NOMOR_ _ _/I-PER/DIR/2019
TENTANG PANDUAN
RESTRAINT
Mengingat : 1. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor29Tahun2004
tentangpraktikKedokteran
2. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor36Tahun2009
tentangKesehatan;
3. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor44Tahun2009
tentangRumah Sakit;
4. Undang–UndangRepublikIndoneisaNomor36Tahun2014
tentangTenaga Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1966tentangWajib SimpanRahasia Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Repulbik Indonesai Nomor
269/Menkes/Per/III/2008tentang Rekam Medis;
7. Keputusan Direktur Perseroan TerbatasZam Zam Shyfa Usaha
Nomor _ _ _/I-KEP/DIR/2019 tentang Struktur
OrganisasiDanTata Kerja Rumah Sakit Budi Asih;
8. Keputusan Direktur Perseroan TerbatasZam Zam Shyfa
UsahaNomor_ _ _/I-KEP/DIR/ 2019tentang Pengangkatan
DirekturRumah Sakit Budi Asih;
MEMUTUSKAN:
DitetapkandiTrenggalek
Padatanggal01 Juli 2019
Direktur
Rumah Sakit Budi Asih
1
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT BUDI ASIH
NOMOR_ _ _._/I-PER/DIR/ 2019
TENTANG
PANDUANRESTRAINT
BAB I
PENDAHULUAN
A.Maksud
B.Tujuan
1) Membantustaf untukmemahamiakanartirestraint
2) Membantumemberikanlayanankesehatanyangterbaikuntukpasien
3) Menyediakan pelayanan yang terpusat kepada pasien, memastikan
keselamatanpasiendanmeminimalisasipenggunaanrestraint
4) Memahami aspek etik dan hukum yang relevan dengan pengaplikasian
restraint
5) Mengetahuilangkah/tindakanapayangsebaiknyadilakukanjikaterdapat
kecurigaanterjadinyapenyalahgunaantindakanrestraint
6) Memahamikondisi/situasiyangmemperbolehkanpenggunaanrestraint
secaralegaldanetis
7) Memahami cara untuk meminimalisasi risiko yang dapat terjadi akibat
penggunaanrestraint
2
BAB II
DEFINISI
2.1. PENGERTIAN
A. Pengertiandasarrestraint:‘membatasigerak’atau‘membatasikebebasan
B. Pengertian secara internasional: restraint adalah suatu metode / cara
pembatasan/restriksi yangdisengajaterhadapgerakan/perilakuseseorang.
Dalamhalini,‘perilaku’yangdimaksudkanadalahtindakanyangdirencanakan,
bukansuatutindakanyangtidakdisadari/ tidakdisengaja/sebagaisuatu refleks.
C. Pengertian lainnya: restraint adalah suatu tindakan untuk menghambat /
mencegahseseorangmelakukansesuatuyangdiinginkan.
D. Definisirestraintiniberlakuuntuksemuapenggunaanrestraintdiunitdalam
rumahsakit.Padaumumnya, jikapasiendapat melepaskansuatualatyang
denganmudah,makaalattersebuttidakdianggapsebagaisuaturestraint.
E. Isolasi/ pengasingan adalah suatu tindakpengasingan terhadappasien di
dalamsuaturuangan dimanapasientinggal sediri dandicegahsecarafisik
untukmeninggalkanruangantersebut.Isolasi hanyadigunakanuntuktujuan
penanganantindakanyangmembahayakandiri sendiridanatauoranglain.
Ruangisolasiiniharusdipastikanuntukselaluterkunci.
F. Seorangpasienyangdipisahkansendiriandalamsuaturuanganyangtidak
dikuncitidaktergolongsebagaiisolasi.Pengasinganpasiendisuatuunit /
ruangrawatyangdikunci bersama-samadenganpasienlainnyajugatidak
tergolongisolasi.Timeout tidakdianggap sebagai isolasi.Timeout adalah suatu
intervensidimanapasiensetujuuntukditempatkansendiriandalamsuatuarea/
ruangandalamkurunwaktutertentudanpasientidakdicegahsecarafisikuntuk
meninggalkanruangan.Pasiendapatmeninggalkanruangandenganbebas.
A.Pembatasan Fisik
1) Melibatkansatuataulebihstafuntukmemegangipasien,menggerakkan
pasien,ataumencegahpergerakanpasien.
2) Jikapasiendapatdenganmudahmeloloskandiri/melepaskandiridari
peganganstaf,makahalinitidakdianggapsebagaisuaturestraint
3) Pemeganganfisik:biasanyastafmemegangipasiendengantujuanuntuk
melakukansuatupemeriksaanfisik/tesrutin.Namun,pasienberhakuntuk
menolakprosedurini.
a.Memegangi pasiendengantujuanuntukmembatasi pergerakanpasien dan
berlawanan dengan keinginan pasien termasuk suatu bentuk
restraint.
b.Pemegangan pasien secara paksa saat melakukan prosedur pemberian
obat (melawan keinginan pasien) dianggapsuaturestraint. Sebaiknya,
kalaupun terpaksamemberikan obat tanpa persetujuan pasien, dipilih
metodeyangpalingkurangbersifatrestriktif/ sesedikit mungkin
menggunakanpemaksaan.
c.Padabeberapakeadaan,dimanapasiensetujuuntukmenjalaniprosedur
/medikasi tetapi tidakdapatberdiamdiri /tenanguntukdisuntik/ menjalani
prosedur, staf boleh memegangi pasien dengan tujuan
prosedur/pemberianmedikasi berjalandenganlancardanaman.Halini
bukanemrupakanrestraint.
3
d. Pemegangan pasien, biasanya anak / bayi, dengan tujuan untuk
menenangkan/memberi kenyamanankepadapasientidakdianggap
sebagaisuaturestraint.
B.PembatasanMekanis
1)Melibatkanpenggunaansuatualat.Misalnya:
a. Penggunaan sarung tangan khusus diruang rawat intensif (Intensive
Care Unit –HCU)
b. Peralatansehari-hari:ikatpinggang/ sabukuntukmencegahpasienjatuh dari
kursi,penggunaanpembatasdi sisi kiridankanantempattidur (bedrails)
untukmencegahpasienjatuh/turundaritempattidur.
1. Penggunaan side rails dianggap berisiko, terutama untuk pasien
geriatri dandisorientasi.Pasiengeriatri yangrentan berisikoterjebak
diantarakasurdansiderails.Pasiendisorientasi dapatmenganggap
siderailssebagai penghalanguntukdipanjati dandapatbergerakke
ujung tempat tidur untuk turun dari tempat tidur. Saat pasien
berusahaturundari tempattidurdenganmenggunakansegalacara,
pasienberisikoterjebak,tersangkut,ataujatuh dari tempattidur dengan
kemungkinan mengalami cederayanglebihberat
dibandingkantanpamenggunakansiderails.
2. Penggunaansiderailsharusmempunyaikeuntunganyangmelebihi
risikonya.
3. Namun,jikapasiensecarafisiktidakmamputurundaritempattidur,
penggunaan side rails bukan merupakan restraint karena
penggunaansiderailstidakberdampak padakebebeasanbergerak
pasien
4. Penggunaanrestraintpadapasienyangmemerlukanmobilisasirutin
(untukmelancarkansirkulasi danmencegahulkusdekubitus)
merupakansuatuintervensi untukmelindungi pasiendari risikojatuh
danhalinitidakdianggapsebagairestraint.
5. Penggunaansiderailspadapasienkejanguntukmencegahpasien
jatuh/cederatidakdianggapsebagairestraint
c. Pengontrolan kebebasan gerak pasien: penggunaan kunci, penyekat,
tombolpengatur,dansebagainya.
2)Berikut adalah alat dan metode yang tidak termasuk sebagai restraint.
Metode/alatiniseringdigunakanpadaperawatanmedisataubedah.
a.Penggunaan papan fiksasi infus di tangan pasien, bertujuan untuk
stabilisasi jalur intravena (IV). Namun,jika papan fiksasi inidiikat ke
tempat tidur atau keseluruhan lengan pasien diimobilisasi sehingga
pasien tidak dapat mengakses bagian tubuhnya secara bebas,maka
penggunaanpapaninidianggapsebagairestraint
b.Penggunaanalatpendukungmekanisuntukmemperolehposisitubuh
tertentupada pasien, membantukeseimbangan/ kesegarisansehingga
mempermudahmobilitaspasien.Misalnya:penyanggakaki,leher, kepala,
ataupunggung.
c.Alat untuk memposisikanatau mengamakanposisi pasien,membatasi
pergerakanpasien,atausecaratemporer mengimobilisasi pasienselama
menjalaniprosedurmedis,gigi,diagnostik,ataubedah.
d.Pemulihan dari pengaruh anestesia yang terjadi saat pasien berada
dalamperawatanICUatauruang perawatanpascaanestesi dianggap
sebagai bagiandari prosedur pembedahan sehingga penggunaanalat
sepertibedrailsuntukkondisipasientidakdianggapbukansuaturestraint.
4
e.Beragamjenissarungtanganuntukpasientidakdianggapsebagai suatu
restraint.Namun,jikasarungtanganinidiikat/ditempelkanketempat tidur /
menggunakanfiksator pergelangantanganbersamaan dengan sarung
tangan dapat dianggap sebagai suatu restraint. Jika sarung
tangantersebutdipakai dengancukupketat/kencanghingga
menyebabkantangan/jari pasientidakdapatbergerak,hal ini dapat dianggap
sebagai restraint. Penggunaan sarung tangan yang tabal / besarjuga
dianggapsebagai restraintjikamenghambatpasiendalam
menggunakantangannya.
C.SurveilansTeknologi
1) Teknologiyang digunakandapatberupa:baluttekan(pressurepads),gelang
pengenal,televisi sirkuittertutup,ataualarmpadapintu.Kesemuanyaini
seringdigunakanolehstafuntuk meningkatkankewaspadaanterhadap
pasienyangmencobauntukkeluar/kaburatauuntukmemantaupergerakan
pasien.
2) Metode ini sering diterapkan dalam program perencanaan keperawatan
pasien,yangdisesuaikandengankebijakanorganisasi danmempunyai
asesmenrisikosertapanduanyangjelas.
D.Pembatasan Kimia
1) Melibatkanpenggunaanobat-obatanuntukmembatasipasien.
2) Obat-obatandianggapsebagaisuaturestrainthanyajikapenggunaanobat-
obatantersebuttidaksesuai dengan standarterapi pasiendan penggunaan
obat-obataninihanyaditujukanuntukmengontrol perilakupasien/
membatasikebebasanbergerakpasien.
3) Obat-obatanini dapatmerupakanobat-obatanyangsecararutindiresepkan,
termasukobat yangdijualbebas
4) Pemberian obat-obatan sebagai bagian dari tata laksana pasien tidak
dianggapsebagai restraint.Misalnyaobat-obatanpsikotikuntukpasien
psikiatri,obatsedasiuntukpasiendenganinsomnia,obatanti-ansietasuntuk
pasiendengangangguancemas,atauanalgesikuntukmengatasinyeri.
5) Kriteriauntukmenentukansuatupenggunaanobatdankombinasinyatidak
tergolongrestraintadalah:
a. Obat-obatan tersebut diberikan dalam dosis yang sesuai dan telah
disetujuiolehFoodandDrugAdministration(FDA)dansesuaidengan
indikasinya
b. Penggunaanobatmengikuti/sesuai denganstandarpraktikkedokteran
yangberlaku.
c. Penggunaan obat untuk mengobati kondisi medis tertentu pasien
didasarkanpadagejalapasien,keadaanumum pasien,dan
pengetahuanklinisi/ dokter yangmerawatpasien.
d. Penggunaan obat tersebut diharapkan dapat membantu pasien
mencapaikondisifungsionalnyasecaraefektifdanefisien
e. Jikasecarakeseluruhanefekobattersebutmenurunkankemampuan
pasienuntukberinteraksi denganlingkungansekitarnyasecaraefektif, maka
obat tersebut tidak digunakan sebagai terapi standar untuk pasien.
6) Tidak diperbolehkan menggunakan ‘pembatasan kimia’ (obat sebagai
restraint) untuktujuankenyamanan staf, untukmendisiplinkanpasien, atau
sebagaimetodeuntukpembalasandendam.
7) Efeksampingpenggunaanobatharuslahdipantausecararutindanketat
8) Contoh kasus: seorang pasien menjalani program detoksifikasi. Selama
terapiini,pasienmenjadiagresifdanagitatif.Stafmeresepkanobatyang
5
bersifatprorenata(kalauperlu)untukmengatasi perilakuagitasipasien.
Penggunaanobatini membantupasienuntukberinteraksi dengan oranglain
danberfungsi denganlebihefektif.Obatuntukmengatasi perilakuagitasi
pasieninimerupakanstandarterapi untukmenangani kondisimedispasien
(misalnya:gejalawithdrawal akibatalkohol /narkotika).Dalamkasusini,
penggunaanobattidakdianggapsebagairestraint.
E. PembatasanPsikologis
1) Dapat meliputi: pemberitahuan secara konstan / terus-menerus kepada
pasienmengenai hal-halyangtidakbolehdilakukanataumemberitahukan
bahwapasientidakdiperbolehkanmelakukanhal-hal yangmerekainginkan
karenatindakantersebutberbahaya.
2) Pembatasaninidapatjugaberupapembatasanpilihangayahiduppasien,
seperti:memberitahukankepadapasienmengenai waktutidurdanwaktu
bangunnya.
3) Contohlainnya:pembatasanbenda-benda/peralatanmilikpasien,seperti:
mengambil alatbantujalan pasien, kacamata, pakaian sehari-hari, atau
mewajibkanpasienmenggunakan seragamrumahsakitdengantujuan
mencegahpasienuntukkabur/keluar.
Jika suatu tindakan memenuhi definisi restraint, hal ini tidak secara otomatis
dianggap salah/ tidakdapat diterima. Penggunaanrestraint secaraberlebihan dapat
terjadi, tetapi pengambilan keputusan untuk mengaplikasikan restraint bukanlah
suatu hal yangmudah.Suatudiskusi yangmendalam mengenai aspeketik,hukum,
praktik, danprofesionalismedilakukan untukmembantutenagakesehatan(misalnya
perawat)memahamiperbedaanantarapenggunaanrestraintyangsalah/tidakdapat
ditolerir dengankondisiyangmemangmemerlukantindakanrestraint.
Tidaklahmemungkinkanuntukmembuatsuatudaftar mengenaijenisrestraintapa
sajayangdapat diterapkankepadapasiendikarenakanpengaplikasiannya
bergantungpadakondisi pasiensaatitu.Suatu pembatasanfisik/mekanis/kimia
dapatditerapkanpadasuatukondisitertentu,tetapitidakpadakondisilainnya.
Berikutadalahbeberapacontohperbandinganantararestraintdanbukanrestraint:
6
untukmemberikansedasi.
4 Pasiengeriatridenganriwayatstroke Bukanlahrestraintkarenabedrails
berulangbutuhbantuanuntukturun dari tidakmengontrolperilakupasienatau
tempattidurdanmelakukan mencegahpasienuntukmelakukan
aktivitassehari-hari.Pasienjugatidak sesuatuyangdiinginkan
mampuuntukmengkomunikasikan
kebutuhannya.Pasiengelisahsaat
malam,mengalamispasmeotot,dan
berisikojatuhdaritempattidur.
Perawatmemutuskanuntuk
mengunakanbedrailsuntuk
mengurangirisikojatuh.
5 Pasiengeriatridirawatdipantijompo Dapatdianggaprestraintkarena
setelahmengalamifrakturpanggul. mencegahkeinginanpasienuntuk
Pasientidakstabilsaatbergerakdan turundaritempattidur.
seringlupamenggunakanalatbantu
jalannya.Keluargasangat khawatir
terjadifrakturpanggulberulangdan
memintaperawatuntukmenggunakan
bedrailsuntukmencegahpasienturun
sendiriandaritempattidurdimalam hari.
2.3. INDIKASIRESTRAINT
A. Pasienmenunjukkanperilakuyangberisikomembahayakandirinyasendiri
danatauoranglain
B. Tahananpemerintah(yanglegal/sahsecarahukum)yangdirawatdirumah sakit
C. Pasien yang membutuhkan tata laksana emergensi (segera) yang
berhubungandengankelangsunganhiduppasien
D. Pasienyangmemerlukanpengawasandanpenjagaanketatdiruanganyang aman
E. Restraint atau isolasi digunakan jika intervensi lainnya yang lebih tidak
restriktiftidakberhasiltidakefektifuntukmelindungi pasien,staf,atauorang
laindariancamanbahaya.
Indikasiinidiaplikasikanuntuk:
A. Semuarumahsakit:rumahsakitlayananakut(acutecare),layananjangka panjang,
rumahsakit jiwa,rumah sakitanakdan bunda, danrumah sakit kanker
B. Semualokasididalamrumahsakit:semuajenisperawatan,termasukruang
rawatinap biasa, unit bedah/medis, ICU, IGD, forensik, ruangrawat psikiatri,
ruangrawatanak,dansebagainya
C. Semuapasiendirumahsakit,tanpamelihatusia, yangmemenuhiindiaksi. D.
Rumahperawatandiluarrumahsakit(rumahsendiriataupantijompo).
7
metode yang kurang restriktif memiliki risiko yang lebih besar daripada risiko
akibatpenggunaanrestraint.Asesmenkomprehensifini harusmeliputi
pemeriksaanfisikuntukmengidentifikasimasalahmedisyangdapatmenyebabkan
timbulnyaperubahan perilakupada pasien.Misalnya: peningkatan suhutubuh,
hipoksia,hipoglikemia,ketidakseimbangan elektrolit,interaksi obat,dan efek samping
obat dapat menimbulkan kondisidelirium, agitasi, dan perilaku yang
agresif.Penanganan masalahmedisini dapatmengeliminasi ataumeminimalisasi
kebutuhanakanrestraint/isolasi.
1)Perawatanyangberpusatpadapasien,terutamayangmempunyaikebutuhan
dukunganpsikologis
2)Tingkatkebebasandanrisikoperawatandirumah
3)Pencegahankekerasandanagresi
4)Pencegahanide/tindakanbunuhdiridanmelukaidirisendiri
5)Pengalamanpasiendiruangrawatintensif(HCU)
6)PemenuhankebutuhanpasiendemensiadiruangrawatRS
7)Pencegahandanpenanganandelirium
8)Menjagahargadiridanmartabat pasienselamaasuhankeperawatan
9)Pencegahanrisikojatuh
A. Dampakfisik
1)Atrofiotot
2)Hilangnya/berkurangnyadensitastulang
3)Ulkusdecubitus
4)Infeksinosocomial
5)Strangulasi
6)Penurunanfungsionaltubuh
7)Stresskardiak
8)inkontinensia
8
B. Dampakpsikologis
1)Depresi
2)Penurunanfungsikognitif
3)Isolasiemosional
4)Kebingungan(confusion)danagitasi
Penyelesaian masalah etika dapat merupakan suatu hal yang sulit dan
menantang. Dalam pembuatan keputusan untukmelakukan ‘pembatasan fisik’
(physical restraint),seringkali sulituntukmengindari‘bahaya’(harm) karenabaik
dilakukanrestraintatautidak,hal inidapat membahayakan pasien.Perawat memiliki
tanggungjawabterhadapseluruhpasienyangberadadalamasuhan keperawatan
mereka,dan jikaternyatapemberianizinkebebasan bertindak kepada
satupasiendapat menyebabkankerugian/ membahayakanoranglain,
makapengambil keputusanharusmempertimbangkankonsekuensi terhadap
pengaplikasianrestraintatautidakmengaplikasikanrestraint.
9
inginkan, makamerekaakanberadadalamkondisi emosional yanglebihbaik
dalamjangkawaktuyangcukuplama.Pembuatankeputusanmengenai pilihan
tindakanterbaikkepadapasiendapat menyulitkantenagakesehatan.Sebagai
bagiandari pelatihandan pengembangan profesionalitasberkesinambungan,
perawatperlumendiskusikanmengenaidilemayangterjadi antarateoritisdan
praktiknya.Kecuali dalamsituasi emergensi,keputusanpengaplikasianrestraint
dankebijakan/ panduannyaharusdidiskusikandengantimmultidisiplindan
melibatkanpasensertakeluarganya,jikamemungkinkan.
Situasi dimanarestraintdiperbolehkanadalahjikapasientelahdiberikaninformasi
yangcukupmengenai kondisinyadanperlunyapenggunaanrestraintsertatelah
menyetujui dilakukannyatindakantersebutsebagai bagiandariprogramrencana
asuhankeperawatanpasien.Padakasuslainnya,perawatmempunyai kewajiban
profesi keperawatanuntukmembatasi pasiendengantujuanmelindungi pasien
dariterjadinyarisikoyanglebihmembahayakanatauuntukmenghindari potensi
risikobahayaterhadaporanglain.Dalamsituasi dimanaperawatatauoranglain
diserang/berisikomengalami bahayafisik,diperbolehkan menggunakanrestraint
sebagaisuatuwujudpertahanandiri.
MentalCapacityAct2005menetapkandefinisiyanglegal/sahmengenai status
individuyangmempunyai keterbatasankapasitas.Seseorangdianggaptidak
mampumembuat keputusanuntukdirinyasendiri jikaseseorangtersebut tidak
mampu:
A. Memahamiinformasiyangrelevandengankeputusantersebut
B. Mengingatinformasitersebut
C. Menggunakan informasi tersebut sebagai bagian dari proses pembuatan
keputusan
D. Mengkomunikasikan keputusannya, baik dengan berbicara, menggunakan
bahasatubuh,ataupundengancaralainnya
10
Faktabahwaseseoranghanya mampu mengingatinformasiyangrelevandengan
pembuatankeputusandalamperiode waktuyangsingkattidaklahmencegah
merekauntukdianggap kompetendan mampu membuatkeputusan. Dalamsituasi
dimanaterdapatpertimbangan menggunakanrestraintpadaindividuyangtidak
kompeten,Mental CapacityAct2005memperbolehkandilakukantatalaksana
sepanjanghalini merupakantindakanyangterbaikuntukkepentinganpasien.
Perundang-undanganini mengharuskan bahwafaktor-faktordi bawahini harus
dipertimbangkan sebelumdilakukanpengambilantindakanterhadapindividuyang
tidakkompeten:
A. Keinginan/harapandanperasaanpasiendahuludansaatini(danterutama
pernyataantertulisapapunyangrelevandengankondisinyadandibuatsaat
pasienkompeten)
B. Kepercayaan dan nilai / norma yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusanpasien(jikaseandainyapasienmasihkompeten)
C. Faktorlainnyayangmungkinakandipertimbangkanolehpasienseandainya
pasienkompeten
Undang-undangmengenaiHAM(1998)menetapkanpanduanmengenaihak /
kebebasan individu. Penggunaan restraint harus dijustifikasi dengan
menggunakan alasanyangrasional danjelas.Alasanini harusmenjelaskan
mengapapertimbanganini diyakini dapat/bolehmembatasi hak/kebebeasan
individu.
11
Hukum pidana menyatakan bahwa membatasi tindakan / gerakan seseorang
tanpa persetujuan merekadapatmerupakan suatubentuktindak kriminal. Perawat
yang melakukanpembatasanyangtidakberalasan dapat dituntut secara hukum
dandapatmengarah padapenahanan,bergantungpada beratnya jenis
pembatasan(restraint)tersebut.Pentingdiketahui bahwakapanpunrestraint
digunakan olehperawat,haruslahsesuai dengan standarprofesional yangtelah
terjustifikasi dalamkondisi tertentu. Setiaptuntutanyangdiatur dalamhukum pidana
akan mempertimbangkan apakah tindakan pembatasan (restraint)
tergolongsuatutindakkriminal berdasarkanUndang-undangParlemen,dalamhal ini
dapatmeliputi penyerangan/kekerasan,penahananyangtidaksah,
penangananyangburuk,ataukelalaianyangdisengaja.
Persetujuanmerupakansalahsatualathukumyanglegal dimanaseseorang
memberikankekuasaanyang sahterhadaptatalaksanaatau keperawatan.Hal ini
dapatmencakup memberikanpersetujuanterhadap suatubentukrestraint.Dasar
persetujuanyangsahidentikdengan persyaratanprofesional bahwasuatu
persetujuan diperlukan sebelummelakukan suatutindakan/ prosedur. Terdapaat
tiga persyaratan yang harus dipenuhi sebelum penyataan persetujuan oleh
individudapatditerimasecarasah, yaitu:
A. Persetujuan harus diberikan oleh seseorang yang kompeten dalam segi
mental/kejiwaan
B. Individu yang membuat persetujuan harus memperoleh informasi yang
memadaimengenaikondisinya,risikodanimplikasipenggunaanrestraint
C. Persetujuaniniharusdibuattanpaadanyapaksaan
12
F. Perubahanpoladangarispadalantaiyangterletakdekatdenganpintu,yang
ditujukanuntukmenjauhkanorang-orangdariareaini
G. Sistempenggunaantanda/sensorpengenal yangakanmembuatalarm
berbunyijikaorangdengansensor pengenaltersebutmendekatipintu
H. Desain gedung yang melingkar sehingga membuat seseorang cenderung
untukberjalandalamlingkarandantidakmampumenemukanpintuutama/
keluar.
I. Pemasangan CCTV untukmengobservasisemuajalankeluar.
Pemilikgedung/penyediagedung yangberbasislayanankeperawatan
bertanggungjawabuntukmenjagakeselamatan setiap orang yang berkunjung,
tinggal/menetap, ataubekerjadidalamnya,termasukmengamankangedungdari
penyusup /orangasing.Namun, diperlukan juga suatu asesmen untukmencegah
lansia(yangmerupakanpasien/ penghuni) meninggalkangedung, yangbertujuan
untukmelindungi merekadanmeningkatkan kualitahidupnya.Pencegahanini
haruslah dilakukan dengan cara yangpaling bermartabat dan sopan. Bahkan
perubahan desain/dekorasi /pintuyangtidakkentarasekalipundapat
mendistraksiseseoranguntuktidakpergi.Perawat diharapkanuntukberpartisipasi
dalamdesaingedungdankeamanandan memastikanbahwadigunakan suatu
metodedesainberbasispenelitiandalammenentukanhaltersebut.
Pemilik/pemegangkekuasaanjugasebaiknyamemastikanbahwa:
A. Mahasiswakeperawatanatauasistenlayanankesehatantidakdiikutsertakan
dalammembuatkeputusanmengenai penggunaanrestraintkarenakurang
kompeten.
B. Perawattidakdipaksauntukmengikutikeinginandarikeluargapasienuntuk
melakukan restraint terhadap pasien jika hal tersebut bukanlah hal yang
terbaikuntukpasien.
13
C. Menilaidanmemantaupenggunaanrestraint/isolasididalamfasilitasmereka D.
Memastikanbahwakebijakanrumahsakittelahmemenuhi persyaratandalam standar
minimal nasional yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai
penggunaanrestraint.
14
BAB III
RUANGLINGKUP
RuanglingkupPanduanRestraininiditerapkanpadasemuapasienrawatinap,rawat jalan ,
InstalasiGawatDarurat(IGD), dan high care unit ( HCU).
15
BAB IV TATA
LAKSANA
16
4.12. Staf harus menilai dan memantau kondisi pasien secara berkala untuk
memastikanbahwapasiendapatdibebaskandari restraint/isolasipadawaktu
yangsedinimungkin.
4.13. Restraint atauisolasi hanyabolehdilanjutkanselamakondisi membahayakan
tersebutmasihberlangsung
4.14. Jikakondisimembahayakantersebuttelahteratasi,penggunaanrestraintatau
isolasiharussegeradihentikan
4.15. Keputusan untukmenghentikan restraintharusberdasarkan pada pertimbangan
bahwarestraint/isolasitidaklagi dibutuhkanataubahwakebutuhanpasiendapat
dipenuhidenganmetodeyangkurangrestriktif.
4.16. Suatukondisipembebasanrestraintsementarayangdiawasisecaralangsung oleh staf
dengan tujuan untuk memenuhikebutuhan pasien (seperti pergi ke kamar mandi,
makan, ataulatihan geraktubuh) tidakdianggap sebagai pemberhentianrestraint.
Selamapasien beradadalampengawasanlangsung oleh
staf,tidaklahdianggapsebagai pemberhentianrestraintkarenapengawasanstaf
secaralangsungdianggapmemilikitujuanserupadenganpenggunaanrestraint.
4.17. Pimpinanrumahsakit bertanggungjawab dalammenciptakansuatubudayayang
mendukunghakpasienuntukterbebasdari restraint/isolasi.Pimpinanharus
memastikansistemberjalandengan baik,diimplementasikan,dandievaluasi secara
rutin. Sistem ini membantu menetapkan standar pelayanan pasien
sehinggajikasecaratidaklangsungdapatmeminimalisasi penggunaanrestraint
yangtidaktepat.
4.18. Penggunaan restraint disesuaikan dengan kebutuhan pasien, kondisi medis,
riwayatpenyakit,daktorlingkungan,danpreferensipasien.
4.19. Dalammengaplikasikanrestraint, terdapat beberapapersyaratanyangharus
dipenuhi, yaitu:
A. Pengunaan restraint harus mempunyai batas waktu pemberlakuannya
(maksimal24 jam).
B. Pasienharusdievaluasimengenaikondisidanperlunyapenggunaanrestraint
iniuntukdilanjutkanatautidak.Bataswaktuberlakunyarestraintiniditetapkan
olehrumah sakit.
4.20. Jikabataswaktuberlakunyainstruksirestrainthampirberakhir, perawat yang
bertugasharusmenghubungi dokteruntukmelaporkanmengenai keadaan/ kondisi
kinissertahasil asesmendanevaluasi terkini pasien,sekaligus
menanyakanapakahinstruksi restraintiniakandilanjutkanatautidak (diperbaharui).
4.21. Untukkasusaplikasirestraint padapasiendenganperilakudestruktif:
4.22. Pasienharus ditemui dan dievaluasi secaralangsung dalamwaktu1jamsetelah
diberlakukannyainstruksirestraintoleh:
A. Dokter yangbertugas
B. Perawat/asistendokter yangterlatih
4.23. Dokteryangbertanggungjawabterhadappasienharusmenemui pasiensecara
langsungdanmelakukanasesmendanevaluasiterhadappasiensebelummenulis
instruksibarumengenaipenggunaanrestraint/isolasi(dalam24jam).Evaluasiini
berupa:
A. Kondisiumum pasiensaatitu
B. Anamnesis:riwayatpenyakitpasien,riwayatobat-obatan
C. Pemeriksaanfisik
D. Hasilpemeriksaanpenunjang
E. Reaksi/responpasienterhadaprestrant/isolasi
F. Kondisimedisdanperilakupasien
G. Perluatautidaknyauntukmenghentikan/melanjutkantindakanrestraint/
isolasi
17
4.24. Evaluasi ini dilakukanuntukmenentukanapakahrestraintperludilanjutkan atau
tidak,faktor-faktorapasajayangberkontribusi terhadapperilakudestruktifpasien
(misalnyainteraksi obat,ketidakseimbangan elektrolit,hipoksia,sepsis),dan
apakahaplikasirestraintinitelahsesuaidenganindikasi.
4.25. Jikadalamsuatukondisitidaktersediadokter,makanevaluasiinidapatdilakukan
olehperawat/asistendokteryangterlatih.Setelahevaluasi dilakukan, perawat/ asisten
dokter harus segera menghubungi dokter yang bertanggungjawab
terhadappasien.Pelaporaniniharusmeliputi(minimal):
A. Hasilevaluasipasien
B. Temuan-temuanterbarumengenaikondisipasien
C. Diskusimengenaiperluatautidaknyauntukmelanjutkanaplikasirestraint/
isolasi
D. Diskusimengenaiperlunyaintervensi/tatalaksanalainnya
4.26. Kesemuanya ini harus dicatat dalam rekam medis pasien, termasuk hasil
asesmendanevaluasipasiendanalasanpenggunaanrestraint/isolasi.
4.27. Aplikasirestraint/isolasiharussejalan/sesuaidenganmodifikasitertulisdalam
rencanaasuhankeperawatanpasien.
4.28. Penggunaanrestraint/isolasi (termasukobatdan alat)harusdidokumentasikan
dalamrencanaperawatan/tatalaksanapasien
4.29. Keputusanuntukmenggunakanrestraint/isolasiharuslahdicatatberikutalasan
yangmendasarinya.Pengambilankeputusanini didasarkan padaasesmendan
evaluasipasien.
4.30. Rencanaperawatanpasienharusditinjauulangdandiperbaharui dalamrekam
medissesuaidengantanggalspesifikdiberlakukannyasuaturestraint/isolasi.
4.31. Penggunaanrestraint /isolasi harusdiimplementasikandenganteknikyang benar
danaman.
4.32. Penggunaanrestraint/isolasiinitidakbolehmenjadi penghalang/penghambat
dalampemberianpenanganan/intervensilaiyangjugadiperlukanolehpasien.
4.33. Penggunaanrestraint/isolasiharussesuaidenganinstruksidaridokteryang
bertanggungjawabterhadappasien
4.34. Padakondisiemergensidimanapenggunaanrestraintdiperlukansegerasehingga
akanterlalulamajikamenungguinstruksi/izindari dokterterlebihdahulu,instruksi
tersebutharusdiperolehsegera(dalamhitunganmenit) selama/setelahrestraint
diaplikasikan.
4.35. Sebaiknya dipilih metode yang paling tidak restriktif dalam pengaplikasikan
restraint,tetapiharustetapmenjaminkeselamatanpasien,staf,danoranglain
dariancamanbahaya.
4.36. Penggunaanrestraintuntuk mengontrolperilakupasientidakbolehdianggap
sebagaibagiandaripelayananyangbersifatrutin.
4.37. Penggunaan restraint untuk pencegahan jatuh tidak boleh dianggap sebagai
bagianyangrutindalamprogrampencegahanjatuh.
4.38. Tidak ada buktibahwa penggunaan ‘mechanicalrestraint’ (termasuk bedrails)
akanmencegahataumengurangi jatuh.Bahkan, kejadianjatuhyangterjadi pada
pasienyangdilakukanpembatasanmekanisseringmenimbulkancederayang lebih
berat. Faktanya, di beberapa instansi, pengurangan dalam penggunaan
‘pembatasanmekanis’dapatmengurangirisikojatuh.
Contoh:pasiensindromSundowner,dimanagejalademensiapasienmenjadilebih
jelasdannyatadi sorehari daripadadi pagi hari.Pasientidakberperilakuagresif
atauberbahaya,namunpasienmengalami gangguangayaberjalanyangtidak
stabildanterus-menerusberusahauntukturundari tempattidurbahkan setelah
stafmenggunakanbeberapaalternatifuntuk menjagapasientetapberadadi
tempattidurnya.Tidakada‘bahaya’ signifikanyangdihasilkandari perilaku
berkeliaranpasien.Stafmemintadokter untukmeresepkansedatifdosistinggi
untuk‘menidurkan’pasiendanmenjaganyatetapditempattidur.Pasientidak
18
mempunyai gejala/kondisi medisyangmengindikasikan perlunyamenggunakan
sedatif.Selainitu, padatempattidur pasienjugadipasang bedrails.Penggunaan
sedatifpadakasusinitergolongsuaturestraint untukpasien
4.39. Pemberianobatsedasi (sebagai restraint)dengan alasan bahwapasien‘dapat’
jatuhakibatperilakuberkeliarannyainibukanlahsuatuindikasi yangkuat.
Sebenarnya,padakasusini,sedasiyangdiberikan(restraint)bertujuanuntuk
‘kenyamanan’stafrumahsakit.Olehkarenaitu,pemberiansedasiinidianggap
kurangtepat.
4.40. Saatmenilairisikojatuhpadapasiendanmerencanakanasuhankeperawatan,
stafharusmempertimbangkanapakahpasienmempunyaikondisimedis yang
mengindikasikan kebutuhanakanintervensi protektifuntukmencegahpasien
berkeliaranatauturundaritempattidur.Riwayatjatuhtanpa adanyapenyakit
medisyangmendasari tidakcukup kuatuntukmengindikasikankebutuhanakan
restraint.
4.41. Pentingdiingatbahwaunsur‘kenyamanan’bukanlahalasanyangdapatditerima
untukmelakukanrestraintterhadappasien.
4.42. Restrainttidakbolehdianggapsebagaipenggantipemantauanpasien
4.43. Untukmenentukan perluatautidaknyamenggunakanrestraint,diperlukansuatu
asesmenpada setiapindividu secara komprehensif untukmenentukankebutuhan
akanrestraint berikut jenisyangdipilih.Asesmenini harusmeliputi pertanyaandi
bawahini(minimal):
A. Apakahterdapatintervensi/tindakanpencegahanyangaman(selainrestraint)
yangdapat dilakukanuntukmengurangirisikopasienmengalami cedera/ berada
dalamkondisi yang‘membahayakan(misalnyaterpeleset, tersandung,
ataujatuhjika pasienturundaritempattidur)?
B. Apakah terdapat cara yang memungkinkan pasien untuk dapat bergerak
denganaman?
C. Apakahterdapatalatbantuyangdapatmengingkatkankemampuanpasien
untukmandiri?
D. Apakahterdapatkondisi/obat-obatanpadapasienyangmenyebabkan
ketidakseimbanganberjalan?
E. Apakahpasienbersediauntukberjalansambildipapah/ditemaniolehstaf?
F. Dapatkahpasienditempatkandi kamaryanglebihdekatdenganposperawat
dimanapasientersebutdapatdiobservasidenganlebihbaik?
4.44. Jikadalamasesmenterdapatsuatukondisimedisyangmengindikasikanperlunya
intervensi untuk melindungi pasien dari ancaman bahaya, sebaiknya
menggunakanmetodeyangpalingtidakrestriktiftetapiefektif.
4.45. Penggunaanrestraintharussesuaidenganprinsipetissepertidibawahini:
A.Beneficence: bertujuanuntukkepentinganpasien(bersifat menguntungkan pasien)
B. Non-maleficence:tidakmembahayakanpasien/merugikanpasien
C. Justice:memperlakukansemuapasiendengansetaradanadil
D.Autonomy:menghargai hakpasiendalammengambil keputusanterhadap
dirinyasendiri.
4.46. Dalammenggunakanrestraint, harusdipertimbangkanantararisikoyangdapat
timbulakibatpenggunaanrestraint denganrisikoyangdapattimbulakibat perilaku
pasien.
4.47. Permintaan keluarga/ pasien untukmenggunakanrestraint (yang dianggap
menguntungkan)bukanlahsuatuhalyangdapat mendasari diaplikasikannya
restraint. Permintaan ini haruslah mempertimbangkan kondisi pasien dan
asesmenpasien.
4.48. Jikatelahdiputuskanbahwarestraintdiperlukan,dokterharus menentukanjenis
restraintapayangakandipilihdandapatmemenuhi kebutuhanpasiendengan
risikoyangpalingkecildanpilihanyangpalingmenguntungkanuntukpasien.
19
4.49. Stafharusmencatatdirekammedispasienmengenai keputusanpenggunaan restraint
danjenisnya. Dituliskanjuga bahwarestraintyang digunakanmerupakan
intervensiyangpalingtidakrestriktifnamunefektifuntukmelindungi pasiendan
penggunaanrestraintdiputuskanberdasarkanasesmenper-individu.
4.50. Selama penggunaan restraint, pasien harus dipastikan memperoleh asesmen,
pemantauan, tatalaksana,danperawatanyangsesuaidengankebutuhanpasien.
4.51. Prosedur yangharusdiobservasisebelumdansetelahaplikasirestraint:
A. Inspeksitempattidur,tempatduduk,restraint,danperalatanlainnyayang akan
digunakan selama proses restraint mengenai keamanan penggunaannya
B. Jelaskankepadapasienmengenaialasanpenggunaanrestraint
C. Semua objek / benda yang berpotensi membahayakan (seperti sepatu,
perhiasan,selendang, ikat pinggang, tali sepatu, korekapi) harusdisingkirkan
sebelumrestraint diaplikasikan
4.52. Setelahaplikasirestraint, pasiendiobservasiolehstaf
4.53. Kebutuhanpasien,sepertimakan,minum,mandi,danpenggunaantoiletakan
tetapdipenuhi
4.54. Secaraberkala,perawatakanmenilaitandavitalpasien,posisitubuhpasien,
keamananrestraint,dankenyamananpasien.
4.55. Dokter harus diberitahu jika terdapat perubahan signifikan mengenai perilaku
pasien.
4.56. Aplikasirestraintdanisolasisecarabersamaan:
A. Hanyadiperbolehkanjikapasiendipantausecaraterus-menerusoleh: B.
Stafbertugasyangberpengalamandanterlatih
C. Staf terlatih dan digunakan pemantauan dengan video dan audio atau
observasi secaralangsung.Alatpantauiniharusberjarakdekatdengan pasien.
D. Harusadadokumentasitertulisyangjelasmengenaialasanpenggunaannya.
4.57. Dokumentasimeliputi:
A. Deskripsikondisipasien
B. Deskripsiperilakupasien
C. Deskripsialasandanjenispenggunaanrestraint/isolasi
D. Evaluasiperilakudankondisimedispasiensetelahpengaplikasianrestraint/
isolasi
E. Intervensialternatif/yangbersifatkurangrestriktifyangtelahdilakukan
F. Responspasienterhadapintervensiyangdigunakan,termasukrasionalisasi
penggunaanrestraint/isolasi
4.58. Penggunaan borgol, atau alatrestriktiflainnyayangdilakukanolehpetugas
keamananpemerintah(non-rumahsakit) untuktujuanpenahanan, detensi, dan
alasankeamananpublik;dianggapsebagai alatpertahanan/penegakan hukum
dantidakdianggapsebagai suatuintervensi restraintdalamlayanankesehatan
yangdigunakanolehstafrumahsakituntukmengekangpasien.
A. Petugaskeamananpemerintahyangbertugasmengawasisecaralangsung
tahananyang dirawatdi rumahsakitbertanggungjawabdalampenggunaan,
aplikasi, danpemantauanalatrestriksiini,disesuaikan juga denganhukum
setempat yangberlaku.
B. Namun,rumahsakitjugatetapbertanggungjawabterhadapasesmenpasien
yangadekuat dantetapmemperhatikan keselamatanpasiensertamenjaga
pemberiantatalaksanayangsesuaistandar.
4.59. Rumahsakitsebaiknyamewajibkanstafyangterlibat(stafyangmengaplikasikan
restraint/isolasi,stafyangbertugasmemantau, menilai,ataumemberikan
pelayanankepadapasien)memilikipengetahuandan memperolehpelatihan
mengenai:
20
A. Teknik untuk mengidentifikasi perilaku pasien, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi,dankejadian–kejadianyangmembutuhkanrestraint/isolasi.
B. Carauntukmemilih intervensiapayangpalingtidak bersifatrestriktiftapi
efektif,berdasarkanpadaasesmenkondisimedis/perilakupasien
C. Caramengaplikasikanrestraintdenganaman
D. Cara mengidentifikasi perubahan perilaku spesifik yang mengindikasikan
bahwarestraint/isolasitidaklagidiperlukan
E. Pemantauankondisifisikdanpsikologispasienyangmengalamirestraint/
diisolasi,termasukstatusrespirasidansirkulasi,integritaskulit,dantanda vital
F. Teknikmelakukanresusitasijantungparu.
4.60 Rumah sakit harus melaporkan kasus kematian yang berkaitan dengan
penggunaanrestraint/isolasi kepadapusatlayanankesehatansetempat.
Pelaporantersebutberupa:
A. Laporankasuskematianyangterjadisaatpasiendilakukanrestraint/isolasi
B. Laporankasuskematianyangterjadidalam24jamsetelahpasiendibebaskan
darirestraint/isolasi.
C. Setiapkematianyangterjadidalamwaktu1minggusetelahpengaplikasian
restraint/isolasi dimanaterdapatpertimbanganbahwarestraint/isolasiini
berkontribusibaiksecaralangsungmaupuntidaklangsungterhadapkematian
pasien.
21
BAB V
EVALUASIPANDUAN /KEBIJAKAN
22
BAB VI
DOKUMENTASI
6.1.FormRMAsesmenRestraint
ASESMEN RESTRAIN
PEMERIKSAANFISIK DANMENTAL
Kesadaran ❑ ComposMetis ❑ Apatis ❑ Delirium ❑ Somnolen ❑Sopor ❑ Coma
GCS E: V: M:
Tanda Vital TD : MmHg Nadi: x/menit Suhu: °C RR : x/menit
❑ Pasiengelisahataudelirium
HasilObservasi ❑ Pasientidakkooperatif
❑ Ketidakmampuandalam mengikutiperintahuntuktidakmeninggalkantempattidur
PERTIMBANGAN KLINIS
❑ Membahayakandirisendiri
❑ Membahayakanoranglain
❑ Gagalmeminimalkanpenggunaanrestrain
PENILAIANDANINTRUKSIDPJP
Restrain Non ❑ Restraintempattidur
Farmakologi ❑ Restrainpergelangantangan
oTangankanan
oTangankiri
❑ Restrainpergelangankaki
oKakikanan
oKakikiri
❑ Lain-lain,…………………………………………..
Restrain Farmakologi ……………………………….
PengkajianTanggal…………..,Jam…..
NamaPerawat/Bidanyangmengkaji
(………………………………………)
23
6.2.PemberianInformasiPemasanganRestraint
PEMBERIANINFORMASITINDAKANPEMASANGAN RESTRAIN
PemberiInformasi
Sebagai
PenerimaInformasi
…………………………………………
JenisInformasi IsiInformasi ✓
1. Diagnosis
2. Dasardiagnosis Anamnesis,pemeriksaanfisik,hasilpenunjang
3. KondisiPasien
4. Tindakanyang
Pemasangan Restrain
diusulkan
Lakukancucitangan6langkah,aturposisipasienterlentangatausesuai
dengankondisipasien.Siapkanalatpengikatdaribahanyangnyaman
(kassaataukainrestrainyangtersedia).Gunakanbantalanpada
ektremitaspasiensebelumdipasangrestrain.Ikatkanrestrainpada
5. Tatacara
extremitasyangdimaksuddanjanganterlalukeras.Longgarkantalisetiap
4jam selama30menit,kajijikaadalukapadatempatikatanrestraindan
observasi.Cucitangan6langkah.
Menghindarihal-hal yangmembahayakanpasienselamaperawatan.
Memberikanperlindunganpadapasiendarikecelakaan(jatuhdaritempat
6.
tidur).Danprosespengobatandapat berlangsungoptimaltanpaterganggu
Tujuan&
olehketidakkooperatifanpasien,demimemperolehhasil yangdiharapkan.
Manfaat
Rasasakitatautidaknyaman,gataldaniritasi,lukalecet.
7. Resiko
Muncullukalecet.
8. Komplikasi
9. Kemungkinan
alternatifdari
tindakan
10.Prognosis Dubiaadbonam/malam⃰
11.Kemungkinan
hasil yangtidak
terduga
12.Kemungkinan
Dapatterjadiberbagaikemungkinankejadianyanglebihberatbilamana
hasilbilatidak
tidak dilakukantindakanpenangananyangtepatsesuaisarandan
dilakukan
pertimbangandokter.
tindakan
13.Perkiraan Biaya
Denganinimenyatakanbahwasayatelahmenjelaskanhal-haltersebutdiatassecara TTD
benardanjelassertamemberikankesempatanuntukbertanyadan/atauberdiskusi dan
pasienmemahami.(PemberiInformasi)
Denganinimenyatakanbahwasayatelahmenerimainformasisebagaimanaadanyadi TTD
atasyangsudahdiberitanda(✓)dikolomkanannyadansayatelahmemahaminya.
(PemberiPersetujuan)
Bilapasientidakkompetenatautidakmaumenerimainformasi,makapenerimainformasiadalahwaliatau
keluargaterdekat
24
6.3.FormObservasiPemasanganRestrain
FORMOBSERVASIPEMASANGAN RESTRAIN
Tanggal/Jampemasangan:
No Tanggal Jam Kesadaran GCS TTV LokasiRestrain Luka(+/-) Nama+Paraf
TD N S RR Ta.Ka Ta. Ka. Ka. Badan (Perawat/Bidan)
Ki Ka Ki
Keterangan:
1. Maksimalpemasangan24jam
2. Evaluasidalam jangkawaktu:
a.Setiap4jampadapasiendewasa
b.2jam padapasienanakusia9-17tahun
c. 1jam padapasienanakusiakurangdari9tahun
3. Untukpasienkondisikhususdilakukanobservasisetiap1jam
25
DitetapkandiTrenggalek
Padatanggal01 Juli 2019
DirekturRumah Sakit Budi Asih
NIP : 01.04.19.0085
26