B. Arus
Pada saat air pasang arus datang dari arah selatan menuju ke utara. Sedangkan
pada saat kondisi surut arus datang dari utara menuju ke selatan. Hasil Pengukuran
arah dan kecepatan arus dilapangan dilakukan pada satu stasiun yaitu di daerah
jembatan, hal ini di lakukan untuk mengetahui bagaimana arah dan kecepatan arus di
dekat pantai, dikemukakan oleh Rahim (1998), bahwa arus merupakan penyebab
timbulnya sirkulasi air baik dalam bentuk penyebaran (diffusion) maupun arus
vertikal, sehingga terjadi proses percampuran partikel-partikel dalam air, dengan
adanya arus laut serta proses difusi, maka faktor pencemar dapat menyebar secara
horizontal seiring dengan perjalanan waktu. Proses masuknya bahan pencemar ke
dalam perairan laut dan kemudian dialirkan melalui tingkat-tingkat tropik yang
terdapat pada lingkungan tersebut dipicu melalui adukan/turbulensi oleh arus laut
tersebut.
Gambar 4.3.1. Arah Transpor Sedimen dan Budget Sedimen Perairan Sungai Dua
Laut
Keterangan:
Nilai (-) pada transpor sedimen menunjukan bergerak ke arah Barat sedangkan
nilai (+) bergerak ke arah Timur.
Berdasarkan bentuk pantai dan arah gelombang yang terbentuk pada lokasi
studi menunjukkan bahwa arah arus dan transpor sedimen akan bergerak sesuai arah
dan sudut gelombang pecah yang terbentuk sebagai pembangkit. Untuk arah
pembangkitan gelombang dari barat menyebabkan arus dan transpor sedimen
bergerak ke arah timur, sedangkan arah utara, timur laut dan timur menyebabkan arus
dan transpor sedimen bergerak ke arah barat.
Analisi arus menunjukkan bahwa arus yang dominan yang memiliki kecepatan
untuk metransport sedimen yaitu arus dari timur, sedangkan pada besar volume
transport sedimen junga dari timur.
Hasil analisis ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan daerah pantai yang
mengalami erosi (abrasi) atau akresi (sedimentasi). Konsep keseimbangan profil
pantai menjadi perhatian jika gaya-gaya di alam yang mempengaruhi keseimbangan
pantai berubah berdasarkan variasi pasut, gelombang, arus dan angin. Keseimbangan
profil tersebut merupakan salah satu konsep yang sangat bermanfaat dalam
menyajikan suatu kerangka kerja dalam studi mengenai ketidakseimbangan dan
selanjutnya angkutan sedimen tegak-lurus maupun sejajar pantai pantai. Selain itu,
dapat dimanfaatkan dalam suatu desain studi yang didasarkan pada profil
keseimbangan.
Pengukuran volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
menggunakan sedimen trap dilakukan di 10 stasiun dalam jangka waktu pemasangan
alat sedimen trap selama 3 hari menghasilkan Qx (sejajar pantai), Qy (tegak lurus),
arah dan Qtotal perhari, perbulan dan pertahun (Tabel 4.3.1 ). Jumlah dari Qx (sejajar
pantai) adalah 0,056, Qy (tegak lurus) adalah -0,260, dan Qtotal perhari adalah
10,643, perbulan adalah 329,93 dan pertahun adalah 3.884,73
Pengukuran prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut,
menunjukkan volume arah timur terjadi abrasi (minus) dan arah barat terjadi
sedimentasi. Dari pengukuran budget menghasilkan terjadinya sedimentasi lebih
dominan dari pada abrasi.
Dari hasil pengukuran volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
dan prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut dapat di simpulkan bahwa
mengalami abrasi dan sedimentasi. Abrasi diduga karena Perairan tersebut
berseberangan dengan Laut Jawa sehingga arahnya dominan Timur, Tenggara dan
hasilnya minus, tanah berbentuk tebing dan dipengaruhi oleh gelombang, pasang
surut, arus, sungai, hujan. Sedangkan sedimentasi diduga karena pertumbuhan kelapa
sawit menyebabakan tingginya run up menyebabkan adanya sedimentasi dan
berdampak negatif terhadap perairan yaitu kekeruhan sehingga menghambat
pertumbuhan ekosistem perairan. Akan tetapi pengukuran budget sedimen di Perairan
Sungai Dua Laut dan prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
menghasilkan sedimentasi hal ini diduga karena sedimentasi lebih dominan daripada
abrasi.