KRITERIA RPN
SxO
1 8 12
1 1 8 12
8 8 64 96
12 12 96 144
O
1 8 12
S O D
Kejadian yang Dapat Kondisi Kejadian yang Tingkat Kemungkinan Kemampuan Alat
Tahapan Proses Menyebabkan Resiko Dapat Menyebabkan (Probabilitas) Kejadian Pendeteksian yang
RPN
pada Mutu Produk Keparahan pada Terhadap Keseluruhan Saat ini Terpasang
Kualitas, Keamanan Produk
Pembersihan Alat Adanya kontaminasi pada Kurang adanya perhatian >5% produk Vit C akan Pemantauan 1.728
Pencetakan Vit. C produksi tablet Vit C. personel terhadap mengalami kontaminasi terhadap
akibat kurang bersihnya pentingnya SOP terkait tablet paracetamol yang terlaksananya SOP
alat pencetak tablet dan pembersihan alat dan dapat menyebabkan kebersihan alat dan
higienitas personel. higienitas personel saat anafilaksis pada pasien. higienitas personel
produksi Vit C. saat proses produksi
Vit C.
12
12
12
MITIGASI
A. BAHAN AWAL
Bahan pesanan yang datang diterima oleh bagian gudang dimana bagian gudang akan
memeriksa kecocokan nomor pesanan, jumlah, spesifikasi bahan yang diminta pada arsip
pesanan dengan bahan yang akan diantarkan. Bahan tersebut akan dikarantina dan diberi
label kuning sementara bagian gudang membuat surat permohonan periksa ke bagian
pengawasan mutu untuk melakukan sampling dan pemeriksaan terhadap bahan tersebut. Bila
bahan memenuhi syarat akan diberi label hijau disertai Hasil Pemeriksaan Laboratorium
(HPL), Jika tidak memenuhi syarat yang akan diberi label merah dan HPL serta dikembalikan
ke pihak pemasok.
B. ALUR PRODUKSI
PENIMBANGAN BAHAN
PENGAYAKAN
GRANULASI BASAH
IPC
PENGERINGAN
Kadar Air Granul
GRANULASI KERING
IPC IPC
PENCAMPURAN PENGEMPAAN
Homogenitas - Bobot Rata-rata
- Bobot Satuan
PENGEMASAN - Waktu Hancur
- Disolusi
- Penetapan Kadar
IPC
- Kekerasan
Stabilitas
PENYIMPANAN
C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA PRODUKSI
a. Ruangan penimbangan
Pada ruangan ini dilengkapi dengan beberapa alat timbangan digital, lemari asam, dust
collector, dan Air Handling System (AHS).
b. Ruangan pencampuran
Semua bahan tambahan dan bahan aktif dimasukkan kedalam super mixer dan dicampur
hingga homogen, pengecualian untuk bahan pelicin dan bahan pencampur luar. Massa di atas
digranulasi dengan menggunakan alat rotary wet granulator sehingga didapat granul basah.
Selanjutnya granul basah tersebut dipindahkan ke ruang pengeringan.
c. Ruang pengeringan
Granul basah yang dihasilkan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 50-60oC selama 10
jam (tergantung pada bahan yang akan dikeringkan). Kapasitas oven tersebut 450 kg/hari.
Setelah kering dilakukan pemeriksaan kadar air granul (LOD) di ruangan IPC dan selanjutnya
dipindahkan ke ruangan granulasi untuk pengayakan.
d. Ruang granulasi
Massa granul yang telah dikeringkan, digranulasi dengan alat communiting fitz mill,
kemudian dipindahkan ke ruang pencampuran akhir.
Massa yang telah digranulasi dimasukkan ke dalam alat v-mixer dan ditambahkan dengan
bahan pelicin dan bahan penghancur luar, kemudian dilakukan pemeriksaan IPC. Massa
disimpan diruang karantina menunggu hasil pemeriksaan.
f. Ruang pencetakan
Ruang untuk pencetakan ada 5, masing-masing terdapat 1 mesin cetak dan juga terdapat
dust collector, neraca digital, dan AHS. Pencetakan dilakukan misalnya dengan
menggunakan mesin cetak tablet merek Rimek, dengan kecepatan mesin 50 ribu tablet/jam.
Setiap 15 menit operator harus memeriksa keseragaman bobot tablet. Bagian pengawasan
mutu di dalam ruang produksi melakukan pemeriksaan/ pengujian terhadap produk ruahan
yang meliputi: Pemerian, friabilitas, waktu hancur, kekerasan tablet, disolusi, kadar zat
berkhasiat dan keseragaman bobot.
g. Ruang sortir
Tablet yang dihasilkan disortir oleh petugas dari debu dan juga untuk bentuk tablet yang
tidak bagus/ pecah kemudian dipindahkan ke ruangan pengemasan primer.
h. Ruang pengemasan
Tablet yang telah diluluskan oleh bagian pengawasan mutu dibawa ke ruang pengemasan
primer dan dikemas dalam kantong plastik. Tiap kantong berisi 1000 tablet dengan
menggunakan mesin penghitung dan diberi silika gel. Atau dikemas dengan penyetripan
menggunakan mesin strip tablet. Setelah selesai dilakukan pengemasan primer dipindahkan
ke ruangan pengemasan sekunder melalui pass box untuk dilakukan pengemasan sekunder.