Anda di halaman 1dari 15

STRUKTUR KETATANEGARAAN RI BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD

1945 (SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN)

Puji Wahyumi

Staf pengajar jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri semarang


Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024) 7473417,
Fax. (024) 7472396, E-mail : secretariat@polines.ac.id

Abstrak

Bagi sebuah negara, keberadaan UUD sangatlah penting, meskipun UUD bukanlah syarat mutlak untuk
berdirinya sebuah negara.Dalam perkembangannya, sebuah UUD bisa diubah bahkan bisa diganti.Dalam
perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, UUD kita sudah berganti tiga kali dan UUD 1945 sudah empat
kali mengalami perubahan (amandemen).Perubahan UUD 1945 berdampak pada terjadinya perubahan pada
struktur ketatanegaraan Indonesia. Lembaga tertinggi negara sekarang sudah tidak ada lagi dan semua
lembaga negara kedudukannya sama. Hal ini membawa konsekwensi bahwa antar lembaga negara yang ada
tidak bisa saling membubarkan namun fungsi saling mangawasi antar lembaga negara diharapkan bisa
berjalan dengan baik sesuai dengan yang diatur dalam UUD 1945.

Kata Kunci : UUD, Amandemen, Lembaga Negara.

PENDAHULUAN terhadap UUD.Perubahan tersebut bisa


berupa pembaharuan (renewal) dan
Negara Indonesia mendasarkan
perubahan (amandemen).
pemerintahannya atas dasar demokrasi
konstitusional.Pemerintahan dalam arti Pasal 37 UUD 1945 memberikan
luas harus mempunyai kekuasaan kewenangan kepada MPR untuk
perundang-undangan (legislatif), pelaksana melakukan Perubahan (amandement)
undang-undang (eksekutif) dan kekuasaan terhadap UUD 1945. Kewenangan MPR
peradilan (yudikatif). Agar kekuasaan tersebut mulai digunakan setelah
tersebut tidak dijalankan sewenang- reformasi, dan sampai sekarang MPR
wenang maka perlu dibatasi oleh UUD . telah empat kali melakukan perubahan
UUD mempunyai fungsi khas yaitu terhadap UUD 1945.
membatasi kekuasaan pemerintah sehingga
PROSES PERUBAHAN UUD 1945
hak-hak dari warga negara akan
Dalam sejarah ketatanegaraan RI, MPR
terlindungi. Di negara indonesia,
empat kali melakukan perubahan terhadap
pembatasan dan pembagian kekuasaan dari
UUD 1945.
pemerintah bisa kita lihat aturannya secara
1. Perubahan Pertama
jelas dalam UUD 1945.
Perubahan pertama meliputi hal-hal
Dalam sistem ketatanegaraan modern,
sebagai berikut :
dimungkinkan dilakukan perubahan

41
a. Mengurangi, membatasi serta e. Hak Asasi Manusia
mengendalikan kekuasaan Presiden f. Pertahanan keamanan negara dan
b. Hak membentuk undang-undang g. Bendera, Bahasa, Lambang Negara
yang dulu ada di tangan presiden, dan Lagu Kebangsaan
sekarang ada pada DPR. Presiden
hanya berhak mengajukan Pasal-Pasal yang diubah pada
Rancangan Undang-Undang perubahan kedua adalah Pasal 18 dan
kepada DPR Bab VI ditambah 2 Pasal, Pasal 19
Pasal-pasal yang mengalami diubah menjadi tiga ayat, Pasal 20
perubahan/penambahan pada ditambah satu ayat (Ayat 5). Bab VII
perubahan pertama adalah pasal 5, ditambah satu Pasal (20A/Empat
Pasal 5 ayat (1) diubah, Pasal 7, Pasal Ayat), Pasal 22 ditambah dua Pasal
9, Pasal 13 Ayat (2) diubah dan (22A, 22B). Pasal 25 ditambah satu
ditambah satu ayat, Pasal 14 diubah bab dan ditambah satu pasal yaitu Bab
menjadi dua ayat, Pasal 15 diubah, IXA tentang wilayah negara (Pasal
Pasal 17 ayat (3) diubah dan ditambah 25A) dan Bab X diubah judul babnya
satu ayat, Pasal 20 diubah menjadi 4 menjadi Warga Negara dan Penduduk,
ayat Pasal 21 ayat (1) diubah. Pasal 26 Ayat (2) diubah dan ditambah
Kewenangan presiden menurut Pasal satu Ayat (3), Pasal 27 ditambah satu
14 UUD 1945 dalam memberikan grasi Ayat (3), Pasal 28 ditambah satu bab
dan rehabilitasi sekarang tidak penuh yaitu Bab XA tentang Hak Asasi
lagi karena harus memperhatikan Manusia , Bab XII judul bab diubah
pertimbangan MA, sedangkan hak menjadi Pertahanan Keamanan
presiden dalam memberikan amnesti Negara, Pasa 30 diubah, Bab XV judul
dan abolisi hendaklah memperhatikan bab diubah menjadi Bendera, Bahasa,
pertimbangan DPR. Lambang Negara serta Lagu
2. Perubahan Kedua Kebangsaan, Pasal 36 Bab XV
Perubahan kedua meliputi : ditambah 3 Pasal (36A, 36B, 36C).
a. Pemerintah Daerah 3. Perubahan Ketiga
b. Keanggotaan, fungsi, hak serta cara Perubahan Ketiga Meliputi :
pengisian keanggotaan DPR a. Pelaksana Kedaulatan
c. Wilayah Negara b. Negara Indonesia adalah negara
d. Warga Negara dan Penduduk hukum
Indonesia c. Kedudukan dan kewenangan MPR
42
d. Jabatan Presiden dan Wakil tiga pasal yaitu Pasal 24A, 24B tentang
Presiden Komisi Yudisial dan Pasal 24C tentang
e. Tata cara pemilihan presiden dan kewenangan Mahkamah Konstitusi.
wakil presiden secara langsung 4. Perubahan Keempat
oleh rakyat Perubahan keempat dan terakhir
f. Pemberhentian presiden dan/wakil meliputi hal-hal sebagai berikut :
presiden dalam masa jabatan a. Keanggotaan MPR
g. Pembentukan lembaga negara baru b. Pemilihan presiden dan wakil
seperti Mahkamah Konstitusi, presiden tahab kedua
Dewan Perwakilan Daerah, dan c. Kemungkinan presiden dan wakil
Komisi Yudisial presiden berhalangan tetap
h. Pengaturan Tambahan untuk Badan d. Kewenangan Presiden
Pemeriksa Keuangan (BPK) e. Keuangan negara dan Bank Sentral
i. Pemilihan Umum f. Pendidikan dan kebudayaan
Pasal-Pasal yang terkena perubahan nasional
adalah Pasal 1, Ayat (2) diubah dan g. Perekonomian nasional dan
ditambah satu ayat, Pasal 3 diubah dan kesejahteraan rakyat
ditambah tiga ayat, Pasal 6 Ayat (1) h. Fakir miskin dan sistem jaminan
dan (2) diubah dan ditambah satu Pasal sosial
(Pasal 6A), Pasal 7 ditambah tiga Pasal i. Aturan peralihan dan aturan
( Pasal 7A, 7B, 7C), Pasal 8 diubah tambahan
menjadi dua ayat, Pasal 11 diubah, j. Kedudukan Penjelasan UUD 1945
Pasal 17 ditambah satu ayat, Pasal 22 Pasal-Pasal yang mengalami
ditambah dua bab, yaitu Bab VIIA perubahan kempat/terakhir adalah
tentang Dewan Perwakilan rakyat, Pasal 2 Ayat (1) diubah, Pasal 6A
Pasal (22C, 22D) dan Bab VIIB ditambah satu ayat, Pasal 8 ditambah
tentang Pemilihan Umum, Pasal (22E satu ayat, Pasal 11 ditambah satu ayat,
terdiri dari enam ayat), Pasal 23 diubah Pasal 16 diubah, Pasal 23 ditambah
dan ditambah dua pasal (23A, 23C) dua pasal, (23B, 23D), Pasal 24
dan satu bab VIIIA tentang Badan ditambah satu Ayat (3), Pasal 32
Pemeriksa Keuangan dengan tiga pasal diubah, Pasal 33 ditambah dua Ayat (4
(Pasal 23E, 23F, 23G). Pasal 24 dan 5), Pasal 34 diubah menjadi 4 ayat,
diubah, Pasal 24 Ayat 2 tentang Pasal 37 diubah menjadi lima ayat,
Mahkamah Konstitusi dan ditambah kemudian perubahan Aturan Peralihan
43
diubah menjadi pasal I, II, III dan II.
Aturan Tambahan menjadi Pasal I dan
Rekrutmen DPR dipilih Anggota DPR
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI lewat Pemilu, dan DPD
Utusan Daerah dipilih lewat
SEBELUM DAN SESUDAH dan Golongan Pemilu
PERUBAHAN UUD 1945 diangkat
Kewenangan Tak terbatas Terbatas yaitu :
Struktur Ketatanegaraan Sebelum Mengubah
Perubahan UUD 1945 UUD, Melantik
Presiden
UUD 1945
dan/Wakil
Presiden dan
MPR
Dapat memecat
Presiden
dan/Wakil
BPK DPR PRESIDEN DPA MA Presiden dalam
masa
jabatannya
menurut UUD.
Struktur Ketatanegaraan Sesudah
Perubahan UUD 1945
UUD 1945

Sebelum Perubahan UUD 1945, MPR


berkedudukan sebagai lembaga
KEKUASAAN
DPR PRESIDEN KEHAKIMAN
BPK
DPR DPD WAPRES MK MA KY tertinggi negara.MPR merupakan
LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF penjelmaan kedaulatan rakyat. Tugas
MPR sebagai pemegang kekuasaan
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
tertinggi adalah :
PERBEDAAN SEBELUM SESUDAH
a. Menetapkan UUD
PERUBAHAN PERUBAHAN
UUD 1945 UUD 1945 b. Menetapkan garis-Garis Besar

Komposisi DPR, Utusan Anggota DPR haluan Negara


Daerah, Utusan dan DPD c. Memilih Presiden, dan melantik
golongan
Legislasi Oleh DPR Kekuasaan presiden dan wakil presiden
Legislasi ada di
DPR, DPD Sedangkan kewenangan MPR adalah :
dapat
mengajukan
a. Membuat putusan yang tidak dapat
dan membahas
RUU berkaitan dibatalkan oleh lembaga negara
dengan
Otonomi lain, termasuk penetapan GBHN
Daerah b. Meminta pertanggungjawaban
Presiden mengenai pelaksanaan
44
GBHN dan menilai balances(mengawasi dan
pertanggungjawabannya mengimbangi) untuk mendoromg
c. Mencabut kekuasaan dan demokratisasi ketatanegaraan di
memberhentikan presiden dalam Indonesia.
masa jabatannya apabila presiden Pasca perubahan UUD 1945,
sungguh-sungguh melanggar kewenangan MPR ada lima, yaitu :
GBHN dan/UUD a. Mengubah dan menetapkan UUD
d. Mengubah UUD b. Melantik presiden dan/wakil
presiden
Sesudah perubahan UUD 1945, MPR
c. Memberhentikan presiden dan atau
tidak lagi diberikan sebutan sebagai
wakil presiden dalam masa
lembaga tertinggi negara. MPR disebut
jabatannya menurut UUD
sebagai lembaga negara sama seperti
d. Memilih wakil presiden dari dua
DPR, Presiden, BPK dan Mahkamah
calon yang diusulkan oleh presiden
Agung, Komisi Yudisial, Mahkamah
apabila terjadi kekosongan jabatan
Konstitusi.
wakil presiden dalam masa
Pasca Pemilu 2004, Indonesia jabatannya
menjalankan sistem majelis e. Memilih presiden dan wakil
perundang-undangan kembar presiden apabila keduanya berhenti
(Bikameral).MPR terdiri atas DPR dan secara bersamaan dalam masa
DPD.Seluruh anggota MPR dipilih jabatannya, dari dua pasangan
melalui Pemilu.Adapun alasan MPR calon presiden dan wakil presiden
menjadi lembaga perwakilan bikameral yang diusulkan oleh partai politik
adalah : atau gabungan partai politik yang
pasangan capres dan cawapresnya
a. Utusan Daerah dan golongan tidak
meraih suara terbanyak pertama
berfungsi efektif dan tidak jelas
dan kedua dalam Pemilu
orientasi keterwakilannya
sebelumnya sampai berakhir masa
b. Kebutuhan mengakomodasikan
jabatannya.
kepentingan masyarakat daerah
secara struktural melalui institusi Bentuk pengaturan lebih lanjut tentang
formal di tingkat nasional MPR sebagaimana diamanatkan oleh
c. Kebutuhan untuk menerapkan UUD adalah ditetapkannya UU No. 27
sistem check and tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD

45
dan DPRD dan UU No.10 tahun 2008 b. Presiden harus mendapat
tentang Pemilu anggota DPR, DPD persetujuan dari DPR dalam
dan DPRD yang kemudian diubah mengangkat kepala kepolisian
dengan UU No. 17 Tahun 2009 tentang negara, Panglima TNI dan
Penetapan Pemerintah pengganti UU Gubernur Bank Indonesia
No. 1 tahun 2009 tentang perubahan c. DPR memilih anggota dan calon
Pemilu anggota DPR, DPD dan DPR pimpinan lembaga tinggi negara
menjadi Undang- Undang. yang akan diangkat oleh presiden.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Selain kekuasaan di atas, DPR


DPR adalah lembaga negara dalam mempunyai fungsi legislasi, anggaran
sistem ketatanegaraan Indonesia yang dan pengawasan. Secara umum tugas
merupakan lembaga perwakilan dan wewenang DPR adalah :
rakyat.Perubahan pertama UUD 1945
a. Membentuk Undang-Undang yang
membawa dampak perubahan pada
dibahas dengan presiden untuk
kekuasaan DPR khususnya dalam hal
mendapat persetujuan bersama
membuat Undang-undang.Sebelum
b. Menerima dan membahas usulan
perubahan UUD, kekuasaan
RUU yang disampaikan DPD
membentuk undang-undang ada di
c. Menetapkan APBN bersama
tangan presiden.Setelah perubahan,
dengan presiden dengan
kekuasaan membentuk undang-undang
memperhatikan pertimbangan DPD
ada di tangan DPR, sedangkan
d. Melaksanakan pengawasan
presiden berhak mengajukan
terhadap pelaksanaan UU, APBN
rancangan undang-undang kepada
serta kebijakan pemerintah
DPR.Berdasarkan perubahan pertama
e. Membahas dan menindaklanjuti
ini telah terjadi pengurangan
hasil pemeriksaan atas
kekuasaan presiden dan penambahan
pertanggungjawaban keuangan
kekuasaan DPR. Penambahan
negara yang disampaikan oleh
kekuasaan tersebut meliputi :
BPK
a. Presiden harus memperhatikan
f. Memberikan persetujuan kepada
pertimbangan dari DPR dalam
presiden untuk menyatakan perang,
mengangkat dan menerima Duta,
membuat perdamaian dan
serta dalam pemberian amnesti dan
perjanjian dengan negara lain.
abolisi

46
g. Menyerap, menghimpun, struktur ketatanegaraan indonesia
menampung dan menindaklanjuti dimaksudkan untuk :
aspirasi rakyat a. Memperkuat ikatan daerah-daerah
Dalam menjalankan fungsinya, dalam wadah Negara Kesatuan
anggota DPR mempunyai hak Republik Indonesia dan
interpelasi (meminta keterangan), hak memperteguh persatuan
angket (mengadakan penyelidikan), kebangsaan seluruh daerah.
hak amandemen (mengadakan b. Meningkatkan agregasi dan
perubahan), hak menyatakan pendapat, akomodasi aspirasi kepentingan
hak mengajukan RUU, mengajukan daerah-daerah dalam perumusan
pertanyaan, menyampaikan usul dan kebijakan nasional berkaitan
pendapat, membela diri, hak imunitas, dengan kepentingan negara dan
serta hak protokoler. daerah
c. Mendorong percepatan demokrasi,
3. Dewan Perwakilan Daerah
pembangunan dan kemajuan
DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
daerah secara serasi dan seimbang
merupakan lembaga baru dalam sistem
ketatanegaraan RI. Anggota DPD ada Menurut Pasal 22 D UUD 1945, DPD
dalam setiap provinsi dan setiap memiliki tugas dan wewenang:
provinsi mempunyai jumlah wakil
a. Dapat mengajukan RUU kepada
yang sama dan dipilih langsung oleh
DPR yang berkaitan dengan
rakyat melalui Pemilu. Anggota DPD
Otonomi Daerah, hubungan pusat
tidak berasal dari Partai Politik
dan daerah, penggabungan,
melainkan dari organisasi
pembentukan dan pemekaran
kemasyarakatan.Dengan adanya DPD
daerah, pengelolaan sumber daya
dalam sistem perwakilan Indonesia,
alam dan sumber daya ekonomi
DPR didukung dan diperkuat oleh
lainnya dan juga perimbangan
DPD.DPR merupakan lembaga
keuangan pusat dengan daerah.
perwakilan berdasarkan aspirasi dan
b. Memberi pertimbangan kepada
faham politik rakyat sebagai pemegang
DPR atas RUU APBN yang
kedaulatan rakyat, sedangkan DPD
berkaitan dengan pajak, pendidikan
merupakan lembaga perwakilan
dan agama
penyalur keberagaman aspirasi dari
c. Melakukan pengawasan terhadap
daerah. Keberadaan DPD dalam
pelaksanaan hal-hal di atas serta
47
menyampaikan hasil eksekutif.Perubahan ini tidak
pengawasannya kepada DPR. menyebabkan DPR lebih kuat dari
presiden karena kedua lembaga
DPD bersidang sedikitnya sekali dalam
tersebut berada dalam kedudukan yang
satu tahun.
setara.
4. Presiden Dalam keadaan yang genting dan
Berdasarkan Pasal 4 UUD 1945, memaksa, presiden berhak menetapkan
Presiden Indonesia memegang peraturan pemerintah pengganti
kekuasaan pemerintahan. Hal ini undang-undang tanpa persetujuan
mengandung arti bahwa Presiden DPR. Perpu dikeluarkan supaya
adalah pemegang kekuasaan eksekutif keselamatan negara dapat dijamin oleh
dalam Negara Indonesia.Dalam pemerintah. Namun demikian,
menjalankan kewajibannya presiden pemerintah tidak bisa lepas begitu saja
dibantu oleh seorang wakil dari pengawasan DPR, karenanya
presiden.Dalam UUD tidak disebutkan Perpu harus disahkan oleh DPR agar
secara rinci mengenai pembagian tugas menjadi UU, apabila DPR tidak
antara presiden dan wakil presiden. memberikan persetujua maka Perpu
Dalam Pasal 5 Ayat (1) UUD yang harus dicabut oleh presiden (Pasal 22
belum diamandemen, Presiden Ayat (3)).
memegang kekuasaan membentuk Pasal 6 Ayat (1) menetapkan ‘Presiden
undang-undang dengan persetujuan ialah orang indonesia asli’. Ketentuan
DPR.Dari rumusan pasal tersebut, jelas ini kemudian dalam perubahan ketiga
bahwa presiden bersama DPR UUD 1945 diubah menjadi ‘Presiden
menjalankan kekuasaan legislatif. dan Wakil Presiden Indonesia harus
Dalam perubahan pertama UUD, MPR seorang warga negara Indonesia sejak
telah mengubah Pasal 5 ayat (1) kelahiranya dan tidak pernah
menjadi ‘Presiden berhak mengajukan menerima kewarganegaraan lain
rancangan undang-undang kepada karena kehendaknya sendiri, tidak
DPR’. Perubahan ini dimaksudkan pernah menghianati negara, serta
untuk mengubah kedudukan dan mampu secara rohani dan jasmani
peranan DPR sebagai lembaga untuk melaksanakan tugas dan
legislatif dan presiden sebagai kewajiban sebagai presiden dan wakil
pemegang kekuasaan presiden.

48
Perubahan ketentuan inidimaksudkan mengejawantahkan paham kedaulatan
untuk mengakomodasi perkembangan rakyat dan menjadikan mereka yang
kebutuhan bangsa dan tuntutan jaman terpilih mempunyai legitimasi yang
agar sesuai dengan perkembangan lebih kuat. Dengan demikian, mereka
masyarakat yang makin demokratis, yang terpilih tidak dapat dijatuhkan
egaliter dan berdasarkan rule of law kecuali melanggar UUD 1945.
yang salah satu cirinya adalah
Masa jabatan Presiden menurut Pasal 7
pengakuan kesederajatan di depan
UUD yang belum diamandemen
hukum bagi setiap warga negara (Pasal
adalah lima tahun dan sesudahnya
27 ayat (1)).
dapat dipilih kembali. Ketegasan
Perubahan UUD 1945 tentang
berapa kali masa jabatan tidak
pemilihan presiden dan wakil presiden
ditentukan sehingga pasal ini menjadi
secara langsung tercantum dalam Pasal
alasan bagi presiden untuk berkuasa
6A ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat 4
dengan masa jabatan yang tidak
dan ayat (5). Dari perubahan pasal 6
terbatas.
ini maka makin mempertegas sistem
pemerintahan presidensiil.Agar Belajar dari pengalaman praktik
Presiden memiliki legitimasi yang kuat tersebut, maka MPR melakukan
maka presiden dan wakil presiden perubahan terhadap Pasal 7 sehingga
dipilih secara langsung oleh rakyat dan rumusannya menjadi ‘ Presiden dan
tidak lagi dipilih oleh MPR. Dalam wakil presiden memegang jabatan
sistem Presidensiil, setidak-tidaknya selama lima tahun dan sesudahnya
akan terdapat ciri-ciri : dapat dipilih kembali dalam masa
a. Adanya masa jabatan presiden jabatan yang sama hanya untuk satu
yang pasti kali masa jabatan’. Dengan rumusan
b. Presiden sebagai kepala negara tersebut maka periode masa jabatan
sekaligus kepala pemerintahan presiden dan wakil presiden sudah
c. Adanya mekanisme saling ditentukan dan dibatasi sehingga hanya
mengawasi dan menyeimbangi bisa menjabat maksimal dua kali masa
d. Adanya mekanisme impeachment jabatan.

Perubahan ketentuan pemilihan Sebelum amandemen dilakukan,


presiden dan wakil presiden ini pengaturan mengenai pemberhentian
dimaksudkan untuk presiden dan/wakil presiden hanya

49
diatur dalam penjelasan UUD saling membubarkan dan menjatuhkan.
1945.Dalam penjelasan tersebut Jika putusan dari MK menyatakan
dijelaskan bahwa DPR mengusulkan bahwa Presiden dan/wakil presiden
kepada MPR untuk mengadakan terbukti melakukan perbuatan
sidang istimewaguna meminta melanggar hukum atau melakukan
pertanggungjawaban perbuatan tercela dan atau tidak
presiden.Ketentuan seperti itu memenuhi syarat lagi , maka DPR
bertentangan dengan sistem meneruskan usul pemberhentian
Presidensiil karena praktek tersebut kepada MPR. Ketentuan ini
ketatanegaraan seperti itu lebih merupakan pelaksanaan prinsip saling
condong mengarah kepada sistem mengawasi dan mengimbangi antar
pemerintahan parlementer. lembaga negara khususnya antara
DPR, MK dan MPR.
Perubahan UUD 1945, memuat
ketentuan pemberhentian presiden Pasal 10 sampai Pasal 15 mengatur
dan/wakil presiden dalam masa tentang kekuasaan presiden selaku
jabatannya (impeachment) yang kepala negara.Pasal 10 dan 11 tidak
didasarkan pada alasan hukum mengalami perubahan yang
(tercantum dalam pasal 7A) atau alasan signifikan.Pasal 11 hanya berubah
lain yang tidak bersifat politik. Proses penomoran ayatnya sedangkan pasal
pemecatannya hanya dapat dilakukan 10 tidak mengalami
melalui proses konstitusional melalui perubahan.Sebelum diamandemen,
mahkamah Konstitusi dan DPR. Peran ketentuan mengenai kekuasaan
MK menegaskan bekerjanya prinsip presiden membuat perjanjian
negara hukum. Putusan MK akan internasional tercantum dalam Pasal 11
menjadi rujukan bagi DPR apakah tanpa ayat.Setelah amandemen, Pasal
usulan pemberhentin presiden 11 ditambahi 3 ayat.Dalam Pasal 11
dan/wakil presiden diteruskan atau sebelum amandemen, perjanjian
dihentikan. Ketentuan tersebut internasional yang ada pada saat itu
dilatarbelakangi oleh sistem lebih banyak berbentuk perjanjian
ketatanegaraan kita yang menempatkan antar negara.Pada saat sekarang,
presiden dan DPR dalam kedudukan perjanjian internasional bisa berupa
yang seimbang sehingga kedua perjanjian antar negara, negara dengan
lembaga negara tersebut tidak bisa subjek hukum internasional seperti

50
IMF (International Monetary Fund), amnesti dan abolisi didasarkan pada
World Bank, Palang Merah pertimbangan politik karena DPR
Internasional.Melihat kondisi ini maka adalah lembaga perwakilan/lembaga
UUD yang modern harus mampu politik kenegaraan.
mengakomodasinya.
Presiden selaku kepala negara diberi
Presiden menurut Pasal 12 berhak kekuasaan untuk memberikan gelar,
menyatakan keadaan bahaya.Presiden tanda jasa dan lain-lain tanda
juga mempunyai kewenangan untuk kehormatan (Pasal 15).Dalam
mengangkat duta dan konsul dan perubahan pertama, kekuasaan
menerima duta dari negar lain (Pasal presiden sesuai dengan Pasal 15 diatur
13). Pasal ini mengalami perubahan dengan undang-undang. Perubahan
pada saat amandemen yang pertama pasal ini didasarkan pada
sehingga dalam mengangkat duta dan pertimbangan agar presiden dalam
menerima duta negara lain, presiden memberikan berbagai tanda
memperhatikan pertimbangan DPR. kehormatan kepada siapapun
Pertimbangan DPR tidak mengikat didasarkan pada undang-undang yang
secara yuridis formal tetapi perlu merupakan hasil pembahasan dari
diperhatikan secara sosial politis. DPR dan pemerintah sehingga
didasarkan pada pertimbangan yang
Dalam Pasal 14, presiden mempunyai
objektif.
kekuasaan untuk memberi grasi,
amnesti dan abolisi dan rehabilitasi. 5. Dewan Pertimbangan
Setelah amandemen, dalam hal Pasal 16 sebelum amandemen,
memberikan grasi dan rehabilitasi, mengatur tentang Dewan
presiden memperhatikan pertimbangan Pertimbangan Agung (DPA).Tugas
Mahkamah Agung.Mahkamah Agung dari DPA adalah memberikan nasihat
memberikan pertimbangan dalam hal dan pertimbangan kepada presiden.
grasi dan rehabilitasi karena Presiden tidak terikat dengan nasihat
Mahkamah Agung merupakan lembaga dan pertimbangan yang diberikan oleh
peradilan tertinggi dan pelaksana DPA.Kedudukan Presiden dan DPA
fungsi yudikatif.Sedangkan dalam sejajar. Karena pertimbangan untuk
memberikan amnesti dan abolisi, meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
presiden memperhatikan pertimbangan maka dalam perubahan pertama UUD
DPR.Pertimbangan DPR dalam hal
51
1945, DPA dihapus. Sebagai gantinya Sebelum perubahan UUD 1945, Bab
presiden mempunyai kekuasaan untuk tentang kekuasaan kehakiman diatur
membentuk Dewan Pertimbangan yang dalam dua pasal yaitu Pasal 24 dan
bertugas memberikan nasihat dan Pasal 25. Sesudah amandemen,
pertimbangan kepada presiden dan Kekuasaan kehakiman diatur dalam
berkedudukan di bawah presiden. lima pasal yaitu; Paasal 24, 24A, 24B,
Dengan kedudukan di bawah presiden, 24CC, dan Pasal 25. Perubahan ini
tugas Dewan Pertimbangan akan lebih melahirkan dua lembaga baru dalam
efektif dan efisien karena langsung kekuasaan kehakiman (kekuasaan
berada di bawah dan koordinasi yudikatif) yaitu Mahkamah Konstitusi
presiden. Ketentuan mengenai Dewan dan Komisi Yudisial.Kekuasaan
Pertimbangan presiden diatur dalam kehakiman sekarang dlaksanakan oleh
UU No. 19 tahun 2006. MA, MK, KY.

6. Badan Pemeriksa Keuangan A. Mahkamah Agung


Bab tentang Badan Pemeriksa Mahkamah Agung merupakan
Keuangan adalah bab baru dalam UUD lembaga peradilan tertinggi hal ini
1945 yang sudah diamandemen. mengandung arti bahwa putusan
Sebelumnya, BPK diatur dalam satu yang yang diberikan di tingkat
ayat yakni dalam Ayat (5) Pasal 23 akhir oleh badan peradilan lain,
UUD 1945.Sesudah amandemen, BPK dapat dimintakan kasasi ke MA.
diatur dalam tiga pasal yaitu Pasal 23E, Sesuai dengan ketentuan Pasal 24A
Pasal 23 F dan Pasal 23G. ayat (1), wewenang MA adalah :
Dipisahkannya BPK dalam bab a. Mengadili pada tingkat kasasi
tersendiri berujuan agar memberikan b. Menguji peraturan perundang-
dasar hukum yang kuat serta undangn di bawah undang-
memberikan kedudukan yang mandiri undang terhadap undang-
serta sebagai lembaga negara yang undang
berfungsi memeriksa pengelolaan dan c. Wewenang lainnya yang
tanggung jawab keuangan negara. diberikan oleh Undang-Undang
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan Pengusulan calon hakim agung
memperhatikan pertimbangan DPD. dilakukan oleh Komisi Yudisial
(KY) dengan persetujuan DPR.
7. Kekuasaan Kehakiman
Ketentuan ini memberikan

52
kewenangan kepada rakyat melalui Komisi Yudisial dapat
DPR untuk menentukan siapa saja mewujudkan terciptanya lembaga
yang paling tepat menjadi hakim peraadilan yang sesuai dengan
agung sesuai denga aspirasi dan harapan rakyat sekaligus dapat
kepentingan rakyat untuk mewujudkan penegakan hukum
memperoleh jaminan kepastian dan tercapainya keadilan yang
hukum dan keadilan. diputuskan oleh hakim yang terjaga
kehormatan dan keluhuran
B. Komisi Yudisial
martabat serta perilakunya.Anggota
Kewenangan komisi Yudisial (KY)
KY diangkat dan diberhentikan
tercantum dalam Pasal 24B ayat
oleh presiden dengan persetujuan
(1), ayat (2), dan ayat (3).
DPR.
Kewenangan tersebut adalah :
a. Mengusulkan pengangkatan C. Mahkamah Konstitusi
hakim agung Perubahan UUD 1945 mengatur
b. Menjaga kehormatan dan tentang kewenangan Mahkamah
menegakkan kehormatan, Konsitusi di pasal 24C ayat (1),
keluhuran martabat serta (2), (3), (4), ayat (5) dan ayat (6).
perilaku hakim. Adapun kewenangan itu adalah :
Keberadaan MK ini didasari paada a. Menguji Undang-Undang
pemikiran bahwa hakim agung terhadap Undang-Undang dasar
(hakim yang menjadi anggota MA) b. Memutus sengketa kewenangan
dan hakim di lembaga peradilan di lembaga negara yang
bawahnya merupakan figur yang kewenangannya diberikan oleh
sangat menentukan dalam UUD
penegakan hukum dan keadilan di c. Memutus pembubaran partai
indonesia. Hal ini menjadikan Politik
masalah kehormatan, keluhuran d. Memutus perselisihan tentang
martabat dan perilaku hakim hasil pemilihan umum
merupakan hal yang sangat penting e. Wajib memberikan putusan
untuk mendukung upaya atas pendapat DPR mengenai
menegakkan sistem peradilan yang dugaan pelanggaran oleh
handal dan mewujudkan indonesia presiden dan atau wakil
sebagai negara hukum. presiden menurut UUD.

53
Pembentukan MK adalah sejalan Agustus 2002. Perubahan yang dilakukan
dengan dianutnya paham negara oleh MPR pada dasarnya bertujuan untuk
hukum dalam UUD 1945 dimana melakukan koreksi atas berbagai
dalam negara hukum harus dijaga penyimpangan yang terjadi dalam praktek
paham konstitusional. Dalam penyelenggaraan negara baik yang terjadi
paham negara konstitusional, tidak pada masa Orde lama (Soekarno) maupun
boleh ada undang-undang dan pada masa Orde Baru (Soeharto). Dari
peraturan perundang-undangan Empat kali Perubahan yang dilakukan oleh
lainnya yang bertentangan dengan MPR, MPR sepakat hanya akan merubah
UUD. Dalam tata urutan peraturan Pasal-Pasal UUD 1945 dan tidak akan
perundangan di Indonesia, UUD melakukan perubahan terhadap
merupakan puncaknya atau Pembukaan UUD 1945.
menempati kedudukan yang paling
Perubahan UUD 1945, membawa dampak
tinggi.Pengujian peraturan
pada perubahan struktur ketatanegaraan
perundangan di bawah UUD
Indonesia dimana terjadi perubahan pada
membutuhkan sebuah mahkamah
kedudukan, tugas dan wewenang MPR,
dalam rangka menjaga prinsip
DPR, Presiden, dan DPA di bubarkan
konstitusionalisme hukum,
diganti dewan Pertimbangan Presiden.
Mahkamah Konstitusilah yang
Selain itu kekuasaan kehakiman yang dulu
diberi kewenangan itu.
hanya dipegang oleh MA sekarang ada
Anggota MK berjumlah sembilan
ditangan MA, MK dan KY.
orang hakim yang ditetapkan oleh
presiden yang diajukan masing- DAFTAR PUSTAKA
masing tiga oleh DPR, Tiga (3) Amandemen UUD 1945 Perubahan
oleh MA dan tiga oleh Presiden. Pertama, kedua, ketiga dan
keempat, dalam satu naskah, 2004,
PENUTUP
Media Presindo,Yogyakarta
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia,
MPR pernah melakukan empat kali Hamdayana Jumanta , Heri Herdiawanta,
perubahan. Perubahan pertama dilakukan 2010, Cerdas, Kritis
pada tanggal 19 Oktober 1999, Perubahan Berwarganegara, Erlangga, Jakarta
kedua tanggal 18 Agustus 2000,
Perubahan ketiga tanggal 10 Oktober Kaelan, 2004, Pendidikan Pancasila,

2001, dan perubahan keempat tanggal 10 Paradigma, Yogyakarta

54
MPR, 2014, Panduan Pemasyarakatan Santosa Heru dkk, 2002, Sari Pendidikan
UUD 1945 dan Tap MPR RI, Pancasila dan UUD 1945 dan
Sekretariat Jendral MPR RI, Perubahannya,PT. Tiara wacana
Jakarta Ilmu, Yogyakarta

Purwanto dkk, 2009, Pendidikan Syarbaini Syahrial, 2009, Pendidikan


Kewarganegaraan untuk Pancasila di Perguruan Tinggi,
Mahasiswa, Graha Ilmu, Jakarta Ghalia Indonesia, Bogor

Soegito, A.T., Pendidikan Pancasila edisi


revisi,2005,UPT. MKU UNNES,
Semarang

55

Anda mungkin juga menyukai