Anda di halaman 1dari 2

Dari Nongki Jadilah Legenda

Aktivitas ‘nongkrong’ tentu memiliki banyak arti, bisa baik atau buruk. Ada yang kolot menganggap
nongkrong hanya buang-buang waktu saja, padahal jika diambil positifnya, sesi pertemuan itu dapat
membuahkan karya hasil bertukar pikiran.

Sama halnya dalam dunia musik, ‘tongkrongan’ musik pun dapat dianggap penting bagi musisi.
Tongkrongan memiliki andil penting dalam penyebaran musik, serta sebagai wadah bertemunya antar
komunitas musik. Lewat kesamaan minat dan visi, para individu yang terlibat ini pun seolah memiliki
‘rumah seatap’ berisikan sekumpulan teman sekaligus keluarga. Bukan tak mungkin cikal bakal karya
pun bermula dari sekadar aktivitas tongkrong semata.

Di luaran negeri sana, tongkrongan musik telah menjamur lebih dulu. Di medio 60-an, di Amerika Serikat
ada sebuah lingkungan bernama Haight-Asbury yang tersohor lantaran ditinggali oleh musisi-musisi
psikedelik tenar saat itu, seperti Janis Joplin, Grateful Dead, dan Jefferson Airplane yang rumahnya
saling berdekatan satu sama lain. Berawal dari budaya nongkrong karena hidup berdampingan satu
sama lain, kancah Haight-Ashbury pun jadi salah satu pusat gerakan hippie terkemuka pada masa itu.

Merangkak ke wilayah lain. Di periode New York City 70-an, terdapat klab legendaris CBGB yang jadi
pusat tongkrongan sakral bagi pegiat-pegiat punk rock kelas kakap. Sebut saja Ramones, Talking Heads,
Television, Elvis Costello sampai Blondie memulai kariernya di tengah-tengah hiruk pikuk bar penuh
kabut asap rokok dan alkohol.

Sama seperti di luar sana, di Indonesia juga kerap melahirkan cikal bakal revolusi musik yang pada
awalnya bermula hanya dari sebuah tongkrongan, hingga menjadikannya sebuah kancah (scene) yang
kondang dan lantas legendaris.

Pegangsaan

Berbicara tentang lanskap musik tanah air pada era 70-an silam, blantika musik sempat diriuhkan oleh
kemunculan tokoh-tokoh musisi muda yang kelak berpengaruh, yang berasal dari komunitas musik di
bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Sebut saja unit rock Gipsy yang terdiri dari jajaran maestro seperti
Keenan Nasution, Oding Nasution, Roni Harahap, Christian Rahadi dan Abadi Soesman yang bermarkas
di rumah famili Nasution, yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Barat No.12.

Akulturasi musik yang digencarkan seniman Guruh Soekarno Putra bersama Gipsy melahirkan kolektif
bernama Guruh Gipsy. Supergrup ini acap kali dianggap sebagai pelopor ranah rock progresif di
nusantara. Tak hanya mereka, nama-nama prominen lain semacam Eros Djarot, Chrisye, Debby
Nasution, Yockie Suryoprayogo, Fariz RM, Berlian Hutauruk hingga komplotan God Bless pun sering
menghabiskan waktu bersama untuk sekadar nongkrong di Pegangsaan, serta beradu proses kreatif
melahirkan masterpiece yang hingga kini jadi artefak penting bagi khazanah musik Indonesia.
Lawless Burgerbar. Telah resmi dibuka pada tanggal 3 September yang lalu, Lawless Burgerbar
merupakan sebuah pewujudan mimpi kami sejak lama. Seringkali kami membicarakan untuk memiliki
tempat nongkrong dengan makanan enak, bir dingin, dan dikombinasikan dengan playlist musik-musik
rock dan metal yang kami gemari,

memiliki menu-menu lain yang nama-namanya terinspirasi dari berbagai band dan lirik lagu rock dan
metal favorit kami, seperti The Great Southern Trendkill, Chick Of It All, Sabbath Burger, Motley Burg,
Amsaldan 666, Enter Sandwich, Madballs, Dog Nasty, Jalapenostic Front, dan beberapa lainnya.

dalam pembuatan menu makanan sebelum memberikan nama menu pada burgernya, mereka terlebih
dahulu mencari tau karakter burgernya seperti apa dengan melihat ingredients- nya , kemudian
disamakan dengan karakter musik atau band yang beraliran rock atau metal.

menu kami yang terbesar yang kami namakan The Lemmy adalah sebuah paket lengkap berisi double
juicy patty, beef brisket, beef bacon, cheese, onion strings, dan sunny side up. Merupakan menu yang
terfavorit yang dicarai cari bagi para pengunjung

makanan pendamping yang nggak boleh kamu lewatkan ketika mampir ke sini. Namanya adalah
Jalapenostic Front, kentang goreng yang dibaluri dengan saus keju dan diberi cabai Jalapeno di atasnya.

Datang ke Lawless Burgerbar, Jl. Kemang Selatan 8 no.67H Jakarta Selatan, persis di sebelah toko
Lawless Jakarta dan rasakan sensasi burger yang lezat dan berbeda dengan lainnya.

Dengan konsep metal bar,tempat nongkrong dengan diiringi music music cadas ditemani dengan
makanan yang takalah lezat nya, Lawless Burgerbar sendiri terletak bersebelahan dengan Lawless Store
yang sudah berdiri sejak 2011.

Keseringan mereka dengan anggota band lainnya untuk latihan musik atau sekadar nongkrong, berhasil
mewujudkan ide gila mereka untuk membuka sebuah restoran yang beda daripada yang lain. restoran
burger yang menggabungkan musik cadas dengan sebuah tempat makan.

Anda mungkin juga menyukai