PENDAHULUAN
3. Manajemen kala II
a. Mengedan seharusnya secara fisiologis. Ibu diperkenankan mengedan
spontan, risiko ketidakseimbangan oksigen dan karbondioksida dalam
sirkulasi maternal-fetal berkurang, dan juga akan dapat melelahkan ibu dan
bayi.
b. Persalinan, bila mungkin metode ”hand off”. Ini akan meminimalkan
stimulasi.
c. Tidak diperlukan palpasi tali pusat ketika kepala bayi lahir, karena tali pusat
dapat lepas dan melonggar ketika bayi lahir. Untuk meminimalkan risiko
tali pusat terputus dengan tidak semestinya, hindari tarikan ketika kepala
bayi ke permukaan air. Tali pusat jangan diklem dan dipotong ketika bayi
masih ada di dalam air.
d. Bayi seharusnya lahir lengkap di dalam air. Kemudian sesegera mungkin
dibawa kepermukaan secara “gentle”. Pada saat bayi telah lahir kepala bayi
berada diatas permukaan air dan badannya masih di dalam air untuk
menghindari hipotermia, mencegah transfusi ibu ke bayi. Sewaktu kepala
bayi telah berada di atas air, jangan merendamnya kembali.
4. Manajemen kala III
a. Manajemen aktif dan psikologi tetap diberikan sampai ibu keluar kolam.
b. Saat manajemen aktif kala III, syntometrine dapat diberikan.
c. Estimasikan perdarahan < atau > 500 ml.
d. Penjahitan perineum dapat di tunda sekurang-kurangnya 1 jam untuk
menghilangkan retensi air dalam jaringan (jika perdarahan tidak
berlebihan).
2.7.2. Selama Mengedan dan Persalinan
1. Ibu mengambil sikap yang dirasakan aman dan nyaman untuknya.
Keleluasaan gerakan yang mengijinkan ibu mengambil posisi yang tepat
untuk bersalin.
2. Lahirnya kepala bayi difasilitasi oleh adanya dorongan lembut kontraksi
uterus. Sarung tangan digunakan penolong untuk melahirkan bayi. Sokong
perineum, massage, dan tekan dengan lembut jika diperlukan. Ibu dapat
mengontrol dorongan kepala dengan tangannya.
3. Manipulasi kepala biasanya tidak diperlukan untuk melahirkan bayi karena
air memiliki kemampuan untuk mengapungkan. Walaupun demikian,
pasien perlu berdiri membantu mengurangi atau memotong dan mengklem
lilitan tali pusat. Meminimalkan rangsangan mengurangi risiko gangguan
pernapasan.
4. Sewaktu bayi lahir, kepala bayi dikendalikan dengan gerakan yang lembut,
muka ke bawah, dan muncul dari dalam air tidak lebih dari 20 detik. Janin
dapat diistirahatkan di dada ibu sambil membersihkan hidung dan
mulutnya, jika diperlukan. Penanganan ini sebaiknya melihat juga panjang
tali pusat agar tidak sampai putus. Kemudian bayi diberi selimut, dan di
monitor.
5. Idealnya, ibu dan bayi dibantu keluar dari air untuk melahirkan plasenta. Tali
pusat di klem dan dipotong, dan bayi dikeringkan dengan handuk dan
diselimuti dan kemudian diberikan kepada penolong lain, keluarga, atau
perawat. Ibu di bantu keluar dari kolam. Plasenta dapat dilahirkan di dalam
air atau di luar tergantung penolong. Ibu dianjurkan menyusui sesegera
mungkin setelah bayi lahir untuk membantu kontraksi uterus dan
pengeluaran plasenta. Risiko secara teori yang dihubungkan dengan efek
relaksasi air hangat terhadap otot-otot uterus termasuk solusio plasenta,
emboli air dan peningkatan perdarahan.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP