Anda di halaman 1dari 8

BAB 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Oseanografi


A. Pasang Surut
Dari hasil analisis pasang surut di perairan Desa Sungai Dua Laut diketahui
bahwa tipe pasang surutnya adalah pasang surut condong ke harian tunggal. Dalam
satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi tinggi dan
periodenya berbeda. Pasut jenis ini terdapat di perairan Indonesia bagian Timur.

B. Arus
Pada saat air pasang arus datang dari arah selatan menuju ke utara. Sedangkan
pada saat kondisi surut arus datang dari utara menuju ke selatan. Hasil Pengukuran
arah dan kecepatan arus dilapangan dilakukan pada satu stasiun yaitu di daerah
jembatan, hal ini di lakukan untuk mengetahui bagaimana arah dan kecepatan arus di
dekat pantai, dikemukakan oleh Rahim (1998), bahwa arus merupakan penyebab
timbulnya sirkulasi air baik dalam bentuk penyebaran (diffusion) maupun arus
vertikal, sehingga terjadi proses percampuran partikel-partikel dalam air, dengan
adanya arus laut serta proses difusi, maka faktor pencemar dapat menyebar secara
horizontal seiring dengan perjalanan waktu. Proses masuknya bahan pencemar ke
dalam perairan laut dan kemudian dialirkan melalui tingkat-tingkat tropik yang
terdapat pada lingkungan tersebut dipicu melalui adukan/turbulensi oleh arus laut
tersebut.

4.2. Ukuran dan Sebaran Butir Sedimen


Persentase (%)
St X Y D50 Bentuk Tekstur
Gravel Sand Mud
Pasir sedikit
1 3.69769 115.76 551.8 Pasir 0,3 99,7 0
kerikilan
Pasir Pasir sedikit
2 3.70861 115.761 149.8 0,8 97,7 1,4
Halus kerikilan
Pasir Pasir sedikit
3 3.69911 115.756 160.8 0,3 99,2 0,5
Halus kerikilan
Pasir
4 3.69719 115.753 179.1 Pasir berkerikil 6,9 93,1 0,1
Halus
Pasir Pasir sedikit
5 3.69775 115.762 164.4 1,7 92,7 5,5
Halus kerikilan
Pasir Pasir sedikit
6 3.69461 115.76 159 3,7 94,8 1,5
Halus kerikilan
Pasir
7 3.6935 115.766 171.3 Pasir berkerikil 9,1 88,9 2
Halus
Pasir
8 3.68952 115.771 169.6 Pasir berkerikil 13,4 86,2 0,4
Halus
9 363773 9592066 274.6 Pasir Pasir berkerikil 17,1 82,6 0,3
Pasir Pasir sedikit
10 363814 9592039 165.7 4,6 95 0,4
Halus kerikilan

Ukuran butiran ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran kasar)


dan ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus). Klasifikasi butiran dilakukan
berdasarkan nilai diameter referensi (D50) dari material dasar. Berdasarkan nilai
(D50) dengan rentang nilai antara 115 – 415 dari 10 stasiun. Stasiun yang memiliki
tekstur pasir sedikit kerikil (Slightly Gravelly Sand) terdapat pada stasiun 1, 2, 3, 5, 6,
dan 10. Sedangkan pada stasiun 4, 7, 8 dan 9 memiliki tekstur Pasir berkerikil
(Gravelly Sand). Maka dapat disimpulkan tekstur sedimen di perairan Sungai Dua
Laut didominasi sedimen dasar pasir sedikit kerikil (Slightly Gravelly Sand).
Jenis sedimen yang dominan di Perairan Sungai Dua Laut berupa pasir (sand),
dengan persentase 93.65%. Sedangkan sedimen dasar sisanya adalah berupa kerikil
dengan persentase 5.1 % dan lumpur dengan persentase 1.24 %. Peta sebaran
sedimen disajikan pada (Gambar 4.9).

4.3. Transpor Sedimen


Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen yang disebabkan oleh
gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Triatmodjo 1999). Transport sedimen
pantai dapat diklasifikasikan menjadi transport menyusur pantai (longsore transport)
dan transpor tegak lurus pantai (onshore-offshore transport).
Perbedaan kecepatan arus berpengaruh terhadap transpor sedimen, dimana
semakin besar arus yang terbentuk maka transpor sedimennya juga besar, baik berupa
bed load (sedimen dasar) maupun suspended load (sedimen tersuspensi) selain faktor
lain seperti karakteristik butir sedimen dan kemiringan pantai.
Dari hasil perhitungan volume transport sedimen, terdapat volume transpor
sedimen sejajar pantai yang paling tinggi terdapat pada stasiun 2B dengan laju
transpor mencapai 113,75 cm3/jam dengan arah sedimen menuju ke Barat sedangkan
volume transpor terendah terdapat pada stasiun 4B yaitu sekitar 1,21 cm3/jam dengan
arah sedimen menuju ke Barat Laut.
Sedangkan nilai Q total atau resultan tertinggi terjadi pada stasiun 4C dengan
nilai resultan mencapai 2,50 kemudian nilai resultan terendahnya terdapat pada
stasiun 4A yaitu mencapai 0,08.
Transpor sedimen menyusur pantai banyak menyebabkan permasalahan pada
daerah pantai, sehingga pemahaman akan hal tersebut sangat penting diketahui dan
kemungkinan permaslahan dalam dampak pemanfaatan pantai dapat diketahui dan
dapat mengurangi dampaknya bagi pantai itu sendiri.

Gambar 4.3.1. Arah Transpor Sedimen dan Budget Sedimen Perairan Sungai Dua
Laut

Tabel 4.3.1. volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut


Jam Lama Pemasangan
ST Volume Sedimen Waktu
(t)
Pemasangan Pengambilan Jam Menit Timur Barat Selatan Utara Atas
1A 17:40 7:25 62 15 635 595 635 605 185 62.15
2A 17:57 8:37 62 10 170 200 220 270 40 62.1
2B 18:00 6:40 62 40 625 630 690 535 250 62.4
3A 17:36 7:00 62 36 600 550 510 535 160 62.36
3B 18:07 7:00 62 7 155 150 185 250 25 62.07
4A 17:20 7:50 62 30 8.4 8.2 1.4 6.4 6.4 62.3
4B 17:40 7:50 62 10 2.4 9.6 5.2 8 4 62.1
4C 17:53 6:50 62 3 360 515 445 440 90 62.03
5A 18:45 9:16 62 29 415 370 240 245 160 62.29
5B 19:20 7:25 61 5 580 520 325 345 240 61.05

Volume transport Volume transport Arah Angkutan Angkutan


Sedimen Sedimen angkutan Resultan total sedimen total sedimen
Sejajar Pantai (Qx) Tegak Lurus (Qy) sedimen (α) (Q/bln) (Q/Thn)
0.64 -0.48 -36.86 0.80 24.93 293.64
-0.48 0.80 -59.03 0.93 29.10 342.72
-0.08 -2.48 88.15 2.48 77.04 907.12
0.80 0.40 26.56 0.89 27.78 327.19
0.08 1.04 85.60 1.05 32.55 383.35
0.003 0.08 87.70 0.08 2.48 29.31
-0.11 0.04 -21.25 0.12 3.85 45.40
-2.49 -0.08 1.84 2.50 77.50 912.53
0.72 0.08 6.34 0.72 22.53 265.30
0.98 0.32 18.43 1.03 32.11 378.12

Keterangan:
Nilai (-) pada transpor sedimen menunjukan bergerak ke arah Barat sedangkan
nilai (+) bergerak ke arah Timur.
Berdasarkan bentuk pantai dan arah gelombang yang terbentuk pada lokasi
studi menunjukkan bahwa arah arus dan transpor sedimen akan bergerak sesuai arah
dan sudut gelombang pecah yang terbentuk sebagai pembangkit. Untuk arah
pembangkitan gelombang dari barat menyebabkan arus dan transpor sedimen
bergerak ke arah timur, sedangkan arah utara, timur laut dan timur menyebabkan arus
dan transpor sedimen bergerak ke arah barat.
Analisi arus menunjukkan bahwa arus yang dominan yang memiliki kecepatan
untuk metransport sedimen yaitu arus dari timur, sedangkan pada besar volume
transport sedimen junga dari timur.
Hasil analisis ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan daerah pantai yang
mengalami erosi (abrasi) atau akresi (sedimentasi). Konsep keseimbangan profil
pantai menjadi perhatian jika gaya-gaya di alam yang mempengaruhi keseimbangan
pantai berubah berdasarkan variasi pasut, gelombang, arus dan angin. Keseimbangan
profil tersebut merupakan salah satu konsep yang sangat bermanfaat dalam
menyajikan suatu kerangka kerja dalam studi mengenai ketidakseimbangan dan
selanjutnya angkutan sedimen tegak-lurus maupun sejajar pantai pantai. Selain itu,
dapat dimanfaatkan dalam suatu desain studi yang didasarkan pada profil
keseimbangan.
Pengukuran volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
menggunakan sedimen trap dilakukan di 10 stasiun dalam jangka waktu pemasangan
alat sedimen trap selama 3 hari menghasilkan Qx (sejajar pantai), Qy (tegak lurus),
arah dan Qtotal perhari, perbulan dan pertahun (Tabel 4.3.1 ). Jumlah dari Qx (sejajar
pantai) adalah 0,056, Qy (tegak lurus) adalah -0,260, dan Qtotal perhari adalah
10,643, perbulan adalah 329,93 dan pertahun adalah 3.884,73
Pengukuran prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut,
menunjukkan volume arah timur terjadi abrasi (minus) dan arah barat terjadi
sedimentasi. Dari pengukuran budget menghasilkan terjadinya sedimentasi lebih
dominan dari pada abrasi.
Dari hasil pengukuran volume transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
dan prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut dapat di simpulkan bahwa
mengalami abrasi dan sedimentasi. Abrasi diduga karena Perairan tersebut
berseberangan dengan Laut Jawa sehingga arahnya dominan Timur, Tenggara dan
hasilnya minus, tanah berbentuk tebing dan dipengaruhi oleh gelombang, pasang
surut, arus, sungai, hujan. Sedangkan sedimentasi diduga karena pertumbuhan kelapa
sawit menyebabakan tingginya run up menyebabkan adanya sedimentasi dan
berdampak negatif terhadap perairan yaitu kekeruhan sehingga menghambat
pertumbuhan ekosistem perairan. Akan tetapi pengukuran budget sedimen di Perairan
Sungai Dua Laut dan prediksi transpor sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
menghasilkan sedimentasi hal ini diduga karena sedimentasi lebih dominan daripada
abrasi.

Prediksi Sedimen dan Budget Sedimen selama 10 tahun

Arah Budget Ket Tahun Bulan


S 35465.97521 Sedimentasi 2009 11
T -354.9711625 Abrasi 2009 12
S -23512.01714 Sedimentasi 2010 1
T -148.3496242 Abrasi 2010 2
T -148.3496242 Abrasi 2010 3
BD 9089.163112 Sedimentasi 2010 4
BD 40846.62662 Sedimentasi 2010 5
S 23512.01714 Sedimentasi 2010 6
S 23512.01714 Sedimentasi 2010 7
S 84762.85593 Sedimentasi 2010 8
S 66117.49996 Sedimentasi 2010 9
S 84762.85593 Sedimentasi 2010 10
BD 25568.27582 Sedimentasi 2010 11
TG -47228.8289 Abrasi 2010 12
S 84762.85593 Sedimentasi 2011 1
BD 19208.9899 Sedimentasi 2011 2
S 105601.5867 Sedimentasi 2011 3
BD 32782.30134 Sedimentasi 2011 4
TG -13014.0155 Abrasi 2011 5
TG -38769.24537 Abrasi 2011 6
S 128626.2819 Sedimentasi 2011 7
S 350999.4948 Sedimentasi 2011 8
S 153833.4835 Sedimentasi 2011 9
TG -66562.70653 Abrasi 2011 10
S 242554.7364 Sedimentasi 2011 11
BD 93898.22988 Sedimentasi 2011 12
BD 32782.30134 Sedimentasi 2012 1
BD 19208.9899 Sedimentasi 2012 2
TG -56783.95661 Abrasi 2012 3
S 176899.956 Sedimentasi 2012 4
S 242554.7364 Sedimentasi 2012 5
S 150148.7249 Sedimentasi 2012 6
S 125535.0736 Sedimentasi 2012 7
T -5202.228988 Abrasi 2012 8
TG -43350.13197 Abrasi 2012 9
T -5671.689116 Abrasi 2012 10
BD 63083.36004 Sedimentasi 2012 11
BD 65042.84064 Sedimentasi 2012 12
BD 108932.103 Sedimentasi 2013 1
S 147375.2107 Sedimentasi 2013 2
TG -56783.95661 Abrasi 2013 3
S 176899.956 Sedimentasi 2013 4
S 242554.7364 Sedimentasi 2013 5
S 150148.7249 Sedimentasi 2013 6
S 125535.0736 Sedimentasi 2013 7
T -5202.228988 Abrasi 2013 8
TG -43350.13197 Abrasi 2013 9
T -5671.689116 Abrasi 2013 10
BD 63083.36004 Sedimentasi 2013 11
BD 65042.84064 Sedimentasi 2013 12
S 236834.7366 Sedimentasi 2014 1
T -98.29915025 Abrasi 2014 2
T -1982.655043 Abrasi 2014 3
TG 105625.1384 Sedimentasi 2014 4
T -644.886822 Abrasi 2014 5
TG -41423.79515 Abrasi 2014 6
S 127865.4309 Sedimentasi 2014 7
T -6599.519309 Abrasi 2014 8
S 236834.7366 Sedimentasi 2014 9
S 147375.2107 Sedimentasi 2014 10
S 125535.0736 Sedimentasi 2014 11
BD 232875.3391 Sedimentasi 2014 12
BD 20992.11792 Sedimentasi 2015 1
S 13865.5164 Sedimentasi 2015 2
BD 20992.11792 Sedimentasi 2015 3
BD 9933.00861 Sedimentasi 2015 4
S 35465.97521 Sedimentasi 2015 5
S 32699.36659 Sedimentasi 2015 6
S 35465.97521 Sedimentasi 2015 7
BD 14984.90358 Sedimentasi 2015 8
TG -16733.91917 Abrasi 2015 9
TG -13367.51221 Abrasi 2015 10
S 32699.36659 Sedimentasi 2015 11
BD 12334.26443 Sedimentasi 2015 12
TG -9541.857883 Abrasi 2016 1
BD 17178.96901 Sedimentasi 2016 2
BD 20992.11792 Sedimentasi 2016 3
BD 9933.00861 Sedimentasi 2016 4
S 35465.97521 Sedimentasi 2016 5
S 32699.36659 Sedimentasi 2016 6
S 35465.97521 Sedimentasi 2016 7
S 48476.3674 Sedimentasi 2016 8
BD 17279.06733 Sedimentasi 2016 9
S 66117.49996 Sedimentasi 2016 10
BD 22999.54659 Sedimentasi 2016 11
BD 27941.58698 Sedimentasi 2016 12
S 64519.23751 Sedimentasi 2017 1
S 391554.8613 Sedimentasi 2017 2
BD 27941.58698 Sedimentasi 2017 3
S 32699.36659 Sedimentasi 2017 4
BD 17178.96901 Sedimentasi 2017 5
TG 15597.05082 Sedimentasi 2017 6
S 375611.9931 Sedimentasi 2017 7
S 63326.76567 Sedimentasi 2017 8
S 35250.89 Sedimentasi 2017 9
BD 27941.58698 Sedimentasi 2017 10
BD 20992.11792 Sedimentasi 2017 11
S 48476.3674 Sedimentasi 2017 12
BD 44637.74241 Sedimentasi 2018 1
BD 17279.06733 Sedimentasi 2018 2
BD 17279.06733 Sedimentasi 2018 3
S 48476.3674 Sedimentasi 2018 4
S 32699.36659 Sedimentasi 2018 5
BD 24065.49352 Sedimentasi 2018 6
TG -15597.05082 Abrasi 2018 7
S 84762.85593 Sedimentasi 2018 8
S 127865.4309 Sedimentasi 2018 9
S 63326.76567 Sedimentasi 2018 10
T -1107.212653 Abrasi 2018 11
S 82716.67748 Sedimentasi 2018 12
S 49678.36946 Sedimentasi 2019 1
S 32699.36659 Sedimentasi 2019 2
S 49377.65188 Sedimentasi 2019 3
S 35465.97521 Sedimentasi 2019 4
S 49377.65188 Sedimentasi 2019 5
S 66117.49996 Sedimentasi 2019 6
S 65718.48476 Sedimentasi 2019 7
S 64519.23751 Sedimentasi 2019 8
S 65718.48476 Sedimentasi 2019 9
TG -21849.73822 Abrasi 2019 10

Dari hasil perhitungan prediksi sedimen dapat di simpulkan bahwa di Perairan


Sungai Dua Laut hingga Tanjung Kandang Haur mengalami abrasi dan sedimentasi.
Abrasi diduga karena Perairan tersebut berseberangan dengan Laut Jawa sehingga
arahnya dominan Timur, Tenggara dan hasilnya minus, tanah berbentuk tebing dan
dipengaruhi oleh gelombang, pasang surut, arus, sungai, hujan. Sedangkan
sedimentasi diduga karena pertumbuhan kelapa sawit menyebabakan tingginya run
up menyebabkan adanya sedimentasi dan berdampak negatif terhadap perairan yaitu
kekeruhan sehingga menghambat pertumbuhan ekosistem perairan.

Anda mungkin juga menyukai