Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


BAB I PEMBUKAAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Pembahasan Masalah .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 Pokok Masalah .................................................................................................... 2
2.2 Penyelesaian Konflik ........................................................................................... 3
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 6

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hari Senin tanggal 30 Desember 2019, pemerintah Indonesia
menyatakan protes atas aksi Tiongkok yang melanggar Zona Eksklusif Ekonomi
Indonesia. Pelanggaran ini termasuk kegiatan illegal, unreported and unregulated
(IUU) fishing dan kedaulatan oleh coast guard atau penjaga pantai China di perairan
Natuna.

Bukan hanya melakukan aktifitas ilegal, Tiongkok juga mengklaim bahwa


kegiatan ilegal tersebut tidak melanggar kedaulatan Indonesia dan mengakui bahwa
perairan Natuna termasuk wilayah milik Tongkok. Pengakuan itu pun dibuat dengan
tidak berdasarkan hukum laut internasionalyang ditetapkan oleh United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

Sebagai sebuah negara yang aktif dalam menjaga perdamaian dunia,


Indonesia tentunya harus menegaskan tindakan yang dilakukan oleh Tiongkok.
Walaupun Indonesia menjalin hubungan yang erat dengan Tiongkok, namun tindakan
tetap harus diambil.

1.2 Pembahasan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah pokok masalah penyebab konflik antara Tiongkok dan Indonesia ?

2. Bagaimana zara untuk menyelesaikan konflik tersebut ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pokok Masalah


Tiongkok telah melakukan pelanggaran Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
terhadap Indonesia. Ada kapal nelayan yang memasuki perairan Natuna dan
menangkap ikan secara ilegal. Kapal tersebut bahkan dikawal oleh coast guard.
Namun Tiongkok merasa tidak melanggar apapun. Juru Bicara Kementerian Luar
Negeri Tiongkok mengatakan Tiongkok tidak melanggar hukum internasional dan
memiliki hak dan kepentingan di wilayah perairan yang disengketakan. Pemerintah
Tiongkok juga mengatakan bahwa mereka tidak memiliki sengketa terkait kedaulatan
Indonesia.

Sebenarnya dalam kasus ini, Tiongkok tidak melanggar kadaulatan Indonesia,


karena Tiongkok tidak memasuki laut teritorial yang menjadi kedaulatan Indonesia.
Tetapi Tiongkok bukan hanya melintas, tetapi juga mengambil kekayaan alam yang
terdapat di Laut Natuna Utara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1982, hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap ZEE Indonesia
oleh kapal asing karena Tiongkok tidak mengantongi izin untuk melakukan kegiatan
eksplorasi ataupun eksploitasi sumber daya alam hayati di ZEE Indonesia.

Tiongkok berani melakukan hal tersebut karena Natuna berada di dalam nine
dash line atau sembilan garis putus-putus. Nine dash line sendiri merupakan sembilan
garis imajiner yang menjadi dasar oleh Tiongkok dalam mengakui wilayah Laut Cina
Selatan. Namun, garis imajiner itu dibuat sepihak oleh Tiongkok berdasarkan dasar
historis tanpa melalui konvensi hukum laut internasional atau United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS 1982).

2
3

Bukan hanya nine dash line, Tiongkok juga tidak mengakui klaim Indonesia
terkait ZEE Natuna Utara yang telah disahkan di dalam UNCLOS 1982. Padahal
Tiongkok ketika itu juga menandatangani perjanjian tersebut. Selain itu, Tiongkok
berpendapat bahwa wilayah Kepuluan Natuna telah menjadi wilayah penangkapan
ikan tradisional Tiongkok sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, sama halnya dengan
nine dash line, tidak ada hukum yang jelas mengenai pengakuan Tiongkok atas
Kepulauan Natuna.

2.2 Penyelesaian Konflik


Batas-batas laut seperti laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif merupakan
sebuah batasan yang dibuat untuk mencegah adanya perselisihan antar negara. Batas-
batas tersebut akan menentukan hak berdaulat dan kedaulatan suatu negara di lautan.
Dapat dikatakan bahwa adanya batas-batas ini ikut mendukung berjalannya
perdamaian dunia. Hal tersebut karena laut teritorial dan ZEE akan mencegah negara-
negara di dunia berkonflik karena ketidakjelasannya hak berdaulat dan kedaulatan.

Dalam konflik antara Indonesia dan Tiongkok atas Kepulauan Natuna,


Tiongkok telah melanggar salah satu batas tersebut yaitu Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983
Pasal 4 Ayat 1, berdasarikan hukum internasional Republik Indonesia dapat
melaksanakan penegakkan hukum dan hot pursuit terhadap kapal-kapal asing yang
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan Indonesia mengenai Zona
Ekonomi Eksklusif.

Menurut Hikmahanto Juwana, dalam konsep hukum internasional, klaim atas


suatu wilayah tidak cukup dengan sebatas klaim di atas peta ataupun protes
diplomatik, tetapi diperlukan penguasaan secara efektif dengan adanya kehadiran
secara fisik.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberpa penyelesaian yang dapat dilakukan


untuk menyelesaikan konflik ini, diantaranya sebagai berikut.
4

1. Mempertahankan kedaulatan tanpa menukarnya dengan investasi.


Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Luhut Binsar Pandjaitan, meski Pemerintah Indonesia bertekad mempertahan
kedaulatannya di Natuna dan Laut China Selatan, tetapi pemerintah tetap
mengurai masalah tersebut dengan kepala dingin.
2. Meningkatkan patroli di sekitar Laut Natuna Selatan dengan memperhatikan
hukum-hukum internasional dan nasional yang berlaku.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Pertahanan Mahfud MD
mengatakan bahwa patroli akan ditingkatkan agar lebih proporsional dan
kedaulatan akan dipertahankan tanpa adanya negosiasi dengan Tiongkok.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sisriadi menjelaskan bahwa
TNI AL dan TNI AU akan melakukan operasi sesuai dengan hukum-hukum
internasional yang berlaku dan tidak akan terprovokasi oleh Tiongkok agar
tidak melanggar hukum yang telah berlaku.
3. Memadatkan kegiatan di Laut Natuna Selatan
Memadatkan kegiatan dengan memperbanyak aktivitas nelayan di
Laut China Selatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat kehadiran
negara di perbatasan. Laut tersebut pun kaya akan sumber daya laut, sehingga
harus dimanfaatkan oleh warga indonesia sendiri.
Nelayan yang berlayar di sekitar Laut Natuna Selatan akan dilindungi
oleh negara, bahkan diberikan perizinan dan fasilitas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indonesia sudah beberapa kali mengalami pelanggaran kadaulatan terutama di
lautan. Kali ini yang melakukannya adalah negara yang berhubungan erat dengan
Indonesia yaitu Tiongkok. Bahkan Tiongkok mengakui salah satu wilayah ZEEI
sebagai wilayahnya. Walaupun negara sahabat yang melakukan tindak pelanggaran,
Indonesia harus tetap tegas dalam mengambil tindakan, apalagi pengakuan yang
dibuat tidak berdasarkan hukum yang jelas. Hal itu dimaksudkan untuk menegakkan
hukum yang berlaku dan menjaga kedaulatan. Dengan begitu kejadian serupa dapat
dicegah dan perdamaian dunia antar negara dapat tetap terjaga dengan baik.

Sedangkan untuk mengatasi konflik dengan Tiongkok, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh Indonesia. Antara lain adalah dengan tetap mempertahanakan
kedaulatan dalam bentuk apapun dan hadir secara fisik untuk menunjukkan
kepemilikkan atas suatu wilayah. Dengan begitu kapal-kapal asing akan enggan untuk
mendekati wilayah yang dimiliki hak berdaulatnya oleh Indonesia.

5
DAFTAR PUSTAKA
BBC. 2020. Indonesia Akan Kirim Nelayan ke Natuna Untuk 'Wujudkan Kehadiran
Negara'. Diakses pads 11 Januari 2020, dari
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51003737

Berlianto. 2020, Mengenal Nine Dash Line, Alasan China Mengklaim Natuna.
Diakses pada 11 Januari 2020, dari
https://international.sindonews.com/read/1489726/40/mengenal-nine-dash-line-
alasan-china-mengklaim-natuna-1578386915

Hastuti, Rahajeng Kusumo. 2020. Ini Kronologis RI Protes Keras Klaim China Soal
Natuna. Diakses pada 11 Januari 2020, dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200104193648-4-127681/ini-kronologis-ri-
protes-keras-klaim-china-soal-natuna

Makdori, Yopi. 2020. HEADLINE: Klaim Sepihak China di Perairan Natuna,


Bagaimana Solusi Penyelesaiannya?. Diakses pada 11 Januari 2020, dari
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3924215/5-cara-menulis-daftar-pustaka-dari-
internet-wajib-tahu-agar-tidak-salah

Liputan6.com. 2020. 5 Langkah Pemerintah Usai China Klaim Sepihak Natuna.


Diakses pada 9 Januari 2020, dari https://www.liputan6.com/news/read/4151743/5-
langkah-pemerintah-usai-china-klaim-sepihak-natuna

Anda mungkin juga menyukai