Anda di halaman 1dari 16

MODUL 11

KARAKTERISTIK WARGA NEGARA INDONESIA DALAM KKONTEKS


INDIVIDU YANG BERBHINEKA TUNGGAL IKA

I. WARGA NEGARA YANG CERDAS


A. KONSEP WARGA NEGARA
1. Dilihat dari asal kata
Warga negara dalam Bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civics
(asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Citizen melaksanakan
kegiatan demokrasi secara langsung dalam suatu negara kota atau Polis (suatu
organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik).
2. Menurut Aristoteles
Warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan
hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan
orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah.
Warga negara dibagi ke dalam dua golongan :
a. Yang menguasai atau yang memerintah
b. Yang dikuasai atau yang diperintah
3. Menurut Turner
Dalam bukunya yang berjudul Civics in Action, menjelaskan bahwa warga negara
adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum
tertentu. Pemerintah (government) adalah orang yang memerintah dan menguasai
dengan dibuat dan disusun hukumdengan tujuan mengatur kelompok masyarakat.
B. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG CERDAS
Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara, sebab
warga negara yang cerdas harus memiliki dan melaksanakan kompetensi tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Ricey mengemukakan enam kompetensi dasar (basic competencies) warga negara :
1. Kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan informasi
2. Menjaga dan membina ketertiban
Dalam hal ini, akan dapat terwujud bila setiap warga negara memiliki kesadarn
kuat terhadap peraturan yang berlaku serta mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Soerjono Soekanto(1990),ada 4 indikator penting mengembangkan kesadarn hukum,
(1) pengetahuan hukum, (2) pemahaman, (3) sikap hukum, (4) perbuatan hukum
3. Membuat keputusan
Di sini warga negara yang cerdas (civic intelligence) adalah yang mampu
mengambil keputusan dimana tidak didasari sikap emosional, melainkan sikap dan
tindakan rasional, logis dan sistematis.
4. Kemampuan berkomunikasi
5. Kerja sama
6. Melakukan berbagai Kepentingan dengan benar
Dalam kaitan ini, setiap individu harus memperhatikan kaidah atau norma yang
berlaku dalam masyarakat agar tidak terjadi interpersonal conflict (pertentangan
melibatkan individu satu dengan lainnya sebagai anggota masyarakat).
C. DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN WARGA NEGARA
Warga negara yang cerdas ( civic intelligence ) sangat diperlukan bagi
kelangsungan hidup bangsa dan negara, tidak terkecuali bangsa Indonesia.
Warga negara yang cerdas sebagaimana hendak diwujudkan melalui
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( civic education ) tidak semata-mata
memenuhi kualifikasi cerdas secara intelektual ( Intellectual Quotion ) melainkan
cerdas secara emosional ( Emotional Intelligence ), cerdas spiritual ( Spiritual
intelligence ), cerdas secara moral ( Moral intelligence ). Oleh karena itu penting
untuk diusahakan bagaimana memadukan dimensi-dimensi kecerdasan tersebut.
Warga negara yang cerdas merupakan warga negara yang mampu
memberdayakan segala potensi yang dimilikinya serta diaktualisasikan dalam
kehidupan riil.
Potensi dasar mental yang dapat dikembangkan menurut Nursit Sumaatmadja
(1998), meliputi :
1. Minat ( sense of interest )
2. Dorongan ingin tahu ( sense of curiosity )
3. Dorongan ingin membuktikan kenyataan ( sense of reality )
4. Dorongan ingin menyelidiki ( sense of inquiry )
5. Dorongan ingin menemukan sendiri ( sense of discovery )
II. WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF
A. PENGERTIAN PARTISIPASI
1. Partisipasi lazim dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara
dalam berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan negara.
2. Bentuk partisipasi menurut Koentjaraningrat ( 1994 ) :
a. Berbentuk tenaga
b. Berbentuk pikiran
c. Berbentuk materi ( benda )
3. Unsur yang harus dipenuhi warga negara berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa,
bernegara, dan berpemerintahan menurut (Wasistiono, 2003)
a. Ada rasa kesukarelaan ( tanpa paksaan )
b. Ada keterlibatan secara emosional
c. Memperoleh manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya
B. PARTISIPASI POLITIK
Pengertian partisipasi politik menurut :
1. Rush dan Althoff ( 1993 )
Keterlibatan atau keikutsertaan individu warga negara dalam sistem politik.
2. Huntington dan Nelson ( 1990 )
Mengartikan partisipasi dalam konteks politik yang selanjutnya dikonsepsikan
partisipasi ppollitik, yaitu kegiatan warga negara preman (private citizen) yang
bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
3. Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik adalah
keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana disesuaikan
dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing warga negara.
4. Partisipasi politik secara teoritis ( Mas’oed dan MacAndrew, 2000 ) dapat dibedakan
ke dalam 2 bagian, yaitu partisipasi politik yang konvensional dan partisipasi politik
non ko
Contoh perwujudan atau manifestasi partisipasi politik :
1. Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah
2. Aktif dalam partai politik
3. Aktif dalam kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
4. Diskusi Politik
Sikap yang harus dihindari dalam berpartisipasi politik :apatisme, sinisme, alienasi,
anomie
C. PARTISIPASI SOSIAL
Partisipasi sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas
warga negara sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan.
D. PARTISIPASI DALAM BIDANG EKONOMI
Contoh partisipasi dalam bidang ekonomi yang dapat dilakukan masyarakat antara
lain :
1. Membayar pajak
2. Hemat dan cermat dalam
3. Mensosialisasikan gerakan gemar menabung
4. Menyisihakn sebagian harta
5. Bagi pejabat
6. Menghimpun modal
7. Mengembangkan jiwa kewirausahaan ( entrepreneurship )
E. PARTISIPASI DALAM BIDANG BUDAYA
Beberapa contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan partisipasi dalam bidang
budaya, yaitu :
1. Menghilangkan etnosentrisme dan chauvinisme
2. Mencintai budaya lokal dan nasional
3. Melakukan berbagai inovasi kreaatif untuk menyokong pengembangan budaya
daerah.
III. WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Pengertian tanggung jawab menurut :

1. Ridwan Halim ( 1998 )


tanggung jawab sebagai suatu akibat lebih lanjut daripelaksanaan peranan,baik
perananitu merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan
2. Purbacaraka ( 1998 )
tanggung jawab lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tip
orang untuk menggunakan hak dan melaksanakan kewajibannya
Dalam menggunakan haknya,setiap warga negara harus memperhatikan
beberapa aspek,yaitu :
1. Aspek kekuatan yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut.
2. Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) mengesahkan aspek kekuasaan yang
memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk menggunakan haknya
3. Aspek pembatasan hukum (retriksi hukum) yang membatasi dan menjaga jangan
sampai terjadi penggunaan hak yang melampaui batas sehingga menimbulkan akibat
kerugian bagi pihak lain.
Sedangkan dalam melaksanakan kewajiban maka aspek - aspek yang perlu
diperhatikan:
1. Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu
sungguh mungkin dan mampu untuk mengemban kewajibanya.
2. Aspek perlindungan hukum yang mengesahkan kedudukan pihak yang melaksanakan
kewajibannya sebagai pihak yang harus di lindungi dari adanya tuntutan
terhadapnya,apabila ia telah melaksanakan kewajibanya dengan baik.
3. Aspek pembatasan hukum,yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan
kewajiban oleh setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari batas
minimalnya sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
3. Aspek pengecualian hukum,yang memuat pertimbangan “jiwa hukum “dalam
menghadapi pelaksanaan kewajiban oleh seseorang atau pihak yang tidak memadai.
B. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Perwujudan tanggung jawab warga negara terhadap Tuhan YME dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakan Nya kepada kita semua.
2. Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kkepercayaan masing-
masing.
3. Melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganNya
4. Menuntut ilmu dan menggunakannya dalam kebaikan/
5. Menjalin silatur rahim (persaudaraan) demi terwujudnya masyarakat yang
aman,tentram,damai dan sejahtera.
C. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP MASYARAKAT
Sebagai anggota masyarakat setiap individu mempunyai tanggung jawab
,antara lain dapat dilakukan dengan sikap sebagai berikut :
1. Memeliharkan ketertiban dan keamanan hidup bermasyarakat.
2. Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat.
3. Meningkatkan rasa solidaritas sosial dengan sesama.
4. Menghapus bentuk-bentuk tindakan diskriminatif dalam kehidupan di masyarakat.
D. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP LINGKUNGAN
Tanggung jawab warga masyarakat terhadap lingkungan dapat di wujudkan
dengan contoh sikap atau perilaku sebagai berikut :
1. Memelihara kebersihan lingkungan,seperti tidak membuang sampah sembarangan.
2. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan,mengingat keterbatasan sumber daya
alam yang ada.
3. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan,agar kebersihan dan keasrian
lingkungan tetap terjaga dengan baik.
E. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Bentuk-bentuk sikap dan perilaku warga negara yang mencerminkan
perwujudan tanggung jawab terhadap negara dan bangsa,yaitu sebagai berikut :
1. Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita ,yaitu pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan negara di mata dunia internasional
sebagai bangsa dan negara yang merdeka,berdaulat,berperadapan dan bermartabat.
3. Menjaga persatuan bangsa dengan menghindari sikap perilaku yang diskriminatif.
4. Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesa.
5. Meningkatkan wawasan kebangsaan agar senantiasa terbaina rasa kebangsaan,paham
kebangsaan,dan semangat kebangsaan pada setiap diri warga negara.
IV. WARGA NEGARA YANG RELIGIUS DAN PENUH TOLERANSI
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK RELIGIUS
Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang beragama,makhluk yang
mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan YME yang menguasai alam jagad raya
besarta seluruh makhluk hadup lainya di dunia.
B. PENGERTIAN WARGA NEGARA RELIGIUS
warga negara relidius adalah warga negara yang senantiasa memahami serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama yang dipeluk dan di yakininya dalam
konteks kehidupan sehari-hari .
Nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap
maupun perilaku yang di tampilkan oleh setiap warga negara,baik dalam hal :
1. Berhubungan dengan Tuhan
2. Berhubungan dengan sesama warga negara
3. Berhubungan dengan lingkungannya
4. Berhubungan dengan pemerintah negaranya
Pentingnya warga negara yang religius dan penuh toleran untuk di
wujudkan,mengingat fakta sosial bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang
beraneka ragam (plural society)
C. PENTINGNYA SUATU TOLERANSI
prinsip atau pendirian orang lain.Secara umum toleransi di bagi menjadi 2 yaitu;
1. Toleransi Agama adalah : toleransi yang menyangkut keyakinan, yang berhubungan
debgan aqidah.
2. Toleransi Sosial adalah : toleransi yang menyangkut hubungan sosial masyarakat.
(Daud Al,1988)
Perwujudan sikap toleran tersebut antara lain dapat di manifestsikan sebagai
berikut:
1. Bergaul atau berinteraksi dengan sesama warga masyarakat dengan tidak
menonjolkan perbedaan agma,keturunan,bahasa,budaya,ras atu etnik.
2. Tidak melakukan tindakan yang memprofokasi,seperti mengadu domba,rasa
kedaerahan(primordialisme) yng sempit maupun etnosentrisme,pelecehan ajaran
agama tertentu.
3. Tidak mencampuradukkan ajaran- ajaran agama yang satu dengan yang lainya.
V. Penerapan karakteristik warga negara yang bertanggung jawab
1. Dalam lingkungan keluarga
a. Berbicara dengan kata- kata yang baik
b. Menjaga nama baik keluarga
c. Mengakui dan menghormati pendPt orangtua dan kakak
2. Dalam lingkungan sekolah
a. Mematuhi tata tertib yang berlaku
b. Setiap warga sekolah harus saling menghormati dan menghargai serta
tanggungjawab terhadap sekolah
3. Di lingkungan masyarakat, bangsa dan negara
a. Rela berkorban demi kepentingan umum
b. Mengakui dan menghargai pendapat bersama yang dirumuskan dan disetujui dalam
musyawarah
c. Mengakui dan mengahrgai keberhasilan yang dicapai orang lain.
MODUL 12
PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN PKn SD/MI
Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek. Dalam penilaian
ada 4 unsur pokok, yaitu:
1. Objek yang akan dinilai;
2. Kriteria sebagai tolok ukur;
3. Data tentang objek yang dinilai;
4. Pertimbangan keputusan (judgment).
Penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran dan tes merupakan
salah satu alat bentuk dari pengukuran.

KEGIATAN BELAJAR 2
BERBAGAI ALAT PENILAIAN DALAM PKn SD/MI
Secara terperinci tujuan penilaian kelas yaitu untuk memberikan:
1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan nelajar lebih lanjut.
3. Informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa.
4. Informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan membantu pertumbuhannya
secra efektif.
5. Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai minat,
keterampilan dan kemampuannya.
Prinsip-prinsip penilaian kelas yaitu sebagai berikut:
 Valid;
 Mendidik;
 Beorientasi pada kompetensi;
 Adil dan objektif;
 Terbuka;
 Berkesinambungan;
 menyeluruh;
 bermakna.
Penialan berbasis kelas pada mata pelajaran Pendidikan Kearganegaraan, ditinjau
dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai meliputi 3 ranah, yaitu kognitif, afektif,
psikomotor.
A. Tes Tertulis
Penilaian bentuk tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat
kompleks. Ada 2 jenis tes tertulis, yaitu:
1. Tes tertulis uraian
a. Terbatas
b. Bebas terbuka
2. Tes tertulis Objektif
a. Pilihan Ganda
b. Benar Salah
c. Menjodohkan
d. Isian singkat
Kriteria tes objektif yang baik harus memiliki dan memenuhi syarat seperti berikut:
a. Memiliki validitas yang tinggi,
b. Memiliki reliabilitas yang tinggi,
c. Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai,
d. Tingkat kesukaran tes berdasarkan kelompok yang akan dites, kira-kira 30%
mudah, 50% mudah, 20% sukar,
e. Mudah diadministrasikan,
f. Memiliki norma atau patokan penafsiran data.
B. Tes Perbuatan (Perfomance Treat)
Penilaian tindakan yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepetingan
mengumpulkan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan
muncul dari dalam diri siswa, alat yag digunakan adalah lembar pengamatan.
C. Tes Lisan
Digunakan untuk menilai hasil belajar dalam bentuk kemampuan mengungkapkan
ide-ide dan pendapat secara lisan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun soal tes lisan:
1. Buat format soal dengan beberapa kemungkinan jawaban serta bobot skornya.
2. Siapkan beberapa format soal yang paralel untuk beberapa orang siswa.
3. Untuk memenuhi persyaratan parallel maka setiap format soal harus memiliki
isi, derajat kesukaran, dan waktu untuk menjawab yang sama.
D. Penilaian Non-Tes
1. Observasi
digunakan untuk menilai hasil belajar aspek psikomotor. Agar observasi lebih efektif
dan terarah hendaknya:
a. Dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya;
b. Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala atau lainnya;
c. Pencatatan dilakukan selekas mungkin tanpa diketahui oleh siswa;
d. Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan seluruhnya.
2. Kuesioner
Agar teknik angket lebih efektif, hendaknya:
a. Dilaksanakan dengan tujuan yang jelas;
b. Isinya tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan;
c. Behasanya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan siswa;
d. Penarikan kesimpulan harus hati-hati.
3. Wawancara
Pada wawancara informasi yang digali meliputi berbagai aspek yang menggambarkan
keadaan siswa saat itu.
4. Daftar Cek
Daftar aktivitas, sifat-sifat masalah dan jenis kesukaan. Dapat digunakan dalam
observasi, wawancara maupun angket. Kegunaannya untuk menyatakan ada atau
tidaknya suatu unsur, komponen, trait, karakteristik atau kejadian dalam suatu
peristiwa, tugas atau satu komponen yang kompleks.
5. Skala Pilihan
Skala pilihan hampir sama dengan daftar cek. Berupa pilhan ya atau tidak.
6. Studi Kasus
Dilakasanakan pada sekolah menengah yang mana dilakukan terhadap siswa yang
berperilaku ekstrim dan membutuhkan bantuan.
7. Portofolio
Suatu penilaian yang bertujuan mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
mengkonstruksi dan merefleksi suatu pekerjaan atau tugas.
Pertimbangan dalam menentukan jenis alat penilaian (Wyan Wida, 1984:18), yaitu:
 Aspek yang dinilai kognitif, afektif, dan psikomotor,
 Sifat bahan yang akan kita sajikan,
 Besar kecilnya kelompok yang akan diuji,
 Frekuensi penggunaan alat latihan,
 Kesempatan guru untuk koreksi.
KEGIATAN BELAJAR 3
MODEL-MODEL ALAT PENILAIAN PKn SD/MI
A. Pengembangan Alat Penilaian Kelas Dalam PKn
Langkah-langkah mengembangkan berbagai alat penilaian, meliputi:
1. Menyusun spesifik tes
a. Menetukan kompetensi dasar yang akan diukur
b. Menysusun kisi-kisi tes
2. Menulis tes
3. Menulis soal tes
4. Menelaah tes
5. Melakukan uji coba tes
6. Menganalisis butir soal
7. Memperbaiki soal tes
8. Merakit tes
9. Melaksanakan tes
10. Menganalisis hasil tes
B. Model-Model Alat Penilaian PKn SD/MI
1. Test
a. Pilihan Ganda
b. Bentuk Hubungan Antarhal
c. Pilihan Ganda Kompleks
2. Non-test
a. Model Penilaian Perbuatan
b. Model Penilaian Skala Sikap
c. Model Penilaian Daftar Cek
C. Model Penilaian Catatan Anekdot
Yaitu penialan berupa catatan-catatan kejadian khusus yang dapat dipergunakan
untuk melihat perkembangan individu atau kelompok siswa.
D. Model Penilaian Cocok
Yaitu suatu daftar yang berisi pokok penilaian singkat, tetapi jelas.
E. Model Penilaian Skala Bertingkat (Numerical Rating Scale)
Yaitu alat penilaian non-test untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana
diharapkan muncul dalam diri siswa.
F. Model Penilaian Sosiometri
Yaitu suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang struktur hubungan sosial
anggota kelompok dalam suatu kelompok formal atau non-formal.
G. Model Penilaian Pedoman Wawancara (Interview)
Yaitu teknik penilian dengan cara mengumpulkan data akan kemajuan belajar siswa
yang akan dilakukan secara lisan.
H. Model Penilaian Daftar Baik Buruk
Yaitu penilaian terhadap suatu sikap dengan memberikan tanggapan baik atau buruk.
I. Model Penilaian Daftar Tingkat Urutan
Yaitu penilaian penialaian terhadap poin-poin yang akan diberi nilai tertentu dengan
mengurutkan pertanyaan terlebih dahulu kemudian menyertai alasan.
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGGUNAAN MODEL ALAT PENILAIAN PKn BERBASIS PORTOFOLIO
Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa yang
bersifat individual yang menggambarkan taraf pencapaian. Kegiatan belajar,
kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut. Ciri dari koleksi ini dinamis, selalu
bertumbuh dan berubah. Konteks yang berkenaan dengan portofolio adalah:

1. Tujuan
 Hasil hakikat belajar:
 Fokus bukti
 Rentang waktu
 Hakikat bukti

2. Peran Penilaian
 Pemantapan kembali pemahaman nilai
 Penilaian jati diri
 Penilaian formal
 Momentum dan media (umpan balik)
3. TUjuan Penilaian Portofolio
 Menghargai perkembangan yang terjadi pada siswa
 Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa
 Mendokumentasikan proses pembelajaran
 Merefleksikan kesanggupan dan melakukan eksperimentasi
 Bertukar informasi
 Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif siswa
 Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
 Membantu siswa dalam merumuskan tujuan
4. Prinsip Penilaian Portofolio
 Saling percaya
 Keberhasilan bersama
 Kepuasan
 Kesesuaian
 Proses dan hasil
5. Karakteristik Penilaian Portofolio
 Multisumber (dari berbagai sumber)
 Authentic (dikembangkan dan disususn oleh siswa)
 Dinamis (terus berkembang dan dikembangkan)
 Eksplisit (kejelasan)
 Integrasi
 Kepemilikan
 Beragam tujuan
Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah:
1. Kelebihan
1. Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta sisik
2. Memungkinkan pendidik menilai keterampilan peserta didik
3. Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, atau sebaliknya
4. Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan di mana
pendidik harusmembantu
5. Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelekstual
6. Menunjukkan prestasi pendidik harus membantu
7. Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelekstual
8. Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi siswa
2. Kelemahan
1. Memerlukan waktu yang lama
2. Pendidikan harus tekun, sabar, dan terampil.
3. Tidak ada criteria yang standar.
Pertimbangan guru dalam melaksanakan penilaian portofolio, yaitu:
1. Hargai kepemilikan siswa terhadap hasil karyanya.
2. Peserta didik dan pendidik berkolaborasi dalam konteks kelas yang
mendukung minat peserta didik.

3. Orang tua juga terlibat dalam proses potofolio.

4. Upayakan ada kegiatan diskusi.

5. Diskusikan unsur-unsur lain yang mungkin ditampilkan dalam hasil karyanya.

6. Hendaknya peserta didik dibantu dalam menunjukkan hasil karyanya.

7. Meminta alasan peserta didik mengapa memilih hasil karyanya untuk


ditunjukkan.

8. Memperbarui portofolio secara berkala.

Koleksi data pada penilaian portofolio adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data oleh peserta didik, meliputi:


a. Learning log (jurnal atau catatan pribadi)
b. Pemetaan konsep
c. Bermain peran
d. Self-assessment (pastiripasi peserta didik)
2. Pengumpulan data oleh pendidik, meliputi:
a. Anecdotal notes (catatan kejadian spontan)
b. Pemberian skor peta konsep
c. Feedback (komentak atau umpan balik)
Perbedaan tes dan portofolio adalah :
No Tes Portofolio
1. Menilai siswa Menilai siswa berdasarkan seluruh tugas
berdasarkan sejumlah dan hasil karya yang berkaitan dengan
tugas yang terbatas. kinerja yang dinilai.
2. Yang menilai hanya Siswa turut serta dalam menilai kemajuan
guru berdasarkan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai
masukan yang terbatas. tugas dan perkembangan yang
berlangsung selama proses pembelajaran.
3. Menilai semua siswa Menilai setiap sisswa berdasarkan
dengan menggunakan pencapaian masing-masing.
satu kriteria.
4. Proses penilaian tidak Proses penilaian kolaboratif.
kolaboratif.
5. Penilaian diri oleh siswa Siswa menilai dirinya sendiri menjadi satu
bukan merupakan tujuan .
sesuatu tujuan.
6. Yang dijadikan Yang dijadikan perhatian meliputi proses
perhatian hanya dalam bentuk usaha, kemajuan dan
pencapaian (produk). pencapaian.
7. Terpisah antara Terkait erat kegiatan penilaian,
kegiatan pembelajaran, pengajaran dan pembelajaran.
testing, dan pengajaran.

1. Format penilaian portofolio


Format penilaian meliputi aspek-aspek apa saja yang dinilai serta beberapa persen
bobot nilai yang diberikan kepada setiap aspek.
2. Pengamatan dan penilaian portofolio
Pengamatan atau observasi dilakukan kepada siswa, terutama saat proses
penyusunan portofolio berlangsung, misalnya pada:
a. Proses penyeleksian
b. Proses penyususnan
1) Koleksi
2) Organisasi
3) Refleksi
c. Proses akuntabilitas
d. Proses refleksi

MAKALAH
PEMBELAJARAN PKN di SD
Modul 11 dan 12
DI SUSUN OLEH:

1. Aulia Febrianti (837681879)


2. Zidni Nuri (824449461)
3. Mira Febriyani (824844568)
4. Feby (823351712)

Anda mungkin juga menyukai