaansuatualat.Misalnya:
a. Penggunaan sarung tangan khusus diruang rawat intensif (Intensive
Care Unit –HCU)
b. Peralatansehari-hari:ikatpinggang/ sabukuntukmencegahpasienjatuh dari
kursi,penggunaanpembatasdi sisi kiridankanantempattidur (bedrails)
untukmencegahpasienjatuh/turundaritempattidur.
1. Penggunaan side rails dianggap berisiko, terutama untuk pasien
geriatri dandisorientasi.Pasiengeriatri yangrentan berisikoterjebak
diantarakasurdansiderails.Pasiendisorientasi dapatmenganggap
siderailssebagai penghalanguntukdipanjati dandapatbergerakke
ujung tempat tidur untuk turun dari tempat tidur. Saat pasien
berusahaturundari tempattidurdenganmenggunakansegalacara,
pasienberisikoterjebak,tersangkut,ataujatuh dari tempattidur dengan
kemungkinan mengalami cederayanglebihberat
dibandingkantanpamenggunakansiderails.
2. Penggunaansiderailsharusmempunyaikeuntunganyangmelebihi
risikonya.
3. Namun,jikapasiensecarafisiktidakmamputurundaritempattidur,
penggunaan side rails bukan merupakan restraint karena
penggunaansiderailstidakberdampak padakebebeasanbergerak
pasien
4. Penggunaanrestraintpadapasienyangmemerlukanmobilisasirutin
(untukmelancarkansirkulasi danmencegahulkusdekubitus)
merupakansuatuintervensi untukmelindungi pasiendari risikojatuh
danhalinitidakdianggapsebagairestraint.
5. Penggunaansiderailspadapasienkejanguntukmencegahpasien
jatuh/cederatidakdianggapsebagairestraint
c. Pengontrolan kebebasan gerak pasien: penggunaan kunci, penyekat,
tombolpengatur,dansebagainya.

2)Berikut adalah alat dan metode yang tidak termasuk sebagai restraint.
Metode/alatiniseringdigunakanpadaperawatanmedisataubedah.
a.Penggunaan papan fiksasi infus di tangan pasien, bertujuan untuk
stabilisasi jalur intravena (IV). Namun,jika papan fiksasi inidiikat ke
tempat tidur atau keseluruhan lengan pasien diimobilisasi sehingga
pasien tidak dapat mengakses bagian tubuhnya secara bebas,maka
penggunaanpapaninidianggapsebagairestraint
b.Penggunaanalatpendukungmekanisuntukmemperolehposisitubuh
tertentupada pasien, membantukeseimbangan/ kesegarisansehingga
mempermudahmobilitaspasien.Misalnya:penyanggakaki,leher, kepala,
ataupunggung.
c.Alat untuk memposisikanatau mengamakanposisi pasien,membatasi
pergerakanpasien,atausecaratemporer mengimobilisasi pasienselama
menjalaniprosedurmedis,gigi,diagnostik,ataubedah.
d.Pemulihan dari pengaruh anestesia yang terjadi saat pasien berada
dalamperawatanICUatauruang perawatanpascaanestesi dianggap
sebagai bagiandari prosedur pembedahan sehingga penggunaanalat
sepertibedrailsuntukkondisipasientidakdianggapbukansuaturestraint.

4
e.Beragamjenissarungtanganuntukpasientidakdianggapsebagai suatu
restraint.Namun,jikasarungtanganinidiikat/ditempelkanketempat tidur /
menggunakanfiksator pergelangantanganbersamaan dengan sarung
tangan dapat dianggap sebagai suatu restraint. Jika sarung
tangantersebutdipakai dengancukupketat/kencanghingga
menyebabkantangan/jari pasientidakdapatbergerak,hal ini dapat dianggap
sebagai restraint. Penggunaan sarung tangan yang tabal / besarjuga
dianggapsebagai restraintjikamenghambatpasiendalam
menggunakantangannya.

C.SurveilansTeknologi
1) Teknologiyang digunakandapatberupa:baluttekan(pressurepads),gelang
pengenal,televisi sirkuittertutup,ataualarmpadapintu.Kesemuanyaini
seringdigunakanolehstafuntuk meningkatkankewaspadaanterhadap
pasienyangmencobauntukkeluar/kaburatauuntukmemantaupergerakan
pasien.
2) Metode ini sering diterapkan dalam program perencanaan keperawatan
pasien,yangdisesuaikandengankebijakanorganisasi danmempunyai
asesmenrisikosertapanduanyangjelas.

D.Pembatasan Kimia
1) Melibatkanpenggunaanobat-obatanuntukmembatasipasien.
2) Obat-obatandianggapsebagaisuaturestrainthanyajikapenggunaanobat-
obatantersebuttidaksesuai dengan standarterapi pasiendan penggunaan
obat-obataninihanyaditujukanuntukmengontrol perilakupasien/
membatasikebebasanbergerakpasien.
3) Obat-obatanini dapatmerupakanobat-obatanyangsecararutindiresepkan,
termasukobat yangdijualbebas
4) Pemberian obat-obatan sebagai bagian dari tata laksana pasien tidak
dianggapsebagai restraint.Misalnyaobat-obatanpsikotikuntukpasien
psikiatri,obatsedasiuntukpasiendenganinsomnia,obatanti-ansietasuntuk
pasiendengangangguancemas,atauanalgesikuntukmengatasinyeri.
5) Kriteriauntukmenentukansuatupenggunaanobatdankombinasinyatidak
tergolongrestraintadalah:
a. Obat-obatan tersebut diberikan dalam dosis yang sesuai dan telah
disetujuiolehFoodandDrugAdministration(FDA)dansesuaidengan
indikasinya
b. Penggunaanobatmengikuti/sesuai denganstandarpraktikkedokteran
yangberlaku.
c. Penggunaan obat untuk mengobati kondisi medis tertentu pasien
didasarkanpadagejalapasien,keadaanumum pasien,dan
pengetahuanklinisi/ dokter yangmerawatpasien.
d. Penggunaan obat tersebut diharapkan dapat membantu pasien
mencapaikondisifungsionalnyasecaraefektifdanefisien
e. Jikasecarakeseluruhanefekobattersebutmenurunkankemampuan
pasienuntukberinteraksi denganlingkungansekitarnyasecaraefektif, maka
obat tersebut tidak digunakan sebagai terapi standar untuk pasien.
6) Tidak diperbolehkan menggunakan ‘pembatasan kimia’ (obat sebagai
restraint) untuktujuankenyamanan staf, untukmendisiplinkanpasien, atau
sebagaimetodeuntukpembalasandendam.
7) Efeksampingpenggunaanobatharuslahdipantausecararutindanketat
8) Contoh kasus: seorang pasien menjalani program detoksifikasi. Selama
terapiini,pasienmenjadiagresifdanagitatif.Stafmeresepkanobatyang

5
bersifatprorenata(kalauperlu)untukmengatasi perilakuagitasipasien.
Penggunaanobatini membantupasienuntukberinteraksi dengan oranglain
danberfungsi denganlebihefektif.Obatuntukmengatasi perilakuagitasi
pasieninimerupakanstandarterapi untukmenangani kondisimedispasien
(misalnya:gejalawithdrawal akibatalkohol /narkotika).Dalamkasusini,
penggunaanobattidakdianggapsebagairestraint.
E. PembatasanPsikologis
1) Dapat meliputi: pemberitahuan secara konstan / terus-menerus kepada
pasienmengenai hal-halyangtidakbolehdilakukanataumemberitahukan
bahwapasientidakdiperbolehkanmelakukanhal-hal yangmerekainginkan
karenatindakantersebutberbahaya.
2) Pembatasaninidapatjugaberupapembatasanpilihangayahiduppasien,
seperti:memberitahukankepadapasienmengenai waktutidurdanwaktu
bangunnya.
3) Contohlainnya:pembatasanbenda-benda/peralatanmilikpasien,seperti:
mengambil alatbantujalan pasien, kacamata, pakaian sehari-hari, atau
mewajibkanpasienmenggunakan seragamrumahsakitdengantujuan
mencegahpasienuntukkabur/keluar.

Jika suatu tindakan memenuhi definisi restraint, hal ini tidak secara otomatis
dianggap salah/ tidakdapat diterima. Penggunaanrestraint secaraberlebihan dapat
terjadi, tetapi pengambilan keputusan untuk mengaplikasikan restraint bukanlah
suatu hal yangmudah.Suatudiskusi yangmendalam mengenai aspeketik,hukum,
praktik, danprofesionalismedilakukan untukmembantutenagakesehatan(misalnya
perawat)memahamiperbedaanantarapenggunaanrestraintyangsalah/tidakdapat
ditolerir dengankondisiyangmemangmemerlukantindakanrestraint.

Tidaklahmemungkinkanuntukmembuatsuatudaftar mengenaijenisrestraintapa
sajayangdapat diterapkankepadapasiendikarenakanpengaplikasiannya
bergantungpadakondisi pasiensaatitu.Suatu pembatasanfisik/mekanis/kimia
dapatditerapkanpadasuatukondisitertentu,tetapitidakpadakondisilainnya.

Berikutadalahbeberapacontohperbandinganantararestraintdanbukanrestraint:

No Contoh Kasus Restraint/bukan


1 Saatdirawatdirumahsakitkarena Bukanrestraintkarenasedasitersebut
penyakitjantungnya,pasientersebut diberikanuntukmengobati
mengalamihipertensiemergensi. penyakitnya,bukanuntukmengontrol/
Sebagaibagiandariterapinya,pasien membatasiperilakunya.
disedasiberatdandirawatdiICU.
2 SaatdirawatdiRS karenapenyakit Dapatdianggapsebagairestraint
jantung,pasienjugadiketahui karenasedasidiberikanuntuk
mengidapdemensiadansering mengontrolperilakupasien.
berkeliarandiRS.Setelah2malam
kurangtidur,kakipasienmengalami
edemayangcukupluasndanterdapat
kekhawatiranbahwapergerakan
konstantersebutdapat
mengeksaserbasipenyakitjantungnya
sehinggapasiendiberisedasi.
3 Pasiengeriatridirawatdipantijompo Sedasidapatdidefinisikansebagai
danmengalamisusahtidur.Pasien restraintkarenaditujukanuntuk
seringberkeliarandirumahuntuk mengontrolperilakupasienq
mencariistrinya.Stafmemintadokter

6
untukmemberikansedasi.
4 Pasiengeriatridenganriwayatstroke Bukanlahrestraintkarenabedrails
berulangbutuhbantuanuntukturun dari tidakmengontrolperilakupasienatau
tempattidurdanmelakukan mencegahpasienuntukmelakukan
aktivitassehari-hari.Pasienjugatidak sesuatuyangdiinginkan
mampuuntukmengkomunikasikan
kebutuhannya.Pasiengelisahsaat
malam,mengalamispasmeotot,dan
berisikojatuhdaritempattidur.
Perawatmemutuskanuntuk
mengunakanbedrailsuntuk
mengurangirisikojatuh.
5 Pasiengeriatridirawatdipantijompo Dapatdianggaprestraintkarena
setelahmengalamifrakturpanggul. mencegahkeinginanpasienuntuk
Pasientidakstabilsaatbergerakdan turundaritempattidur.
seringlupamenggunakanalatbantu
jalannya.Keluargasangat khawatir
terjadifrakturpanggulberulangdan
memintaperawatuntukmenggunakan
bedrailsuntukmencegahpasienturun
sendiriandaritempattidurdimalam hari.

2.3. INDIKASIRESTRAINT

A. Pasienmenunjukkanperilakuyangberisikomembahayakandirinyasendiri
danatauoranglain
B. Tahananpemerintah(yanglegal/sahsecarahukum)yangdirawatdirumah sakit
C. Pasien yang membutuhkan tata laksana emergensi (segera) yang
berhubungandengankelangsunganhiduppasien
D. Pasienyangmemerlukanpengawasandanpenjagaanketatdiruanganyang aman
E. Restraint atau isolasi digunakan jika intervensi lainnya yang lebih tidak
restriktiftidakberhasiltidakefektifuntukmelindungi pasien,staf,atauorang
laindariancamanbahaya.

Indikasiinidiaplikasikanuntuk:
A. Semuarumahsakit:rumahsakitlayananakut(acutecare),layananjangka panjang,
rumahsakit jiwa,rumah sakitanakdan bunda, danrumah sakit kanker
B. Semualokasididalamrumahsakit:semuajenisperawatan,termasukruang
rawatinap biasa, unit bedah/medis, ICU, IGD, forensik, ruangrawat psikiatri,
ruangrawatanak,dansebagainya
C. Semuapasiendirumahsakit,tanpamelihatusia, yangmemenuhiindiaksi. D.
Rumahperawatandiluarrumahsakit(rumahsendiriataupantijompo).

Indikasiinitidakspesifikterhadapprosedur medistertentu,namundisesuaikan dengan


setiapperilakuindividudimanaterdapatpertimbanganmengenai perlunya
menggunakanrestraintatautidak.Keputusanpenggunaanrestraintini tidak
didasarkanpadadiagnosis,tetapi melalui asesmenpadasetiapindividusecara
komprehensif.Asesmeninidigunakanuntukmenentukanapakahpenggunaan

7
metode yang kurang restriktif memiliki risiko yang lebih besar daripada risiko
akibatpenggunaanrestraint.Asesmenkomprehensifini harusmeliputi
pemeriksaanfisikuntukmengidentifikasimasalahmedisyangdapatmenyebabkan
timbulnyaperubahan perilakupada pasien.Misalnya: peningkatan suhutubuh,
hipoksia,hipoglikemia,ketidakseimbangan elektrolit,interaksi obat,dan efek samping
obat dapat menimbulkan kondisidelirium, agitasi, dan perilaku yang
agresif.Penanganan masalahmedisini dapatmengeliminasi ataumeminimalisasi
kebutuhanakanrestraint/isolasi.

Dalambanyakkasus,restraint dapat dihindaridenganmelakukanperubahanyang


positifterhadappemberian/ penyediaanpelayanankesehatandan menyediakan
dukunganpada pasien baiksecarafisikmaupunpsikologis.Perludicatat bahwa pasien
yang berkapasitas mental baik dapat meminta sesuatu, seperti
penggunaansabuk/ikat pengamanatau bedrailsuntukmeningkatkanrasaaman
mereka.Meskipunhalini mungkintidaksejalandenganrekomendasi perawat,
pilihanpasienharuslahdihormati dandiikutsertakandalampenyusunan/
pembuatanrencanakeperawatanpasiendanasesmenrisiko.

Jika pasientidakdapat memberikan persetujuan(consent), perawat seyogianya


selalumenjelaskantindakanyangakandilakukan,berikutmembantu pasienuntuk
memahami danmenyetujui tindakantersebut.Suatustudi menyarankanbahwa
penggunaanrestraint pasienyang deliriumsekalipun, pasientersebut akansangat
menghargaidan mengingat penjelasanperawat mengenaikondisi pasien dan
alasanpasiendilakukanrestraint,terutamauntukmeyakinkanbahwa tindakan
tersebutditujukanuntukkeselamatanpasien.
Salahsatucarauntukmembantutenagakesehatanmenghindari penggunaan restraint
adalah dengan menyediakan lingkungan perawatan yang berkesan
positif.Berikutadalahbeberapacarauntukmenyediakanlingkunganyangpositif:

1)Perawatanyangberpusatpadapasien,terutamayangmempunyaikebutuhan
dukunganpsikologis
2)Tingkatkebebasandanrisikoperawatandirumah
3)Pencegahankekerasandanagresi
4)Pencegahanide/tindakanbunuhdiridanmelukaidirisendiri
5)Pengalamanpasiendiruangrawatintensif(HCU)
6)PemenuhankebutuhanpasiendemensiadiruangrawatRS
7)Pencegahandanpenanganandelirium
8)Menjagahargadiridanmartabat pasienselamaasuhankeperawatan
9)Pencegahanrisikojatuh

2.4. DAMPAK NEGATIFPENGGUNAAN RESTRAINT

A. Dampakfisik
1)Atrofiotot
2)Hilangnya/berkurangnyadensitastulang
3)Ulkusdecubitus
4)Infeksinosocomial
5)Strangulasi
6)Penurunanfungsionaltubuh
7)Stresskardiak
8)inkontinensia

8
B. Dampakpsikologis
1)Depresi
2)Penurunanfungsikognitif
3)Isolasiemosional
4)Kebingungan(confusion)danagitasi

2.5. ASPEK ETIS

Setiap pasien berhak menerima pelayanan dalamkondisilingkungan yang aman.


Keselamatanpasien,staf,atauoranglainmerupakandasar dalammenginisiasi dan
menghentikanpenggunaanrestraint atauisolasi.Semuapasienmempunyai
hakkebebasan bergerakdanterbebasdari kekerasanfisik/emosional.Semua
pasienberhakuntukbebasdari pengekangan(restraint)atauisolasiyang dipaksakan
dalam bentuk apapun, seperti pemaksaan, disiplin, atau sebagai wujud
pembalasandendamolehstaf.Pembatasan(restraint)atauisolasi hanya boleh
diterapkan untukmenjamin keamananfisikpasien, anggota staf, atau orang
laindanharusdiberhentikan sesegeramungkinjikakondisi telahmemadai yang
didasarkanpadaasesmenper-individudanre-evaluasi.

Dalam memenuhi kebutuhan setiap staf akan pentingnya minimalisasi


penggunaanrestraint,saatinitelahdikembangkansuatustrategi etika
komprehensif.Strategiinimengharuskantenagakesehatanuntukmemikirkanjuga
aspek etika dalam pengambilan keputusan penggunaan restraint, dan bahwa
aspeketikaini diaplikasikandalamsemuaaspekasuhankeperawatandi setiap
fasilitaskesehatan.Konsep etikadasaryangmendasari praktikkeperawatan meliputi:
A. Kewajibandantugas:identifikasi kewajibanmoraltenagakesehatanterhadap
oranglaindapat membantudalammenentukantindakanterbaikapayang
seharusnyadilakukandalamsituasitersebut
B. Hindaribahaya:merupakansalahsatukonsepetikayangpalingpentingdan
menjadidasar dalam mencapaipraktikyangbaik(ideal)
C. Asesmen terhadap konsekuensi tindakan: suatu tindakan yang diterima
secara etis dapat ditentukan dengan melakukan kalkulasi terhadap
keuntungandankerugiannya.
D. Otonomidanhakpasien:menghargaihakpasienuntukmembuatkeputusan
sendiridanmenghargaihakoranglain
E. Kepentingan yang terbaik: identifikasi dan bertindak yang terbaik sesuai
dengan kepentinganoranglainmerupakan suatutindakan atau keputusan
yangetis
F. Nilaimoraldankepercayaan: darikeduahalinidapat diformulasikan/disusun
suatuprinsipetik

Penyelesaian masalah etika dapat merupakan suatu hal yang sulit dan
menantang. Dalam pembuatan keputusan untukmelakukan ‘pembatasan fisik’
(physical restraint),seringkali sulituntukmengindari‘bahaya’(harm) karenabaik
dilakukanrestraintatautidak,hal inidapat membahayakan pasien.Perawat memiliki
tanggungjawabterhadapseluruhpasienyangberadadalamasuhan keperawatan
mereka,dan jikaternyatapemberianizinkebebasan bertindak kepada
satupasiendapat menyebabkankerugian/ membahayakanoranglain,
makapengambil keputusanharusmempertimbangkankonsekuensi terhadap
pengaplikasianrestraintatautidakmengaplikasikanrestraint.

Penggunaanrestraintsebagai responslini pertamatidaklahkondusifuntuk


lingkungansosialyangpositif.Jikaseseorang merasa mampuuntukmelakukan
sesuatudanmerekatidakdibatasi/ dicegahuntukmelakukanhal-hal yangmereka

9
inginkan, makamerekaakanberadadalamkondisi emosional yanglebihbaik
dalamjangkawaktuyangcukuplama.Pembuatankeputusanmengenai pilihan
tindakanterbaikkepadapasiendapat menyulitkantenagakesehatan.Sebagai
bagiandari pelatihandan pengembangan profesionalitasberkesinambungan,
perawatperlumendiskusikanmengenaidilemayangterjadi antarateoritisdan
praktiknya.Kecuali dalamsituasi emergensi,keputusanpengaplikasianrestraint
dankebijakan/ panduannyaharusdidiskusikandengantimmultidisiplindan
melibatkanpasensertakeluarganya,jikamemungkinkan.

2.6. ASPEK HUKUM

Situasi dimanarestraintdiperbolehkanadalahjikapasientelahdiberikaninformasi
yangcukupmengenai kondisinyadanperlunyapenggunaanrestraintsertatelah
menyetujui dilakukannyatindakantersebutsebagai bagiandariprogramrencana
asuhankeperawatanpasien.Padakasuslainnya,perawatmempunyai kewajiban
profesi keperawatanuntukmembatasi pasiendengantujuanmelindungi pasien
dariterjadinyarisikoyanglebihmembahayakanatauuntukmenghindari potensi
risikobahayaterhadaporanglain.Dalamsituasi dimanaperawatatauoranglain
diserang/berisikomengalami bahayafisik,diperbolehkan menggunakanrestraint
sebagaisuatuwujudpertahanandiri.

Mental CapacityAct 2005berlakuuntuksetiaporangdenganusiaenambelas tahunke


atas. Undang- undangini menyediakansuatukerangkahukumuntuk
memperkuatdanmelindungi masyarakatyangtidakdapat membuatkeputusan
untukdirinyasendiri.Sebagai contohnya: padaorangdengandemensia,memiliki
gangguandalambelajar,masalahkesehatan jiwa, stroke,ataucederakepala.
DalamMental CapacityAct2005,terdapatlimaprinsipyangberkaitandengan proteksi
kapasitasdankelima-limanyaharusdihormati untukmenyediakan pelayanan
kesehatanyang berkualitas. Berikut adalah kelima prinsipdasar tersebut:
A. Seseorangharusdianggapmemilikikapasitasmentalyangbaikkecualitelah
terbukibahwaorangtersebuttidakmemilikikapasitas.
B. Seseorangtidakbolehdiperlakukanseakan-akaniatidakdapat/tidakmampu
membuatkeputusankecuali semualangkahpraktisuntukmembantunya
membuatkeputusantelahdilakukandantidakberhasil.
C. Seseorangtidakbolehdiperlakukanseakan-akantidakdapat/tidakmampu
membuat keputusanhanya karenasebelumnyaiamembuatkeputusanyang
tidakbijaksana/kurangtepat
D. Suatukeputusanyangdibuatdibawahnaunganperundang-undangandan
diperuntukkan kepada seseorang yang tidak mampu membuat keputusan
haruslahberdasarkankepentinganyangmenjadipilihanterbaiknya.
E. Sebelum suatu keputusan dibuat, pertimbangkan juga mengenai apakah
tujuantersebutdapatdicapai secaraefektifdengancarayanglebihtidak
membatasihakdankebebasanseseorang.

MentalCapacityAct2005menetapkandefinisiyanglegal/sahmengenai status
individuyangmempunyai keterbatasankapasitas.Seseorangdianggaptidak
mampumembuat keputusanuntukdirinyasendiri jikaseseorangtersebut tidak
mampu:
A. Memahamiinformasiyangrelevandengankeputusantersebut
B. Mengingatinformasitersebut
C. Menggunakan informasi tersebut sebagai bagian dari proses pembuatan
keputusan
D. Mengkomunikasikan keputusannya, baik dengan berbicara, menggunakan
bahasatubuh,ataupundengancaralainnya

10
Faktabahwaseseoranghanya mampu mengingatinformasiyangrelevandengan
pembuatankeputusandalamperiode waktuyangsingkattidaklahmencegah
merekauntukdianggap kompetendan mampu membuatkeputusan. Dalamsituasi
dimanaterdapatpertimbangan menggunakanrestraintpadaindividuyangtidak
kompeten,Mental CapacityAct2005memperbolehkandilakukantatalaksana
sepanjanghalini merupakantindakanyangterbaikuntukkepentinganpasien.
Perundang-undanganini mengharuskan bahwafaktor-faktordi bawahini harus
dipertimbangkan sebelumdilakukanpengambilantindakanterhadapindividuyang
tidakkompeten:
A. Keinginan/harapandanperasaanpasiendahuludansaatini(danterutama
pernyataantertulisapapunyangrelevandengankondisinyadandibuatsaat
pasienkompeten)
B. Kepercayaan dan nilai / norma yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusanpasien(jikaseandainyapasienmasihkompeten)
C. Faktorlainnyayangmungkinakandipertimbangkanolehpasienseandainya
pasienkompeten

Mental CapacityAct2005menetapkan kondisi dimana undang-undangini dapat


diterapkandan menyangkut penggunaanrestraintterhadapindividuyangtidak
kompeten.Menurutundang-undangini,restraintdidefinisikansebagai suatu
tindakanyang mengharuskanatau memaksapasienuntukmelakukansuatuhal
yangtidakmerekainginkan,ataumembatasi kebebasanbergerakpasientanpa
memperdulikanpersetujuan pasien.Kewenanganhukumuntuk membatasi
seseoranghanyadiperbolehkanjikaketigakondisidibawahiniterpenuhi,yaitu:
A. Individukurang/tidakkompetendalam membuatkeputusan
B. Perawatyakindanmemilikialasanyangkuatakanperlunyapenggunaan
restraintuntukmencegahhalyanglebihburukpadapasien
C. Tindakaninimerupakanresponsyangsebanding/sepadandenganpotensi
risikobahayayangdapatdialamiolehindividudanberatnyabahayatersebut.

Undang-undangmengenaiHAM(1998)menetapkanpanduanmengenaihak /
kebebasan individu. Penggunaan restraint harus dijustifikasi dengan
menggunakan alasanyangrasional danjelas.Alasanini harusmenjelaskan
mengapapertimbanganini diyakini dapat/bolehmembatasi hak/kebebeasan
individu.

Hukumperdatamenyatakanbahwajikaperawat membatasi pasientanpa adanya


dasar/alasanyangprofesional dansahsecarahukum, makaindividudapat
membuatklaim/gugatan kepadapengadilandan menyatakanpermohonan
kompensasi terhadap kerugianyang dialami olehindividutersebutakibatadanya
pembatasan.Kerugianini dapatberbentukfisikataupsikologisyangsecara langsung
disebabkan oleh tindakan pembatasan (restraint). Pengadilan akan
menilaistandarprofesional saatituuntukmelihatapakahpembatasanini
beralasan.Jikatindakanperawatberada di bawahstandar,terdapatkemungkinan
bahwa klaim/gugatanindividuakanmenang.Fakta-fakta dari setiapkasusakan
menjadi pentingdan suatupeninjauanulangakandiselenggarakan dalamkurun
waktutertentu dimanarestraint tersebut digunakan. Keduafaktor ini akan dijustifikasi
untukmelihatapakahfaktorini dapatditerima secaraprofesional dan mengandung
alasanyang kuat. Penting diingat bahwapenggunaanrestraint
haruslahdiantisipasidanlangkah-langkahdiambil untukmenuliskannyadi rekam
medis.

11
Hukum pidana menyatakan bahwa membatasi tindakan / gerakan seseorang
tanpa persetujuan merekadapatmerupakan suatubentuktindak kriminal. Perawat
yang melakukanpembatasanyangtidakberalasan dapat dituntut secara hukum
dandapatmengarah padapenahanan,bergantungpada beratnya jenis
pembatasan(restraint)tersebut.Pentingdiketahui bahwakapanpunrestraint
digunakan olehperawat,haruslahsesuai dengan standarprofesional yangtelah
terjustifikasi dalamkondisi tertentu. Setiaptuntutanyangdiatur dalamhukum pidana
akan mempertimbangkan apakah tindakan pembatasan (restraint)
tergolongsuatutindakkriminal berdasarkanUndang-undangParlemen,dalamhal ini
dapatmeliputi penyerangan/kekerasan,penahananyangtidaksah,
penangananyangburuk,ataukelalaianyangdisengaja.

Kontrakkerja seringmembatasi lingkuppraktikperawatdanmengharuskan perawat


untukmengikutikebijakansetempat yang berlaku, prosedur, ataupun protokol
yang berkaitan dengan restraint. Hal ini dapat berupa penjelasan terperinci
mengenai bagaimanasuatukeputusanuntukmelakukanpembatasan dibuat
dalamkondisi yang berbeda-beda, siapayang bertanggungjawab, dan
persyaratanlainnyaseperti:mengikuti pelatihanberbasiskompetensi dan
pelaksanaanasesmenrisikountukmengurangi kemungkinanterjadinyakerugian/
bahayayangtidakdiinginkansebelum menggunakanrestraint.

2.7. PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Persetujuanmerupakansalahsatualathukumyanglegal dimanaseseorang
memberikankekuasaanyang sahterhadaptatalaksanaatau keperawatan.Hal ini
dapatmencakup memberikanpersetujuanterhadap suatubentukrestraint.Dasar
persetujuanyangsahidentikdengan persyaratanprofesional bahwasuatu
persetujuan diperlukan sebelummelakukan suatutindakan/ prosedur. Terdapaat
tiga persyaratan yang harus dipenuhi sebelum penyataan persetujuan oleh
individudapatditerimasecarasah, yaitu:
A. Persetujuan harus diberikan oleh seseorang yang kompeten dalam segi
mental/kejiwaan
B. Individu yang membuat persetujuan harus memperoleh informasi yang
memadaimengenaikondisinya,risikodanimplikasipenggunaanrestraint
C. Persetujuaniniharusdibuattanpaadanyapaksaan

2.8. KENDALI/KONTROLJALANKELUARDARIDAN KE DALAMGEDUNG

Unit ataurumahyang menyediakanlayananperawatankepadapasiendewasa


dapatmempunyai beragamcaradalammengontrol alurmasukdankeluarorang-
orangdarigedungperawatan.Beberapacaratersebut adalah:
A. Gedungdikuncisecaraterus-menerus.Jalankeluarjikaadakebakarandapat
dibuka/dilaluitetapiterpasangalarm.
B. Gedung yang memiliki resepsionis yang memegang kendali / mengontrol
setiaporangyangkeluar-masukgedung.
C. Pintuyangterpasangkodenomor/katakunci(password)danmengharuskan orang
untukmemasukkankatakunci yangbenaruntukdapat memperoleh
aksesmasuk/keluar.
D. Pintudengansistempeganganyangrumit/komplekssehinggamenyulitkan
seseorangdengangangguankognitifuntukdapatmembukanya
E. Pintuyangdicatdenganwarnadanpolayangmenyerupairak/lemaribuku,
yangbertujuanuntukmendistraksi seseorangagartidakmengenali dan
menggunakanpintutersebut.

12
F. Perubahanpoladangarispadalantaiyangterletakdekatdenganpintu,yang
ditujukanuntukmenjauhkanorang-orangdariareaini
G. Sistempenggunaantanda/sensorpengenal yangakanmembuatalarm
berbunyijikaorangdengansensor pengenaltersebutmendekatipintu
H. Desain gedung yang melingkar sehingga membuat seseorang cenderung
untukberjalandalamlingkarandantidakmampumenemukanpintuutama/
keluar.
I. Pemasangan CCTV untukmengobservasisemuajalankeluar.

Pemilikgedung/penyediagedung yangberbasislayanankeperawatan
bertanggungjawabuntukmenjagakeselamatan setiap orang yang berkunjung,
tinggal/menetap, ataubekerjadidalamnya,termasukmengamankangedungdari
penyusup /orangasing.Namun, diperlukan juga suatu asesmen untukmencegah
lansia(yangmerupakanpasien/ penghuni) meninggalkangedung, yangbertujuan
untukmelindungi merekadanmeningkatkan kualitahidupnya.Pencegahanini
haruslah dilakukan dengan cara yangpaling bermartabat dan sopan. Bahkan
perubahan desain/dekorasi /pintuyangtidakkentarasekalipundapat
mendistraksiseseoranguntuktidakpergi.Perawat diharapkanuntukberpartisipasi
dalamdesaingedungdankeamanandan memastikanbahwadigunakan suatu
metodedesainberbasispenelitiandalammenentukanhaltersebut.

2.9. PEMBERIAN DUKUNGAN DARIORGANISASI/PEMILIK

Organisasi,berikutsemuastafyangtercakupdi dalamnya, mempunyai kewajiban


pelayanan. Untuk membantu memastikantidakterjadinyapenggunaanrestraint yang
tidak perlu dan perawat / staf lainnya berkontribusi dalam membuat
keputusanyagtepatmengenai penggunaanrestraint,pemilik/pemegang
kekuasaansebaiknyamenyediakan:
A. Suatukebijakan/panduanuntukstafmengenaipenggunaanrestraint
B. Suatupendekatanmultidisiplinterhadapperencanaanasuhankeperawatan
masing-masingindividu,termasuktinjauanulangrencanakeperawatanpasien
secararutin
C. Suatusistempelaporaninsidensdimanapasien/stafmengalamibahaya/ menderita
kerugian atau berpotensibahaya, dan belajar daripengalaman tersebut
D. Aluryangjelasmengenaitindaklanjutetisterhadappenggunaanrestraint
yangtidakpadatempatnya
E. Aksespengacaraindependenuntukpasien
F. Prosedur asesmen risiko sehingga risiko yang dapat timbul akibat
penggunaanrestraintdapatdiantisipasidandikurangi
G. Edukasiyangsesuai,termasuksupervisiklinis,praktik,pembelajarandari
contohpraktikyangbaik,danpelatihanberbasiskompetensi
H. Auditrutinyangberkaitandenganrestraint,termasukstudibandingdengan
fasilitaslayanankesehatanlainnya
I. Pelatihanperawatanuntukdemensiadanmeningkatkankewaspadaanstafdi
semuatingkatlayanankesehatan

Pemilik/pemegangkekuasaanjugasebaiknyamemastikanbahwa:
A. Mahasiswakeperawatanatauasistenlayanankesehatantidakdiikutsertakan
dalammembuatkeputusanmengenai penggunaanrestraintkarenakurang
kompeten.
B. Perawattidakdipaksauntukmengikutikeinginandarikeluargapasienuntuk
melakukan restraint terhadap pasien jika hal tersebut bukanlah hal yang
terbaikuntukpasien.

13
C. Menilaidanmemantaupenggunaanrestraint/isolasididalamfasilitasmereka D.
Memastikanbahwakebijakanrumahsakittelahmemenuhi persyaratandalam standar
minimal nasional yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai
penggunaanrestraint.

Restrainttidakboleh digunakansemata-matauntukmengurangi bebankerja. Pemilik/


pemegangkekuasaantidakbolehmenempatkan perawat dalamposisi dimana
mereka terpaksa melakukan restraint karena kurangnya staf yang
bertugasataukurangnyasumber dayauntuk menyediakanperawatanyangaman
danberkualitas

Pemilik/pemegangkekuasaandi situasi yangberbeda dapat mempunyai


tanggungjawabspesifik,misalnyastandarminimal nasional untukrumah
keperawatan(panti jompo) adalahadanyaorangyangberwenanguntuk memastikan
bahwa restraint hanya digunakan jika hal ini merupakan cara / metodepraktikal
satu-satunyadalam memastikankesejahteraanpasien/penghuni
danbahwapenggunaanrestraintterdokumentasidenganbaik.

2.10. TANGGUNG JAWAB INDIVIDU

Denganbantuandaripemegangkekuasaan, kolega,danmanajer, dansaranserta


sumberdayadalampanduanini,stafperawatharusmemastikanbahwamereka:
A. Memahamipengertianrestraint
B. Menyediakan pelayanan yang terpusat kepada pasien sehingga
meminimalisasikebutuhanakanrestraint
C. Memahamikerangkaetikdanhukumyangberkaitandenganrestraint
D. Mengetahuitindakanapayangdilakukanjikaterdapatkecurigaanadanya
penggunaanrestraint yangtidakpadatempatnya/salah
E. Memahamikondisi/situasidimanarestraintdiperbolehkansecaralegal/ etis
F. Memahamicarauntukmeminimalisasirisikoyangdapattimbuljikarestraint
digunakan

Penggunaanrestraint selalumerupakanmasalah emosional, yangmenantang dan


memberikan keputusanyang sulitdalam melakukan perawatan pasien. Perawat
sebaiknyamendiskusikandanmemperdebatkanmasalahini, sertabekerjadengan
koleganyauntukmeningkatkanpelayanandanmemperolehsolusi praktisyang
sesuaidenganmasing-masingindividupasien.

14
BAB III

RUANGLINGKUP

RuanglingkupPanduanRestraininiditerapkanpadasemuapasienrawatinap,rawat jalan ,
InstalasiGawatDarurat(IGD), dan high care unit ( HCU).

15
BAB IV TATA

LAKSANA

4.1. Yang berwenang untuk membuat keputusan mengenai penggunaan restraint


adalahdokterpenanggung jawabpasien.
A. Jika rumah sakit menggunakan protokol yang mencakup juga mengenai
penggunaanrestraint/isolasi,instruksi spesifikdari dokterpenanggungjawab
pasientetapdiperlukansetiapkalihendakmengaplikasikanrestraint/isolasi.
B. Jikadokterpenanggungjawabpasientidakhadirsaatdibutuhkaninstruksi,
makatanggungjawabini harusdidelegasikankepadadokterlainnya.Dokter
yangmenerimadelegasinantinyaakanmengkonsultasikanpasien kepada dokter
penangunggjawabviatelepon.
4.2. Restraint/isolasimerupakansuatuhalyangtidakterjadisetiapwaktubukanlah
halyangrutinterhadapkondisi/perilakutertentupasien.
4.3. Setiappasienharusdinilaidanintervensiyangdiberikanharuslahsesuaidengan
kebutuhandankepentinganpasien
4.4. Restraint/isolasiiniberperansebagai cara/alternatifterakhirjikametodeyang kurang
restriktif lainnya tidak berhasil / tidak efektif untuk memastikan keselamatan
pasien, staf, atau oranglain. Oleh karenaitu,restraintinitidakboleh
dianggapsebagaiprosedur/responsstandardalampenangananpasien.
4.5. Instruksimengenaipenggunaan restraint / isolasi ini tidak boleh diberlakukan
sebagaiinstruksiprorenata(jikaperlu).
4.6. Setiapepisodepenggunaanrestraint/isolasiharusdinilaidandievaluasiserta
berdasarkaninstruksidokter.
4.7. Jikapasienakhir-akhirini baruterbebasdari penggunaanrestraint/isolasi dan
kemudianmenunjukkanperilakuyangmembahayakandanhanyadapat diatasi olehre-
aplikasirestraint/isolasi,diperlukaninstruksibaruuntuk melakukanre- aplikasi.
4.8. Staftidakbolehmemberhentikan penggunaanrestraintisolasi dankemudianme-
reaplikasikannyakembali di bawahinstruksi yangsama(sebelumnya), Pengecualian:
A. Penggunaansiderailsyangdiindikasikandirekammedispasien.Jikastatus
pasienmemerlukan penggunaan keempatsiderailsselama pasiendi tempat
tidur,tidakdiperlukaninstruksi prorenata.Tidakdiperlukaninstruksi baru
setiapkalipasienkeluar/kembaliketempattidurnya.
B. Perilakumembahayakandirisendiri.Jikapasienmengalamikondisimedis dan
psikiatri kronis, seperti Sindrom Lesch-Nyham, dimana pasien
menunjukkanperilakumembahayakandirisendiri, suatuinstruksipenggunaan
restrainttidakperludiperbaharui setiapkalinya.Tujuanpenggunaanrestraint
iniadalahuntukmencegahcedera/bahayapadadirisendiri.
4.9. Tidak terdapat kriteria mengenai perilaku apa saja yang dianggap
membahayakan.Keputusanmengenai perilakuberbahayaini dibuatberdasarkan
penilaianolehdokter(clinicaljudgement).
4.10. Instruksi penggunaanrestraint/isolasiyangbertujuanuntukmanajemenperilaku
destruktif/membahayakanharusdievaluasi dalamkurunwaktutertentu,seperti
tercantum dibawahini:
A. 4jam untukdewasa≥18tahunkeatas
B. 2jam untukanakdanremajausia9-17tahun
C. 1jam untukanak<9tahun
4.11. Perludiketahui: bataswaktuevaluasisepertiyangdisebutkandiatastidakberlaku
padakasuspenggunaanrestraint dengantujuan manajemenperilakunon- destruktif.

16
4.12. Staf harus menilai dan memantau kondisi pasien secara berkala untuk
memastikanbahwapasiendapatdibebaskandari restraint/isolasipadawaktu
yangsedinimungkin.
4.13. Restraint atauisolasi hanyabolehdilanjutkanselamakondisi membahayakan
tersebutmasihberlangsung
4.14. Jikakondisimembahayakantersebuttelahteratasi,penggunaanrestraintatau
isolasiharussegeradihentikan
4.15. Keputusan untukmenghentikan restraintharusberdasarkan pada pertimbangan
bahwarestraint/isolasitidaklagi dibutuhkanataubahwakebutuhanpasiendapat
dipenuhidenganmetodeyangkurangrestriktif.
4.16. Suatukondisipembebasanrestraintsementarayangdiawasisecaralangsung oleh staf
dengan tujuan untuk memenuhikebutuhan pasien (seperti pergi ke kamar mandi,
makan, ataulatihan geraktubuh) tidakdianggap sebagai pemberhentianrestraint.
Selamapasien beradadalampengawasanlangsung oleh
staf,tidaklahdianggapsebagai pemberhentianrestraintkarenapengawasanstaf
secaralangsungdianggapmemilikitujuanserupadenganpenggunaanrestraint.
4.17. Pimpinanrumahsakit bertanggungjawab dalammenciptakansuatubudayayang
mendukunghakpasienuntukterbebasdari restraint/isolasi.Pimpinanharus
memastikansistemberjalandengan baik,diimplementasikan,dandievaluasi secara
rutin. Sistem ini membantu menetapkan standar pelayanan pasien
sehinggajikasecaratidaklangsungdapatmeminimalisasi penggunaanrestraint
yangtidaktepat.
4.18. Penggunaan restraint disesuaikan dengan kebutuhan pasien, kondisi medis,
riwayatpenyakit,daktorlingkungan,danpreferensipasien.
4.19. Dalammengaplikasikanrestraint, terdapat beberapapersyaratanyangharus
dipenuhi, yaitu:
A. Pengunaan restraint harus mempunyai batas waktu pemberlakuannya
(maksimal24 jam).
B. Pasienharusdievaluasimengenaikondisidanperlunyapenggunaanrestraint
iniuntukdilanjutkanatautidak.Bataswaktuberlakunyarestraintiniditetapkan
olehrumah sakit.
4.20. Jikabataswaktuberlakunyainstruksirestrainthampirberakhir, perawat yang
bertugasharusmenghubungi dokteruntukmelaporkanmengenai keadaan/ kondisi
kinissertahasil asesmendanevaluasi terkini pasien,sekaligus
menanyakanapakahinstruksi restraintiniakandilanjutkanatautidak (diperbaharui).
4.21. Untukkasusaplikasirestraint padapasiendenganperilakudestruktif:
4.22. Pasienharus ditemui dan dievaluasi secaralangsung dalamwaktu1jamsetelah
diberlakukannyainstruksirestraintoleh:
A. Dokter yangbertugas
B. Perawat/asistendokter yangterlatih
4.23. Dokteryangbertanggungjawabterhadappasienharusmenemui pasiensecara
langsungdanmelakukanasesmendanevaluasiterhadappasiensebelummenulis
instruksibarumengenaipenggunaanrestraint/isolasi(dalam24jam).Evaluasiini
berupa:
A. Kondisiumum pasiensaatitu
B. Anamnesis:riwayatpenyakitpasien,riwayatobat-obatan
C. Pemeriksaanfisik
D. Hasilpemeriksaanpenunjang
E. Reaksi/responpasienterhadaprestrant/isolasi
F. Kondisimedisdanperilakupasien
G. Perluatautidaknyauntukmenghentikan/melanjutkantindakanrestraint/
isolasi

17
4.24. Evaluasi ini dilakukanuntukmenentukanapakahrestraintperludilanjutkan atau
tidak,faktor-faktorapasajayangberkontribusi terhadapperilakudestruktifpasien
(misalnyainteraksi obat,ketidakseimbangan elektrolit,hipoksia,sepsis),dan
apakahaplikasirestraintinitelahsesuaidenganindikasi.
4.25. Jikadalamsuatukondisitidaktersediadokter,makanevaluasiinidapatdilakukan
olehperawat/asistendokteryangterlatih.Setelahevaluasi dilakukan, perawat/ asisten
dokter harus segera menghubungi dokter yang bertanggungjawab
terhadappasien.Pelaporaniniharusmeliputi(minimal):
A. Hasilevaluasipasien
B. Temuan-temuanterbarumengenaikondisipasien
C. Diskusimengenaiperluatautidaknyauntukmelanjutkanaplikasirestraint/
isolasi
D. Diskusimengenaiperlunyaintervensi/tatalaksanalainnya
4.26. Kesemuanya ini harus dicatat dalam rekam medis pasien, termasuk hasil
asesmendanevaluasipasiendanalasanpenggunaanrestraint/isolasi.
4.27. Aplikasirestraint/isolasiharussejalan/sesuaidenganmodifikasitertulisdalam
rencanaasuhankeperawatanpasien.
4.28. Penggunaanrestraint/isolasi (termasukobatdan alat)harusdidokumentasikan
dalamrencanaperawatan/tatalaksanapasien
4.29. Keputusanuntukmenggunakanrestraint/isolasiharuslahdicatatberikutalasan
yangmendasarinya.Pengambilankeputusanini didasarkan padaasesmendan
evaluasipasien.
4.30. Rencanaperawatanpasienharusditinjauulangdandiperbaharui dalamrekam
medissesuaidengantanggalspesifikdiberlakukannyasuaturestraint/isolasi.
4.31. Penggunaanrestraint /isolasi harusdiimplementasikandenganteknikyang benar
danaman.
4.32. Penggunaanrestraint/isolasiinitidakbolehmenjadi penghalang/penghambat
dalampemberianpenanganan/intervensilaiyangjugadiperlukanolehpasien.
4.33. Penggunaanrestraint/isolasiharussesuaidenganinstruksidaridokteryang
bertanggungjawabterhadappasien
4.34. Padakondisiemergensidimanapenggunaanrestraintdiperlukansegerasehingga
akanterlalulamajikamenungguinstruksi/izindari dokterterlebihdahulu,instruksi
tersebutharusdiperolehsegera(dalamhitunganmenit) selama/setelahrestraint
diaplikasikan.
4.35. Sebaiknya dipilih metode yang paling tidak restriktif dalam pengaplikasikan
restraint,tetapiharustetapmenjaminkeselamatanpasien,staf,danoranglain
dariancamanbahaya.
4.36. Penggunaanrestraintuntuk mengontrolperilakupasientidakbolehdianggap
sebagaibagiandaripelayananyangbersifatrutin.
4.37. Penggunaan restraint untuk pencegahan jatuh tidak boleh dianggap sebagai
bagianyangrutindalamprogrampencegahanjatuh.
4.38. Tidak ada buktibahwa penggunaan ‘mechanicalrestraint’ (termasuk bedrails)
akanmencegahataumengurangi jatuh.Bahkan, kejadianjatuhyangterjadi pada
pasienyangdilakukanpembatasanmekanisseringmenimbulkancederayang lebih
berat. Faktanya, di beberapa instansi, pengurangan dalam penggunaan
‘pembatasanmekanis’dapatmengurangirisikojatuh.
Contoh:pasiensindromSundowner,dimanagejalademensiapasienmenjadilebih
jelasdannyatadi sorehari daripadadi pagi hari.Pasientidakberperilakuagresif
atauberbahaya,namunpasienmengalami gangguangayaberjalanyangtidak
stabildanterus-menerusberusahauntukturundari tempattidurbahkan setelah
stafmenggunakanbeberapaalternatifuntuk menjagapasientetapberadadi
tempattidurnya.Tidakada‘bahaya’ signifikanyangdihasilkandari perilaku
berkeliaranpasien.Stafmemintadokter untukmeresepkansedatifdosistinggi
untuk‘menidurkan’pasiendanmenjaganyatetapditempattidur.Pasientidak

18
mempunyai gejala/kondisi medisyangmengindikasikan perlunyamenggunakan
sedatif.Selainitu, padatempattidur pasienjugadipasang bedrails.Penggunaan
sedatifpadakasusinitergolongsuaturestraint untukpasien
4.39. Pemberianobatsedasi (sebagai restraint)dengan alasan bahwapasien‘dapat’
jatuhakibatperilakuberkeliarannyainibukanlahsuatuindikasi yangkuat.
Sebenarnya,padakasusini,sedasiyangdiberikan(restraint)bertujuanuntuk
‘kenyamanan’stafrumahsakit.Olehkarenaitu,pemberiansedasiinidianggap
kurangtepat.
4.40. Saatmenilairisikojatuhpadapasiendanmerencanakanasuhankeperawatan,
stafharusmempertimbangkanapakahpasienmempunyaikondisimedis yang
mengindikasikan kebutuhanakanintervensi protektifuntukmencegahpasien
berkeliaranatauturundaritempattidur.Riwayatjatuhtanpa adanyapenyakit
medisyangmendasari tidakcukup kuatuntukmengindikasikankebutuhanakan
restraint.
4.41. Pentingdiingatbahwaunsur‘kenyamanan’bukanlahalasanyangdapatditerima
untukmelakukanrestraintterhadappasien.
4.42. Restrainttidakbolehdianggapsebagaipenggantipemantauanpasien
4.43. Untukmenentukan perluatautidaknyamenggunakanrestraint,diperlukansuatu
asesmenpada setiapindividu secara komprehensif untukmenentukankebutuhan
akanrestraint berikut jenisyangdipilih.Asesmenini harusmeliputi pertanyaandi
bawahini(minimal):
A. Apakahterdapatintervensi/tindakanpencegahanyangaman(selainrestraint)
yangdapat dilakukanuntukmengurangirisikopasienmengalami cedera/ berada
dalamkondisi yang‘membahayakan(misalnyaterpeleset, tersandung,
ataujatuhjika pasienturundaritempattidur)?
B. Apakah terdapat cara yang memungkinkan pasien untuk dapat bergerak
denganaman?
C. Apakahterdapatalatbantuyangdapatmengingkatkankemampuanpasien
untukmandiri?
D. Apakahterdapatkondisi/obat-obatanpadapasienyangmenyebabkan
ketidakseimbanganberjalan?
E. Apakahpasienbersediauntukberjalansambildipapah/ditemaniolehstaf?
F. Dapatkahpasienditempatkandi kamaryanglebihdekatdenganposperawat
dimanapasientersebutdapatdiobservasidenganlebihbaik?
4.44. Jikadalamasesmenterdapatsuatukondisimedisyangmengindikasikanperlunya
intervensi untuk melindungi pasien dari ancaman bahaya, sebaiknya
menggunakanmetodeyangpalingtidakrestriktiftetapiefektif.
4.45. Penggunaanrestraintharussesuaidenganprinsipetissepertidibawahini:
A.Beneficence: bertujuanuntukkepentinganpasien(bersifat menguntungkan pasien)
B. Non-maleficence:tidakmembahayakanpasien/merugikanpasien
C. Justice:memperlakukansemuapasiendengansetaradanadil
D.Autonomy:menghargai hakpasiendalammengambil keputusanterhadap
dirinyasendiri.
4.46. Dalammenggunakanrestraint, harusdipertimbangkanantararisikoyangdapat
timbulakibatpenggunaanrestraint denganrisikoyangdapattimbulakibat perilaku
pasien.
4.47. Permintaan keluarga/ pasien untukmenggunakanrestraint (yang dianggap
menguntungkan)bukanlahsuatuhalyangdapat mendasari diaplikasikannya
restraint. Permintaan ini haruslah mempertimbangkan kondisi pasien dan
asesmenpasien.
4.48. Jikatelahdiputuskanbahwarestraintdiperlukan,dokterharus menentukanjenis
restraintapayangakandipilihdandapatmemenuhi kebutuhanpasiendengan
risikoyangpalingkecildanpilihanyangpalingmenguntungkanuntukpasien.

19
4.49. Stafharusmencatatdirekammedispasienmengenai keputusanpenggunaan restraint
danjenisnya. Dituliskanjuga bahwarestraintyang digunakanmerupakan
intervensiyangpalingtidakrestriktifnamunefektifuntukmelindungi pasiendan
penggunaanrestraintdiputuskanberdasarkanasesmenper-individu.
4.50. Selama penggunaan restraint, pasien harus dipastikan memperoleh asesmen,
pemantauan, tatalaksana,danperawatanyangsesuaidengankebutuhanpasien.
4.51. Prosedur yangharusdiobservasisebelumdansetelahaplikasirestraint:
A. Inspeksitempattidur,tempatduduk,restraint,danperalatanlainnyayang akan
digunakan selama proses restraint mengenai keamanan penggunaannya
B. Jelaskankepadapasienmengenaialasanpenggunaanrestraint
C. Semua objek / benda yang berpotensi membahayakan (seperti sepatu,
perhiasan,selendang, ikat pinggang, tali sepatu, korekapi) harusdisingkirkan
sebelumrestraint diaplikasikan
4.52. Setelahaplikasirestraint, pasiendiobservasiolehstaf
4.53. Kebutuhanpasien,sepertimakan,minum,mandi,danpenggunaantoiletakan
tetapdipenuhi
4.54. Secaraberkala,perawatakanmenilaitandavitalpasien,posisitubuhpasien,
keamananrestraint,dankenyamananpasien.
4.55. Dokter harus diberitahu jika terdapat perubahan signifikan mengenai perilaku
pasien.
4.56. Aplikasirestraintdanisolasisecarabersamaan:
A. Hanyadiperbolehkanjikapasiendipantausecaraterus-menerusoleh: B.
Stafbertugasyangberpengalamandanterlatih
C. Staf terlatih dan digunakan pemantauan dengan video dan audio atau
observasi secaralangsung.Alatpantauiniharusberjarakdekatdengan pasien.
D. Harusadadokumentasitertulisyangjelasmengenaialasanpenggunaannya.
4.57. Dokumentasimeliputi:
A. Deskripsikondisipasien
B. Deskripsiperilakupasien
C. Deskripsialasandanjenispenggunaanrestraint/isolasi
D. Evaluasiperilakudankondisimedispasiensetelahpengaplikasianrestraint/
isolasi
E. Intervensialternatif/yangbersifatkurangrestriktifyangtelahdilakukan
F. Responspasienterhadapintervensiyangdigunakan,termasukrasionalisasi
penggunaanrestraint/isolasi
4.58. Penggunaan borgol, atau alatrestriktiflainnyayangdilakukanolehpetugas
keamananpemerintah(non-rumahsakit) untuktujuanpenahanan, detensi, dan
alasankeamananpublik;dianggapsebagai alatpertahanan/penegakan hukum
dantidakdianggapsebagai suatuintervensi restraintdalamlayanankesehatan
yangdigunakanolehstafrumahsakituntukmengekangpasien.
A. Petugaskeamananpemerintahyangbertugasmengawasisecaralangsung
tahananyang dirawatdi rumahsakitbertanggungjawabdalampenggunaan,
aplikasi, danpemantauanalatrestriksiini,disesuaikan juga denganhukum
setempat yangberlaku.
B. Namun,rumahsakitjugatetapbertanggungjawabterhadapasesmenpasien
yangadekuat dantetapmemperhatikan keselamatanpasiensertamenjaga
pemberiantatalaksanayangsesuaistandar.
4.59. Rumahsakitsebaiknyamewajibkanstafyangterlibat(stafyangmengaplikasikan
restraint/isolasi,stafyangbertugasmemantau, menilai,ataumemberikan
pelayanankepadapasien)memilikipengetahuandan memperolehpelatihan
mengenai:

20
A. Teknik untuk mengidentifikasi perilaku pasien, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi,dankejadian–kejadianyangmembutuhkanrestraint/isolasi.
B. Carauntukmemilih intervensiapayangpalingtidak bersifatrestriktiftapi
efektif,berdasarkanpadaasesmenkondisimedis/perilakupasien
C. Caramengaplikasikanrestraintdenganaman
D. Cara mengidentifikasi perubahan perilaku spesifik yang mengindikasikan
bahwarestraint/isolasitidaklagidiperlukan
E. Pemantauankondisifisikdanpsikologispasienyangmengalamirestraint/
diisolasi,termasukstatusrespirasidansirkulasi,integritaskulit,dantanda vital
F. Teknikmelakukanresusitasijantungparu.
4.60 Rumah sakit harus melaporkan kasus kematian yang berkaitan dengan
penggunaanrestraint/isolasi kepadapusatlayanankesehatansetempat.
Pelaporantersebutberupa:
A. Laporankasuskematianyangterjadisaatpasiendilakukanrestraint/isolasi
B. Laporankasuskematianyangterjadidalam24jamsetelahpasiendibebaskan
darirestraint/isolasi.
C. Setiapkematianyangterjadidalamwaktu1minggusetelahpengaplikasian
restraint/isolasi dimanaterdapatpertimbanganbahwarestraint/isolasiini
berkontribusibaiksecaralangsungmaupuntidaklangsungterhadapkematian
pasien.

21
BAB V

EVALUASIPANDUAN /KEBIJAKAN

5.1. Evaluasikebijakanrestraint/isolasiinidilakukanuntukmelihat apakahsetidaknya hal-


haldibawahiniterlaksanadenganbaik:
A. Siapayangberwenanguntukmenghentikanpenggunaanrestraint/isolasi
B. Kondisi-kondisidimanarestraint/isolasiharusdihentikan
5.2. Peninjauanterhadaprekammedispasienyangmenjalani restraintdengantujuan
untukmengontrol perilakuyangmembahayakandiri sendiriatauoranglain
mencakuphal-halberikutini:
A. Pasienyangpernahatausaatinimenggunakanrestraintselamadirawatdi
rumahsakit
B. Alasan-alasansehinggapenggunaanrestraintdisepakati,danpertimbangan
apayangadauntukmemutuskanbahwacara/ metodelainyanglebihtidak
restriktifkurangefektifdibandingkanrestraint
5.3. Wawancarastafyangterlibat secaralangsung denganpasienuntukmengetahui
sejauhapayangmerekaketahui danpahami mengenai kebijakanrestraintdan
isolasi.Jikaterdapat pasienyang saat itumenggunakanrestraint, pastikan bahwa
telahsesuai denganindikasi.Tanyakan jugamengenai kapanpasiendimonitor
dandiperiksaterakhirkali.
A. Apakah selama ini penggunaan restraint / isolasi tela sejalan dengan
kebijakandanprosedur restraintyangberlakudirumahsakitsertasesuai
dengankebijakanpemerintahsetempat?
B. Evaluasi mengenai laporan insidens yang terjadi di rumah sakit untuk
menentukanapakahcederayangdialamiolehpasienterjadi sebelumatau
selamarestraint digunakan. Apakahinsidenstersebut terjadi lebih sering
padapasienyangdilakukanrestraint?
C. Jikasuatutinjauanulangterhadaprekammedismengindikasikanbahwa
pasienyangmenerimarestraintmengalami cedera,tentukanapayangtelah
dilakukanolehrumahsakituntuk mencegahterjadinyacedera berulang/
berikutnya.Tentukanapakahrumah sakittelahmelakukan modifikasi
terhadapkebijakanrestraint/isolasi.
5.4. Kumpulkandatamengenai penggunaanrestraintdanisolasidalamkurunwaktu
yangspesifik(misalnya3bulan)untukmelihatpolapenggunaanrestraintdi unit-
unittertentu,setiappergantianjaga,sertapolatiapminggunya.
5.5. Perhatikanpulaapakahjumlahpasienyangmenggunakanrestraint/diisolasi
meningkatdiakhirpekan,saatharilibur,saatmalamhari,saatjampergantian
jagatertentu, saat digunakanjasaperawat honorer, memiliki kecenderungandi
satuunittertentudaripadaunitlainnya.
A. Polasepertiini dapatmembantuuntukmelihatadanyapenggunaanrestraint
yangtuidaksesuai dengankepentingan/kebutuhan pasien,tetapilebih
kepadaaspek‘kenyamanan’, kurangnya staf, ataukurangnya staf yang
berpengalaman/terlatih.
B. Peroleh pula jadwalpiket perawat selama bekerja dirumah sakit untuk melihat
apakahterdapat pengaruh meningkatnyapenggunaanrestraint di tingkatstaf
5.6. Lakukanjugawawancarasecaraacakdenganpasienyangmenjalanirestraint.
Apakahalasandigunakannyarestraintinidijelaskankepadapasiendengankata-
katayangdapatdimengerti?

22
BAB VI

DOKUMENTASI

6.1.FormRMAsesmenRestraint

ASESMEN RESTRAIN

Pengkajian Tanggal: Pukul: WIB


RiwayatAlergi ❑ Tidak Ada ❑ Ada,…………………………….
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
RiwayatPenyakit :

PEMERIKSAANFISIK DANMENTAL
Kesadaran ❑ ComposMetis ❑ Apatis ❑ Delirium ❑ Somnolen ❑Sopor ❑ Coma
GCS E: V: M:
Tanda Vital TD : MmHg Nadi: x/menit Suhu: °C RR : x/menit
❑ Pasiengelisahataudelirium
HasilObservasi ❑ Pasientidakkooperatif
❑ Ketidakmampuandalam mengikutiperintahuntuktidakmeninggalkantempattidur
PERTIMBANGAN KLINIS
❑ Membahayakandirisendiri
❑ Membahayakanoranglain
❑ Gagalmeminimalkanpenggunaanrestrain
PENILAIANDANINTRUKSIDPJP
Restrain Non ❑ Restraintempattidur
Farmakologi ❑ Restrainpergelangantangan
oTangankanan
oTangankiri
❑ Restrainpergelangankaki
oKakikanan
oKakikiri
❑ Lain-lain,…………………………………………..
Restrain Farmakologi ……………………………….
PengkajianTanggal…………..,Jam…..
NamaPerawat/Bidanyangmengkaji

(………………………………………)

23
6.2.PemberianInformasiPemasanganRestraint

PEMBERIANINFORMASITINDAKANPEMASANGAN RESTRAIN
PemberiInformasi
Sebagai
PenerimaInformasi
…………………………………………
JenisInformasi IsiInformasi ✓
1. Diagnosis

2. Dasardiagnosis Anamnesis,pemeriksaanfisik,hasilpenunjang
3. KondisiPasien
4. Tindakanyang
Pemasangan Restrain
diusulkan
Lakukancucitangan6langkah,aturposisipasienterlentangatausesuai
dengankondisipasien.Siapkanalatpengikatdaribahanyangnyaman
(kassaataukainrestrainyangtersedia).Gunakanbantalanpada
ektremitaspasiensebelumdipasangrestrain.Ikatkanrestrainpada
5. Tatacara
extremitasyangdimaksuddanjanganterlalukeras.Longgarkantalisetiap
4jam selama30menit,kajijikaadalukapadatempatikatanrestraindan
observasi.Cucitangan6langkah.

Menghindarihal-hal yangmembahayakanpasienselamaperawatan.
Memberikanperlindunganpadapasiendarikecelakaan(jatuhdaritempat
6.
tidur).Danprosespengobatandapat berlangsungoptimaltanpaterganggu
Tujuan&
olehketidakkooperatifanpasien,demimemperolehhasil yangdiharapkan.
Manfaat

Rasasakitatautidaknyaman,gataldaniritasi,lukalecet.
7. Resiko

Muncullukalecet.
8. Komplikasi

9. Kemungkinan
alternatifdari
tindakan
10.Prognosis Dubiaadbonam/malam⃰
11.Kemungkinan
hasil yangtidak
terduga
12.Kemungkinan
Dapatterjadiberbagaikemungkinankejadianyanglebihberatbilamana
hasilbilatidak
tidak dilakukantindakanpenangananyangtepatsesuaisarandan
dilakukan
pertimbangandokter.
tindakan
13.Perkiraan Biaya

Denganinimenyatakanbahwasayatelahmenjelaskanhal-haltersebutdiatassecara TTD
benardanjelassertamemberikankesempatanuntukbertanyadan/atauberdiskusi dan
pasienmemahami.(PemberiInformasi)
Denganinimenyatakanbahwasayatelahmenerimainformasisebagaimanaadanyadi TTD
atasyangsudahdiberitanda(✓)dikolomkanannyadansayatelahmemahaminya.
(PemberiPersetujuan)

Bilapasientidakkompetenatautidakmaumenerimainformasi,makapenerimainformasiadalahwaliatau
keluargaterdekat

24
6.3.FormObservasiPemasanganRestrain

FORMOBSERVASIPEMASANGAN RESTRAIN

Tanggal/Jampemasangan:
No Tanggal Jam Kesadaran GCS TTV LokasiRestrain Luka(+/-) Nama+Paraf
TD N S RR Ta.Ka Ta. Ka. Ka. Badan (Perawat/Bidan)
Ki Ka Ki

Keterangan:
1. Maksimalpemasangan24jam
2. Evaluasidalam jangkawaktu:
a.Setiap4jampadapasiendewasa
b.2jam padapasienanakusia9-17tahun
c. 1jam padapasienanakusiakurangdari9tahun
3. Untukpasienkondisikhususdilakukanobservasisetiap1jam

25
DitetapkandiTrenggalek
Padatanggal01 Juli 2019
DirekturRumah Sakit Budi Asih

dr. Rendra Andriawan, MM

NIP : 01.04.19.0085

26

Anda mungkin juga menyukai