BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
III. TUJUAN
Adapun tujuan dan pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui
tentang :
1. Konsep keluarga
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. DEFINISI
2
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
1. Nuclear family (keluarga inti). Terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak
keluarga lainnya.
2. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari satu atau
dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang
satu sama lain.
3. Single parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya
4. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama
5. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan,
yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil
perkawinan terdahulu
6. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu
kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah
7. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang dewasa yang hidup dalam rumahnya
8. Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami
istri paruh baya
3
III. STRUKTUR KELUARGA
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran initidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana
atau malah berdiam diri di rumah.
c. struktur kekuatan
4
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1. Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam
suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku
anggota keluarga yang lain.
2. Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang anak
dengan orang tua (role mode).
3. Reward power
4. Coercive power
5
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secarasadar atau
tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
V. FUNGSI KELUARGA
Bab ini akan menguraikan fungsi keluarga menurut Friedman dan Undang-
Undang No. 10 tahun 1992.
6
2. Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut
melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan
tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan
belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam
keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi. Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga
melakukan asuhan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi
status kesehatan keluarga dan individu.
7
(5) membina budaya yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya
masyarakat/bangsa untuk menunjang terwujudnya norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera.
3. Fungsi cinta kasih adalah
(1) menumbuhkembangkan potensial simbol cinta kasih sayang yang telah
ada diantara anggota keluarga dalam simbol nyata, seperti ucapan dan
tingkah laku secara optimal dan terus menerus
(2) membina tingkah laku, saling menyayangi di antara anggota keluarga
maupun antara keluarga yang satu dan yang lainnya secara kuantitatif dan
kualitatif
(3) membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi
dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang
(4) membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberika dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
4. Fungsi perlindungan adalah
(1) memenuhi kebutuhan akan rasa aman di antara anggota keluarga.
Bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar
keluarga
(2) membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam
(3) membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
5. Fungsi reproduksi adalah
(1) membina kehidupa keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya
(2) memberikah contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, kedewasaan fisik dan mental
(3) mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak, dan jumlah
ideal anak yang diinginkan dalam keluarga
(4) mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
6. Fungsi sosialisasi adalah
(1) menyadari, merencanakan, dan menciptakan lingkungan keluarga
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama
(2) menyadari, merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik
8
dan permasalahan yang dijumpainya baik dilingkungan masyarakat
maupun sekolahnya.
Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu
dilakukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan baik fisik
maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah maupun
masyarakat
(3) membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua
untuk perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera.
7. Fungsi ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun
di dalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan
hidup keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselamatan, dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota rumah tangga berjalan secara serasi,
selaras, dan seimbang, membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga
sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
9
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5. Persiapan menjadi orang tua.
6. Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
10
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
11
4. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
12
Tugas perkembangan keluarga
Dalam tugas perkembangan ini, orang tua yang memiliki anak remaja
dengan usia 13-20 tahun harus mengetahui bagaimana perkembangan dan apa
yang harus orang tua lakukan terhadap anak remajanya tersebut. Orang tua
harus memberikan kebebasan kepada remaja mengingat saat usia itu mereka
sudah memiliki otonom. Kebebasan yang diberikan kepada remaja haruslah
tetap diawasi, karena pada usia-usia ini remaja rawan dengan identitas diri dan
rasa ingin tahu yang besar.
BAB III
LITERATUR
Duvall E. & Miller C. M. (1985). Marriage and family development 6th ed. New
York: Harper & Row Publisher.
13