Askepsindromnefrotik
Askepsindromnefrotik
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
1. Edema, periorbital dan tergantung, “pitting” edema muka dan berlanjut ke
abdomen daerah genital, dan ekstremitas bawah.
2. Anorexia
3. Fatigue
4. Nyeri abdomen
5. Berat badan meningkat
D. Patofisiologi
1. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada
hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Kelanjutan
dari proteinuria menyebabkan hypoalbuminemia. Dengan menurunnya
albumin, tekanan osmotic plasma menurun sehingga cairan intravascular
berpindah ke dalamintersitisial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan
volume cairan intravascular berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran
darah ke renal karena hypovolemic.
2. Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan
merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi antidiuretic
hormone (ADH) dan sekresi aldosterone yang kemudian terjadi retensi
natrium dan air. Dengan retensi natrium dan air, akan menyebabkan edema.
3. Terjadi peningkatan cholesterol dan triglycerida serum akibat dari
peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumim
atau penurunan onkotik plasma.
4. Adanya hyperlipidernia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopro-tein
dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein dan lemak
akan banyak dalam urine (lipiduria).
5. Menurunnya respon immune karena sel imun tertekan, kemungkinan
disebabkan oleh karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau defisiensi
seng.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Adanya tanda klinis pada anak
2. Riwayat infeksi saluran nafas atas
3. Analisa urine, meningkatnya protein dalam urine
4. Menurunnya serum protein
5. Biopsy ginjal
F. Penatalaksanaan Terapeutik
1. Diit tinggi protein
2. Pembatasan sodium jika anak hipertensi
3. Antibiotic untuk mencegah infeksi
4. Terapi albumin jika intake oral dan output urine kurang
5. Terapi prednisone dengan dosis 2 mg/kg/per hari sesuai program
G. Komplikasi
1. Efek akumulasi cairan ekstraseular
2. Perkembangan progresif gagal ginjal
Terjadi ketika proteinuria masih berkembang dan tingkat albumin
menurun, sirkulasi volume dalam plasma berkurang mengakibatkan kolaps
sirkulasi / uremia pra-ginjal drajat ringan. Proteinuria berat, okulasi nefron
lumina distal dari formasi utama/ kompresi ekstratubular dari ginjal edema
interstisial mengakibatkan peningkatkan tekanan tubular proksimal
mengakibatkan menurunnya GFR. Faktor pemicu: sepsis, agen radiocontrast,
nekrosis tubular akut dari antibiotik, nefrotoksik dan NSAIDS.
3. Hipovolemia
Akibat depresi bert albumin, diuretik dosis tinggi dan vomiting.
Manifestasi yang muncul: takikardi, ekstremitas dingin, refill kapiler yang
sedikit, kadar Ht meningkat, dan asam urat meningkat.
4. Thrombo embolisme
Akibat hilangnya protein dalam homeostatis sistemik, meningkatkan
sintesis faktor prothrombotic/ aktivitas lokal homeostatis. Faktor predisposisi
thromboembolisme adalah: kelainan aktivitas platelet dan agregrasi, aktivasi
sistem koagulasi, penurunan antikoagulan endogen, antitrombin III, protein C,
Protein S/ faktor jar. Jalur inhibitor, penurunan aktivasi sistem fibrinolitik,
perubahan sistem homeostatis glomerulus, menurunya volume intravaskular.
5. Infeksi
Akibat penggunaan obat sititosik (lebih banyak pada anak-anak) dari
pada penggunaan prednisolon. Beberapa pern imunology yang mengakibatkan
infeksi : serum imun rendah konsentrasi, fungsi sel- T depresi, pengumpulan
cairan dalam rongga dan dilusi pertahanan hormonal lokal dengan edema.
H. Pengkajian
1. Riwayat perawatan
2. Pemeriksaan fisik hususnya focus edema
3. Monitor tanda tanda vital dan deteksi infeksi dini atau hypovolemic
4. Status hidrasi
5. Monitor hasil laboratorium dan pantau urine setiap hari, adanya protein
6. Pengkajian pengetahuan keluarga tentang kondisi dan pengobatan
I. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan menurunnya
sirkulasi
2. Risiko infeksi berhubungan dengan terapi immunosuppressive dan hilangnya
gama globulin
3. Risiko kurangnya volume cairan (intravascular) berhubungan dengan
proteinuria, edema dan efek diuretic
4. Risiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi sodium dan air
5. Kecemasan pada anak atau keluarga berhubungan dengan hospitalisasi pada
anak
J. Perencanaan
1. Anak tidak memperlihatkan tanda tanda kerusakan kulit seperti kemerahan,
tenderness bila disentuh, dan tidak lecet
2. Anak tidak menunjukan tanda tanda infeksi seperti ditandai dengan WBC
dalam batas normal, temperature normal, tidak ada nyeri abdomen dan tidak
ada batuk
3. Anak tidak mengalami hypovolemic yang ditandai dengan tekanan darah,
urine output, Hgb dan Hct dalam batas normal
4. Anak memperlihatkan berat badan stabil dan tidak ada kesukaran dalam
bernafas
5. Orang tua tampak lebih relaks dan berpartisipasi dalam perawatan dan
memahami kondisi anak.
K. Implementasi
1. Meningkatkan integritas kulit
a) Mengatur atau merubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi
b) Pertahankan kebersihan tubuh anak setiap hari dan pengalas tempat tidur
c) Gunakan lotion bila kulit kering
d) Kaji area kulit; kemerahan, tenderness dan lecet
e) Support daerah yang edema dengan bantal
f) Lakukan aktivitas fisik sesuai dengan kondisi dan anak
2. Mencegah infeksi
a) Kaji tanda tanda infeksi saluran nafas atas
b) Pemberian anti biotik sesuai program
c) Kaji bunyi nafas
d) Mencuci tangan setiap akan kontak pada anak
e) Monitor tanda tanda vital sesuai protocol
f) Monitor pemeriksaan laboratorium
3. Meningkatkan hidrasi secara adekuat
a) Monitor tanda tanda vital
b) Monitor intake dan output (pemasukan dan pengeluaran) dan catat pada
anak kurang dari 1 ml/kg/jam
c) Monitor pemeriksaan laboratorium elektrolit
d) Kaji membrane mukosa mulut dan elastisitas turgor kulit
e) Kaji pengisian kembali kapiler (capillary refill)
4. Mencegah cairan overload
a) Monitor intake dan output (pemasukan dan pengeluaran). Setiap
pergantian dan timbang berat badan setiap hari
b) Pembatasan sodium
c) Ukur dan catat ukuran lilitan abdomen
d) Monitor tekanan darah
e) Pemberian antidiuretic sesuai program
f) Kaji status pernafasan termasuk bunyi nafas
5. Mengurangi kecemasan pada anak dan orang tua
a) Anjurkan orang tua dan anak untuk mengekspresikan rasa takut dan cemas
b) Berikan penjelasan tentang nephrotic syndrome, perawatan dan
pengobatannya
c) Ajarkan pada orang tua untuk membantu perawatan pada anaknya
d) Berikan aktivitas bermain yang sesuai dengan kondisi dan anak.
L. Perencanaan Pemulangan
1. Ajarkan orang tua dan anak mengetahui pemeriksaan protein urine
2. Ajarkan orang tua untuk mencatat berat badan anak setiap hari
3. Ajarkan memonitor tekanan darah
4. Berikan penjelasan terapi yang diberikan (steroid atau diuretic)
5. Ajarkan pada orang tua dan catat bila ada perkembangan baru misalnya
demam dan lakukan control ulang
6. Ajarkan untuk mencatat intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)
Bab II
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama (Inisial) : Ny. K
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Umur/tanggal lahir : 25 tahun/ 26 September 1990
4. Status Perkawinan : Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/ kewarganegaraan : Sunda/ Indonesia
7. Pendidikan terakhir : SMP
8. Pekerjaan : IbuRumah Tangga
9. Alamat : Kampung Kemiri, Desa Klebet, Kec. Kemiri,
Kab. Tangerang
B. Identitas penanggung
1. Nama lengkap (Inisial) : Tn. G
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Pekerjaan : Buruh Pabrik
4. Hubungan dengan klien : Suami
5. Alamat : Kampung Kemiri, Desa Klebet, Kec. Kemiri,
Kab. Tangerang
IV. PemeriksaanFisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/ 70 mm/Hg
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu badan : 36 derajat celcius
b. Kepala dan leher
1) Kepala : Rambut terlihat berwarna total hitam, tipis, berminyak,
lengket dan kotor. Klien mengatakan kepala terasa gatal. Klien juga
mengatakan sudah seminggu ia tidak keramas.
2) Penglihatan : Klien mengatakan dapat melihat dengan jelas dan tidak
memiliki keluhan. Klien menyatakan tidak menggunakan kacamata
dan tidak memiliki gangguan penglihatan.
3) Pendengaran : Klien mengatakan terkadang pendengarannya tidak
baik dan sedikit berdengung.
4) Hidung : Klien mengatakan tidak ada keluhan dan masalah pada
hidung.
5) Tenggorokan dan mulut : Klien mengatakan tidak memiliki masalah
pada tenggorokan dan tidak mengalami kesulitan dalam menelan.
6) Kelenjar leher : Tidak terlihat adanya pembengkakan pada kelenjar
leher dan teraba simetris.
c. Pernapasan
Klien tidak mengeluhkan akan adanya sesak napas, batuk dan nyeri
dada. Namun, sebelum dirawat di RSUS, klien mengatakan bahwa ia
merasa sangat sesak semenjak adanya pembengkakan pada perutnya dan
semakin sesak dengan pembengkakan pada perut yang semakin
bertambah. Hidung klien tampak simetris. Warna membran mukosa merah
muda. Tidak terdapat nikotin stained dan clubbing finger pada kuku klien.
Bentuk dada klien tampak simetris . Frekuensi pernapasan klien normal
(12-20 x/ mnt). Pada saat dilakukan taktil fremitus terdapat getaran pada
seluruh permukaan dada. Pada saat diperkusi, suara paru sonor/ resonan.
Pada saat diauskultasi, terdengar bunyi napas vesikuler di semua lapang
paru. Pada saat pengkajian pola napas terlihat baik, tidak terlihat
menggunakan otot bantu dada dan tidak terlihat terengah-engah.
d. Pencernaan
Pada saat diinspeksi, kontur abdomen klien terlihat distended,
umbilikus terlihat di midline, namun pada abdomen klien terlihat adanya
scars.Pada saat dipalpasi, kulit di area perut klien teraba hangat. Pada saat
diperkusi, abdomen klien terdengar bunyi dullnes. Bising Usus tidak
terdengar jelas karenamasih banyaknya cairan didalam perut. Klien
mengatakan pernah memiliki masalah pencernaan seperti maag.
e. Kardiovaskuler
Pada saat diinspeksi, klien tidak tampak pucat ataupun berkeringat.
CRT klien < 2 detik. Pada saat nadi dipalpasi kekuatan nadi klien normal
(2+), ritme nadi reguler, denyut nadi klien normal (60-100 x/mnt). Pada
saat diauskultasi, terdengar bunyi S1 dan S2. Tidak terdengar bunyi
tambahan S3 atau S4, tidak terdengar adanya suara murmur.
f. Persarafan
Tingkat kesadaran klien Compos Mentis. GCS klien 15.
N. 1 Pasien menyatakan dapat membedakan bau
N. 2 Pasien dapat membaca tulisan yang ada di buku. Lapang pandang
pasien penuh
N. 3, 4, 6 Bola mata pasien dapat bergerak ke segala arah. Ukuran pupil
pasien 3mm, respon terhadap cahaya +/+, isokor (ukuran pupil
sama)
N. 5 Pasien dapat menunjukkan lokasi karakteristik yang benar. Tonus
otot simetris. Refleks kornea baik.
N. 7 Wajah pasien terlihat simetris. Pasien mampu membedakan rasa
N. 8 Pasien mampu mendengar suara gesekan jari. Namun, pasien
menyatakan bahwa telinganya sedikit berdengung.
N. 9, 10 Uvula di tengah, Soft palate simetris
N. 11 Pasien mampu menahan bahu untuk bergerak ke atas dan
menahan kepala untuk menoleh ke kanan atau ke kiri.
N. 12 Pasien dapat mendorong lidah ke pipi.
g. Muskuloskeletal
Saat pengkajian fisik didapatkan hasil kekuatan otot tangan dan kaki
klien baik dengan nilai: 5 5 5 5 pada saat kelompok meminta klien
mendorong tanggan dari pengkaji. Tetapi klien mengatakan memiliki
kesulitan dalam menggerakkan kedua kakinya lebih lagi dikarenakan kaki
masih terasa berat dan klien mengatakan merasa nyeri pada kaki sebelah
kanan ketika diminta untuk membentuk sudut90ͦ pada lutut. Dari hasil
observasi, klien masih sulit menggerakkan ekstremitasnya terutama pada
kaki hal tersebut dikarenakan masih adanya penumpukan cairan pada kaki
karena edema, edema pad kaki tersebut membuat klien kesulitan dalam
melakukan aktifitasnya, klien juga tampak masih dibantu dalam melakukan
ADLs. Ekstremitas bawah klien juga teraba dingin yang disebabkan karena
aliran darah klien yang kurang baik.
h. Kulit/ Integumen
Warna kulit klien merata, hanya pada bagian abdomen terlihat
adanya scar dan strech mark post pembengkakan. Tidak tampak adanya lesi
atau luka tekan. Terdapat sedikit keringat di area ketiak dan area lipatan
lainnya. Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36-38 derajat celcius).
Kulit klien tampak kering dengan tekstur sedikit kasar. Kulit pada kedua
kaki tampak adanya pitting edema dengan grade 2+ (4mm). Kulit klien
juga tampak kotor. Turgor kulit klien buruk.
i. Reproduksi
Klien mengatakan selama empat bulan terakhir ini klien tidak
menstruasi dan sebelum empat bulan tersebut klien mengatakan pernah
mengalami pendarahan pervagina yang tidak berhenti.
Microscopic
Eritrosit Many cells/µL 0-3
Leukosit Many cells/µL 0-10
Epitel (1+) (1+)
Casts Silindre granula (4-
5)/LPK
Crystal Negative
Others Bacteria (1+)
b. Diagnostik
1) Hasil Thorax AP/ PA
Tampak perselubungan pada basal kedua paru menutupi sinus
costophrenicus dan diafragma bilateral.
Cor : CTR sulit dinilai
Aorta : Baik
Pulmo : Corakan bronkho vasc paru meningkat ke arah kranial.
Tampak infiltrat pada suprahiller dan perihiller bilateral
Kesan : Efusi Pleura bilateral
Awal bendungan paru
2) Complete Abdominal USG
a) Hepar
Besar dan bentuk normal, permukaan rata, Struktur vaskular dan
biliaris intra/ ekstra hepatik normal.
b) Vesica Fellea
Besar, bentuk dan dinding normal, tidak tampak batu/sludge/ SOL
c) Renal dextra
Ukuran +/- 11.1 x 4,73 cm, tampak gambaran inhomogen parencymal
hyperechogenesitas.
d) Renal sinistra
Ukuran +/- 12, 3 x 5, 82 cm, tampak gambaran inhomogen
parencymal hyperechogenesitas.
e) Spleen
Besar dan bentuk normal, tepi tumpul, tak tampak SOL. Vena lienalis
dalam batas normal.
f) Pankreas
Besar, bentuk dan permukaan normal, ekoparenkim homogen, tak
tampak SOL. Tak tampak pelebaran duktus pankreatikus mayor.
g) Vesica urinaria
Besar dan bentuk normal, dinding baik, tak tampak batu/ SOL.
Trabekulasi dalam batas normal. Tampak baloon catether di
dalamnya.
h) Uterus
Besar dan bentuk normal, ekoparenkim homogen, tak tampak SOL.
Kesan: Dapat sesuai dengan gambaran Sindrom Nefrotik
Asites masif
Efusi pleura bilateral
Spleenomegaly
Organ-organ intraabdominal normal
XII. Penatalaksanaan/ pengobatan (pembedahan, obat-obatan, dan lain-lain)
Obat yang diberikan:
No. Obat Dosis rute waktu
1 Valsartan 40 mg oral BD
2 Albumin 25 % IV OD
3 Metilprednison 750 mg IV OD
4 Levofloxacin 750 mg IV OD
5 KSR 2 tab Oral TDS
6 Cavit D3 1 tab Oral Tds
7 Omeprazole 4 mg IV Bd
8 Ceftriaxon 2 gr IV Bd
9 Lasix 10mg IV 1 jam
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan didalam
jaringan, gangguan mekanisme regulasi retensio sodium, natrium dan air yang
ditandai dengan edema pada abdomen dan kedua kaki.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan asupan oral dan mual
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya penumpukan cairan
pada abdomen yang mengakibatkan adanya peregangan otot abdomen yang
ditandai dengan tampaknya scar dan strech mark pada abdomen.
4. Hambatan mobilitas fisik berhubugan dengan pembesaran kedua kaki karena
penumpukan cairan (edema) yang ditandai dengan keterbatasan rentang
pergerakansendi.
RENCANA ASUHAN
No. Diagnosa KEPERAWATAN
Tujuan
DK Keperawtan Kiteria
Intervensi Rasional
Evaluasi
1. Kelebihan Dalam Klien terbebas Pertahank Untuk
volume waktu dari edema, an catatan mengetahui
cairan 3x24 jam efusi, anaskara. intake kesetabilan
klien output intake dan
dapat: Klien dapat yang output yang
Keseimba terbebas dari akurat. sesuai dengan
ngan kelelahan, kondisi pasien.
cairan, kecemasan atau Monitor Untuk menjaga
elektrolit, kebingungan. hasil Hb agar tidak
dan asam yang terjadinya
Hidrasi TTV dalam sesuai edema lanjutan.
batas normal. dengan
retensi Untuk
cairan membantu
(BUN, pengeluaran
Hmt, cairan dalam
Osmolalita mengurangi
s urin). edema.
Kolaborasi Untuk
pepmberia mengontrol
n diuretic. cairan yang
masuk yang
Batasi dapat
masukan mempengaruhi
cairan. berlebihnya
ciran dalam
Kaji lokasi tubuh.
dan luas
edema. untuk dijadikan
penilaian dan
pengukuran
sebagai
penyembuhan
atau perluasan
edema.
2. Ketidakseimb Nutrition Tidak ada tanda- Kaji Mengetahui
angan nutrisi al status: tanda malnutrisi Adanya apakah pasien
kurang dari Nutrient alergi memiliki alergi
kebutuhan intake makanan. terhadap
tubuh makanan
Anjurkan tertentu.
klien
untuk Intake protein
meningkat berpengaruh
kan intake terhadap
protein. albumin.
Monitor Untuk
jumlah mengetahui
nutrisi. jumlah nutrisi
yang pasien
Berikan makan.
informasi
tentang Untuk
kebutuhan menambah
nutrisi. pengetahuan
pasien mengenai
Kaji kebutuhan
kemampua nutrisi.
n pasien Agar
untuk mengetahui
mendapatk apakah pasien
an nutrisi mampu
yang mendapatkan
dibutuhka nutrisi dengan
n. baik atau tidak
3. Kerusakan Integritas Dapat Anjurkan Agar dapat
integritas kulit mempertahanka pasien bergerak lebih
kulit menjadi n integritas yang untuk leluasa dan
membaik baik. mengguna kecilnya
dan tidak Perfusi jaringan kan gesekan pada
mengala baik. pakaian kulit.
mi yang
pemburuk Menujukkan longgar. Agar tidak
an atau pemahaman munculnya luka
pelebaran dalam proses Hindari susulan.
. perbaikan kulit kerutan
dan mencegah pada Membantu
terjadinya tempat proses kulit
cedera berulang. tidur. dalam
melakukan
Mampu Jaga pertukaran.
melindungi kulit kebersihan
dan kulit agar Mengurangi
mempertahanka tetap resiko luka
n kelembapan bersih dan tekan.
kulit dan kering.
perawatanya. Membantu
Mobilisasi dalam
pasien pemulihan luka.
Monitor Untuk
status memantau
nutrisi aktifias yang
pasien dapat
mempeburuk
Monitor kondisi kulit.
aktivitas
dan
mobilitas
pasien
4. Hambatan Dalam Aktifitas fisik Kaji Untuk
mobilitas 2x24 jam klien meningkat. kemampua mengetahui
fisik klien n pasien kemampuan
dapat: Memverbalisasi dalam pergerakan
membuat kan perasaan mobilisasi. pasien.
pasien dalam
dapat meningkatkan Latih Membantu
bergerak kekuatan dan pasien pasien dalam
aktif kemampuan dalam meningkatkan
berpindah. pemenuha kemampuanmob
Mengerti tujuan n ilisasinya.
dari peningkatan kebutuhan Mengurangi
mobilisasi. ADLs resiko jatuh dan
secara cidera.
mandiri
sesuai Mengurangi
kemampua resiko luka dan
n melatih
pergerakan kecil
Dampingi pasien
dan bantu
pasien
pada saat
mobilisasi
Ajarkan
pasien
untuk
merubah
posisinya.
Catatan Perkembangan
Nama dan
Tanggal/ No.
Catatan Perkembangan Tanda
Waktu DK
Tangan
26/10/15
3. - Bed making. Respon Klien: DS: Klien
07. 30 menyatakan bahwa ia merasa nyaman untuk
tidur di tempat tidur. DO: Tidak tampak adanya
kerutan pada tempat tidur klien.
- mengedukasi klien untuk menggunakan
pakaian longgar. Respon klien: DS: Klien
menyatakan paham mengapa ia harus
menggunakan pakaian longgar. DO: Klien masih
menggunakan pakaian yang tidak longgar karena
stok pakaian yang terbatas.
- Memandikan klien dan memberikan lotion
pada klien. Respon klien: DS: Klien menyatakan
bahwa kulitnya terasa bersih dan lembab. DO:
4. Kulit klien tampak lebih bersih dari sebelumnya
dan kulit klien tampak lembab.
Tujuan Diet:
1. Mengganti kehilangang protein terutama albumin
2. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
3. Memonitor hiperkolesterolimia dan penumpukan trigliserida
4. Mengontrol hipertensi
5. Mengatasi anoreksia
Syarat Diet
1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35
kkal/kg BBI/hari
2. Protein edang, yaitu 1,0 g/kg BBA, atau 0,8 g/kg BBA ditambah dengan
jumlah protein yang dikeluarkan melalui urine. Utamakan penggunaan protein
yang bernilai biologi tinggi
3. Lemak sedang, yaitu 15 – 29 % dari kebutuhan energy total. Perbandingan
lemak jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda adalah : 1: 1:1.
4. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energy. Utamakan penggunaan
karbohidrat kompleks
5. Natrium dibatasi, yaitu 1- 4 g sehari, tergantung berat ringannya edema.
6. Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urine
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernafasan.
Jenis Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari atau Dapat Dikonsumsi
Diet rendah sodium membatasi asupan sodium per hari antara 1500-2000 mg
per hari [2-4]
1. Kontributor terbesar dari asupan sodium bukanlah garam meja atau garam
dapur. Hampir 75% dari sodium yang dikonsumsi berasal dari sodium yang
ditambahkan ke dalam makanan olahan (processed food) dan makanan yang
dibeli dari restoran. Hal ini mempersulit pasien untuk membatasi asupan
sodium karena sodium tersebut sudah ditambahkan ke dalam makanan bahkan
sebelum mereka membelinya.
2. Sodium tidak identik dengan rasa asin. Makanan dan minuman olahan yang
manis juga banyak mengandung sodium.
3. Minuman ringan dalam kemasan (soft drink, energy drink dan jus buah dalam
kemasan) walaupun rasanya manis juga banyak mengandung sodium.
4. Pasien dengan sindrom nefrotik tidak disarankan untuk berhenti
mengkonsumsi garam, melainkan mengkonsumsi garam dalam jumlah yang
tepat. Sodium adalah nutrisi yang penting untuk mengontrol tekanan darah
dan memastikan saraf dan otot bekerja sebagaimana mestinya.
5. Sea salt tidak mengandung sodium yang lebih rendah dari table salt.
6. Sodium dosis tinggi tidak hanya ditemukan dalam makanan. Beberapa obat
yang dijual bebas juga mengandung sodium dosis tinggi. Oleh karena itu
disarankan untuk selalu membaca keterangan pada kemasan obat.[3]
1. Batasi konsumsi telur yakni maksimal 2 telur per minggu, atau konsumsi
hanya putih telurnya saja
2. Konsumsi daging tanpa lemak, daging ayam saja tanpa kulitnya, perbanyak
konsumsi ikan dan kacang-kacangan.
3. Gunakan minyak yang lebih sehat seperti olive oil, canola oil, dan minyak
kelapa (bukan minyak kelapa sawit).
4. Hindari konsumsi lemak jenuh (produk yang mengandung susu dan lemak
hewani) dan hentikan konsumsi trans fat (banyak terkandung di dalam
makanan olahan dan makanan siap saji)
1. Menu Pagi
- Bubur/ Nasi Tim/Nasi Telur Dadar Isi
- Wortel
- Tomat
- Teh Manis Ringan
2. Selingan Pagi
- Puding buah/ pudding susu rendah lemak
3. Menu Siang
- Bubur/ Nasi Tim/Nasi Telur Dadar Isi
- Tumis Wortel
- Semur Tahu
- Jeruk
4. Selingan Sore
- Kue Bolu
5. Menu Malam
- Bubur/ Nasi Tim/Nasi Telur Dadar Isi
- Tempe Bacem
- Sayur Sop
- Pepaya
Evaluasi
Nama dan
Tanggal/ No.
EVALUASI Tanda
Waktu DK
Tangan
26/10/15 1. S: Klien mengatakan sudah mulai berkemih
14.30 O: Klien tampak tidak terlalu banyak minum.
Tampak edema. Urine output dari pk.06.00-
14.00 sebanyak 300 ml.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan seluruh intervensi (no. 1,2,3,4,5)