19/Desember 2017
ISSN : 1979 - 7524
JURNAL
JURNAL
Diterbitkan berdasarkan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 16/KPTS/IJ/2016
tanggal 22 Februari 2016, dan Keputusan Inspektur Jenderal No. 03/KPTS/IJ/2017 tanggal 31 Januari 2017. Penanggung Jawab:
Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaktur/Koordinator: Sekretaris Inspektorat Jenderal.
Anggota: Para Inspektur di Inspektorat Jenderal. Pemimpin Redaktur: Inspektur IV. Wakil Pemimpin Redaksi: Kepala Bagian Hukum
dan Komunikasi Publik. Anggota Redaksi: Ir. M. Kamil, MM, Ir. Didiek Hardijanto, MT, Hari Primahadi, BAE, S.Sos, M.Ak, Drs. Slamet
Haryono, MT, Mohamad Ikhsan, SH, Irnanda Kristandi, ST. Redaktur Palaksana: Kepala Sub Bagian Komunikasi Publik, Penyunting/
Editor: Ridha Fauzy, SH, Dwita Gustiana. Desain Grafis: Ariyanto, Ari Sumadi Nugroho, M. Danang Sanjoyo. Fotografer: Hari Susyanto,
Loka Secowicaksono. Sekretariat: Sangidan, Endang Sutisna, Indri Margianti. Staf Sekretariat: Susanto, Sulardi, Kholik Triyono, Rahmat
Nursidiq. Alamat Redaksi/Tata Usaha: Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. Pattimura No. 20
Lt. 15 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110. No. Telepon (021)7226304. E-mail: buletwas_itjen@yahoo.co.id
Tulisan pertama didasarkan pada penelitian dengan metode kualitatif yang bertujuan untuk
menganalisis apakah probity audit diperlukan dalam rangka mengawal proses pengadaan
barang/jasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta apakah probity
audit yang dilaksanakan telah berjalan secara optimal.
Tulisan berikutnya berupa kajian tentang perancangan campuran adukan dan pengujian beton
segar Self Compacting Concrete (SCC) yang seharusnya dapat memenuhi semua kriteria kinerja
beton dalam kondisi segar dan mengeras. Kajian ini dilakukan oleh dua orang Auditor, masing-
masing dari Inspektorat III dan Inspektorat II.
Selanjutnya masih ada dua buah tulisan yang tidak kalah informatif. Hal yang menarik dari Jurnal
Auditor edisi kali ini adalah adanya dua Inspektur yang ikut berpartisipasi menyumbangkan
gagasannya. Semoga pada penerbitan berikutnya makin banyak kontributor yang memperkaya
isi jurnal ini.
Redaksi Jurnal Auditor menerima tulisan yang mencakup hasil studi, kajian, penelitian,
maupun pengalaman bidang pengawasan, pemeriksaan, administrasi, hukum dan
manajemen pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Naskah yang dimuat akan diberikan imbalan.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah probity audit diperlukan dalam mengawal
proses pengadaan barang/jasa pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
dan apakah probity audit yang dilaksanakan telah berjalan secara optimal. Penelitian dilakukan
dengan metode kualitatif. Analisis dilakukan terhadap sepuluh paket yang telah dilakukan probity
audit selama tahun 2011-2014 dan sepuluh paket yang tidak dilakukan probity audit dalam periode
yang sama. Dilakukan juga analisis terhadap pelaksanaan probity audit yang telah dilaksanakan
oleh Kementerian PUPR. Hasil dari penelitian ini adalah probity audit diperlukan dan probity audit
terbukti dapat memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan pada ketentuan dan mampu
mencegah pelanggaran peraturan. Probity audit yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR belum
berjalan optimal karena pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan Perka BPKP Nomor:
PER-362/K/D4/2012.
Oleh :
ABSTRAK
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur atau yang biasa disebut DAK Bidang Infrastruktur,
adalah dana yang bersumber dari APBN, yang diterus alokasikan kepada Daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan S-584/Mk.07/2010
tanggal 23 November 2010 BPKP diminta menjadi Verification Agent untuk proyek Pemerintah
Daerah dan desentralisasi, sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sebagai kementerian teknis yang mengelola infrastruktur di bidang jalan, sumber daya air,
perumahan dan keciptakaryaan mendapat tugas untuk mendefinisikan apakah output kegiatan
sudah memenuhi syarat Dana Alokasi Khusus tertuang dalam lampiran verification arangement.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, Auditor Inpektorat Jenderal diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Verifikasi output Dana Alokasi Khusus
Reimburstment yang setiap tahun dilaksanakan bersama dengan BPKP merupakan salah satu
kegiatan konsultansi Auditor Inpektorat Jenderal. Tugas Auditor Inpektorat Jenderal dalam kegiatan
tersebut adalah memberikan konsultansi teknis kepada BPKP terkait available atau tidaknya output
dana DAK yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Untuk itu diperlukan
auditor dengan latar belakang teknik yang memadai agar konsultansi teknis yang diberikan
memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sesuai dengan kewenangan Menteri PUPR 2.2. Peran Kementerian Pekerjaan Umum
dalam bidang Infrastruktur Menteri PUPR dan Perumahan Rakyat
telah menetapkan Petunjuk pelaksanaan Sesuai dengan lampiran pada Verification
Dana DAK Infrastruktur melalui Peraturan Arangement, Kementerian Pekerjaan Umum
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan dan Perumahan Rakyat mendapat tugas untuk
Rakyat Nomor 47 tahun 2015 beserta dengan mendefinisikan output yang memenuhi syarat
lampirannya. DAK grants. Persyaratan tersebut ditetapkan
dalam lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan
II. PERAN MASING-MASING Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 47
2.1. Peran Verification Agent dalam DAK tahun 2015, yaitu petunjuk teknis pelaksanaan
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor masing-masing subbidang dan penetapan
S-584/Mk.07/2010 tanggal 23 November Reference Unit Cost (RUC) sesuai Verification
2010, BPKP diminta menjadi Verification Arangement pada pasal 6.2. Sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 47/PRT/M/2015
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
Gambar 4. Diskusi antara Itjen, Ketua KSM, BPKP, Reference Unit Cost (2016) Kementerian
dan pihak World Bank Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
ABSTRAK
Kebutuhan akan beton yang memiliki ketahanan dan kekuatan tinggi saat ini terus meningkat.
Untuk menghasilkan struktur beton yang tahan lama diperlukan pemadatan yang cukup oleh
pekerja yang terampil. Namun penurunan jumlah tenaga terampil menyebabkan penurunan
kualitas pekerjaan konstruksi. Karena itu diperlukan solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu
beton yang tidak memerlukan pemadatan.
Perancangan adukan atau Mix Design SCC (Self Compacting Concrete) harus memenuhi semua
kriteria kinerja beton dalam kondisi segar dan mengeras. Pada saat beton sudah mengeras harus
memenuhi spesifikasi, kinerja, produksi dan kesesuaian beton sesuai standar. Dalam merancang
campuran beton, proporsi komponen utama lebih mudah mengacu kepada volume daripada massa.
Self Compacting Concrete harus memiliki tingkat workabilitas yang baik, yaitu harus memenuhi
kriteria-kriteria Filling Ability, Passing Ability dan Segregation-Resistence.
Kata Kunci : Self Compacting Concrete, Mix Design, Filling Ability, Passing Ability,
Segregation-Resistence
Mengacu kepada Spesification and Guidelines Dari data diatas maka dapat dihitung kebutuhan
for Self Compacting Concrete yang bahan dengan cara berikut:
dikeluarkan oleh European Federation of 1. Proporsi campuran SCC dengan fc’=34.3
National Associations Representing (EFNARC) MPa (5000 psi) untuk 28 hari.
prosedur perancangan SCC dapat dilaksanakan 2. Mengasumsikan PF = 1.16
sesuai bagan alir berikut:
Jumlah kebutuhan semen dari SCC
C = 5000/20 = 250 kg/m3
Berat air yang diperlukan pada pasta GGBS
8. Menentukan dosis SP
Kadar solid SP adalah 40% dan menurut
hasil penelitian sebelumnya dosis SP adalah
1.8% dari kadar binder campuran SCC.
Dosis SP adalah:
WSP = 0.018 x (250 + 154 + 66) = 8.5 kg/m3
Tabel 2. Ringkasan metode test dan persyaratan nilai untuk SCC (http://www.theconcreteportal.com/scc.html)
Property
Test method Material Recommended values
measured
650 – 800 mm
Slump flow Concrete
Average flow diameter
2 – 5 sec
T50 Concrete
Flowability/ Time to flow 500 mm
Filling ability Concrete / 6 – 12 sec
V-funnel
mortar Time for emptying of funnel
0 – 5 sec
Orimet Mortar
Time for emptying of apparatus
0 – 30 mm
U – box Concrete
Difference in heights in two limbs
0.8 – 1.0
Passing ability L – box Concrete
Ratio of heights at beginning and end of flow
0 – 10 mm
J - ring Concrete
Difference in heights at the beginning and end of flow
Settlement column test Concrete > 0.95 Segregation ratio
Segregation Sieve stability test Concrete 5 – 15% sample passing through 5 mm sieve
potential
Penetration test Concrete Penetration depth < 8 mm
SCC adalah campuran beton segar yang Sekarang sudah banyak struktur bangunan
sangat plastis dan mampu mengalir karena maupun arsitektural yang menggunakan
beratnya sendiri, mengisi ke seluruh SCC. Penggunaan SCC diharapkan akan
cetakan walaupun pada tulangan yang lebih sering digunakan secara luas.
sangat rapat, memiliki sifat-sifat untuk
Oleh :
Arif Budiyono, ST, M. Eng, QIA *
*) Inspektorat III, Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR
Jl. Pattimura Gd. Menteri Lt. 16, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan 12120
Email: arif.budiyono@pu.go.id
ABSTRACT
Activity of plate stone mining in the village of Giritirta, Pujawaran, Banjarnegara, Province of
Central Java gives damage to the environment. An optimal utilization of mining waste as local
building materials is an alternative to reduce waste and potentially enhances development in
Banjarnegara. However, there is still no research on the material properties for normal and high
quality concrete. This research aims to learn the characteristic of plate stone and characteristic of
normal and high quality concrete that is made from the material.
The research materials include Merapi sand from Krasak river of Sleman and manually crushed
stone of the plate stone mining waste from the village of Giritirta, Pujawaran, Banjarnegara,
Province of Central Java. The cement is pozzolan portland cement and the admixture of Sika
products, i.e. SikaFume®, Sika® Viscocrete® -1003 and Plastiment® VZ. The design of normal concrete
mixture is in accordance with SNI 03-2834-2002, the wcr variation of 0.4 and 0.5, and a slump
value of 10 ± 2 cm. The design of high quality concrete mixture uses a mixture of coarse aggregate
ratio (4.75 to 10 mm) by 90% and fine aggregate (finer than 4.75 mm) by 10%, with the wcr of 0.26
and cement aggregate ratio (c/a ratio) of 2. Variations of silica fume level are 0%, 5% and 10%. The
compressive strength test method is according to SNI 1974: 2011 and the tensile strength test method
is according to SNI 03-2491-2001.
Keywords : Merapi Sand of Krasak River, Crushed Stone of Giritirta, silica fume
0 % 3 3 3
0.26 5 % 3 3 3
Ø 150 x 300 10 % 3 3 3
Compressive 0.4 - 4 4 4 8
1
strength 0.5 - 4 4 4 8
0 % 4 4 4 8
Ø 75 x 150 0.26 5 % 4 4 4 8
10 % 4 4 4 8
0.4 - 4 4 4
Ø 150 x 300
0.5 - 4 4 4
Tensile
2 0 % 4 4 4
strength
Ø 75 x 150 0.26 5 % 4 4 4
10 % 4 4 4
Table 2. Mix proportion of high quality concrete Table 4. Mix design of high quality concrete per m3
(source : Raju 1983)
6
Wear resistance of
27.3 % Max 40 % The concrete compressive strength value of 7 and
Los Angeles
28 days in this research is above the standard value
7
Roughness of
13.93 % Max 16 % on SNI 03-2834-2002. It shows that the average
Rudeloff
compressive strength of the conversion will be
8 Fineness modulus 7.21 6.5-7.1 higher when the water cement ratio is lower.
Figure 3. Compressive strength test result on high quality 4.6 Elasticity Modulus of High Quality
concrete with wcr of 0.26 and various sikafume value Concrete
Calculation result of elasticity modulus in high
Figure 3 shows that the compressive strength quality concrete is shown in Figure 5.
of 28 days decreases along with the addition Figure 5 shows that elasticity modulus in this
of sikafume as the cement replacement. It is research is lower than the requirement in SNI-
caused by several factors, i.e.: 03-2847-2002 due to:
a. Workability of the mixture, the influence of a. The value intake of specimen shortening
5.2 Recommendations
According to the research, there are several
recommendations, i.e.:
a. It needs to conduct further research
with Portland type I or Portland type III
Figure 5. Elasticity modulus of high quality concrete
to achieve higher compressive test on
admixture variation of sikafume value.
CHAPTER V b. It needs initial experiment with variation of
CONCLUSION AND superplastizicer to know its optimum value,
RECOMMENDATION and then the optimum value will be used to
5.1 Conclusions obtain optimum sikafume value variation.
The research draws several conclusions, i.e.: c. It need further research on normal and
a. Compressive strength test result shows that high quality concrete to have value of
the value decreases along with the increase water absorption, tensile strength test, and
of sikafume (as replacement of cement) durability.
level that is caused by: d. In order to minimize errors, it needs to
1) Workability of the mixture, the use concrete shortening gauge to make
admixture of sikafume decreases the it attached to the specimen and caping
value of slump. that has equal compressive strength to the
2) The admixture of sikafume to the mix specimen.
of pozzolan Portland will change the
function of pozzolan as the filler. It is REFERENCES
caused by the more reactive silica fume Badan Standarisasi Nasional, 2002. SNI 03-
than the pozzolan. 2834-2002 : Tata cara pembuatan rencana
3) Vibrator compaction to the concrete mix campuran beton normal. Jakarta: BSN.
that has higher superplasticizer value Badan Standarisasi Nasional, 2002. SNI 03-
cannot be conducted due to segregation 2491-2002 : Metode pengujian kuat tarik
and bleeding in the mixture. The level belah beton. Jakarta: BSN.
of superplasticizer is only 0.6% and Badan Standarisasi Nasional, 2002. SNI 03-
vibration period is 20 Seconds. 2847-2002 : Tata cara perhitungan struktur
9 771979 752412