Anda di halaman 1dari 1

PCOS merupakan kelainan hormon yang terbilang kompleks dan memengaruhi banyak

sistem tubuh yang berbeda. Selain berpengaruh pada siklus menstruasi dan kesuburan,
gangguan kesehatan ini meningkatkan risiko pada komplikasi penyakit jantung dan diabetes.
Pengobatan dilakukan untuk mengurangi dampaknya, tetapi jika tidak berhasil, dokter
menyarankan untuk melakukan tindakan pembedahan.

Operasi pernah menjadi cara pengobatan yang dipilih untuk mengatasi PCOS namun
prosedur ini memiliki risiko merusak ovarium. Oleh karena itu, sebelum memilih operasi, kamu
akan dianjurkan untuk melakukan perawatan medis dahulu, seperti penurunan berat badan,
konsumsi pil KB, dan manajemen gejalanya. Jika tidak membuahkan hasil, operasi harus
dilakukan.

Mengobati Sindrom Polikistik Ovarium dengan Operasi

Pada dasarnya, metode bedah untuk mengatasi sindrom polikistik ovarium terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu laparoscopic ovarian drilling dan reseksi ovarium. Prosedur drilling
ovarian menggunakan alat yang disebut dengan electrocautery atau laser untuk meluruhkan
bagian tertentu dari ovarium, sehingga ovulasi dapat terjadi.

3 FAKTOR RESIKO YANG DAPAT MEMICU SINDROM POLIKISTIK OVARIUM

Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil atau laparoskopi dengan bantuan
anestesi. Sayatan dibuat pada daerah perut atau sekitar pusar. Lalu, tabung ditempatkan untuk
membuat perut mengembang dengan menambahkan sejumlah kecil gas karbon dioksida,
sehingga alat dimasukkan tanpa merusak organ yang ada di sekitarnya.

Salah satu bagian ovarium diluruhkan, sehingga jaringan yang memproduksi androgen
atau hormon pria ikut hancur dan luruh. Prosedur ini disinyalir mampu menurunkan
kadar hormon testosteron dan hormon lutein, serta meningkatkan kadar hormon FSH. Secara
langsung, prosedur ini mengoreksi adanya ketidakseimbangan hormon dan dapat
mengembalikan fungsi ovarium menjadi normal.

CARA MENANGANI PCOS

Sementara itu, reseksi ovarium adalah pengangkatan bagian ovarium secara bedah.
Prosedur ini dianggap membantu mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan ovulasi ke
taraf normal. Tetapi, karena risiko munculnya jaringan parut juga terbilang tinggi, maka
prosedur ini kini semakin jarang dilakukan.

Ada beberapa kondisi ketika wanita yang memiliki sindrom polikistik ovarium akan
kembali memiliki siklus haid yang teratur dalam beberapa bulan setelah menjalani prosedur
pembedahan, bahkan mendapatkan kehamilan. Tetapi, risiko adanya jaringan parut masih lebih
besar dari presentasi adanya kehamilan.

Selain terapi hormon, dokter juga akan menyarankan kamu untuk melakukan terapi perbaikan
metabolisme, seperti dengan pemberian obat untuk gula darah dan darah tinggi, serta untuk
mencegah bertambahnya berat badan.

Anda mungkin juga menyukai