Anda di halaman 1dari 3

PROSES HUKUM KASUS PERAMPOKAN PULOMAS (2016)

 Landasan Teori :

Terdapat beberapa tahapan dalam menyelesaikan perkara pidana.

1. Penyelidikan : serangkian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa
yang diduga sebagai perbuatan pidana, guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan.

2. Penyidikan : serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti, yang
dengan bukti itu membuat terang tentang perbuatan pidana yang terjadi, guna menemukan
tersangkanya.

3. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. (KUHP Pasal 1 Nomor 14)

4. Perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti permulaan yang cukup (KUHP Pasal 17).

5. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan.
(KUHP Pasal 1 Nomor 15)

 ANALISIS KASUS

Selasa, 27 Desember 2016 (Penyelidikan, Penyidikan, Tersangka)

Dodi Triono (59) beserta tiga anaknya, satu teman putrinya, dua sopir, dan tiga pembantu
ditemukan di kamar mandi pembantu rumahnya. Mereka ditemukan oleh salah satu teman
putrinya, Sheila.
Pagi itu, Sheila datang berkunjung ke rumah Dodi. Namun yang ada, ia malah mendengar
rintihan dari kamar. Kemudian ia melapor pada sekuriti dan polisi. Akhirnya mereka membuka
pintu kamar madi tersebut. Saat ditemukan, Dodi bersama keempat orang lainnya ditemukan
tewas. Sedangkan satu korban lainnya yaitu Tasrok, sopir Dodi tewas dirumah sakit. Sedangkan
kelima orang lainnya selamat.
Polisi langsung melakukan penyelidikan dan dapat mengantongi nama-nama pelaku dengan
cepat dengan menganalisis sidik jari dan kamera pengawa (CCTV). Terdapat empat tersangka
yang dapat diidentifikasi oleh polisi.
Rabu, 28 Desember 2016 (Penangkapan)
Polisi menangkap dua orang pelaku, yakni Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang, di sebuah
rumah kontrakan di Jalan Kalong RT 8 RW 2, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Namun saat
akan dilakukan penangkapan, kedua tersangka berusaha melakukan perlawanan. Sehingga
dilakukan tindakan represif dengan melepaskan tembakan di bagian kaki kedua tersangka. Salah
satu tersangka Ramlan tewas karena kehabisan darah.

Pada hari yang sama, polisi menangkap Alfin di Villamas Indah Blok C, Bekasi Utara. Ia
berperan sebagai sopir. Ia juga ditembak di bagian kaki karena melawan saat penangkapan.

Minggu, 1 Januari 2017 (Penangkapan)

Ridwan Sitorus alias Ius Pane ditangkap oleh polisi di Medan, Sumatra Utara.
15 Juni 2017 (Terdakwa)
Sidang pertama ketiga terdakwa di Pengadilan Jakarta Timur. Dalam sidang tersebut, ketiganya
didakwa dengan pasal berlapis. Mereka dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan
berencana, Pasal 339 tentang pembunuhan didahului kejahatan, Pasal 338 tentang pembunuhan,
Pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan, Pasal 363 tentang pencurian dengan pemberatan,
dan Pasal 333 tentang penyekapan.
19 September 2017 (Terdakwa)

Pada sidang kali ini, Jaksa Penuntut Umum menuntut dua orang terdakwa dengan hukuman mati,
sedangkan satu terdakwa lainnya dituntut hukuman seumur hidup. Pelaku bernama Ridwan
Sitorus alias Ius Pane dan Erwin Situmorang dituntut hukuman mati, sedangkan Alfins Bernius
Sinaga dituntut penjara seumur hidup

2 Juli 2018 (Terdakwa)


Kedua terdakwa yaitu Ius Pane dan Erwin resmi divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim
Agung setelah mencoba untuk mengajukan kasasi, namun ditolak. Keputusan pun sama dengan
keputusan Pengadilan Jakarta Timur.

 Kesimpulan
Dalam menyelesaikan sebuah tindak pidana, harus dilakukan berdasarkan sebuah prosedur yang
disebut hukum acara pidana. Di Indonesia, hukum acara pidana diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP).
Proses hukum dapat dimulai dengan dilakukan penyelidikan setekah mendapat laporan ataupun
tertangkap tangan. Setelah terbukti adanya tindak pidana, akan dilakukan penyidikan untuk
mencari barang bukti yang akan diserhkan kepada penuntut umum. Dari sini juga polisi
mendapatkan tersangka. Setelah mendapatkan tersangka, polisi dapat melakukan pemanggilan
ataupun penangkapan terhadap tersangka. Setelah itu, tersangka akan diadili di pengadilah dan
dituntut, disitulah status tersangka akan diubah menjadi terdakwa.

Anda mungkin juga menyukai