HASIL KUNJUNGAN
a.
b.
c. Laboratorium Kosmetika
Kosmetika yang beredar harus memenuhi persyaratan teknis, meliputi
persyaratan keamanan, kemanfaatan, mutu, penandaan, dan klaim. Selain itu,
kosmetik harus diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang
baik (CPKB) yaitu seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan
untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengawasan terhadap produk kosmetik yang beredar dipasaran
mengingat banyaknya bentuk sediaan kosmetika yang beredar dengan kandungan
zat aktif yang bervariasi sehingga perlu dilakukan pengujian dari segi keamanan
bahan aktif tersebut. Pengujian oleh Balai Besar POM dilakukan setelah produk
kosmetik beredar, dan dilakukan di Laboratorium Pengujian Kosmetika. Parameter
Pengujian Kosmetika menurut SK Kepala Badan POM RI No. HK.
07.1.23.01.16.0053 tahun 2016 tentang Pedoman Sampling Obat dan Makanan
yaitu :
1. Identifikasi, misalnya identifikasi merkuri, hidrokinon, tretinoin, pewarna,
fitonadion, steroid, asam salisilat, asam borat, heksaklorofen, PABA,
resorsinol, teofilin, klindamisin, kloramfenikol, kloroform, dietilen glikol dan
bitionol.
2. Penetapan kadar, misalnya penetapan kadar pengawet, oktil metoksisinamat,
oksibenzon, triklosan, tcc, metanol, hidrogen peroksida, asam merkaptoasetat
dan formaldehid.
3. Penetapan Kadar Cemaran logam berat, yaitu untuk logam berat Hg, As, Pb
dan Cd.
d. Laboratorium Pangan
Laboratorium bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya melakukan
pengujian terhadap bahan pangan serta bahan berbahaya yang kemungkinan
beredar di kalangan masyarakat. Tujuan dilakukan pengujian terhadap pangan dan
bahan berbahaya adalah untuk menjamin mutu dan keamanan produk yang beredar
sehingga masyarakat dapat terlindungi dari bahaya produk yang tidak memenuhi
syarat yang dapat membahayakan kesehatan. Adapun sampel yang diuji
dilaboratorium ini yaitu terdiri dari:
1) Sampel rutin
Merupakan sampel dari kegiatan pengawasan rutin BBPOM Surabaya
dengan anggaran dari pemerintah. Hal ini ditujukan untuk memastikan mutu dan
keamanan produk yang beredar di masyarakat. Proses mengerjakan sampel rutin ini
dilakukan selama 22 hari kerja. Contoh sampel rutin yang dilakukan oleh Balai
Besar POM adalah sampel pangan jajanan anak sekolah (jajanan di
sekolah)Merupakan sampel di sekolah sekolah guna melindungi anak-anak dari
jajanan yang tidak memenuhi syarat dan membahayakan kesehatan, seperti
kandungan boraks dan formalin dalam jajanan anak sekolah maupun pemanis
dalam minuman.
2) Sampel pihak ketiga
Sampel pihak ketiga ini dapat diperoleh dari institusi perusahaan atau Dinas
Kesehatan yang ingin menguji sampel yang sudah diperoleh tersebut, sampel bahan
pangan ini diujikan untuk keperluan dan kegiatan tertentu. Adapun ruangan-
ruangan yang terdapat pada laboratorium pengujian pangan dan bahan berbahaya
diantaranya:
1. Ruang Preparasi Sampel
2. Ruang Destruksi
3. Ruang HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dan
Spektrofotometer
4. Ruang AAS (Atomic Absorbtion Spectroscopy)
5. Ruang GC (Gas Chromatography)
6. Ruang LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrometry)
7. Ruang untuk Pengujian Aflatoksin
Dari contoh jenis sampel diatas merupakan jenis pengujian yang dilakukan di
laboratorium pangan dan bahan berbahaya. Masih banyak pengujian lain yang
dilakukan untuk pengawasan dan pengendalian produk pangan yang beredar
dimasyarakat. Pengujian sampel produk pangan meliputi bahan tambahan pangan
dan kadar yang terkandung didalamnya serta zat-zat berbahaya yang tidak boleh
terkandung dalam bahan pangan. Alur pemeriksaan sampel tidak ditentukan secara
khusus namun beberapa kandungan dapat dilakukan pemeriksaan secara bersamaan
seperti asam benzoat, asam sorbat dan sakarin yang dapat diuji bersamaan. Jika
pada pengujian tersebut diperoleh hasil positif atau Tidak Memenuhi Standar
(TMS), maka hasil yang diperoleh dari pemeriksaan sampel tersebut akan dikirim
ke bagian Pemeriksaan dan Penyidikan.