Aksep Gastritis Kelompok 10

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan
(Mansjoer 1999).
Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung
dan berkembang dipenuhi bakteri. (Charlene, J. 2001, hal: 138).
Pada penyakit ini terjadi peradangan lokal atau menyebar pada mukosa
lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain.Biasanya peradangan tersebut akibat dari
infeksi oleh bakteri yang dapat menyebabkan borok dilambung yaitu
Helicobacterium pylory. Bakteri ini bisa masuk ke dalam perut melalui media
makanan dan air yang terkontaminasi. Akan tetapi ada faktor lain juga yang
menyebabkan gastritis seperti trauma fisik, pemakaian obat penghilang sakit
secara terus menerus, suka makan makanan pedas untuk waktu yang lama,
merokok, penggunaan steroid, dll juga dapat menyebabkan kondisi
ini.Kondisi ini dapat terjadi pada orang dari setiap kelompok usia.
Sebelumnya diyakini bahwa hanya orang dewasa yang dapat menderita
kondisi ini. Tetapi, ditemukan juga bahkan anak-anak bisa menderita gastritis.
Gastritis dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial. Penyebabnya
dari infeksi Helicobacter Pylori. Salah satu bentuk gastritis akut yang
sering dijumpai di klinik adalah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif
adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-

2
kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak
lebih dalam daripada mukosa muskularis.

2. Gastritis kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101).
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung
jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori.

B. Penyebab
Penyebab gastritis infeksi bakteri Helicobacter Pylori. Penyebab yang
lain adalah obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin, bahan kimia,
misalnya lisol; merokok, alkohol, stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar,
sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan
susunan saraf pusat, refluk usus lambung (Inayah, 2004, hal: 58). Gastritis
juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti
inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebakan oleh gangguan
mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis.

C. Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas.
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.

D. Penatalaksanaan
Pengobatan gastritis meliputi :
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain.
Pada gastritis akut penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan :

3
1. Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol, makanan yang pedas dan
asam, merokok.
2. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi
dianjurkan.
3. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
a. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi
saluran gastrointestinal.
b. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
c. Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
d. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren
atau perforasi.
e. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.

E. Pencegahan
Agar terhindar dari penyakit gastritis akut maka sebaiknya lakukan
pencegahan gastritis dibawah ini:
1. Makan yang teratur.
2. Hindari alkohol.
3. Makan dalam porsi kecil dan sering.
4. Mengunyah 32 kali.
5. Menghindari rokok.
6. Menghindari makanan yang asam dan pedas.

4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI

Kasus Semu:
Pada tanggal 17 April 2018, seorang klien merasa perih dibagian perut atas
tepatnya di ulu hati, rasanya seperti terbakar dan teriris-iris, mual dan perut terasa
kembung. Karena keadaan klien tidak juga membaik maka Tn. R dibawa oleh
temannya ke ruang IGD RS Abdul Wahab Sjahranie pada tanggal 17 April 2018
dan oleh dokter, klien disarankan untuk dirawat inap. Oleh pihak rumah sakit
klien ditempatkan di ruang Angsoka kamar 3007.

IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Tn. R
2. Usia : 18 Tahun
3. Tanggal lahir : 3 Agustus 1998
4. Agama : Islam
5. Jenis kelamin : Laki-laki
6. Status : Belum menikah
7. Pekerjaan : Mahasiswa
8. Pendidikan terakhir : SMA
9. Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
10. Alamat : Jalan Jendral Sudirman RT 23 No 3
Samarinda
11. Tanggal masuk : 17 April 2018
12. Tanggal pengkajian : 18 April 2018
13. No. Register : 01501813

5
A. Pengkajian
1. Antropometri
a. Berat Badan (BB) : 60 kg
b. Tinggi Badan (TB) : 173 cm
c. Lingkar Lengan (LILA) : 25,5
d. Lingkar perut : 70 cm

2. Biokimia (Pemeriksaan penunjang/Pemeriksaan Laboratorium)


Diagnosis dapat ditentukan dengan endoskopi, serangkaian
pemeriksaan sinar-X gastrointestinal (GI) atas, dan pemeriksaan
histologis. Tindakan diagnostik untuk mendeteksi Helicobacterpylori
mencakup tes serologis untuk antibodi terhadap antigen
Helicobacterpylori dan tes pernapasan.

3. Clinis (klinis)
a. TTV (Tanda-tanda vital)
1) Suhu : 36º C
2) Nadi : 98 x/mnt
3) Respirasi : 20 x/mnt
4) TekananDarah : 130/80 mmHg

b. Head To Toe
1) Kepala
Muka pasien terlihat normal simetris, persebaran rambut
merata, rambut berwarna hitam, tidak terdapat luka pada kulit
kepala, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, keadaan
tengkorak normal.
2) Mata
Mata pasien berbentuk bulat atau sperik, matanya sayup,
bentuk pupilnya sama besar, sklera putih, tidak ada secret dan
tidak ada nyeri tekan pada bola mata.

6
3) Hidung
Lubang hidung pasien simetris, tidak terdapat secret, dan
tidak ada pembengkakan.
4) Telinga
Bentuk telinga pasien simetris, tidak terdapat serumen, dan
tidak ada nyeri tekan pada telinga.
5) Mulut
Kebersihan mulut pasien cukup, mukosa bibir kering, warna
lidah pucat, tidak terdapat benjolan pada lidah, tidak ada
pendarahan pada mulut dan tidak ada nyeri tekan pada lidah.
6) Leher
Warna kulit leher pasien normal seperti warna kulit di
sekitarnya, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid dan limfe, dan tidak ada peradangan.
7) Dada
a) Paru
Bentuk paru-paru pasien simetris, tidak ada bekas luka,
tidak ada nyeri tekan, tidak terasa massa, terdengar suara
sonor, dan suara resonal normal.
b) Jantung
Pada jantung pasien tidak ditemukan kelainan, tidak
teraba massa, terdengar suara pekat, bunyi jantung pertama
(S1) keras, dan bunyi jantung kedua (S2) rendah.
8) Payudara dan Ketiak
a) Payudara
Bentuk dan ukuran payudara pasien simetris, warna
kulit normal, tidak ada bekas luka dan tidak teraba massa.

7
b) Ketiak
Pada ketiak pasien tidak ada warna kemerah-merahan,
tidak teraba massa, dan tidak ada pembengkakan pada
limfe.

9) Abdomen
Perut pasien terlihat kembung, tidak terjadi pigmentasi,
terdengar suara peristaltic normal 8-15x/menit, terdapat nyeri
tekan, tidak ada edema, dan suaranya terdengar timpani.
10) Genetalia (tidak terkaji)
11) Integumen
Pada integument pasien tidak ada bekas luka, tidak ada
hiperpigmentasi, warna kulit kuning langsat, tidak ada luka
lecet, adanya penurunan turgor kulit, dan tidak ada benjolan.
12) Ekstremitas
Pada ektremitas pasien bagian atas dan bawah tidak ada
edema, dan bekas luka.
13) Neurologis
a) Status mental dan emosi: Ekspresi wajah pasien tampak
sedih, kemampuan berbahasa kurang jelas dan berfikir
normal.
b) Pengkajian saraf kranial: semua saraf kranial yang mengatur
panca indra pasien berfungsi secara normal.
c) Pemeriksaan refleks: semua refleks pada pasien bekerja
secara normal.

4. Riwayat Diet
Kebutuhan nutrisi klien sebelum sakit adalah makan 2x sehari
dengan komposisi nasi dan lauk. Sering makan mie instan dengan
menambahkan cabe rawit. Klien minum 5-6 gelas jenis air putih setiap
hari.

8
B. Diagnosa Keperawatan
Data obyektif yang diperoleh, yaitu pasien tampak meringis menahan
nyeri dan memegangi perut, dengan tanda-tanda vital (130/80 mm/Hg, nadi
98 kali per menit, frekuensi pernapasan 20 kali per menit, suhu 36ºC).
Diagnosa dari dokter IGD adalah peningkatan asam lambung, riwayat
sebelum sakit pasien juga mengatakan sering mengonsumsi mie instan
dicampur cabe rawit. Diagnosa dari dokter tersebut diatas yaitu peningkatan
asam lambung berhubungan dengan gastritis akut.

C. Perencanaan Diet
1. Konsep Diet Gastritis Akut
a. Mengubah diet menjadi diet yang tidak mengiritasi lambung.
b. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c. Penghambatan asam (Antasida, cimetidine, ranitidin, nizatidin atau
famotidine).
d. Menatralisir asam kuat atau basa kuat jika tertelan.

2. Tujuan Diet Gastritis Akut


a. Menetralkan kelebihan asam lambung.
b. Memberikan makanan yang cukup.
c. Meringankan fungsi lambung.

3. Prinsip dan Syarat Diet Gastritis Akut


a. Puasa 24-48 jam tergantung perdarahan dan nyeri lambung (fase
akut).
b. Rendah lemak 30-50 gram/hari atau <20% total energi yang
dibutuhkan tubuh.
c. Rendah serat, terutama serat yang tidak larut air yang ditingkatkan
secara bertahap.
d. Bentuk makanan diberikan secara bertahap dari cair, saring, lunak,
tergantung mual dan nyeri lambung.

9
e. Porsi kecil tapi sering.
f. Hindari makanan dan bumbu yang merangsang secara mekanik,
thermis, dan kimia.
g. Hindari kopi, alkohol, dan softdrink.
h. Hindari makanan yang pedas dan asam.

4. Macam Diet dan Indikasi Pemberian


a. Diet Lambung I
Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut. Makanan
diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari Diet
pasca hematemesis-melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan
diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan
serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
b. Diet Lambung II
Diet lambung tipe II diberikan kepada penderita gastritis kronis. Diet
ini merupakan diet perpindahan dari Diet Lambung I. Makanan
berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan
lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi,
protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
c. Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan kepada pasien dengan gastritis kronis
ringan sebagai perpindahan Diet Lambung II yang hampir sembuh.
Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi
pasien. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.

5. Jenis Makanan yang Tidak Dianjurkan


a. Makanan yang langsung merusak dinding lambung: nasi keras,
ketan, jagung, ubi talas, kacang-kacangan.
b. Sumber protein hewani: daging yang berlemak, ikan asin, ikan
pindang, telur goreng.

10
c. Sayuran mengandung gas dan terlalu banyak serat: sayuran tertentu
(sawi, kol, nangka muda, nanas, kubis, brokoli, tomat).
d. Buah-buahan tertentu: nangka, durian). kedondong,buah yang
dikeringkan).
e. Makanan tertentu yang mengandung lemak: keripik, permen, coklat,
krim, mentega, keju.
f. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung: makanan
yang mengandung cuka dan pedas merica serta memiliki rasa asam.
g. Minuman yang mengandung soda dan alkohol: soft drink, tape,
anggur putih, kopi.
h. Minuman tertentu: Susu, es krim, milkshake, jus jeruk.

6. Makanan yang Dianjurkan


a. Sumber hidrat atau karbohidrat: bubur, kentang rebus, biskuit dan
tepung-tepungan yang dibuat bubur atau puding. Karena, bubur bagi
penderita sakit maag sangat berguna mencegah dan meringankan
serangan rasa sakit dan kentang rebus sebagai sumber karbohidrat
yang baik dan mampu memberikan rasa kenyang yang cukup lama.
Bubur kentang atau jus di pagi hari yang bersifat basa bermanfaat
untuk menetralisir asam lambung sebelum menyantap makanan lain.
b. Sayur yang tak berserat dan tidak menimbulkan gas: labu kuning,
labu siam, wortel.
c. Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol: pisang, pepaya,
tomat.
d. Obat suplemen yang bersifat asam dan merangsang keluarnya asam
lambung: zat besi, vitamin C, asam salisilat, dan obat-obatan anti
rematik.

11
7. Cara Mengatur Diet
a. Kurangi makanan pedas, asam, mengandung gas, terlalu
panas/dingin.
b. Makan harus teratur, lambung tidak boleh kosong lebih dari 3 jam.
c. Makanan dalam porsi kecil tetapi sedikit dan frekuensi sering.
Dianjurkan 6 kali atau lebih dalam sehari.
d. Makan secara perlahan dengan cara yang santai.
e. Cara memasak sebaiknya direbus, dikukus, di tim, atau
dipanggang/bakar.

8. Contoh Menu Diet


a. Makanpagi: Ubi rebus, sayur labu kuning, ikan rebus, buah pisang.
b. Makanan Selingan jam 10:00 pagi: Puding buah.
c. Makan Siang: Bubur kentang, Rolade daging ayam tanpa lemak,
Sayur bening bayam, Pepaya.
d. Makanan selingan jam 16:00 sore: Biskuit.
e. MakanMalam: Bubur tim, Telor rebus, Tim tempe, Tumis labu siam
dan wortel, Pisang.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa
lambung dan berkembang dipenuhi bakteri. (Charlene, J. 2001, hal: 138). Pada
penyakit ini terjadi peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung,
yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain.Biasanya peradangan tersebut akibat dari infeksi oleh
bakteri yang dapat menyebabkan borok dilambung yaitu Helicobacterium
pylory. Agar terhindar dari penyakit gastritis akut maka sebaiknya lakukan
pencegahan gastritis dibawah ini:
1. Makan yang teratur.
2. Hindari alkohol.
3. Makan dalam porsi kecil dan sering.
4. Mengunyah 32 kali.
5. Menghindari rokok.
6. Menghindari makanan yang asam dan pedas.
Pada gastritis akut, Diet lambung I yang akan digunakan yaitu makanan
diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari Diet pasca
hematemesis-melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3
jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi,
tiamin, dan vitamin C.

13
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.


Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, edisi I. Jakarta: Salemba Medika.
Reevest, Charlene. J. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Slamet suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.3. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Williams, L & Wilkins. 2007. Nutrition Made Incredible Easy, 2nd Ed. USA:
Arrangement. Diterjemahkan oleh Dr. Linda Dwijayanthi. 2008. Ilmu Gizi
Menjadi Sangat Mudah, Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai