Anda di halaman 1dari 1

Mekanisme pengadilan campuran

Model pengadilan ini muncul sebagai kritik terhadap kelemahan pengadilan nasional dan
internasional sebagaimana ditunjukkan pada pengadilan internasional untuk Negara – Negara
bekas Yugoslavia dan pengadilan internasional untuk Rwanda. Model campuran yang
pertamakali dilaksanakan di timor timur, kemudian sekarang sedang dilaksankan di kamboja,
serta sierra leon, ini adalah model yang menggabungkan kekuatan pengadilan ad – hoc
internasional dengan pengadilan internasional.

Apresiasi terhadap pengadilan HAM campuran ini cukup positif karena dinilai lebih memiliki
nilai- nilai legitimasi sebagai suatu mekanisme yang adil untuk mengadili para pelaku yang
bertanggung jawab atas perbuatan mereka seperti halnya pengadilan nasional model campuran
ini lebih mudah dijalankan dibandingkan dengan persidangan ad-hoc. Mekanisme ini lebih
sedikit menimbulkan pertentangan secara politis, dan lebih efektif dalam membangun kembali
system peradilan local. Sekalipun mekanisme pengadilan campuran yang diterapkan
pertamakalinya di timor timuratau yang sekarang disebut sebagai timor leste, memiliki
kelemahan – kelemahan, tetapi mulai diyakini oleh banyak kalangan, terutama pbb yang
melihat mekanisme campuran ini lebih baik dibandingkan mekanisme ad-hoc, karena dengan
mekanisme, masyarakat internasional melalui pbb bisa secara langsung terlibat menjadi bagian
dari proses yudisial sehingga kelemahan – kelemahan mekanisme nasional yang berupa
kerentanan politik atau kelemahan – kelemahan hokum bisa dieliminasi.1

1Suparman marzuki, pengadilan HAM di Indonesia: melanggengkan impunity, Jakarta: 2012, erlangga, hal 68-69

Anda mungkin juga menyukai