Anda di halaman 1dari 26

PANCASILA SEBAGAI

PARADIGMA PEMBANGUNAN
Secara Secara
Etimologis Terminologis

Istilah paradigma pada Istilah paradigma diartikan


dasarnya berasal dari sebagai sebuah pandangan
atau pun cara pandang yang
bahasa Yunani yaitu
digunakan untuk menilai
dari kata “para” yang dunia dan alam sekitarnya,
artinya di sebelah atau yang merupakan gambaran
pun di samping, dan atau pun perspektif umum
kata “diegma” yang berupa cara – cara untuk
artinya teladan, ideal, menjabarkan berbagai macam
model, atau pun arketif permasalahan dunia nyata
yang sangat kompleks.
Thomas Khun
Paradigma adalah landasan berpikir atau konsep dasar yang
digunakan sebagai model ataupun pola yang dimaksud para
ilmuwan dalam usahanya dengan mengandalkan studi
keilmuan yang dilakukannya

Egon G. Guba
Paradigma adalah sekumpulan dari keyakinan dasar
yang membimbing tindakan manusia dalam
kehidupannya.

George Ritzer
Paradigma merupakan salah satu cara pendekatan
investigasi, pada suatu objek atau titik awal dalam
menggunakan sudut pandang, formulasi dalam sebuah
teori, dan mendesain pertanyaan atau refleksi yang
sederhana.
Tujuan pembangunan :
1. Peningkatan standar hidup
(levels living) setiap orang,
baik pendapatannya, tingkat
Pembangunan adalah : konsumsi pangan, sandang,
•Proses perubahan ke arah papan, pelayanan kesehatan,
kondisi yang lebih baik pendidikan, dll.

•Melalui upaya yang dilakukan 2. Penciptaan berbagai kondisi


secara terencana yang memungkinkan
(Kartasasmita, 1997) tumbuhnya rasa percaya
diri (self-esteem) setiap
orang.

3. Peningkatan kebebasan
(freedom/democracy) setiap
orang.
(Todaro, 2000)
1. Cara pandang terhadap suatu persoalan
pembangunan yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pembangunan
• Dalam arti pembangunan baik sebagai proses
ataupun metode
• Untuk mencapai peningkatan kualitas kehidupan
manusia dan kesejahteraan rakyat

2. Kerangka keyakinan yang digunakan sebagai


pedoman untuk melihat suatu persoalan dan
bagaimana melaksanakan pembangunan.
Pancasila Pembangunan
Paradigma pembangunan harus
berdasarkan kepribadian
Bangsa Indonesia.

Menghasilkan masyarakat
maju yang tetap
berkepribadian Bangsa
Indonesia, yang dijiwai serta
dilandasi oleh nilai-nilai luhur
Pancasila.
Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai
dasar pancasila secara normatif menjadi dasar,
kerangka acuan, dan tolok ukur sebagai segenap
aspek pembangunan nasional yang dijalankan di
Indonesia.

Hal ini merupakan konsekuensi atas pengakuan


dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Nilai-nilai dasar Pancasila dikembangkan dari
hakikat manusia yang menurut Pancasila adalah
makhluk monopluralis.
Monopluralis = susunan kodrat manusia

Ciri-ciri kodrat manusia sebagai makhluk


monopluralis :
1. Susunan kodrat manusia terdiri dari jiwa dan raga
2. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus
sosial
3. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk Tuhan
Pembangunan nasional merupakan upaya dalam
peningkatan manusia secara totalitas. Pembangunan
nasional wajib mengembangkan harkat dan martabat
manusia secara keseluruhan.

Sehingga pembangunan dilaksanakan dari berbagai bidang


mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yaitu :
1. Pengembangan Kehidupan Beragama
2. Bidang Politik
3. Bidang Ekonomi
4. Bidang Sosial Budaya
5. Bidang Pertahanan Keamanan
Tujuan pengembangan kehidupan
beragama adalah terciptanya kehidupan
sosial yang aman dan tentram, serta
saling menghargai dan menghormati satu
sama lain.
Pengembangan kehidupan beragama harus di
laksanakan atas dasar paradigma yang jelas
dan dapat diterima oleh semua penganut
agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Dan pancasila menjadi paradigma


pengembangan kehidupan beragama. Dengan
paradigma pancasila, kiranya cukup jelas
langkah-langkah dan strategi apa yang harus
di lakukan guna membangun kehidupan
beragama yang paling menguntungkan bagi
seluruh masyarakat.
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi
yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama.

Bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan


semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam
pembangunan bangsa dan menjadi hal yang sangat penting
untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini.

Ada tiga kerukunan umat beragama, yaitu sebagai berikut :


1. Kerukunan intern umat beragama
2. Kerukunan antar umat beragama
3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah
Politik sangat berperan penting dalam
peningkatan harkat dan martabat manusia
dengan menempatkan kekuasaan tertinggi
adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Dimana sistem politik indonesia
yang sesuai dengan pancasila sebagai
paradigma adalah
sistem politik demokrasi.
Pembangunan politik semakin tidak jelas
arahnya ketika terjadi banyak penyelewengan
dan tidak dapat ditegakkan oleh hukum.
Apabila dianalisis, kegagalan tersebut dapat
dijabarkan, yaitu :

1. Tidak jelasnya paradigma pembangunan politik


dan hukum karena tidak adanya blue print
(kerangka kerja terperinci),

2. Penggunaan pancasila sebagai paradigma


pembangunan masih bersifat parsial,

3. Kurang berpihak pada hakikat pembangunan


politik dan hukum
Di era globalisasi informasi dari implementasi perlu
direkonstruksi ke dalam perwujudan warga negara yang
mencakup masyarakat tradisional, industrial, dan purna
industrial.

Sehingga nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral baru


masyarakat informasi adalah sebagai berikut :

1. Nilai toleransi
2. Nilai transparansi hukum dan kelembagaan
3. Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai
dengan kata)
4. Bermoral berdasarkan konsensus (kesepakatan
yang disetujui secara bersama-sama)

(Fukuyama dalam Astrid: 2003:3)


Sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada
nilai moral dari Pancasila.

Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan


pada moralitas dan kemanusiaan yang
menghasilkan sistem ekonomi berperikemanusiaan.

Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia,


baik dari segi selaku makhluk individu, sosial,
makhluk pribadi maupun makhluk Tuhan.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan
ekonomi mengacu Sila IV Pancasila, sedangkan
pengembangan ekonomi pada sistem ekonomi
Indonesia yaitu Pembangunan Ekonomi
Kerakyatan atau Pembangunan Demokrasi
Ekonomi atau Sistem Ekonomi Pancasila.

Yang mana ekonomi untuk sebesar-besarnya


kemakmuran rakyat yang berkeadilan bagi warga
Indonesia dimana politik ekonomi kerakyatan
memberikan kesempatan, dukungan, dan
pengembangan ekonomi rakyat mencakup
koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagai
pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan
ekonomi mengacu Sila IV Pancasila, sedangkan
pengembangan ekonomi pada sistem ekonomi
Indonesia yaitu Pembangunan Ekonomi
Kerakyatan atau Pembangunan Demokrasi
Ekonomi atau Sistem Ekonomi Pancasila.

Yang mana ekonomi untuk sebesar-besarnya


kemakmuran rakyat yang berkeadilan bagi warga
Indonesia dimana politik ekonomi kerakyatan
memberikan kesempatan, dukungan, dan
pengembangan ekonomi rakyat mencakup
koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagai
pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
Pembangunan ekonomi harus menghindarkan diri
dari bentuk persaingan bebas, monopoli yang akan
menimbulkan penindasan, ketidakadilan,
penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.

Dengan demikian

Ekonomi kerakyatan akan mampu


memberdayakan daerah/rakyat dalam berekonomi,
sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan
partisipatif. Dalam ekonomi kerakyatan, Negara
berperan melindungi warga negara dengan
mengingkatkan kepastian hukum.
Pancasila bersifat humanistik karena bertolak
dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia. Hal
tersebut tertuang dalam sila ke-2 Pancasila, yang
diharapkan menghasilkan manusia yang
berbudaya dan beradab. Pada sila ke-3 Pancasila,
pembangunan sosial budaya dikembangkan atas
dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan
budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah
Nusantara menuju pada tercapainya rasa
persatuan sebagai bangsa.
• Pembangunan sosial-budaya harus mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia
yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan
beradab.
• Perlu ada pengakuan dan penghargaan
terhadap budaya dan kehidupan sosial
berbagai kelompok bangsa Indonesia.
• Pembangunan sosial budaya tidak
menciptakan kesenjangan, kecemburuan,
diskriminasi, dan ketidakadilan sosial.
• Paradigma baru dalam pembangunan
nasional berupa paradigma pembangunan
berkelanjutan.
Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab
merupakan basis moralitas pertahanan
dan keamanan negara. Maka dari itu,
pertahanan dan keamanan negara harus
mendasar pada tujuan demi terjaminnya
harkat dan martabat manusia, terutama
secara rinci terjaminnya hak-hak asasi
manusia.
• Salah satu tujuan negara Indonesia adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
• Pemerintah menyusun dan memperkenalkan
“Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat
Semesta” (sishankamrata).
• Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila, dimana pemerintah dan rakyat
memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
usaha bela negara. Disamping itu, Pancasila
menganjurkan agar bangsa Indonesia dapat
hidup berdampingan secara damai.
TERIMAKASIH
“Janganlah melihat masa depan
dengan mata buta. Masa lampau
sangat berguna sebagai kaca
benggala daripada masa yang
akan datang.”

(I.r Soekarno)

Anda mungkin juga menyukai