Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL KUNJUNGAN

4.1 BIDANG PENGUJJIAN


Badan POM memiliki tugas untuk mengujia setiap sediaan yang beredar
dimasyarakat guna mengetahui apakah setiap produk yang beredar telah memenuhi
standar. Tugas pokok dan fungsi dari bidang pengujian adalah Melaksanakan
kebijakan operasional dibidang pengujian kimia dan mikrobiologi obat dan
makanan. Bidang pengujian meliputi dua seksi yaitu seksi pengujian kimia dan
seksi pengujian mikrobiologi.

4.1.1 PENGUJIAN KIMIA


Seksi pengujian kimia memiliki empat macam laboratorium meliputi
laboratorium obat dan NAPZA, laboratorium obat tradisional, laboratorium
kosmetik dan laboratorium pangan.
Laboratorium pengujian produk, terapeutik, narkotika, obat tradisional,
kosmetik dan produk komplemen atau yang lebih dikenal dengan laboratorium
Ternakoko merupakan bagian dari bidang pengujian yang memiliki tugas dalam
pelaksanaan penyusunan rencana dan program, evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan pemeriksaan laboratorium serta pengujian dan penilaian mutu
dibidang terapeutik, narkotika, obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen
yang didasari oleh peraturan BPOM RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan POM.

a.

b.
c. Laboratorium Kosmetika
Kosmetika yang beredar harus memenuhi persyaratan teknis, meliputi
persyaratan keamanan, kemanfaatan, mutu, penandaan, dan klaim. Selain itu,
kosmetik harus diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang
baik (CPKB) yaitu seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan
untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengawasan terhadap produk kosmetik yang beredar dipasaran
mengingat banyaknya bentuk sediaan kosmetika yang beredar dengan kandungan
zat aktif yang bervariasi sehingga perlu dilakukan pengujian dari segi keamanan
bahan aktif tersebut. Pengujian oleh Balai Besar POM dilakukan setelah produk
kosmetik beredar, dan dilakukan di Laboratorium Pengujian Kosmetika. Parameter
Pengujian Kosmetika menurut SK Kepala Badan POM RI No. HK.
07.1.23.01.16.0053 tahun 2016 tentang Pedoman Sampling Obat dan Makanan
yaitu :
1. Identifikasi, misalnya identifikasi merkuri, hidrokinon, tretinoin, pewarna,
fitonadion, steroid, asam salisilat, asam borat, heksaklorofen, PABA,
resorsinol, teofilin, klindamisin, kloramfenikol, kloroform, dietilen glikol dan
bitionol.
2. Penetapan kadar, misalnya penetapan kadar pengawet, oktil metoksisinamat,
oksibenzon, triklosan, tcc, metanol, hidrogen peroksida, asam merkaptoasetat
dan formaldehid.
3. Penetapan Kadar Cemaran logam berat, yaitu untuk logam berat Hg, As, Pb
dan Cd.

Metode dan Instrumen yang digunakan dalam pengujian di laboratorium


kosmetika mengacu pada pedoman Farmakope Indonesia IV, USP, BP, Peraturan
Kepala Badan POM Nomor : 17 tahun 2014 yang mengacu pada ASEAN Cosmetic
Method (ACM) sebagai salah satu bentuk Harmonisasi ASEAN di bidang kosmetik
dan telah divalidasi oleh PPOMN (Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional).
Instrumen dan alat penunjang yang digunakan pada laboratorium kosmetika adalah:
a) AAS
b) HPLC
c) GC
d) Spektrofotometer
e) TLC Densitometer
f) Titrasi
g) KLT
h) Microwave

d. Laboratorium Pangan
Laboratorium bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya melakukan
pengujian terhadap bahan pangan serta bahan berbahaya yang kemungkinan
beredar di kalangan masyarakat. Tujuan dilakukan pengujian terhadap pangan dan
bahan berbahaya adalah untuk menjamin mutu dan keamanan produk yang beredar
sehingga masyarakat dapat terlindungi dari bahaya produk yang tidak memenuhi
syarat yang dapat membahayakan kesehatan. Adapun sampel yang diuji
dilaboratorium ini yaitu terdiri dari:
1) Sampel rutin
Merupakan sampel dari kegiatan pengawasan rutin BBPOM Surabaya
dengan anggaran dari pemerintah. Hal ini ditujukan untuk memastikan mutu dan
keamanan produk yang beredar di masyarakat. Proses mengerjakan sampel rutin ini
dilakukan selama 22 hari kerja. Contoh sampel rutin yang dilakukan oleh Balai
Besar POM adalah sampel pangan jajanan anak sekolah (jajanan di
sekolah)Merupakan sampel di sekolah sekolah guna melindungi anak-anak dari
jajanan yang tidak memenuhi syarat dan membahayakan kesehatan, seperti
kandungan boraks dan formalin dalam jajanan anak sekolah maupun pemanis
dalam minuman.
2) Sampel pihak ketiga
Sampel pihak ketiga ini dapat diperoleh dari institusi perusahaan atau Dinas
Kesehatan yang ingin menguji sampel yang sudah diperoleh tersebut, sampel bahan
pangan ini diujikan untuk keperluan dan kegiatan tertentu. Adapun ruangan-
ruangan yang terdapat pada laboratorium pengujian pangan dan bahan berbahaya
diantaranya:
1. Ruang Preparasi Sampel
2. Ruang Destruksi
3. Ruang HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dan
Spektrofotometer
4. Ruang AAS (Atomic Absorbtion Spectroscopy)
5. Ruang GC (Gas Chromatography)
6. Ruang LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrometry)
7. Ruang untuk Pengujian Aflatoksin

Dalam pelaksanaan pengujian pangan dan bahan berbahaya, sampel diuji


secarackualitatif adapula yang sampai pengujian kuantitatif. Jenis sampel yang diuji
beragam, misalnya :
a) Kacang dan hasil olahannya untuk diuji kadar aflatoksin
b) Jagung dan hasil olahannya untuk diuji kadar aflatoksin
c) Susu dan hasil olahannya untuk diuji kadar aflatoksin
d) Beras dan hasil olahannya seperti tepung untuk diuji kadar vitamin B
e) Minyak goreng untuk diuji kadar vitamin A
f) Makanan dan minuman ringan untuk diuji pengawet
g) Saus dan sambal kemasan untuk diuji zat pewarna dan zat pengawet
h) Garam untuk di uji kadar yodium dan air
i) Kopi untuk diuji kadar kafein
j) Minuman beralkohol untuk diuji kadar metanol dan etanol

Dari contoh jenis sampel diatas merupakan jenis pengujian yang dilakukan di
laboratorium pangan dan bahan berbahaya. Masih banyak pengujian lain yang
dilakukan untuk pengawasan dan pengendalian produk pangan yang beredar
dimasyarakat. Pengujian sampel produk pangan meliputi bahan tambahan pangan
dan kadar yang terkandung didalamnya serta zat-zat berbahaya yang tidak boleh
terkandung dalam bahan pangan. Alur pemeriksaan sampel tidak ditentukan secara
khusus namun beberapa kandungan dapat dilakukan pemeriksaan secara bersamaan
seperti asam benzoat, asam sorbat dan sakarin yang dapat diuji bersamaan. Jika
pada pengujian tersebut diperoleh hasil positif atau Tidak Memenuhi Standar
(TMS), maka hasil yang diperoleh dari pemeriksaan sampel tersebut akan dikirim
ke bagian Pemeriksaan dan Penyidikan.

Anda mungkin juga menyukai