Anda di halaman 1dari 3

Cerpen ikan duyung

Pagi hari yang cerah terdengar suara kicauan burung yang merdu tepat di halaman rumah
yang di tinggali oleh sepasang suami-istri dan ketiga anaknya. Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari suaminya bekerja sebagai petani dan nelayan. Sebelum memulai aktivitas di pagi
hari keluarga ini selalu melakukan ritual yang sangat penting yaitu sarapan. Setelah selesai
sarapan suaminya berpesan kepada istrinya untuk menyimpan sisa lauk ikan dari sarapan
tadi,istrinya pun menyanggupinya dan berangkatlah suaminya ke ladang.Setelah suaminya
pergi,Ibu membereskan rumah. Ketiga anaknya asyik bermain. Mereka berkejar-kejaran dan
berteriak-teriak dengan riang. Ibu itu tersenyum melihat tingkah laku anak-anaknya.

Hari menjelang siang ketika si Bungsu merengek.

"Bu, aku lapar. Aku mau makan nasi dan ikan seperti tadi pagi, " katanya.

Ibuya punmengambilkan beberapa cuil daging ikan yang tadi ia simpan. Akan tetapi anak
bungsunya masih lapar dan ingin makan ikan lagi.

"Jangan Nak, lebih baik kau makan ubi rebus saja. Ayo, sini Ibu ambilkan, " jawab Ibu.

"Tidak mau Bu, aku mau makan nasi dan ikan, " rengek si Bungsu lagi.

Kali ini ia merengek sambil menangis. Tapi Ibu tetap bersikukuh,ia tak mau memberikan
ikan itu pada anak bungsunya. Ia tahu benar tabiat suaminya, jika sudah berpesan, harus
dilaksanakan. Karena permintaannya tak dikabulkan, maka si Bungsu menangis berguling-
guling di tanah. Sambil meraung-raung. Tak tega melihat keadaan itu, akhirnya Ibu
mengalah. Dengan hati yang cemas Ia menyuapkan nasi dan ikan pada si Bungsu.

“Apa yang terjadi kemudian? Ya, tak ada lagi secuil ikan pun untuk Ayah. Ikan yang sudah
kusimpan habis tak bersisa. "

Apa boleh buat, aku akan menjelaskannya pada suamiku nanti, " kata Ibu dalam hati.

Saat suaminya pulang dari ladang. Ia menyuruh istrinya untuk meyiapkan makan siang. Saat
istrinya selesai menyiapkan makanan diatas meja suaminya merasa ada kurang.

“bu, mana sisa lauk ikan yang tadi.” Tanya suaminya.

Istrinya pun mulai menjelaskan kemana perginya lauk ikan itu, mendengar itu lantas
suaminya murka. Istrinya pun berusaha meminta maaf akan tetapi suaminya masih marah dan
tidak mau memaafkan istrinya. Karena sudah tidak tahan dengan sikap suaminya sang istri
pun pergi meninggalkan suaminya dan ketiga anaknya saat mereka semua tidur.

Keesokan harinya, suaminya mencari istrinya untuk menyiapkan sarapan. Namun, ia tidak
menemukan istrinya di dalm rumah.

“ayah,kemana ibu?”tanya anak sulungnya.

“ayah tidak tau coba kalian cari ke laut!”perintah ayah.


“kenapa harus kke laut?”tanyanya lagi.

“mungkin ibu kalian sedang mencari ikan.”

ketiga anak itu pun pergi ke laut,sesampainya disana mereka memanggil-manggil ibunya.
Tiba-tiba muncullah ibunya dari dlam laut dan ia juga membawa beberapa ikan.

“nak,bawalah ikan ini ke ruma dan suruh ayahmu memasak ikan ini untuk sarapan dan makan
siang nanti.”kata ibu kepada anak sulungnya.

“baik bu,kalau begitu ayo kita pulang bersama-sama.”kata anak sulung.

“kalian bertiga pulanglah dulu nanti ibu menyusul,ibu masih harus mencari ikan lagi.”

“baiklah kalau begitu bu,”jawab anak sulungnya.

Ketiga anak itu pun lantas menunggu ibunya di rumah akan tetapi ibunya tidak pulang-pulang
juga hingga larut malam. Mereka pun memutuskan untuk tidur dan berpikiran bahwa ibu
mereka akan datang saat mereka tidur. Keesokan harinya,ketiga anak itu kembali ke laut.
Mereka memanggil-manggil ibunya.

" Ibu disini Nak, kemarilah kalian."

Terdengar suara Ibu menjawab panggilan mereka. Ketiga anak itu terkejut melihat ibunya.
Wajahnya memang wajah ibu mereka namun badannya sungguh mengerikan. Badannnya
penuh sisik dan tidak berkaki. Si Ibu memiliki ekor sama persis seperti ikan. Si Bungsu
menangis keras melihat ibunya, ia bahkan menolak untuk di susui. Si Sulung marah.

" Kau bukan ibu kami, kau pasti ikan yang mencelakai Ibu kami. Ibu ibu dimana ibu?" teriak
si Sulung.

"Percayalah Nak, aku ini ibumu. Ibu berubah Seperti ini karena bertekad untuk tinggal di
laut. Ibu sudah tidak tahan dengan perlakuan ayah kalian. " Si Ibu mencoba menjelaskan.

Namun ketiga anaknya bergeming. Mereka malah meninggalkan ibunya dan pulang ke
rumah. Hati wanita yang saat ini berubah wujud menjadi manusia setengah ikan sangat
hancur. Ia tidak menyangka keputusannya akan memisahkannya dengan anak-anak yang
sangat dicintainya. Ia hanya bisa menangis dan kembali ke laut. Sejak saat itu dia dikenal
dengan nama ikan duyung. Karena kecantikannya banyak juga orang yang menyebut Putri
duyung.

Anda mungkin juga menyukai