IPTEKS
Disusun Oleh:
KELOMPOK I
IV-E MATEMATIKA
Mata Kuliah :
Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) IV
Dosen :
Dr. Tasmin Tanngareng, M.Ag.
Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas “KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM
DALAM IPTEKS”, dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Al-Islam
Kemuhammadiyahan (AIK) IV.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata
penulis sampaikan terimakasih.
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
A. Simpulan ............................................................................................. 16
B. Saran/Implikasi ................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah-perintah
agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist-hadist, maka wajib
hukumnya bagi umat Islam untuk mennutut ilmu setinggi-tingginya baik itu
ilmu pengetahuan dalam teknologi, sosial, dan agama. Sekarang ini banyak
masyarakat umum yang hanya mengerti bahwa selama ini yang menemukan
pengetahuan-pengetahuan tinggi adalah bangsa Eropa, tetapi sebenarnya
adalah tokoh-tokoh Islam pada masa itu.
4
sebelumnya ditemukan oleh tokoh-tokoh Islam dilanjutkan oleh bangsa-
bangsa Eropa, sehingga yang terkenal sebagai para penemu adalah bangsa
Eropa. Dan hal ini menandai kemunduran pengembangan ilmu pengetahuan
dalam umat islam.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah :
1. Kapan zaman kejayaan Islam di bidang IPTEKS terjadi?
2. Apa sebab-sebab kemajuan Islam di bidang IPTEKS?
3. Apa sebab-sebab kemunduran Islam di bidang IPTEKS?
4. Bagaimana upaya-upaya kebangkitan kembali umat islam dalam
bidang IPTEKS?
C. Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui zaman kejayaan Islam di bidang IPTEKS terjadi.
2. Mengetahui sebab-sebab kemajuan Islam di bidang IPTEKS.
3. Mengetahui sebab-sebab kemunduran Islam di bidang IPTEKS.
4. Mengetahui upaya-upaya kebangkitan kembali umat islam dalam
bidang IPTEKS.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan
seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak
cabang ilmu yang lain lagi.
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk
yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem
irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri
Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar
mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1.
Ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan pengembangannya
berdampak cukup besar bagi peradaban dan kesejahteraan umat pada masa
itu.
7
dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah
yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Masa
kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi,
terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah
dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir tokoh dunia
yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya
adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat
dengan nama Avicenna.
8
politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan
Bani Abbas menjadi lima periode:
9
pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah
seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu
gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan
Persia.
10
Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui
sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-
benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat
leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk
bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
11
Berdasarkan dua contoh di atas, dapat kita ketahui bahwa penemu
alat pendukung era digital, bukanlah orang-orang muslim. Orang-orang
muslim tak lagi menjadi pelopor dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di dunia, tidak seperti pada zaman sebelumnya. Pada zaman
kejayaan Muslim, banyak orang Muslim yang menjadi ilmuwan dan
menemukan suatu perkembangan keilmuwan. Sebagai contoh adalah Al
Khawarizmi, ia adalah seorang muslim penemu konsep matekmatika,
aljabar. Hal ini terekam dalam bukunya yang berjudul “Al-Jabr wa-al
Muqabilah”. Selain aljabar, ia juga pertama kali memperkenalkan konsep
angka menjadi bilangan dari 0-9.
12
Islam. Ada tiga penyakit mental yang dianggap oleh Arsalan sebagai “biang
kerok” kemunduran dunia Islam: pesimisme (tasya’um), rendah diri (al-
istikhdza’) dan cepat putus asa (inqitha’ al-amal). Pada penutup bukunya,
Arsalan mengutip ayat yang dalam pandangannya merupakan kunci
kebangkitan dunia Islam, yakni Al-Ankabut (29):69. Bunyi ayat itu: wa ‘l-
ladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang
(jihad) di jalanKu, Aku akan menunjukkan mereka jalan-jalan menuju
Aku.“Jihad” adalah kata kunci yang disebut oleh Arsalan. Tetapi, ini
bukanlah jihad dalam pengertian “perang suci” sebagaimana kita jumpai
pada kelompok Islam garis keras. Baginya, jihad adalah kerja keras dan
kesediaan untuk melakukan pengorbanan (al-tadlkhiyah).
Gagasan dari Arsalan ini, telah disampaikan di awal abad 20. Namun
menurut saya masih relevan dengan kondisi Umat Islam saat ini.
Sebenarnya, selain penyebab-penyebab yang telah disebutkan oleh Arsalan,
terdapat satu lagi penyebab kemunduran umat Islam dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni umat Islam saat ini telah jauh dari
Kitab Al-quran dan As-sunah.
Umat muslimin saat ini, pada umumnya jauh dari dua sumber utama
kemuliaan mereka, yakni Kitabullah Al-Qur’an dan As-Sunnah An-
Nabawiyyah. Padahal Nabi Muhammad secara gambalang mewasiatkan
agar kita senantiasa berpegang teguh kepada kedua warisan suci tersebut.
Hanya dengan bersikap demikianlah kita tidak bakal menjadi tersesat dari
jalan lurus yang Allah telah berikan bagi orang-orang beriman.
Rasulullah bersabda, "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang
kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya;
Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR. Malik 1395)
13
maupun bermasyarakat. Kedua perkara ini merupakan sumber kemuliaan
dan kebanggaan kaum muslimin. Jika mereka akrab dengannya, niscaya
mereka menjadi mulia. Jika mereka jauh dari keduanya, niscaya mereka
akan dihinggapi kehinaan sebagaimana yang tampak dewasa ini.
“Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah
langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami
telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka
berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun [23] : 71)
Tetapi hal di atas tidak terjadi. Malah banyak muslim yang lebih
bangga hidup berpedoman kepada berbagai sumber kebanggaan selain
daripada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Mereka bangga dengan berbagai
kitab karya manusia. Ada yang lebih bangga dengan kitab warisan nenek
moyangnya yang bukan Islam. Ada yang membanggakan kitab produk
kaum kuffar Eropa. Ada yang membanggakan kitab lokal-tradisional suku
atau bangsanya yang bukan berpedoman kepada Kitabullah. Dan banyak
lagi lainnya. Padahal Allah sudah memperingatkan apa yang bakal terjadi
14
jika mereka meninggalkan sumber kebanggaan yang berasal dari Allah dan
Sunnah Nabi Muhammad.
“…dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS.
Al-An’aam [6] : 153)
15
agama mereka. Mereka menjadi sekuler. Urusan agama berjalan
sendiri, begitu pula dengan iptek. Mereka mungkin menganggap
bahwa agama Nasrani dengan kitab Injil, justru menjadi penghalang
bagi kemajuan iptek. Mungkin hal ini disebabkan kerena banyak
penemuan-penemuan badu dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak sesuai dengan ayat-ayat dalam Kitab Injil.
Misalkan tentang terbentuknya alam semesta ini, seperti yang tertulis
dalam Kitab Injil tidak sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada.
Peredaran bumi dan planet-planet mengelilingi matahari,
bertentangan dengan teori yang ada dalam Kitab Injil. Ingat ketika
Galileo Galilei mengumumkan teori tentang peredaran bumi dan
planet-planet mengelilingi matahari ditentang oleh gereja, karena
tidak sesuai dengan Bibel. Begitu pula dengan Nicolas Copernicus
mengumumkan teori tentang “heliocentris”, yaitu bumi berputar
mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat peredaran, juga
ditentang oleh gereja. Kedua ilmuan tersebut akhirnya dihukum mati
oleh gereja. Alhamdulillah, hal ini tidak terjadi dalam agama Islam,
karena Al Qur’an selalu sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi ! bahkan Al Qur’an bisa menjadi sumber ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bukankah Al Qur’an diciptakan oleh
yang menciptakan alam semesta ini? jadi selalu akan sesuai !
3. Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan
“benua” baru, sehinggga mereka berusaha berlayar denan route yang
tidak lazim, seperti yang dilakukan oleh Amerigo Vespuci dan
Columbus pada tahun 1492 ke benua Amerika. Vasco de Gama pada
tahun 1407 berlayar ke Tanjung Pengaharapan. James Cook pada
tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta
kepulauan Pasifik. Penemuan-penemuan benua baru tersebut ikut
mempengaruhi route perdagangan yang berdampak terhadap negara-
negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang semula Syria
dan Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari India dan dari
Eropa, setelah penemuan route (benua) baru, Mesir dan Syria jadi
16
sepi yang mengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam
jadi berkurang banyak.
4. Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam
yang didirikan oleh Taqi Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580,
menjadikan Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan
bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu.
Ironisnya, pada waktu yang sama sekitar tahun 1580 juga, orang barat
baru pertama kali membangun observatoriumnya oleh Tycho Brace.
Perlu dicatat bahwa Islam telah memiliki observatorium pertama kali
yang dibangun pada tahun 500-an M di Ulugh Beg (Samarkand). Jadi
orang islam sudah lebih dahulu maju 1000 tahun dari orang barat
dalam hal pengerahuan tentang astronomi.
5. Perjanjian perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani)
dari Turki dan Inggris, yang pada mulanya untuk meringankan Turki
mengimport barang-barang dari Inggris dan negara-negara Eropa
lainnya, tapi lama-kelamaan ekonomi Turki banyak tergantung pada
ekonomi Eropa. Terlebih lagi dengan adanya revolusi industri di
Inggris dan di negara-negara Eropa lainnya, produk barang jadi dari
Eropa makin membanjiri negara-negara islam dan keadaan ini juga
makin mempengaruhi ekonomi negara-negara islam lainnya.
6. Ketergantungan negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama
kelamaan menjadi suatu bentuk ketergantungan dalam bidang
pemerintahan. Inilah awal mula pemerintahan kolonialisme barat
terhadap negara-negara islam. Akibat kolonialisme barat, maka
negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko sampai
ke Pakistan, kemudian terpecah belah menjadi negara-negara kecil
berdasarkan feodalisme, kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang
antara satu dengan lainnya saling bersaing, bahkan sampai
bermusuhan. Politik pecah belah, devide et impera, telah
melumpuhkan kejayaan islam pada masa lalu.
7. Akibat kolonialisme negara-negara islam yang semula menggunakan
bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa
17
penjajah. Keadaan ini sedikit banyak telah menjauhkan mereka dari
Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga sumber ilmu pengetahuan
dan teknologi.
8. Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi
negara-negara islam mulai menurun, padahal stabilitas politik dan
kemakmuran merupakan akar bagi berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini lebih diperpapah lagi dengan
munculnya kapitalisme barat.
Meskipun saat ini umat Islam banyak ditekan, ujar Ridwan, semua
upaya ini justru semakin memperkuat eksistensi Islam. Ini sesuai janji Allah
yang menyatakan bahwa meskipun begitu hebatnya musuh menindas Islam
namun hal ini bukannya akan melemahkan umat Islam. ”Ibaratnya paku,
semakin ditekan, Islam akan semakin menancap dengan kuat,”ujarnya.
18
Sementara itu, Luthfi menyatakan sistem khilafah Islamiyah masih
relevan diterapkan pada zaman sekarang ini asal dimodifikasi. Ia
mencontohkan konsep pemerintahan yang dianut Iran yang menjadi
modifikasi antara teokrasi (kekuasaan yang berpusat pada Tuhan) dan
demokrasi (yang berpusat pada masyarakat).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di
mana Islam menjadi trendsenter sebuah peradaban modern. Peradaban yang
dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini. Masa
kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni
Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini
Islam berkembang pesat.
20
Pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah — di Barat disebut
Ottoman — yang kekuatan militernya berhasil memperluas kekuasaan
hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol dan Perancis.
Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi
mereka menguasai Laut Tengah.
B. Implikasi
21
lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala
perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata
qalam. Dalam surat Al-‘Alaq, Allah swt memerintahkan kita agar
menerangkan ilmu. Setelah itu kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu
tersebut kepada generasi berikutnya. Dalam hal pendidikan, ada dua
kesimpulan yang dapat kita ambil dari firman Allah swt tersebut; yaitu
Pertama, kita belajar dan mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya.
Kedua, berkenaan dengan penelitian yang dalam ayat tersebut digunakan
kata qalam yang dapat kita artikan sebagai alat untuk mencatat dan meneliti
yang nantinya akan menjadi warisan kita kepada generasi berikutnya.
Dalam ajaran Islam – baik dalam ayat Quran maupun hadits, bahwa
ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat
Allah swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang
penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada
pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta,
tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan
Allah swt adalah mereka yang berilmu.
22
Beginilah kita sekarang sobat. Tapi jangan bersedih, sebab kita akan
kembali mengagungkan kejayaan Islam itu. Yakinlah, kita masih bisa
merebutnya, meski dengan nyawa sebagai tebusannya. Kita lahir ke dunia
ini dengan berlumur darah, maka kenapa musti takut mati dengan berlumur
darah. Syahid di medan tempur.
DAFTAR PUSTAKA
23